“Mario?” Bintang baru saja tiba di lobi apartemen, dan dikejutkan Mario yang ada di area lobi. Wanita itu sama sekali tidak menyangka pria itu datang ke apartemennya. Pasalnya, Mario tak bilang apa pun padanya.
Mario tersenyum sambil menunjukkan dua kantong plastik di tangannya. “Aku mampir ke apartemenmu, ingin mengajakmu dan Bima makan bersama. Tadi, aku membeli steak di restoran.”
“Astaga, Mario, kenapa harus repot-repot? Aku nggak ingin nyusahin kamu,” ujar Bintang merasa tak enak pada Mario.
“Sama sekali nggak nyusahin. Aku baru saja pulang dari meeting, dan ingin makan malam bersama kamu dan Bima. Kamu nggak keberatan, kan, Bintang?” tanya Mario hangat.
Bintang tersenyum lembut. “Tentu saja aku nggak keberatan. Terima kasih sudah membawakan makanan untukku dan Bima.”
“Sama-sama, ayo kita makan. Aku sudah lapar, dan aku yakin Bima juga sudah lapar,” ajak Mario, dan direspon anggukkan di kepala Bintang.
Saat Bintang tiba di apartemen, dia disambut oleh pelukan Bima. Tidak ha