Chapter: AKHIRTidak ada yang bisa menerima sebuah perpisahan. Baik pisah hidup maupun mati. Semua yang pernah bersama ingin selalu bersama hingga akhir hayat bahkan di kehidupan selanjutnya. Dunia fana ini selalu diimingi dengan kebahagiaan semata. Nyatanya kebahagiaan itu semu.Renata melakukan aksinya untuk memisahkan Dewo dan Rina karena kebenciannya pada ayah Dewo, Pramasta yang telah merenggut nyawa kedua orang tuanya. Tidak hanya itu, menurut Rentina sejak sahabatnya itu—Dewo—mengenal Rina waktunya sangat sedikit untuk Rentina. Hal itu semakin memupuk rasa kebenciaannya.Strategi demi strategi untuk balas dendam telah direncanakan. Salah satu yang direalisasikannya adalah masuknya orang ketiga dalam rumah tangga Dewo. Sebenarnya itu tidak murni rencananya. Rams berselingkuh dengan seorang wanita bernama Mellisa. Suatu hari, Rams mengatakan bahwa Mellisa tengah mengandung anak mereka. Rentina tidak dapat menerima itu, dia pun kesal pada Rams dan mengancam Rams atas
Last Updated: 2022-09-13
Chapter: Ayahmu pembunuhRentina tersadar dari hanyutan masa lalunya. Matanya memerah menatap Dewo. Aura kebencian terpancar dari lensa hitam tersebut. Aliran darahnya seakan membuncah untuk membalaskan dendam kepada Dewo. Sialnya, rantai yang kuat ini menjeratnya.“Pramasta apa kabar?”Ini adalah kali pertama ia menyebut nama ayah Dewo tanpa menggunakan embel-embel panggilan ‘om’ untuk kesopanan. Sejak ia menyelidiki lebih lanjut ucapan mantan supirnya, Rentina tidak menelan informasi itu mentah-mentah melainkan ia menyelidiki lebih lanjut. Masih ada harapan Rentina bahwa ayah temannya itu tidak bersalah. Satu demi satu bukti dan saksi Rentina kumpulkan selama bertahun-tahun hingga akhirnya bahwa kecurigaan itu adalah benar.Lalu apa yang dilakukan Rentina?Apakah ia langsung membalaskan dendamnya pada Pramasta?Tidak!!Ya, jawabannya tidak. Rentina tidak melakukan apapun kepada Pramasta karena ketika ia telah berhasil mengumpulkan semua buk
Last Updated: 2022-09-13
Chapter: Pembunuh SebenarnyaPerusahaan warisan ayah Rentina telah dikelola oleh adik kandung ayahnya sendiri yang mana nantinya akan diserahkan kepadanya. Rentina tidak terlalu mengambil berat hal itu karena ia menganggap dirinya masih belum mampu untuk mengelola perusahaan tersebut. Rentina hanya menerima hasil setiap bulan dan dimanfaatkan untuk biaya sekolahnya. Rentina sering berkunjung hanya untuk mendapatkan teka-teki atas kematian orang tuanya. Dia mulai melibatkan diri dalam pekerjaan di perusahaan. Mulanya hanya untuk memecahkan teka-teki, lama kelamaan menjadi ketertarikan untuk bekerja di sana. Rentina meminta kepada omnya untuk diajak bekerja, ia pun ingin mengambil peran dari mulai yang terendah dahulu. Rentina mempelajari setiap liku pekerjaan tersebut. Perusahaan ayah mengalami gejolak hingga hampir gulung tikar. Om Irwan, omnya mengaku sudah melakukan banyak cara untuk menstabilkan permasalahan tersebut. Permasalahan ini dipicu karena mereka salah memilih distributor. Uang yang
Last Updated: 2022-09-12
Chapter: Kehilangan Flashback on“Rentina, ikhlaskan kepergian mereka!” ucap tantenya sambil memeluk tubuh remaja Rentina.Rentina mengatupkan mulutnya. Membungkam kesedihan yang membendung. Hari itu adalah hari yang sangat buruk bagi Rentina. Tak pernah ia bayangkan bahwa hari itu datang, hari dimana ia kehilangan dua orang yang disayanginya yaitu papa dan mamanya.“Tante, kata ikhlas memang mudah diucapkan tetapi, sangat sulit untuk diimplementasikan. Bagaimana aku akan menjalani hariku tanpa mereka? Aku hanya anak tunggal. Aku tak memiliki apapun dan siapapun lagi.”Rentina tahu bahwa ini kehendak Tuhan akan tetapi ia belum siap. Hati dan kepalanya terus berbicara akan sendiri yang akan dihadapinya. Rentina menekuk lututnya kemudian memeluk lutut itu, menggambarkan bahwa ia hanya bisa bertahan dengan dirinya sendiri. Hartanya adalah dirinya sendiri. Ia menangkup dan menangis sekencang-kencangnya. Para pelayat yang mengirimkan doa kepada orangtuanya
Last Updated: 2022-09-12
Chapter: Apa sebenar penyebabnya?“Apa sebenarnya penyebab kalian merusak rumah tangga ku?”Rina tak mampu menahan seluruh gejolak pertanyaan yang telah dari Singapore ia pendam. Rina tak mementingkan waktu jika saat ini antara Rentina dan Dewo sedang bersitegang. Ia hanya ingin tahu agar dadanya tak sesak menahan.Mata Rentina beralih pada Rina. Alih-alih menjawab, ia justru menyunggingkan senyuman seakan mengejek Rina. Senyuman yang dulunya hangat kini menjadi tajam yang mampu menyabik hati Rina.“Karena kamu terlalu sombong, Rina.”Rina terpancing untuk menghampiri Rentina. Entah hanya sekedar mendekatkan telinganya agar memastikan bahwa ia tak salah dengar. Namun, Dewo segera mencegahnya. Dewo menarik tangan Rina dan membisikkan kata-kata penenang.Rina memejamkan mata kemudian mengatur emosinya. Ia tak boleh terpancing demi permasalahan ini cepat diselesaikan. Melihat wajah Rentina terlalu lama akan mempengaruhi kesehatan jantungnya.“Kamu
Last Updated: 2022-08-29
Chapter: Perlawanan RentinaRina menyunggingkan senyuman kepada Bian setelah mendengar teriakan Indira. Wanita itu sangat kacau dan berantakan. Rina mengira bahwa mentalnya telah terguncang. Ia mendekati Dewo dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi kepada Indira. Dewo hanya menjawab dengan mengangkat bahunya membuat Rina menghela napas malas. Sudah dalam keadaan seperti ini pun Dewo masih sempat untuk bermain rahasia. Di hadapan Rams dan Rentina terbentang sebuah sofa panjang dengan sebuah meja di hadapannya yang berisi banyak makanan dan juga minuman. Dewo mengajak mereka semua untuk duduk. “Rentina, Rams dan Indira kehadiranku membawa mereka semua ke sini bukan untuk menghukum kalian. Aku tahu semua orang pasti pernah melakukan kesalahan tidak terkecuali diriku sendiri. Aku ingin kita menyelesaikan dengan damai dan secara kekeluargaan. Tolong akui semua kesalahan kalian!” Tak munafik bahwa kekesalan Dewo kepada tiga manusia di hadapannya sudah mengubun-ubun tetapi ia masih memiliki h
Last Updated: 2022-08-27

Sisi Gelap Sang Penguasa
Dania adalah seorang guru yang baru saja ditempatkan di kota masa kecilnya—tempat yang telah ia tinggalkan selama sepuluh tahun. Rasa bahagia menyelimuti hatinya. Ia tak sabar bernostalgia dan bertemu dengan teman-teman lamanya, terutama Anna—sahabat yang ia anggap seperti saudara sendiri.
Namun kebahagiaan itu sirna ketika Dania mengetahui kenyataan pahit: Anna telah meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan.
Kabar duka itu menjadi pembicaraan seluruh kota, sebab suami Anna, tengah mencalonkan diri sebagai walikota. Tragedi tersebut mengguncang citra politiknya. Masyarakat pun mulai bersuara, mendesak Ryan untuk segera mencari pendamping baru.
Suatu malam, Mama Wulan—ibu Ryan—datang menemui Dania. Mereka sudah saling mengenal sejak lama, tetapi kunjungan kali ini membawa maksud yang tak disangka: ia melamar Dania untuk menjadi istri Ryan.
Dania terkejut. Ia baru tahu bahwa Ryan adalah suami sahabatnya sendiri, Anna. Dengan halus ia menolak, namun bujukan Mama Wulan dan tekanan keadaan membuatnya akhirnya menerima pernikahan itu.
Pernikahan mereka bukan karena cinta, melainkan demi menjaga citra. Di mata masyarakat, rumah tangga itu tampak sempurna—padahal di balik dinding megahnya, Dania hidup dalam penjara yang sunyi dan dingin. Lebih menyakitkan lagi, banyak orang menuduhnya merebut tempat sahabatnya sendiri.
Hingga suatu hari, hadir Nicho—pria yang dengan tulus menawarkan perhatian dan cinta yang selama ini tak pernah ia rasakan.
Dania pun dihadapkan pada pilihan paling sulit dalam hidupnya: bertahan demi nama baik dan harapan cinta yang mungkin takkan datang, atau mengikuti suara hatinya yang ingin bebas dan dicintai.
Read
Chapter: Bab XLVIDi kantor Walikota.Ryan bersandar dalam-dalam pada sofa panjang di ruang pribadinya. Kepala tertekuk ke belakang, jemarinya menutupi wajah yang sudah sangat letih. Ia baru saja selesai rapat dengan dinas perhubungan kota. Rapat barusan terasa seperti pertarungan tanpa ujung. Semakin dibahas, semakin jelas aroma kecurangan proyek itu—tapi ia tidak bisa gegabah. Semua harus dibongkar dengan bukti.Napasnya berhembus berat.“Tara…” panggilnya pelan, nyaris seperti desahan.Pintu langsung terbuka. Tara muncul dengan bahu tegak, selalu siap kapan pun ia dipanggil. “Iya, Pak,” suaranya rendah namun sigap.Ryan menurunkan tangannya, menatap Tara dengan mata lelah namun tajam. “Apa pendapat kamu soal rapat tadi?”Tara sempat ragu. Ia bukan tipe bawahan yang suka sok tahu apalagi menyampaikan opini tanpa diminta. Tapi tatapan Ryan seolah berkata bicara saja.“Saya rasa proyek pen
Last Updated: 2025-11-27
Chapter: Bab XLVRatih menegakkan punggung, mencoba mempertahankan dominasi. “Kita sedang membahas beberapa keputusan penting dan—”“Oh,” Dania menyela halus, matanya melirik layar presentasi. “Keputusan penting… yang menyangkut kepemilikan klinik ini?”Beberapa staff langsung menunduk menahan senyum.Tasya meneguk ludah, sementara Ratih mengepalkan tangan di bawah meja.Dania melanjutkan, masih tenang — lebih menakutkan daripada teriakan mana pun.“Bagus sekali. Aku suka ketika semua berjalan transparan.” Ia menyandarkan tubuh ke kursi, tangan terlipat anggun. “Jadi aku ingin mendengar semuanya langsung dari kamu, Bu Ratih. Mulai dari awal… sampai bagian ancaman pemecatan.”Ruangan menjadi semakin sunyi. Udara serasa menahan napas.Ratih kehilangan kata.Dan di saat itu pula semua staff menyadari satu hal: Dania bukan perempuan yang diam dan bisa did
Last Updated: 2025-11-27
Chapter: Bab XLIVSinar mentari pagi menyelinap perlahan melalui celah tirai, menari di udara sebelum akhirnya jatuh tepat pada wajah Dania. Kelopak matanya sempat bergetar, namun belaian lembut di wajahnya membuatnya enggan kembali sepenuhnya ke dunia nyata. Sentuhan itu begitu hati-hati… seolah seseorang sedang menikmati keberadaannya.Dania membuka mata pelan—dan langsung menemukan Ryan duduk di sebelahnya, wajahnya dekat sekali, jarinya membingkai bibir Dania seolah itu hal paling berharga yang pernah disentuhnya.“Ryan…” panggil Dania lirih, lebih seperti hembusan napas daripada suara.Ryan tersenyum—senyum hangat yang jarang ia lihat sebelumnya. Ia menunduk, mengecup kening Dania dengan penuh kelembutan. “Pagi, Sayang.”Sapaan itu membuat hati Dania bergetar aneh—bahagia sekaligus takut merasa terlalu nyaman.“Pagi,” balasnya pelan. Ia mencoba bangkit duduk, namun Ryan mendahuluinya, memegang
Last Updated: 2025-11-26
Chapter: Bab XLIII [21+]Ryan tiba-tiba menarik pinggang Dania, seperti tak ingin memberi kesempatan bagi keraguan untuk menyelinap lagi di antara mereka. Jarak yang semula aman kini hilang tanpa jejak. Tatapannya penuh kekaguman—penuh rasa yang menumpuk dan tidak pernah ia ucapkan dengan jelas sebelumnya.Ia mendekat… sangat dekat sampai napas mereka saling menyentuh.Setitik ragu muncul di mata Dania, namun tidak ada penolakan. Tidak ada langkah mundur.Ryan menangkap isyarat itu. Dengan perlahan tapi pasti, ia menempelkan bibirnya pada bibir Dania. Sentuhan lembut itu hanya berlangsung sebentar… sebelum akhirnya ia memperdalam ciumannya—mencurahkan seluruh gejolak yang selama ini ia tahan.Bibir Ryan bergerak lebih menuntut. Tangan yang satu tetap di pinggang Dania, sementara yang lain naik ke tengkuknya, menarik sang istri lebih dekat lagi hingga tak ada ruang tersisa.Dania membuka mata sekejap—masih diselimuti amarah yang belum tuntas&
Last Updated: 2025-11-26
Chapter: Bab XLIIHening.Senyap yang begitu padat seolah mengunci udara di dalam kamar itu.Ryan tidak segera menanggapi. Ia tahu pertanyaan Dania tidak membutuhkan jawaban. Apa pun yang keluar dari mulutnya saat ini hanya akan semakin mendorongnya ke tepi jurang kesalahan.Video berlanjut.Menampilkan dengan jelas bagaimana Kiki menarik pinggang Ryan tepat ketika Dania membuka pintu.“Lihat?” Dania menatap Ryan, suaranya bergetar tapi tetap tajam. “Dia memang sengaja membuat kita salah paham.”Ryan tetap diam menatap layar, rahangnya mengeras. Setelah beberapa detik, ia akhirnya bersuara, lirih—seolah mencari alasan untuk dirinya sendiri. “Tapi… dia seperti tersandung.”Dania mengangkat alis. Tanpa berkata apa-apa, ia memperbesar bagian rekaman yang memperlihatkan kaki Kiki. Kosong. Tidak ada apa pun yang bisa membuatnya tersandung.“Tidak ada apa-apa di situ,” ucap Dania. Bukan mara
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab XLIBegitu mencapai anak tangga terakhir, Dania melihat Kiki berdiri di sana—entah sengaja menunggu atau kebetulan buruk yang terencana. Jika bukan karena ia masih menghargai mendiang Anna, sahabatnya, mungkin rambut perempuan itu sudah berada di genggamannya.Dania menarik napas panjang, membenarkan posisi tas di pundak, lalu berkata tanpa basa-basi, “Besok temui Tara dan ambillah gajimu.” Suaranya tenang. Terlalu tenang untuk seseorang yang hatinya baru retak.Kiki tertegun. Langkah Dania dihentikan oleh suara gemetar di belakangnya. “Ma-maksud Anda, saya dipecat?”Dania menoleh sambil mengangkat dagu sedikit. Senyum dingin mengembang pada bibir yang masih basah oleh luka. “Seorang asisten yang sengaja menggoda bosnya adalah perbuatan yang keliru dan tidak bisa ditoleransi,” ucapnya dengan penuh penekanan.Air mata langsung membasahi pipi Kiki. Ia menggigit bibir bawah, seolah menjadi korban. “Saya tidak mengg
Last Updated: 2025-11-25