Chapter: bab 33 Penerbangan malam dari Milan menuju Sarajevo berlangsung dalam senyap. Di kabin jet pribadinya, Leo duduk tanpa bicara. Tangannya menggenggam foto ayahnya—Nicolo—yang kini menjadi misteri hidup dan mati. Di sekelilingnya, hanya suara samar dari mesin pesawat dan desiran angin di luar jendela. Matteo, yang duduk di seberangnya, memecah keheningan. “Kau yakin ini bukan jebakan?” Leo tidak langsung menjawab. Matanya masih terpaku pada gambar. “Jika Dragan benar-benar menahan ayahku, maka ini bukan sekadar perang antar mafia. Ini balas dendam pribadi.” Matteo mengangguk pelan. “Tapi dia tahu itu. Dia tahu kamu akan datang, Leo. Dia sudah menyiapkan sesuatu.” Leo menatap Matteo tajam. “Biarkan dia siapkan segalanya. Aku akan membakar semuanya jika itu yang diperlukan.” --- Sarajevo – Tengah Malam Jet mendarat di bandara kecil di pinggiran kota. Mereka di
Last Updated: 2025-05-07
Chapter: bab 34Langit Milan tertutup awan kelabu. Di atas atap markas Il Lupo, Leo berdiri memandangi kota yang dulu dianggapnya aman. Kini, bayangan perang menyelimuti segalanya. Di tangannya, dia menggenggam liontin milik Nicolo—satu-satunya peninggalan yang kembali bersamanya setelah operasi di Sarajevo.“Ini bukan tentang balas dendam semata,” gumamnya. “Ini tentang menghentikan kekacauan sebelum dunia dilahap Phoenix.”Luka mendekat dengan berkas laporan. “Aurora berhasil menyusup ke server Phoenix. Kita tahu lokasi utama mereka di Istanbul. Tapi Dragan punya pasukan setidaknya lima puluh elit bersenjata.”Leo tidak tampak gentar. “Kalau itu markas pusat, maka di sanalah kita akhiri semuanya.”Matteo masuk ke ruang komando. “Pasukan kita sudah siap. Jovan dan Emir akan pimpin jalur laut. Kita masuk dari udara. Operasi ini akan kita sebut sesuai nama yang Nicolo tinggalkan—Revenant. Bayangan yang kembali dari kematian.”Leo memandangi layar bes
Last Updated: 2025-05-07
Chapter: bab 32Api membumbung tinggi dari gudang bawah tanah di perbatasan Bulgaria. Kilatan cahaya oranye menerangi langit malam, disertai ledakan yang mengguncang tanah. Leo berdiri di kejauhan bersama Matteo dan Luka, menyaksikan kebakaran itu tanpa ekspresi."Bukan cuma bunker yang terbakar," gumam Matteo. "Itu simbol. Pusat koordinasi operasi mereka."Leo menoleh ke Luka. "Kita beri sinyal pada semua kelompok di Eropa. Phoenix gagal lepas landas. Kita akan bunuh revolusi mereka sebelum dimulai."Luka mengangguk. "Sudah kukirimkan pesan melalui jaringan Aurora. Semua mata kini tertuju pada Dragan."Namun Leo tahu, ini baru awal. Dragan bukan tipe yang menyerah begitu saja. Ia akan membalas, dan tidak dengan cara biasa.---Milan – Dua Hari KemudianMarkas Leo lebih sibuk dari biasanya. Telepon berdering, pesan datang dari berbagai jaringan. Aurora duduk di meja pusat informasi, mengetik cepat sambil terus menerima kabar t
Last Updated: 2025-05-06
Chapter: bab 31Hujan mengguyur kota Milan pagi itu, mengguratkan bayangan kelam di jendela markas Leo. Di dalam ruang strateginya, Leo berdiri mematung menatap peta digital Eropa—titik-titik merah menandai wilayah konflik baru yang terus bermunculan usai insiden kapel.Aurora duduk di sofa, menyilangkan kaki sambil memeriksa laporan dari jaringan bawah tanah yang baru mereka bangun. Matteo dan Luka berdiri di samping Leo, seperti biasa, siap menerima perintah kapan saja.“Ricardo masih belum pulih,” ujar Aurora. “Tapi dia memberikan nama: Valentin Dragan. Mantan agen intelijen Balkan. Sekarang bekerja untuk Ivanov.”Leo menyipitkan mata. “Nama yang tidak pernah muncul sebelumnya. Ivanov mulai mengeluarkan bidak yang ia simpan paling dalam.”Matteo mengangguk. “Jika Dragan bergerak, berarti mereka merencanakan sesuatu yang besar dan diam-diam. Operasi senyap, bukan konfrontasi terbuka.”Leo menoleh ke Luka. “Siapkan penyamaran. Kita akan ke Zurich m
Last Updated: 2025-05-06
Chapter: bab 30Tiga hari telah berlalu sejak kematian Fabio Marino. Dan dalam tiga hari itu, Leo belum tidur dengan tenang. Bukan karena penyesalan, tapi karena satu hal yang mengusik pikirannya: ketenangan yang terlalu sempurna.Di dunia mafia, tidak ada kematian besar tanpa balasan. Terutama jika kematian itu menyentuh salah satu pilar jaringan Enzo Moretti. Tapi hingga kini, tak satu pun langkah balasan datang. Tak ada serangan. Tak ada pesan. Hanya keheningan—yang lebih mematikan dari seribu peluru.Di markas besar Leo, peta kekuasaan dipajang lebar di dinding, penuh dengan penanda merah dan hitam. Matteo berdiri di sampingnya, menunjuk titik pergerakan.“Menurut informasi Sienna, ada komunikasi intens antara kelompok Albania dan Rusia. Mereka memperkuat pos di Napoli, dan… kami kehilangan jejak salah satu informan kita kemarin malam.”Leo duduk, matanya tajam menatap layar. “Ivanov telah menanam bidaknya. Mereka tidak akan menyerang terang-terangan. Mereka mengincar dari dalam.”Luka masuk terg
Last Updated: 2025-05-05
Chapter: bab 29Udara malam Roma terasa lebih dingin dari biasanya. Hujan gerimis membasahi jalanan sempit di sekitar distrik Testaccio, namun bagi Leo, malam ini bukan sekadar tentang cuaca. Ini tentang menandai wilayah. Tentang memecah sistem yang selama ini dikendalikan Enzo Moretti dan Ivanov dari bayang-bayang. Leo berdiri di atap sebuah gedung tua, mengenakan jaket hitam yang menyatu dengan malam. Di tangannya, ponsel berisi data pergerakan transaksi Fabio Marino—salah satu tangan kanan Enzo yang menguasai pasar gelap narkoba di selatan Italia. Target malam ini. “Konfirmasi posisi,” suara Matteo masuk lewat earphone. “Lantai dua, ruang belakang. Tiga orang penjaga. Fabio sedang sendirian,” sahut Luka dari pengamatan jarak dekat. Leo mengangguk. “Kita tidak datang untuk bicara. Kita datang untuk menghapus namanya dari permainan.” --- Beberapa menit kemudian, mereka masuk melalui pintu samping gudang. Sienna, dari jarak jauh, telah meretas sistem keamanan dan memutus sambungan kamera.
Last Updated: 2025-05-05