Chapter: 60. JoggingSeperti rencana Damian sebelumnya, lelaki itu mengajak Lia jogging di taman kampus pada pagi harinya. Tepat pukul enam Damian sudah sampai di depan kontrakan. Satu hal yang membuat Lia terkejut adalah Damian membawa motor alih-alih mobil. Dua bulan bersama, baru kali ini ia melihat Damian mengendarai motor sport miliknya sendiri. Lelaki itu selalu membawa mobil ke mana-mana sebelumnya.Langit tampak cerah dan bersih dari awan. Lia yang sudah siap dengan baju olahraga warna abu-abu dan sepatu running warna putih—siapa lagi jika bukan Damian yang membelikan—keluar dari rumah. Rambutnya ia kucir kuda agar tidak menganggu saat lari nantinya."Motor baru?" tanya Lia kemudian. Damian menggeleng. "Kaga, udah lama.""Tumben banget tiba-tiba pakai motor? Mobil lo ke mana?""Di basement. Gue sering pakai motor ini, cuma nggak sama lo aja.""Terus sama siapa?" Lia tidak mengerti mengapa ia menanyakan hal itu.Damian menyeringai. "Kenapa emang? Gue nggak ada cewe selain lo."Lia memberi ekspresi
Last Updated: 2025-09-17
Chapter: 59. Rumah HaikalSetelah tadi pagi sampai di Jakarta, sore harinya Lia pergi ke rumah Haikal untuk mengantar oleh-oleh dari Jogja. Sudah lama Lia tidak main ke rumah sahabatnya. Sekalian saja suprise datang karena Lia belum kabar-kabar kalau ia sudah kembali ke Jakarta.Sampai rumah Haikal, Lia langsung mengetuk pintu dan mengucapkan salam. Seorang wanita dengan jilbab yang Lia kenal sebagai ibu sahabatnya itu keluar."Haikal-nya ada, Tante?" tanya Lia kemudian."Oh ternyata Lia yang dateng. Haikal-nya keluar sama Satria lima belas menit yang lalu. Sini masuk dulu. Lama banget kamu nggak ke rumah. Pas banget Tante lagi masak banyak makanan. Nanti malem abangnya Haikal mau dateng soalnya," kata Tante Lana.Ibu Haikal itu ramah dan baik sekali. Lia kadang suka berlama-lama bermain di rumahnya. Di sana pasti ia disuguhi banyak makanan.Haikal itu anak kedua dari lima bersaudara. Empat laki-laki dan satu perempuan. Hanya saja untuk kakak tertuanya berbeda ibu dengan Haikal. Haikal pernah bercerita jika ab
Last Updated: 2025-09-17
Chapter: 58. Kembali ke JakartaDua pekan melesat dengan cepat.Setelah hampir dua minggu berada di Jogja, Lia berniat menghabiskan sisa liburannya di Jakarta. Hari Minggu pagi Lia sudah berada di bandara untuk keberangkatan ke ibu kota. Biasanya ia naik bus yang memakan waktu sekitar 10 jam sendiri, tapi karena ada uang berlebih dari Damian, Lia pakai untuk kembali ke Jakarta menggunakan pesawat karena waktunya yang lebih cepat.Lia memeluk Aji dan Leo bergantian. Dua Sekawan itu mengantarnya sampai bandara."Rajin belajar kalian berdua. Besok udah UTS kan? Jangan banyak main game terus. Mulai mikir buat masa depan, mau ambil juruan apa, mau jadi apa," nasihat Lia pada kedua adiknya itu. "Tenang, Mba. Kita malah udah mikirin hal itu sejak SMP," ujar Leo. Lia seharusnya tahu, tanpa dibilang pun mereka berdua adalah anak-anak yang berorientasi pada masa depan. Mereka akan belajar tanpa disuruh belajar. "Sejak SD kali," timpal Aji."Oh, nggak. Aku sih dah mikir sejak masih zigot." Leo berkata tidak mau kalah.Lia ha
Last Updated: 2025-09-16
Chapter: 57. Dua SekawanLia menghampiri Aji yang sedang asyik bermain handphone di teras rumah. Adiknya itu sedang duduk-duduk di kursi rotan sembari memegang ponsel dan memakai earphone. Sepertinya bermain game. Sore-sore seperti ini asyiknya memang santai-santai di teras rumah. Apalagi jika di depan ada pisang goreng buatan Ibu. “Lagi ngapain?” tanya Lia kemudian. Aji menoleh ke arahnya sebentar, nyengir. Kemudian pemuda itu menunjukkan layar hapenya yang tentu saja berisi game. Aji lanjut fokus pada layar di depannya. Mana bisa diganggu jika sedang fokus. Lia akhirnya ikut duduk di samping Aji, mengecek ponselnya. Ia membuka I*******m, lalu melihat highlight dengan judul my boyfie di akunnya. Ada banyak story I*******m di sana. Dua puluh lebih. Isinya kegiatan Lia Bersama Damian selama dua bulan ini. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana isi akunnya setelah enam bulan ini. Pasti merepotkan sekali menghapus semua foto palsu itu jika kontrak mereka telah usai. “Mas Damian baik banget, ya, Mba?” tanya Aji
Last Updated: 2025-09-15
Chapter: 56. Nasihat IbuDikhawatirkan orang tua karena telat pulang adalah hal langka yang Lia rasakan.Pasalnya tidak ada yang mengkhawatirkan Lia saat berada di Jakarta sana. Mungkin hanya Haikal. Itu pun hanya beberapa kali dan lebih sering setelah ia berpacaran dengan Damian—Lia paham mengapa sahabatnya itu khawatir. Damian memang seperti lelaki berengsek terlepas benar atau tidaknya rumor yang ada."Mba Lia."“Mba?”Dehaman kencang terdengar. “Liliana?”Lia tersentak. Ia yang sedang menatap anak ayam berlarian di belakang rumah gelagapan mendengar panggilan Ibu. Ia bahkan tidak sadar Ibu ada di gawangan pintu kamarnya."Ada apa, Bu?" tanya Lia kemudian. Ia sedang gabut maksimal karena Aji dan Leo sekolah. Alhasil ia hanya duduk-duduk di kamar sembari melihat ayam milik Bapak mencari makan dari jendela."Kamu ngelamunin apa sih?"Lia nyengir lebar. "Lagi liat ayam terus keinget dulu pernah nginjek anak ayam sampai kepenyet.”Itu bukan jawaban yang sesuai, tetapi tidak juga salah. Lia tahu jawabannya rand
Last Updated: 2025-09-14
Chapter: 55. Pembuat FrustrasiBukit, tebing, pohon dan sawah adalah pemandangan Lia saat pulang dari Gunung Kidul. Motor Leo sudah selesai diservis dan bisa dipakai seperti semula. Mereka pulang pukul delapan pagi setelah sarapan dan menikmati pemandangan pantai dari villa untuk terakhir kali. Damian menyetir seperti saat berangkat. Lia sudah menawari gantian, tetapi lelaki itu gengsi tingkat tinggi. Katanya aneh jika membiarkan pacar lebih-lebih perempuan yang menyetir. Padahal mereka juga hanya pacaran pura-pura. Selain itu, ia lebih tahu tahu jalan pulang dibanding lelaki di depannya sekarang. Alih-alih menikmati pemandangan sejuk itu, pikiran Lia tersita oleh percakapan dengan Damian tadi malam. "Temenin gue move on dari Arin.” Lia mendengus mengingat kalimat itu. Ia sudah susah payah meyakinkan Damian jika Arin bukan jodohnya hanya untuk mendengar kalimat tidak jelas itu. Lagi pula apa yang menyedihkan dari pacaran dua bulan? Belum tentu hal itu berarti gagal move on. Jika memang tidak cocok, apa salahny
Last Updated: 2025-09-13
Chapter: 80. Let Him GoHari ini hari keberangkatan Ares ke Madrid. Hari yang ditunggu-tunggu, tetapi tidak juga terasa menyenangkan karena Ares akan pergi jauh dari Lisa. Sudah hampir dua tahun mereka selalu bersama. Kali ini mereka berdua harus terpisahkan oleh jarak dan waktu. Indonesia dan Spanyol itu sangat jauh. Lebih jauh dari Indonesia-Australia tempat Arvin berada.Lisa, Mama, dan Oma berangkat bersama-sama untuk mengantar Ares ke bandara. Sebelumnya berhenti di lapas terlebih dahulu untuk berpamitan pada papa untuk terakhir kali sebelum berangkat ke Spanyol. Bagaimana pun juga, Ares perlu doa dan restu kedua orang tuanya untuk menjalani kehidupan baru di negeri orang.Waktu menunjukkan pukul 2 siang. Setengah jam lagi pesawat Ares akan berangkat."Mama mau anter Oma dulu ke toilet. Kalian berdua ngomong berdua dulu aja. Setelah ini bakal nggak ketemu lama kan?" kata Mama, seolah berniat memberi waktu bagi Lisa dan Ares untuk berbincan
Last Updated: 2021-03-28
Chapter: 79. Thing Called First Kiss"Gimana, Res? Ini aku mau berangkat. Mau bantuin pak-pakin barang." Lisa berkata pada seseorang di seberang sana. Ia mengambil sneaker di rak sepatu, berniat memakainya. Tapi baru memakai sebelah ia urung melanjutkan ketika mendengar jawaban lelaki yang ia ajak bicara."Aku udah di deket apartemenmu. Lagi pencet password mau buka pintu," katanya. Suaranya terdengar ganda. Satu di telepon, satu asli di depan pintu dekat tempat Lisa berdiri.Lisa mengernyitkan dahi. "Kok malah ke sini? Emang udah selesai siap-siap?"Bunyi pintu terbuka terdengar. Di gawang pintu Ares berdiri sembari membawa handphone di tangan. Pemuda itu membawa kresek yang Lisa yakini berisi makanan-sesuai kebiasaan lelaki itu yang selalu datang ke rumahnya sembari membawa camilan.Lisa mematikan sambungan telepon. "Udah selesai beres-beres?"Ares menggeleng. Ia melepas sepatu dan menaruhnya di rak. "Belum. Sumpek
Last Updated: 2021-03-28
Chapter: 78. Graduation Satu tahun terlewati begitu cepat.Sudah hampir sebulan yang lalu Lisa melaksanakan ujian kelulusan. Dan hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh anak kelas 12 yang baru saja merasakan hari kelulusan beberapa waktu yang lalu; hari wisuda.Lisa tersenyum cerah di hadapan banyak orang. Tadi pagi ia sudah didandani, lalu memakai baju toga untuk acara kelulusannya. Setelah acara selesai, ia segera menghampiri beberapa temannya lalu memeluk mereka senang. Ada Dilla teman terdekatnya di kelas. Tidak lupa menghampiri Arvin, Oma, dan Mama yang juga datang di acara wisudanya dan juga Ares.Pemuda itu tampak bahagia, menenteng seikat bunga besar yang entah diberi oleh siapa. Lisa dan Ares lulus dengan nilai memuaskan. Lebih-lebih Lisa; baginya itu sudah sangat memuaskan. Tapi tetap saja, setelah itu ia akan berjuang kembali untuk masuk ke perguruan tinggi. Melakukan seleksi masuk ke universitas kota yang ia impikan.
Last Updated: 2021-03-28
Chapter: 77. New Home pt. 3"Makasih, ya, Dilla. Udah bantuin pindahan sejak tadi pagi. Capek banget pasti kalau nggak ada kamu. Mana sekarang Ares ngilang katanya mau beli makanan." Lisa berterima kasih pada Dilla di depannya.Teman Lisa itu membantu perpindahan Lisa ke apartemen hari ini. Sebenarnya tidak banyak barang yang dipindahkan. Tapi tetap saja terasa banyak karena yang ikut membantunya hanya dua orang—Ares dan Dilla.Tadi Arvin bilang ingin membantu. Tapi gila saja kakaknya itu pulang ke Indonesia hanya untuk membantunya pindahan. Lebih-lebih Arvin pasti pening karena sudah beberapa kali bolak-balik Indonesia untuk urusan pekerjaan.Lisa sekarang mengerti betapa lelahnya Ayah meskipun terkadang pekerjaannya hanya duduk di depan laptop dan memimpin rapat. Arvin yang sebelumnya sudah stres karena kuliah pasti lebih stres setelah menjabat CEO di usia muda. Mengurusi bisnis, membuat keputusan besar, berpikir rencana yang akan diambil perusahaan.&n
Last Updated: 2021-03-28
Chapter: 76. Forgive and Keep Going"Ma, Lisa pamit dulu, ya." Lisa tersenyum sebaik mungkin di hadapan mama mertuanya yang sedang sakit, menyimpan luka di hatinya.Sudah sepekan lebih mama tinggal di rumah sakit jiwa. Lisa baru sempat menjenguknya sekarang. Dan kondisi mama sekarang benar-benar menyayat hatinya.Mama masih mengenal Lisa, masih menganggapnya menantu seperti hal aslinya. Yang berbeda hanyalah keberadaan ayah bunda yang masih dianggap hidup. Juga teror-teror yang sebenarnya tidak ada tetapi dianggap hal yang mengancam nyawa.Mama mengangguk. "Kamu hati-hati, ya, Sa. Jaga diri. Banyak orang jahat di sekitar kita. Kamu tahu kan keluarga Mama masih diancem terus buat dibunuh? Kamu pokoknya harus jaga diri. Bilang ke ayah sama bundamu juga biar waspada."Lisa mengangguk, mengiyakan perkataan mamanya. Ia langsung pergi ke luar terlebih dahulu, meninggalkan Ares yang gantian berpamitan pada mamanya. Sampai luar kamar, matanya langsung menetes
Last Updated: 2021-03-28
Chapter: 75. After ThatDua pekan berlalu dengan cepat.Lisa duduk di kursinya, menatap langit di luar jendela yang tampak cerah. Angin pagi yang menyegarkan berhembus, menyapu daun-daun kering yang membuatnya jatuh berguguran dari pohon. Waktu di jam dindingnya kelas menunjukkan pukul 9. Tapi cuaca masih sesegar pukul tujuh, tidak terlalu terik.Hidup Lisa kembali seperti biasa. Meskipun dengan kenyataan menyakitkan yang seharusnya dipeluk alih-alih dihindari.Sepekan ini ia masih tinggal bersama Ares di rumah lama. Bertiga bahkan bersama Arvin. Tetapi kakaknya sebentar lagi akan kembali ke Australia. Tentu saja untuk melanjutkan studinya.Dan satu hal yang mungkin akan jadi beban berat kakaknya setelah ini, Arvin resmi menjadi direktur menggantikan Ayah dua hari yang lalu. Ia jadi CEO perusahaan properti milik Ayah yang sudah membuka cabang di berbagai kota di umur yang masih menginjak 20 tahun.Itu gila. Lisa tahu.
Last Updated: 2021-03-28
Chapter: 15. Keras KepalaJiro seharusnya tahu menghadapi Yuri tidak akan semudah seperti yang ia bayangkan. Meskipun gadis itu sudah berjanji menuruti perkataan suaminya, tidak semudah itu bagi gadis seperti Yuri untuk melakukannya. Contohnya seperti malam ini. Selesai acara, Jiro dan Yuri langsung pergi ke rumah baru. Waktu menunjukkan pukul 12 malam. Papa dan mama sudah pulang sejak setengah jam yang lalu. Jiro yang baru saja selesai beberes merasa gerah. Ia menggulung kemeja putihnya sampai siku, berniat mandi. Ia masuk ke kamar, mengernyitkan dahi ketika Yuri ada di kamarnya. Gadis itu sudah mandi sepertinya. Tidak lagi memakai gaun pengantin, berganti memakai baju tidur lengan panjang bermotif polkadot ala remaja. Sudah dibilang itu masih terlalu belia. Selera Yuri saja masih seperti bocah. Melihatnya membuat Jiro merasa seperti pedofil saja. Padahal umur Yuri sebenarnya tidak kecil-kecil amat. Entahlah. Yuri itu terkadang bisa terlihat seperti orang dewasa. Terkadang juga tampa
Last Updated: 2021-06-27
Chapter: 14. Wedding Party"Nggak nyangka sahabat aku bakal jadi pengantin secepet ini." Arin yang memakai jilbab biru laut memandangi dirinya yang sedang dirias oleh penata rias.Yuri tersenyum, menatap pantulan bayangannya di kaca. Ia itu cantik—tentu saja, terlebih di balutan gaun pengantin putih yang indah. Jiro kemarin khilaf sehingga menolak untuk menikah dengannya. Setelah sadar, lelaki itu tentu saja langsung berkata mau menikahinya. Siapa coba yang tidak mau dengan Yuri? Galen saja merengek-rengek minta balikan.Omong-omong, gaun yang Yuri pakai sekarang lumayan tertutup. Awalnya ia memilih gaun dengan punggung terbuka sebelumnya. Tapi Jiro yang menemaninya mencari baju pengantin menggeleng, katanya jangan memakai gaun yang terlalu terbuka. Tidak nyaman dilihat banyak orang. Terlebih pernikahannya akan diadakan di pantai sehingga banyak angin. Jiro bilang nanti ia takut Yuri masuk angin.Yuri yang sedang belajar menjadi istri yang penurut mengangguk, menuruti perkataan calo
Last Updated: 2021-06-26
Chapter: 13. Salah Asuhan"Sejak kapan kamu dibuli? Kamu bisa bilang ke saya kalau ada yang lakuin hal kayak gitu lagi ke kamu." Jiro yang baru saja membelikan Yuri minuman berkata pada gadis di sebelahnya.Beberapa saat yang lalu ia datang ke kampus untuk menjemput Yuri. Tapi setelah menunggu di dekat kelas seperti biasa tidak ada. Alhasil, ia ke tempat lain dan menemukan Yuri dirundung oleh teman-temannya.Jiro sungguh tidak mengerti. Dari tingkah Yuri yang terkadang barbar dan tidak terduga, bagaimana bisa gadis itu ternyata korban perundungan di kampusnya? Bahkan sudah separah tadi."Aku nggak pernah dibuli," jawab Yuri.Jiro mengernyitkan dahi. Lalu yang tadi itu namanya apa?"Kamu takut sama mereka?""NGGAK!" Yuri tiba-tiba berteriak, melotot ke arahnya. "Jangan bilang kayak gitu. Harga diriku jatuh tahu nggak," katanya kemudian. Gadis itu melap sisa air mata di sisinya, mengenggam dengan kedua tangan minuman yang tadi ia belikan.Jiro geleng
Last Updated: 2021-06-26
Chapter: 12. Dunia Terlalu JahatYuri yang baru saja selesai kuliah keluar dengan wajah tertekuk. Tidak ada Arinda. Ia pasti bosan setengah mati di kampus setelah ini. Jika bukan untuk pembuktian, ia pasti sudah di kamar, mengurung diri di sana selama sepekan. Tidak lupa untuk merengek pada papa agar memaksa Jiro menikah dengannya secepatnya.Sayangnya ia ingin membuktikan diri pada Jiro bahwa ia serius ingin menikah. Ia tidak lagi kekanak-kanakkan. Apa sih susahnya menerima dirinya? Dia kan sungguhan sudah siap menikah!Atau ada alasan lain? Memangnya dia kurang cantik? Memangnya dia kurang seksi? Memang dia bukan tipe lelaki itu? Yuri frustrasi sekali sekarang.Kalau kata Arinda tadi malam, ia salah asuhan jadi Jiro berpikir-pikir ulang menikah dengannya. Salah asuhan bagaimana? Sudah benar Yuri seperti ini. Tidak seru jika Yuri diasuh dengan cara berbeda oleh papa dan mama. Nanti tidak ada lagi Yuri yang membuat pening banyak orang."Ah, ketemu juga sama lo." Retta tiba-tiba datang ke
Last Updated: 2021-06-26
Chapter: 11. Jika Bukan KarenaAwan gelap menggantung di langit. Suara gemuruh beberapa kali terdengar. Titik-titik hujan mulai jatuh, mengenai kaca mobil depan Jiro yang mulai memburam karena air hujan.Jiro melirik sekilas jam tangannya yang menunjukkan nyaris pukul empat sore, mengacak rambut frustrasi di dalam mobil. Ia kehilangan Yuri sewaktu di taman rekreasi. Gadis itu langsung menghentikan taksi ketika sampai pinggir jalan, pergi entah ke mana. Terlebih handphone gadis itu tidak aktif sejak tadi. Masalahnya, Jiro tidak tahu bagaimana cara menjelaskan hal itu pada Pak Adam. Sedikit khawatir juga jika Yuri pergi dengan kondisi seperti itu. Pasalnya Yuri itu gadis tak terduga. Ia takut anak boss-nya itu berbuat sesuatu yang menyakiti dirinya sendiri.Astaga. Kenapa hidup Jiro mendadak sulit seperti ini?Baru saja ingin menelpon Pak Adam, tiba-tiba atasan Jiro itu memanggil terlebih dahulu. Ia memijit pelipis pening. Bagaimana jika Pak Adam bertanya keberadaan anaknya? Bagaimana jika Yuri
Last Updated: 2021-06-26
Chapter: 10. KencanWaktu menunjukkan pukul tiga sore ketika Yuri masuk kamarnya. Ia merebahkan badan di atas kasur, menatap plafon kamarnya lalu senyum-senyum seperti orang gila. Ia kira Jiro akan menolak mentah-mentah permintaannya untuk menjadi suaminya, tetapi ternyata tidak. Lelaki justru itu mempertimbangkannya. Mungkin karena Papanya juga yang menawarkan.Yuri memang belum terlalu mengenal Jiro. Tetapi mengobrol sebentar dengannya, Yuri jadi tahu lelaki itu penyabar sekali. Jika saja ia berhadapan dengan lelaki lain di restoran tadi, lelaki itu pasti sudah mencak-mencak dan kesal tak karuan padanya. Tetapi Jiro berbeda, kesalnya tetap kalem sekali. Membuat Yuri yang melihatnya gemas dan ingin tambah menggoda.Teringat sesuatu, Yuri segera mengambil ponsel di tas selempangnya. Ia mencari kontak yang ia beri nama Future Husband❤ a.k.a Jiro Adelardo calon suaminya. Tadi mereka sudah bertukaran nomor, membuat Yuri bisa kapan saja bisa menghubungi lelaki itu.Baru saja ingin meng
Last Updated: 2021-06-26