Chapter: 25. Membuka Mata Dan Pikirannya“Mas, ini aku Safina.”Safina memberikan pesan kepada Randy. Ia berharap Randy membaca pesan dan menghubunginya kembali. Sembari menunggu kabar dari Randy, Safina duduk santai di teras rumah. Selama sudah menikah dengan Angga, Safina tidak pernah santai seperti itu.Lagi asyik memandangi suasana depan rumah, mobil Pejero putih berhenti di depan rumah Safina.“Dia datang lagi,” sahut Safina dengan kesal.Pengawal turun dari mobil dan tidak melihat Merliam, Safina merasa sedikit lebih tenang.“Mana, Ibu? Untuk apa pengawal ke sini?” tanya Safina.Pengawal yang tidak punya ekspresi langsung mengungkapkan maksud kedatangannya.“Nyonya, aku diperintahkan Nyonya besar untuk menagih utang anda,” ucap Pria pengawal itu.Safina pun membalasnya dengan paras yang datar dan tidak mempersilahkan pria itu duduk.“Sebenarnya aku tidak pernah merasa ada utang. Tapi, ya sudahlah! Tunggu, sebentar!” tutur Safina.Safina masuk ke dalam rumah meraih tas di dalamnya ada sisa uang yang diberikan oleh tetan
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: 24. Menanggung Kerugian“Lebih baik aku kumpul dulu uangku.”Dengan penuh keraguan, Safina memilih menyimpan uangnya, ketika sudah lumayan terkumpul baru ia bisa menyetor uang ke Merliam dan memperbaiki ponselnya.Ketika ingin beranjak untuk bekerja sebagai tukang cucu keliling, mobil Pajero putih berhenti di depan rumah Safina. Dua orang pengawal turun dari mobil dan berdiri di samping pintu mobil.“Siapa itu?!” tanya Safina, ketakutan.Seorang wanita turun dari mobil dengan gaya yang modis dan angkuh.“Ibu?!” ucap Safina.Jantung berdetak kencang, berdiri ketakutan, dan merenyeh bibirnya.‘Mau ngapain Ibu ke sini?’ tanya dalam hati.Merliam berdiri tepat di depan Safina. Tangan kanan membuka kaca mata dan tangan kiri memegang tas elegan.“Mau ke mana kamu?!” gertak Merliam, menaikkan alis sebelah kiri.“A—aku mau ....” jawab Safina terputus.Plak!Akhirnya pipi Safina merasakan lagi tamparan dari tangan wanita arogan. Baru saja Safina merasakan sedikit ketenangan, air matanya mengalir pelan.“Kamu sengaja,
Last Updated: 2025-05-03
Chapter: 23. Tuntutan Sang MertuaSebentar lagi malam. Safina merasakan hampa di rumah tersebut. Biasanya ia sudah menyiapkan makanan untuk makan malam. Kini, tidak ada lagi kesibukan Safina. Ia sudah bisa istirahat.“Aku bingung juga kalo nggak ada pekerjaan, tapi enak juga sih tidak ada mereka. Aku bisa istirahat,” kata Safina dengan senyum.Duduk di sofa sambil melihat di sekitar. Sepertinya, tidak ada tanda kehidupan di rumah itu. Safina ingin menghubungi Randy, tetapi ponselnya lagi rusak. Ia tidak sabar ingin menyampaikan kabar ke Randy.Perut pun bunyi keroncongan.“Lapar kali, yah. Yah, tapi gimana caranya mau masak?” Safina kebingungan.Dua ruangan kosong, berukuran kecil, dan tampak bersih. Sepertinya, Safina bisa meregangkan badannya di salah satu ruangan tersebut, walaupun tanpa alas kaki.“Aku istirahat aja di sini,” ucap Safina.Ia mengambil selimut dijadikan alas tidur dan beberapa lembar pakaian dijadikan bantal kepala.“Perutku, yuk kita bersahabat!” kata Safina sambil mengelus perutnya.Safina sebaik
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: 22. Rumah KosongJika kita berniat dan berusaha berbuat baik, walaupun dalam keadaan sengsara, Tuhan akan memberikan rezeki, baik berupa materi, perhatian, dan kasih sayang dari seseorang.Nasihat tersebut sering diingatkan oleh Ayahnya dan Safina merasakan hal itu.‘Benar yang dikatakan Ayah, ternyata masih ada yang sayang sama aku,’ ucapnya dalam hati.Air mata yang sempat membasahi luka di parasnya, akhirnya berhenti. Ia merasa semangatnya bangkit lagi.“Maaf, Randy! Aku tidak memberikanmu kabar, bahwa aku tidak tinggal di sana lagi. Ponselku sedang tidak bersahabat,” kata Safina, menatap ponselnya yang lagi rusak.Rumah kosong yang akan ditinggali Safina cukup jauh dari rumah mertuanya. Sehingga, ia yakin tidak merasakan lagi kekerasan dari keluarga arogan itu. Kurang lebih satu setengah jam di perjalanan, Safina sampai di rumah kosong itu. ‘Jauh sekali rumah ini. Benar-benar aku akan sulit bertemu dengan Randy,’ Safina resah dan takut jauh dari orang yang menyayanginya.“Ayo, turun Nyonya!” seru
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: 21. Jangan Usir Aku!“Sebenarnya tidak masalah aku harus keluar dari rumah ini.” Safina tidak sedih kalau memang harus meninggalkan rumah mertuanya, hanya saja ia memikirkan tugasnya sebagai istri. ‘Apa bisa saya keluar tanpa perintah suami? Tapi, kan, Angga tidak pernah pedulikanku,’ tanya Safina dalam hati. Sandra masuk di kamar Safina tanpa permisi. Sekali lagi Sandra menyindir Safina. Ia menginginkan segera keluar dari rumah. Entah apa yang ada dipikirannya, bahagia ketika Safina tidak di rumah. Padahal, siapa yang mau mengurus mereka kalau Safina tidak di rumah itu? “Sudah beres barang kamu, Mbak?” tanya Sandra dengan angkuhnya, melipat kedua tangan di atas dadanya. Safina hanya membereskan kamarnya. “Kamu kenapa sih, Sandra? Apa salah aku, sampai menyuruhku keluar dari rumah ini?” tanya Safina. Sandra berjalan, mengerutkan alisnya, “karena aku tidak ingin kamu menjadi istri suamiku, yah walaupun hanya sebatas buku nikah.” Safina menatap Sandra dan mencoba meluruskan kesalahpahaman istri kedu
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: 20. Keluar Dari Rumah“Serendah-rendahnya aku di hadapanmu, aku tetap menjaga etika.”Baru saja Safina merasa tenang tidak ada gangguan dari orang yang sangat merendahkannya, ternyata ia memang tidak bisa lepas dari penyiksaan.“Saya permisi, Bu!” pinta Safina.Safina sebaiknya mengerjakan sesuatu, daripada berdebat dengan Sandra, yang ada ia tetap disalahkan. Sandra mengikuti arah Safina dari belakang, ia menyerangnya dengan sikap kasar. Ternyata, Sandra merasa dipermalukan oleh Safina.“Dasar sok suci, kamu!” murka Sandra, menarik hijab Safina.Safina kaget dan marah. Ia tidak tahu di mana letak kesalahannya.“Kamu kenapa?” tanya Safina.Sandra marah besar dan ia menyuruh Safina keluar dari rumah, bahkan memintanya cerai dari suami mereka. Sebenarnya, keluar dari rumah bisa membuat Safina terlepas dari kekejaman. “Saya minta kamu keluar dari rumah ini!” perintah Sandra.Mata melotot dan menggelengkan kepala. Safina kaget mendengarkan perintah Sandra. Tidak sangka, sesombong itu, ia bisa mengusir Safina
Last Updated: 2025-04-30