Terbangun di Ranjang Presdir Duda

Terbangun di Ranjang Presdir Duda

last updateHuling Na-update : 2024-04-25
By:  Naraya MahikaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
5 Mga Ratings. 5 Rebyu
87Mga Kabanata
5.1Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Sakit hati karena dikhianati membawa Jenar bertemu dengan pria asing lalu menghabiskan one night stand bersamanya. Sebuah kesepakatan terjalin, mereka akan melupakan hal itu dan tidak akan bertemu kembali. Sayangnya, semua berubah ketika Jenar dipaksa menggantikan rekannya dan terjebak di situasi yang tidak menguntungkan bersama presdir yang terlihat angkuh sekaligus mesum di Lawana Corporation. - Menyadari bahwa Jenar berusaha menghindarinya, Mada justru menjadikan perempuan itu sebagai sekretaris pribadi dan berlanjut pada hubungan terlarang diantara keduanya tanpa peduli usia mereka yang terpaut sepuluh tahun. - Dari segala keburukan dan kegagalan percintaan yang Jenar alami, apakah Mada mengambil bagian di dalamnya dan apa yang sesungguhnya Mada sembunyikan dari Jenar?

view more

Kabanata 1

Menggoda Tuan Penggoda

“Puluhan juta yang keluar untuk biaya pernikahan, tidak sebanding dengan rasa sakit yang aku terima.”

Rencana pernikahannya kandas dan menjadi berantakan begitu saja. Harapannya untuk memakai gaun pengantin lagi-lagi tertunda.

Harusnya, saat ini Jenar mengambil cuti bekerja untuk menikah dan berbulan madu yang manis, bukan menghabiskan malam dengan menangis sambil mabuk di klub dan bertanya-tanya sendiri.

Apakah dia kurang menggoda? Apakah dia terlihat tidak menarik? Apa dirinya terlihat seperti karung semen?

Selama beberapa hari kebelakang, Jenar menggoda beberapa pria di klub namun tak ada satupun yang tertarik kepada dirinya.

Sampai kali ini, disela-sela tegukan dan tuangan alkohol ke dalam tenggorokannya, Jenar memicingkan mata saat mendapati incaran terbarunya.

Itu dia, seorang lelaki yang duduk seorang diri dengan wajah yang terlihat lelah.

***

“Panggil aku Nona Penggoda," seloroh Jenar tiba-tiba dengan pipi merona merah alami sambil menyodorkan tangannya ke hadapan Mada setelah dia berjalan sempoyongan di atas sepatu berhak tingginya.

"Apa?" balas si pria kesepian dengan spontan.

Mada yang sedang mabuk menyipitkan mata saat menatap Jenar.

“Oh. Aku tidak memanggil wanita panggilan, jadi, pergilah,” lugas si lelaki lalu melempar pandang ke arah berlainan sambil meneguk kembali alkoholnya.

“Apa aku terlihat menarik?” 

Jenar menggoyangkan tubuhnya yang terlihat sintal, berlekuk padat ditambah dua bukit yang menyembul, mirip ayam kate.

“Tidak,” dusta Mada yang kepalanya sudah pening dan melihat tubuh Jenar, pikirannya mulai tidak beres.

Entah siapa yang harus disalahkan. Liukan Jenar atau justru alkohol.

“Apa kamu menyukai penampilanku?”

Mada membasahi bibir, menoleh dan meneguk kembali alkohol dari gelas yang berada di tangan, menikmati pancaran lampu klub yang remang-remang sebelum mendecak-decakan lidah.

"Jelas tidak. Jadi, berhenti menggodaku,” tegasnya hingga Jenar yang terhuyung mendadak berhenti dan tiba-tiba menampilkan raut menyedihkan.

"Aku tidak menggoda siapa-siapa," balas Jenar membela diri.

"Orang mabuk memang sulit dipegang ucapannya," seloroh si lelaki hingga Jenar yang mabuk berat lantas terbahak-bahak lalu mengempaskan diri di sofa yang di duduki oleh Mada.

“Kamu juga mabuk. Artinya, kamu berbohong. Kamu menyukaiku! Itu sudah pasti.”

“Mustahil.”

“Sekarang sudah menyukaiku?” tanya Jenar dengan berdeguk serta tubuh yang berayun-ayun.

"Kamu memang gila, menjauh dariku!"

Mada bergerak menjauh, tetapi Jenar terus saja menempel padanya.

Dia ingin berdiri lalu meminta untuk pindah sofa ketika Jenar justru menarik kencang celana yang dia kenakan hingga Mada kembali jatuh.

Shit!” berang Mada sejurus kemudian. Akan tetapi, ketika Jenar terus menjamahnya, Mada seolah tersihir dan justru menantikan selihai apa jemari itu saat menyentuhnya.

“Kenapa semua lelaki meninggalkan diriku, termasuk kamu?” tanya Jenar dengan mendayu-dayu.

“Kita tidak saling mengenal, jadi bukan masalah jika aku pergi darimu,” balas Mada tidak habis pikir.

“Oh,” balas Jenar dengan tiba-tiba duduk tegak sambil memuntir rambut dan menjulurkan jemari berhiaskan warna merah muda.

“Kalau begitu, Mari berkenalan. Aku Nona Penggoda.”

Mada melirik ke arah Jenar, menatap tampilannya yang terlihat sensual terlebih dengan pakaian yang dikenakan sebelum merasa bahwa tubuhnya gerah karena tensi yang tiba-tiba meningkat.

“Apa kamu benar-benar bukan wanita panggilan?” tanyanya menyelidik sebelum berdecih.

“Memang ada wanita panggilan yang cantik sepertiku?” seloroh Jenar sebelum tangannya merambat pada tubuh Mada, menyentuhnya lembut, berputar-putar pada area dada.

“Kamu pasti kesepian,” bujuk rayunya dengan membuka kancing teratas dari kemeja yang dikenakan oleh Mada.

Mereka bersitatap untuk beberapa saat saat Jenar dengan semangat menggerayangi Mada.

Jenar ingin laki-laki jatuh pada pesonanya, dia ingin membalaskan rasa sakit hati di dasar hati.

Dia mau diakui bahwa dirinya dapat menggoda lelaki dan seharusnya, lelaki tak semudah itu berpaling darinya.

“Tidak." Mada berdusta.

Nyatanya, dia kesepian dan kedatangannya ke sini memang ingin mencari wanita untuk menemaninya di atas ranjang.

Mada hendak menghangatkan gairahnya yang lama terpendam karena dia sudah lama tidak disentuh serta dimanjakan oleh gunungan hasrat.

Siapa sangka dirinya justru dihampiri oleh perempuan yang menyodorkan tubuhnya begitu saja padanya dan mampu membuat libidonya naik dengan pesat.

Jenar menangkup wajah Mada, membawanya mendekat ke arah bibir.

Ketika dia hendak mencium si lelaki, Jenar langsung menjauhkan kepalanya hingga Mada mengerang tanpa sadar.

“Namaku Nona Penggoda, mau berkenalan denganku?" tanyanya dengan berdeguk seraya melompat naik ke atas paha Mada lalu melingkarkan tangan dibelakang leher si lelaki.

Limpahan alkohol disekujur tubuh mereka berdua menjadi saksi betapa agresifnya Mada mencumbu Jenar, mengungkung perempuan itu di atas sofa sampai terengah-engah bukan kepalang.

***

“Kamu bilang, kamu bisa membuatku bertekuk lutut. Nyatanya, semalam, kamu yang merintih dan berlutut di depanku.”

Mada melipat kedua tangan di depan dada pada keesokan paginya, rambutnya masih meneteskan air.

Handuk melingkar rendah ditepian pinggang, menunjukan sedikit bulu kasar yang nampak keriting.

Pandangannya tertuju pada seorang perempuan yang baru keluar dari kamar mandi dengan berpakaian rapi dan jalannya sedikit mengangkang.

"Aku sangat menyukai posemu saat berlutut dengan mata sayu itu."

"Benarkah?" tanya Jenar sangsi dengan bibir yang terangkat pada salah satu sudut bibir.

"Sangat," balas Mada dengan menyeringai, merasakan kedut pada area yang seharusnya netral.

“Dan siapa namamu, Nona Penggoda?”

“Arabelle,” jawab Jenar penuh kesungguhan sehingga Mada bersiul pelan lalu melemparkan id card yang langsung ditangkap oleh si perempuan.

“Jenar Suksma Arawinda, karyawan baru di Lawana Corp."

Jenar berkilah lalu gelengkan kepala. "Bukan."

“Nona Penggoda ternyata memiliki banyak nama samaran,” sindirnya dengan memperhatikan Jenar yang mencoba untuk kabur lalu berupaya menghentikannya.

Dengan langkah lebar, Mada bergerak lalu mencekal pergelangan tangan Jenar sampai perempuan itu mengangkat pandang.

Jenar ingin berontak sebelum sudut matanya melihat benda gemerlap yang terasa dingin pada salah satu jemari Mada.

Cincin kawin.

“Apakah sakit?”

“A—apa?” tanyanya karena tubuhnya membeku, terperangah minta ampun.

Jenar mengangkat wajah, melupakan cincin yang membuat jantungnya bertalu-talu bertanya di mana istri si pria.

“Semalam, apakah sakit?” ulang Mada dengan perlahan mengendurkan cekalan tangannya dari Jenar dan bergerak mundur.

Saat Mada bergerak mundur, bayangan samar dibalik handuk putih itu tercetak jelas hingga Jenar meneguk ludah lalu mengatupkan bibirnya, bertanya-tanya apakah dia sempat ….

Ah, tidak mungkin. Itu besar sekali.

“Tidak,” kata Jenar kendati sampai detik ini tubuhnya linu. Entah berapa kali dia dibolak balik semalaman oleh Mada, dia tidak ingat karena mabuk.

“Artinya kamu memang wanita panggilan.”

“Hei! Dasar sok tahu,” balas Jenar dengan mata membola.

“Pergilah,” kata Mada dengan bergerak menjauh lalu mendekat ke salah satu meja.

Dia mengambil buah anggur yang ada di dalam mangkuk lalu mengunyahnya dengan gerak sensual hingga Jenar terus terbayang-bayang dibenak.

“Kamu tahu namaku,” cicit Jenar hingga Mada menganggukan kepala lalu jemarinya mengetuk tepian meja, kembali membiaskan warna cincin yang dikenakan.

“Jadi, siapa namamu?”

“Nona Penggoda, aku akan merasa tersakiti jika kamu tidak mengenalku.”

“Tap—”

“Bukankah seharusnya kamu tahu identitas pria yang digoda hmm?” pancing Mada dengan melemparkan sebuah anggur yang diterima oleh Jenar.

Dia mengarahkan Jenar pada pintu keluar, setibanya Jenar di ambang pintu utama tempat tinggal si pria, Mada kembali memanggilnya hingga Jenar menoleh.

Tatap Jenar tidak lagi tertuju kepada wajah si pria ataupun handuk yang menyembunyikan kedahsyatan dibaliknya, melainkan jemari yang menyugar rambut.

“Pastikan kamu mengenalku saat kita bertemu lagi,” pungkas Mada sebelum menutup pintu rapat-rapat, meninggalkan Jenar yang termangu.

Ini kacau, dia tidur dengan lelaki beristri.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

user avatar
Aditya Aditya
ini gak ada lanjutannya lagi?
2024-10-22 08:09:44
0
user avatar
Naraya Mahika
Halo, mohon maaf ada kesalahan di bab Berdansa Bersama Hantu. Harusnya belum waktunya terupload dan aku cuma mau ngesave tapi justru kepencet publish🥹
2024-03-24 00:24:33
1
user avatar
Naraya Mahika
Halo, bab 23 masih ditinjau ya dan masih nunggu biar di lolosin sama editor. Bab yang sekarang isinya masih terlalu sedikit soalnya🦭
2024-03-03 00:15:16
0
user avatar
Zoya Dmitrovka
Waduh, Jenar kasihan banget yah.... Bab 1 seru banget. Bikin nagih bacanya. Tapi serius, usaha Jenar di bab 1 keren. Dia tidak malu sama sekali. Hahahaha karena pengaruh alkohol yah :⁠'⁠(
2024-02-28 16:15:42
1
user avatar
Naraya Mahika
Halo, terima kasih sudah mampir dan melihat karyaku ini. Semoga suka dengan apa yang aku tulis, ya. Enjoy🦭 IG: @navvyda
2024-02-09 21:17:38
1
87 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status