
Queen of Shield - Putri Sang Duke
Seorang gadis yatim piatu meninggal dunia dengan cara yang sangat mengenaskan. Ia mati terbakar di dalam panti asuhan tempat di mana ia dibuang dan dibesarkan. Gadis itu kira, setelah ia mati, kemalangannya akan berakhir. Namun nyatanya ia salah. Saat ia membuka mata, gadis itu justru hidup kembali sebagai Koa Dorian. Sosok perempuan bodoh dalam sebuah novel yang dulu pernah dibacanya.
Lady Koa merupakan anak haram Duke Dorian dengan seorang maid di Dorian Dukedom. Menjadi satu-satunya keturunan Duke Dorian membuat Koa diperlakukan dengan sangat baik. Ia hidup bergelimpangan harta. Namun sayang, meski Koa terlahir cantik, ia begitu bodoh.
Kebodohannya sampai membuatnya ditipu oleh Pangeran Nathaniel. Ia merayu Koa, memanfaatkannya untuk naik tahta dan membuangnya setelah itu. Pangeran kemudian berselingkuh dengan putri count pinggiran. Setelah itu, kehidupan Koa berubah berantakan dan ia kehilangan segalanya.
Duchess Dorian menyebut ini sebagai karma. Karma akibat perbuatan Duke yang dulu menyelingkuhinya demi seorang maid. Duchess mengatakan pada Koa jika memang itulah takdirnya. Takdir seorang putri cantik nan bodoh.
Tak ingin mengalami akhir mengenaskan untuk kedua kali, gadis yatim piatu yang kini hidup sebagai Koa Dorian bertekad untuk merubah takdir malangnyanya dan mewujudkan cita-citanya untuk hidup bahagia di kehidupan barunya ini.
Read
Chapter: Side Story 10 - Putri Sang Duke…..Lady Xylia Denta, dengan keahlian dan pengetahuannya dalam ilmu sihir, merupakan salah satu guru terkemuka di Sekolah Sihir Kerajaan Chanceux. Setiap harinya, ia sibuk mengajar berbagai mata pelajaran magis kepada para siswa yang tertarik pada sihir. Dipenuhi dedikasi dan semangat, Xylia tidak hanya mengajarkan keterampilan dasar seperti mantra dan sihir pelindung, tetapi juga memperkenalkan konsep-konsep yang lebih kompleks seperti alkimia dan ramalan. Para siswa di bawah bimbingan Xylia diarahkan untuk mengasah bakat mereka dan mengeksplorasi potensi magis lebih dalam. Sebagai penyihir yang dihormati dan diakui, Xylia juga menjadi panutan bagi banyak siswa yang bercita-cita menjadi ahli sihir handal di masa depan.“Permisi, Profesor?” Helda, seorang siswa cerdas yang terkenal tekun sering kali menarik pehatian Xylia dengan pertanyaan-pertanyaan tajamnya. Hari ini, setelah kelas selesai, Helda mendekati Xylia dengan ekspresi ingin tahu yang khas di wajah. “Saya ingin bertanya ten
Last Updated: 2024-04-13
Chapter: Side Story 9 - Karma Baik…..Perjalanan pulang dari istana terasa begitu menegangkan. Black duduk di atas kudanya dengan raut super serius yang menakutkan. Di sekitarnya, para ksatria yang bertugas mengawal terdiam dalam teror tak berujung. Mereka pun menyadari, suasana hati Black memang sudah buruk semenjak meninggalkan Leander.Oliver yang juga ikut mendampingi Black tak mau berpasrah diri. Ia lalu menarik tali kekang, bergerak maju supaya kudanya bisa sejajar dengan kuda Black. “Banyak bangsawan yang menyetujui proposal Anda, Lord. Ini hasil yang memuaskan,” ujarnya mencoba membuka obrolan.Black tetap melihat ke depan, hanya matanya saja yang melirik tajam ke arah Oliver. “Bisakah kita membahas urusan ini di kantor. Aku sedang lelah sekarang.”Reaksi dingin Black membuat gemetar semua orang, terutama Oliver yang berhadapan langsung dengannya. Ia pun tidak bertanya lagi, membiarkan suasana hening yang menyiksa itu mengiringi perjalanan pulang mereka.…..Seakan sudah hafal betul rutinitas harian nyonya mer
Last Updated: 2024-04-11
Chapter: Side Story 8 - Perceraian…..Koa terbangun dari tidur dengan perasaan tak nyaman. Perutnya terasa seperti tengah dibelai lembut oleh tangan yang akrab. Mata Koa terbuka perlahan, dan ia menemukan sosok suaminya, Black sedang berbaring di sampingnya. Semalam, Koa mengalami kram perut yang cukup parah sampai membuatnya sulit tidur. Beruntungnya Koa, Black dengan telaten mengurusnya. Sentuhan tangan Black yang hangat membuatnya merasa lebih baik.“Kau butuh sesuatu, Sayang?” tanya Black saat menyadari Koa menggeliat di dalam pelukannya. “Haus?”Koa menggelengkan kepala. “Saya baik-baik saja.” Wanita itu terdiam sejenak, merenung. “Apakah Anda sibuk hari ini?”“Mm, sedikit sibuk,” jawab Black sembari memainkan rambut panjang Koa. “Sore ini aku ada jadwal untuk pergi ke ibu kota.”“Urusan Anda dengan Pangeran Zielle?” Koa bertanya lagi, dengan rasa ingin tahu yang terselip dalam suaranya. “Benar?”“Benar.” Black mencium puncak kepala Koa, lalu mengeratkan pelukannya. “Kau tidak ingin aku pergi, Koa?”Koa kembali m
Last Updated: 2024-04-08
Chapter: Side Story 7 - Memanjakan Istri…..“Bisakah Anda tinggal lebih lama di sini? Setidaknya sampai cucu Anda lahir.”“Oh Koa sayang, sungguh maafkan aku. Seandainya bisa, aku pasti akan melakukannya.”Setelah beberapa hari menghabiskan waktu bersama di Leander Manor, tiba saatnya bagi Madam Adelaine, Xylia, dan Baron Denta kembali ke Chanceux. Koa dan Black mengantarkan mereka sampai gerbang utama, di mana kereta kuda yang akan membawa mereka pulang menunggu. Meskipun suasana sedikit melankolis, tetapi senyum hangat terus mengiringi momen perpisahan itu. Sebagai tuan rumah, Koa dan Black memberikan penghormatan dan juga ucapan terima kasih kepada orang-orang terkasihnya.“Sampai jumpa lagi, Sayang.” Madam Adelaine bergantian mencium pipi Koa dan pipi Black sebelum naik ke kereta. “Jaga kesehatan kalian.”Kusir menyentakkan tali kekang dan kereta kuda mulai bergerak meninggalkan gerbang. Dari tempatnya berdiri, Koa memperhatikan kepergian mereka dengan hati yang berat. Ia melirik ke arah Black yang berdiri tepat di sebe
Last Updated: 2024-04-03
Chapter: Side Story 6 - Penghianat Kerajaan…..Kedatangan kereta kuda istana menjadi sorotan di Leander Manor. Suara langkah kuda yang saling bersahutan memecah keheningan di sekitar mansion dan menarik perhatian para penghuninya. Koa yang kebetulan berada di taman manor segera mengedarkan pandangan, mencaritahu identitas dari rombongan tamu yang datang berkunjung.“Siapa mereka?” tanya Koa kepada Olga.“Pangeran Zielle dan Lady Aylin Otsana, Madam.”Dada Koa berdesir saat mendengar nama Aylin. Ingatan akan masa lalu yang pahit langsung melintas di dalam benak. Namun, bukannya perasaan gugup yang ia rasakan, justru perasaan bersalah yang lebih mendominasi. Koa ingat bahwa di antara mereka, dirinyalah yang memutuskan komunikasi secara pihak. Biarpun ada alasan dibalik sikapnya hari itu, Koa sama sekali tidak membenarkan tindakan egoisnya tersebut.Sementara itu, Black, beberapa pelayan dan ksatria Leander terpantau sudah menanti di depan gerbang untuk menyambut tamu istimewa mereka. Saat kereta memperlambat laju dan berhenti di
Last Updated: 2024-03-31
Chapter: Side Story 5 - Diskusi yang Berat…..Kepanikkan mengintari Koa saat undangan minum teh dari Madam Adelaine datang kepadanya. Meskipun Koa telah resmi menjadi bagian dari Keluarga Leader setelah menikah dengan Black, hubungannya dengan ibu mertua masih terbilang kaku. Karena kesibukan masing-masing, mereka baru bisa bertemu lagi sekarang setelah pertemuan terakhir mereka di pesta resepsi.Berjalan santai menyeberangi halaman menuju rumah kaca, Koa menyadari betapa senyapnya mansion setelah ditinggalkan para tamu. Kendati sepi, situasi tersebut tidak serta-merta menghilangkan kemegahannya. Justru terkadang, terlalu banyak manusia malah membuat mansion menjadi sesak dan tidak layak untuk dipandangi. Contohnya, bangunan rumah kaca yang menurut cerita Black, dulu dirawat Madam Adelaine dengan sangat telaten. Sebelum pulang ke rumah keluarga besarnya di Kerajaan Chanceux, Madam Adelaine sering menghabiskan waktunya di tempat itu, merawat tanaman-tanaman eksotis, merangkai bunga-bunga cantik yang dipetiknya sendiri.“Terima
Last Updated: 2024-03-28
Chapter: 73. Bidak-Bidak Lady Saymer…..Kediaman pribadi Keluarga Saymer terletak di area distrik bangsawan Ibu Kota. Rumah itu dibangun megah dengan ketenangan aristokratik berkat deretan pohon pinus dan pagar batu yang menua bersama waktu. Di lantai atas, dalam kamar berhias perabotan berlapis emas pucat, Lady Ophelia Saymer terlihat sibuk merias diri. Rambut cokelat terangnya disanggul separuh, sisanya jatuh bergelombang di bahu. Seorang pelayan tengah menyematkan bros berbentuk bunga matahari di kerah gaunnya—sebuah perhiasan keluarga yang hanya dipakai pada acara penting.“Bros ini terlalu besar,” gumam Ophelia sambil menyentuhnya dengan ujung jari. “Aku ingin menggantinya dengan yang lain.”“Itu cocok dengan warna gaunmu,” ujar sebuah suara dari ambang pintu.Pangeran Tristan, putra kedua Raja Edward tampak bersandar ringan di kusen pintu, mengenakan jas panjang berwarna biru kelam dan sepatu kulit yang baru disemir. Rambutnya tak sepenuhnya patuh pada sisir, membuatnya tampak lebih muda dari usianya.Ophelia meno
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: 72. Mengemis Kata Maaf…..Hari kedua di mansion Ibu Kota, agenda yang padat memaksa Cleo untuk bangun lebih awal. Mengabaikan matahari yang masih bermalas-malasan di ufuk timur, para pelayan sudah sibuk berlalu-lalang membawa peralatan kebersihan dan dekorasi.Melakukan inspeksi di beberapa ruang tamu, dahi Cleo mengernyit sepanjang waktu. Ekspresinya menyiratkan ketidakpuasan. Ruangan yang diisi karpet besar bermotif kuno, dinding dengan lis kayu kenari, serta deretan kursi berat bergaya antik, menurutnya lebih cocok dijadikan museum sejarah ketimbang digunakan untuk menerima tamu.“Kalau Mysie duduk di sini, dia tak akan betah lebih dari sepuluh menit,” gumam Cleo, memandang sinis sofa berumbai yang menyatu langsung dengan meja teh persegi dari abad lalu.Ernest, sang kepala pelayan, mencatat cepat setiap komentar dan saran di buku sakunya. “Berarti Anda menginginkan kesan hangat dan terbuka, Milady?”“Kesan muda, Ernest,” sahut Cleo gemas. “Aku tahu reputasi keluarga penting, tetapi bukan berarti harus
Last Updated: 2025-06-13
Chapter: 71. Suasana Panas di Istana Dahlia…..“Yang Mulia Ratu telah menyampaikan berita bahagia Keluarga Kerajaan,” ujar Marchioness Ronan. Kalung mutiara antik tampak bergoyang pelan di leher keriputnya. Senyum wanita itu terlampau tipis, bak dilukis sejak zaman tiga penguasa lalu. “Selamat atas kehamilan Anda.”Di sebelahnya, Lady Mysie, sang menantu—duduk dengan tubuh tegang layaknya siswi baru yang dipanggil maju tanpa persiapan. Ia hanya mengangguk sopan, senyumnya mengambang di udara, tidak sepenuhnya percaya diri.Lady Marriane Spenlowe datang terakhir, meninggalkan jejak aroma eksotis dari minyak rambut langka yang langsung memancing lirikan sinis. “Akhirnya,” kata wanita itu dramatis. “Hujan turun dan Keluarga Kerajaan kembali berbunga.”Zelda menanggapi sapaan mereka dengan ketenangan seorang ratu di papan catur. Tatapannya tak terbaca, senyumnya presisi. “Saya berterima kasih atas perhatian dan doa Anda sekalian.”Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka lagi. Lady Ophelia Saymer melangkah masuk seanggun burung merak, dii
Last Updated: 2025-06-12
Chapter: 70. Sander dan Pesona Manisnya…..Cleo berkacak pinggang mengawasi kinerja para pelayan yang tengah sibuk membuka belasan kotak perhiasan, memamerkan set demi set batu permata berkilau ke hadapannya. Beberapa gaun telah digantung di rak berdiri, menanti keputusan akhir sang nyonya rumah.“Gaun hijau zamrud itu sebaiknya kita bawa,” perintah Cleo.“Lalu sepatunya, Milady?” tanya salah satu pelayan.Cleo menoleh cepat, tampak membuat pertimbangan. “Yang berhak bordir emas saja. Tidak perlu membawa yang polos.”Di pojok ruangan, Sander bersantai di kursi malas berbantal. Buku terbuka di pangkuannya, tetapi matanya sudah beberapa menit tertahan di halaman yang sama. Uap teh mengepul dari cangkir di meja nakas. Ia tampak seperti seorang pria yang tengah menikmati ketenangan rumah tangga, tak terusik oleh kebisingan di sekitar.Namun pandangannya sesekali mencuri-curi arah Cleo, terutama saat sang istri membungkuk menilik isi koper. Jemari Sander menekan pelan halaman buku yang tak lagi dibacanya, menahan senyum melihat
Last Updated: 2025-06-11
Chapter: 69. Usaha Zelda Menipu Semua Orang…..Aroma kayu manis menguar dari dupa di sudut kamar. Tirai-tirai sutra dibiarkan terbuka, menyediakan ruang bagi cahaya bulan untuk mengintip malu-malu. Dekat jendela, Alden duduk santai di sofa dengan segelas penuh anggur merah memaku di tangannya.Tubuh pangeran terasa berat, bukan karena kelelahan fisik semata, tetapi oleh kepasrahan batin yang tak ingin dibahas lebih lanjut. Di atas ranjang, Zelda membenahi jubah tidurnya, lalu bangkit dan menghampiri. Wajah wanita itu bersinar diterpa cahaya bulan. Ia duduk di sisi lain sofa, menjaga jarak yang cukup untuk kesopanan.“Beristirahatlah, Zelda. Kau pasti lelah,” ujar Alden memberikan perhatian sepantasnya.“Saya baik-baik saja,” balas Zelda, tersenyum penuh arti. Ia memandangi botol anggur kosong yang teronggok di bawah meja. “Bukankah ini produk khusus dari perkebunan di daerah timur?” tanyanya, mencoba melunturkan kekakuan.Alden menyesap sedikit cairan merah keunguan dari gelasnya. “Koleksi lama istana. Kau mau mencoba?”Zelda
Last Updated: 2025-06-10
Chapter: 68. Aku juga ingin menjadi Seorang Ibu…..Sander terlihat bersandar di kursi kulit tuanya dengan dua kancing atas kemeja yang sengaja dilepas, memperlihatkan tonjolan tulang selangka dan dada bidang yang sesekali bergerak naik-turun. Di meja, berkas-berkas laporan telah tersusun rapi, menandai berakhirnya pertemuan panjang dengan para pegawai dari pelabuhan pagi tadi.Kala tengah mencoba mengistirahatkan otak yang kepanasan, pintu kantornya tiba-tiba diketuk pelan."Masuklah," ucap Sander tanpa perlu membuka mata. Ia tahu siapa yang datang. Hanya satu orang yang mengetuk pintu kantornya dengan ketukan selembut itu di manor ini.Cleo segera masuk sembari menggenggam sebuah surat di tangan. “Lord Sander, bolehkah saya meminta waktu luang Anda?”“Kau memerlukan sesuatu, Sayang?”"Saya datang membawa kabar baik, atau… lebih tepatnya undangan yang menuntut persetujuan seorang suami," katanya sopan.Sander membuka mata. “Undangan acara apa?”Cleo menyerahkan surat di tangan kepada Sander. “Lady Saymer mengadakan pesta kecil. Ha
Last Updated: 2025-06-09