author-banner
Mufid Pandri
Author

Novels by Mufid Pandri

Dijual Ayah, Dipinang Takdir

Dijual Ayah, Dipinang Takdir

Nadira, gadis berusia 23 tahun. Hidupnya hancur seketika, saat bapaknya terlilit hutang dengan rentenir tua bangka yang ingin menjadikannya istri. Tidak ingin terikat pernikahan tanpa cinta, Nadira melarikan diri di malam sebelum hari pernikahannya. Pertemuan tidak terduga dengan teman lamanya membuka babak baru perjalan hidup Nadira. Apakah Nadira bisa benar-benar bebas dan menata hidupnya kembali?
Read
Chapter: Bab 10
Aroma lembut dari bunga segar yang ada di dalam kamar hotel tercium, ketika Vino membuka pintu. Dia menaruh jas di kursi, melepas dasi yang sejak pagi terpasang di lehernya. Lalu menjatuhkan diri ke sofa panjang di dekat jendela, menyandarkan tubuh sambil memejamkan mata. Dari ketinggian, kamar hotel di lantai dua belas. Lampu jalanan terlihat temaran menggambarkan ketenangan. Tetapi, tidak pada pikiran Malvino Saputra. Seorang CEO di perusahaan besar, Putra Corporation. Hari ini terlalu melelahkan, rapat di pabrik yang penuh tekanan. Kepalanya di penuhi oleh tumpukan laporan yang harus dia bereskan. Dan kini, di tengah kemewahan kamar hotel yang sepi, dia ingin menenangkan pikiran. Tiba-tiba ponselnya bergetar di atas meja. Ditatapnya sejenak, terlihat tulisan "Ibu" di layar ponselnya. Dia menghela napas, lalu mengangkat panggilan itu. "Iya, Bu." Suaranya berat, tetapi terdengar tenang. "Vino, kamu di mana sekarang?" "Masih di hotel, Bu. Aku baru pulang dari pabrik. Ada
Last Updated: 2025-10-10
Chapter: Bab 9
Pagi itu terasa berbeda bagi Nadira. Wajah yang biasanya cemas, kini seperti disinari oleh secercah harapan. Sebelum berangkat dia tidak lupa berpamitan pada nenek. "Nek, terima kasih ya sudah mau menampungku di sini...""Aku tidak akan melupakan kebaikan nenek," lanjutnya.Nenek mengelus lembut pundak Nadira."Iya, sama-sama, Nak. Kamu kerja yang rajin, ya... Kapan-kapan main ke sini lagi."Nadira mengangguk dan tidak lupa menyalami nenek.Dia berjalan dengan langkah ringan menuju pabrik. Meski tubuhnya terlihat lebih kurus karena kurang makan dan kelelahan selama beberapa hari terakhir, langkah tetap penuh semangat.Mulutnya terdengar mendendangkan sebuah lagu sambil berjalan, menandakan bahwa dia kini benar-benar merasa bahagia karena telah mendapatkan pekerjaan sekaligus tempat tinggal."Semangat, Dira. Masa depanmu di mulai hari ini," dia menyemangati dirinya sendiri.****Sesampainya di pabrik, salah satu karyawan menyerahkan seragam dan papan tanda pengenal padanya.Dia berge
Last Updated: 2025-10-06
Chapter: Bab 8
Pagi itu, pasar tradisional sangat ramai, tidak seperti biasanya. Suara pedagang yang saling bersahutan, aroma ikan asin yang bercampur wangi rempah-rempah, dan langkah-langkah kaki pembeli memadati lorong-lorong sempit.Di tengah keramaian itu, dua orang pria memakai topi dan kacamata hitam berjalan pelan sambil membawa sebuah foto di tangan mereka.Mereka adalah anak buah Brama. Tatapan mereka tajam, meneluauri setiap sudut pasar,, seolah sedang berburu mangsa."Apa ada terlihat gelagat Nadira di sini?" tanya salah satu dari mereka, bernama Tono."Aku tidak melihatnya. Coba tanyakan saja pada orang-orang yang ada di sekitar sini." Jawab temannya, Budi.Tono berjalan sambil merapikan topinya, mendekati ibu penjual sayuran. "Bu, pernah lihat gadis ini? Tingginya segini, rambutnya panjang." Sambil menyodorkan foto Nadira.Ibu itu melihat sekilas dan menggeleng. "Tidak tahu."Budi juga menyusuri arah yang berbeda, menanyakan hal yang sama. "Apa pernah melihat gadis yang dia sebutkan tin
Last Updated: 2025-10-05
Chapter: Bab 7
Pagi itu, Nadira melangkah dengan tekad yang lebih kuat dan semangat yang menggebu. Walau perutnya hanya di isi dengan gorengan dan teh hangat yang di berikan nenek saat di warung tadi, dia tahu bahwa dia harus kuat. Dengan semangat, dia melangkahkan kaki memasuki warung satu per satu untuk menanyakan pekerjaan.Namun, sampai matahari naik di atas kepala, tidak satupun warung yang mau menerimanya bekerja. Tapi dia tidak menyerah. Kini, dia memasuki warung nasi Padang, menyapa seorang ibu yang sedang menyiapkan pesanan pelanggannya. "Permisi, Bu... Apa di sini butuh pekerja tambahan?" tanyanya sopan. Ibu itu menatap sekilas, lalu menggeleng cepat. "Tidak, sudah ada yang membatu. Cari saja di tempat lain." Nadira menunduk dan berterima kasih. Kakinya kembali melangkah, dengan tubuh yang mulai lelah karena telah berjalan sangat jauh. Saat melewati bangunan besar, matanya menangkap sebuah papan bertuliskan: "Dibutuhkan Karyawan Pabrik Wanita Berusia 18-30 tahun." Dia memberanikan
Last Updated: 2025-10-05
Chapter: Bab 6
Di rumah megah berhalaman luas, pagi itu terasa mencekam. Ruang tamu yang terlihat sejuk dari luar, namun hawa di dalamnya terasa panas karena amarah yang menggelegar.Brama duduk di kursi empuk berlapis kulit. Sebatang rokok menyala di jarinya, asapnya mengepul pekat di udara. Wajahnya tegang, matanya menyipit seperti mata harimau yang siap menerkam mangsanya.Di hadapannya sudah berdiri seorang anak buah yang bertubuh tinggi dan kurus, menunduk dengan perasaan takut. Kaki dan tangannya gemetar saat menyampaikan laporannya."Bos... gadis itu... sepertinya dia kabur tadi malam..."Kedua alis Brama mengerut."Kabur?" Suaranya berat, namun dingin. "I... iya, Bos. Kami sudah mencari di sekitar rumah dan di sekeliling kampung. Tetangganya dan para penduduk pun tidak melihatnya."Brama menghantam meja di depannyadengan tinju."Brakk!" Hantaman keras itu membuat vas bunga di atas meja terguling hampir jatuh."Berani anak itu kabur dari ku? Dia kira dia bisa sembunyi dari ku?" teriak Brama,
Last Updated: 2025-10-04
Chapter: Bab 5
Nadira melangkah naik ke dalam bus. Kursi keras yang sudah usang itu berdecit saat dia menyandarkan tubuhnya. Perlahan, bus mulai berjalan. Dari kaca jendela yang buram, Nadira menatap jalanan yang mulai menjauh dari kampungnya.Bayangan Bapak yang mabuk dan wajah Brama berkelebat di benaknya. Dia memeluk erat tas lusuh sambil menahan Isak tangis agar tidak terdengar penumpang lain.Sepanjang perjalanan, dia melihat ke luar jendela dengan tatapan kosong. Tanpa sadar, dia tertidur.Cahaya matahari pagi menerobos kaca jendela, menyinari wajah Nadira yang tertidur bersandar di jendela. Wajahnya tampak polos dan pucat.Matanya mengerjap, merasakan kehangatan di wajahnya. Dilihatnya bus sudah memasuki wilayah kota. Membawanya melewati jalan raya besar, gedung-gedung tinggi menjulang, serta papan reklame besar dengan warna-warni mencolok. Nadira menarik napas dalam."Tempat yang akan memberi harapan sekaligus misteri," pikirnya. Entah apa yang akan dia hadapi setelah ini.Bus akhirnya sampa
Last Updated: 2025-10-04
You may also like
Love Sugar Daddy
Love Sugar Daddy
Romansa · KarRa
471.6K views
Bercinta Denganmu
Bercinta Denganmu
Romansa · Chida
465.3K views
Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik
Jerat CEO: Jodoh Salah Tarik
Romansa · Nychinta
449.0K views
Mantan Suamiku Seorang Tentara
Mantan Suamiku Seorang Tentara
Romansa · Queen Moon
447.5K views
Tante, mau kan jadi Mamaku?
Tante, mau kan jadi Mamaku?
Romansa · Amih Lilis
446.0K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status