author-banner
Junn_Badranaya
Junn_Badranaya
Author

Novel-novel oleh Junn_Badranaya

Identitas Rahasia sang Pria Tertindas

Identitas Rahasia sang Pria Tertindas

David Smith, dia adalah seseorang yang sangat ditakuti dan disegani. Dalam dunia gelap, dia mempunyai kedudukan tertinggi. Bahkan organisasi yang ia pimpin merupakan organisasi yang terkuat. Kekuasaannya sangat luas. Hartanya juga tak terhitung. Tetapi David Smith memilih untuk melepaskan itu semua karena dirinya sudah bosan hidup dalam dunia yang penuh bahaya tersebut. Dia ingin memulai kembali dan menjalani hidupnya dengan tenang. Karena suatu alasan, David lalu menikah dengan Luna George, salah satu anak dari Keluarga George. Namun kehadirannya di keluarga itu hanya mendapat hinaan karena dianggap miskin dan tidak mempunyai harta apa-apa. Akankah David memberitahu siapa dia sebenarnya? Apakah dia akan kembali ke dunia gelap dan mengambil posisinya lagi?
Baca
Chapter: Hari Paling Bahagia—TAMAT
Tiga hari sudah berlalu. Suasana di salah satu villa mewah di Kaki Bukit emas tampak ramai sekali. Di sana sudah berkumpul banyak orang. Hari ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidup David. Sebab pada hari ini, dia akan melaksanakan hari jadi pernikahannya dengan Luna untuk yang pertama kalinya. Saat itu David masih berada di rumahnya. Dia baru saja keluar dari kamar dengan penampilan yang elegan, persis seperti bos besar diluar sana. "Luna, cepatlah. Aku takut kita akan terlambat," kata David berteriak memanggil Luna. Luna tidak menjawabnya. Tetapi beberapa saat kemudian, tiba-tiba dia pun keluar dari kamarnya. Luna tampil dengan pakaian mewah. Ia mengenakan gaun panjang warna putih tanpa lengan dan bagian dada yang sedikit terbuka, sehingga bisa memperlihatkan sedikit belahan payudaranya. Ia berjalan dengan lemah gemulai ke arah David Smith. David seketika tertegun. Ia memandangi Luna lekat-lekat. Seperti layaknya seseorang yang sedang melihat bidadari dari khayangan.
Terakhir Diperbarui: 2025-02-13
Chapter: Penghormatan Terakhir
Daniel langsung terdiam seribu bahasa. Dia benar-benar tidak mampu melakukan apa-apa lagi. Kalau David sudah membuat sebuah keputusan, maka siapa pun tidak akan ada yang mampu mengubahnya! "Mulai sekarang, kau adalah Ketua Organisasi Naga Hitam yang baru," katanya sambil kembali menepuk pundak. David kemudian memberikan Belati Naga Hitam yang merupakan lambang utama organisasinya. Senjata itu juga sebagai tanda bahwa siapa pun yang memegangnya, maka dia adalah Ketua Organisasi Naga Hitam."Te-terimakasih, Tuan. Semoga aku bisa menjalankan tugas ini sesuai dengan harapanmu," jawab Daniel dengan pasrah. David hanya tersenyum. Dia tidak berkata apa-apa lagi. "Kalian semua, apakah tidak mendengar perkataanku?" tanya David kepada semua anggota. "Kami mendengar, Tuan," jawab mereka secara serempak. "Lalu, kenapa sampai sekarang kalian belum juga memberikan selamat kepada Jendral Hitam, selaku Ketua yang baru?" Orang-orang itu langsung tersadar. Detik itu juga mereka langsung berlutut
Terakhir Diperbarui: 2025-02-03
Chapter: Organisasi Naga Hitam V
Dorr!!! Dorr!!! Suara tembakan yang sangat keras terdengar sebanyak empat kali. Dua orang dari Empat Pelindung langsung menjadi sasarannya. Dua buah peluru bersarang di titik vital mereka. Pelindung yang masih gagah itu seketika langsung terhuyung ke belakang. Mereka memegangi dadanya yang terasa sangat sakit. Wajah keduanya menggambarkan kemarahan luar biasa. Tetapi saat ini, tidak ada uang dapat dilakukan oleh mereka. Daniel dan Valentino juga terkejut. Dia tidak menyangka dengan kejadian ini. Keduanya langsung menoleh ke arah yang diduga sumber dari tembakan tadi. Rupanya, di antara para anggota, di sana telah berdiri seseorang yang hanya mempunyai satu lengan. Axel! Orang itu adalah Axel. Salah satu dari Empat Pelindung Organisasi Naga Hitam! "Axel!" seru Daniel dan Valentino secara bersamaan. Mereka langsung tersenyum. Apa yang telah dilakukan oleh Axel sangat membantu Daniel dan Valentino. Karena tembakan itu telah berhasil melumpuhkan lawan berat keduanya. Sekarang, m
Terakhir Diperbarui: 2025-02-03
Chapter: Organisasi Naga Hitam IV
Empat Pelindung Organisasi Naga Hitam yang baru langsung membawa David Smith keluar dari ruangan. Mereka memperlakukannya sedikit kasar. Mungkin keempat orang itu berpikir bahwa saat ini David sudah bukan ancaman lagi. Sehingga mereka memperlakukannya sedemikian rupa.David sendiri tidak memberikan perlawanan apapun. Valentino juga tetap diam dan tidak bereaksi. Bukan karena tidak berani, tetapi karena dia telah melihat isyarat yang diberikan oleh David Smith. 'Mari kita lihat pertunjukkan selanjutnya,' batin Valentino. Semua orang yang tadi berada di dalam ruangan, kini sudah berada di depan halaman markas utama. Ribuan orang berkumpul membentuk sebuah lingkaran besar. David berada di tengah-tengahnya. Empat Pelindung tetap menjaganya. Yang dua memegangi tangan. Dua sisanya mengawasi keadaan di sekitar. Sean memandangi David dan semua anggota Organisasi Naga Hitam secara bergantian. "Valentino, apa yang sedang terjadi?" tanya Daniel sedikit panik saat dia menyadari situasi.
Terakhir Diperbarui: 2025-02-03
Chapter: Organisasi Naga Hitam III
Sean sedikit gugup. Dia segera menoleh ke arah Daniel yang baru saja masuk ke dalam ruangan. "Pelindung Daniel, tahan dulu emosimu. Aku bisa menjelaskan semuanya," katanya berusaha menenangkan Daniel. "Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, Sean," ucap Daniel yang langsung menyebut namanya. "Apapun alasanmu, jawabannya tetap sama. Kau sudah tidak menganggap Empat Pelindung yang sebelumnya. Lebih dari itu, artinya kau juga sudah tidak menghargai Tuan Dewa Iblis," Suasana di sana langsung tegang. Ketegangan saat ini lebih dari sebelumnya. Sean kebingungan. Dia tidak tahu harus menjawab apa."Katakan saja sejujurnya, Sean. Sekarang kau sudah tidak bisa berbohong lagi," Ketika semua orang sedang terdiam, tiba-tiba Valentino muncul dari luar. Dia tampak tersenyum sinis saat menatap ke arah Sean. "Valentino, kau ...," "Kenapa? Kau terkejut, bukan?" senyuman Valentino semakin melebar. Dia sudah lama menunggu saat-saat seperti ini. "Dugaanmu benar, orang yang telah menyebarkan semua inf
Terakhir Diperbarui: 2025-01-22
Chapter: Organisasi Naga Hitam II
Sean sangat penasaran terkait kedatangan David dan Daniel. Dia yakin, alasan kenapa mereka kemari bukan karena ingin berkunjung saja. "Baiklah, sambut kedatangan mereka sebaik mungkin," ucap Sean memberi perintah kepada anggota yang melapor. "Baik, Ketua," Anggota itu kemudian segera pergi. Dia langsung membuat persiapan untuk menyambut kedatangan David dan Daniel. "Tuan, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" tanya Daniel sambil berbisik di sisi telinga David. "Kau diam saja. Biar aku yang mengurusnya," Daniel mengangguk. Dia tidak banyak bicara lagi. David kemudian mengajak Daniel dan Luna untuk masuk ke dalam markas. Begitu mereka tiba di depan pintu masuk, dua puluh orang segera menyambutnya. Mereka memberikan hormat dengan cara membungkukkan badan kepada David. "Salam kepada Tuan Dewa Iblis. Selamat datang kembali di markas Organisasi Naga Hitam," kata dua puluh orang itu secara bersamaan.David hanya tersenyum simpul. Ia kemudian memberi isyarat supaya mereka kembali
Terakhir Diperbarui: 2025-01-22
Pendekar Tangan Dewa

Pendekar Tangan Dewa

Malam itu hujan turun dengan deras. Sebuah tragedi berdarah tiba-tiba datang menimpa Keluarga Li. Semua orang yang ada di sana hampir terbunuh. Yang berhasil selamat hanya dua orang pekerja setia dan dua orang anak yang masih kecil. Setelah belasan tahun berguru kepada seorang tokoh angkatan tua dan menghilang tanpa jejak, Li Bing kembali muncul ke dunia persilatan dengan tekad ingin mencari tahu siapa dalang dibalik layar atas tragedi tersebut sekaligus membalas dendam terkait kematian seluruh keluarganya. Orang awam mungkin ada yang tidak tahu atau tidak mengenal siapa itu Li Bing, tetapi orang-orang dunia persilatan, mereka pasti tahu dan mengenalnya. Sebab sebelum memutuskan untuk kembali ke Kota Yu Nan, Li Bing sudah mengembara dulu di daerah lain. Dalam pengembaraan itu dia berhasil mengangkat nama. Orang-orang persilatan menjulukinya Pendekar Tangan Dewa. Selama menghadapi pertarungan besar dan kecil, Li Bing tidak pernah menggunakan senjata. Karena senjatanya hanya kedua tangan itu saja. Tangan yang ampuh. Tangan yang ajaib, dan tangan yang lebih tajam dari senjata apapun! Entah suatu kebetulan atau bukan, rupanya kemunculan Li Bing di Kota Yu Nan bersamaan juga dengan kisruhnya dunia persilatan Tionggoan. Saat itu, dunia persilatan mulai kacau. Berbagai macam pertarungan terjadi, masalah bermunculan di mana-mana. Tidak hanya itu saja, bahkan dia pun di fitnah dengan kejam oleh seseorang yang belum diketahui sehingga ada banyak pendekar yang mencoba untuk membunuhnya. Tugas Li Bing semakin berat. Apalagi dia juga harus mencari adiknya yang sudah berpisah selama belasan tahun. Note: Ini novel klasik, jadi di dalamnya tidak ada kultivasi dan lain-lain. Novel Pendekar Tangan Dewa berlatar di Tiongkok pada zaman dulu. Terinspirasi dari penulis silat terdahulu seperti Kho Ping Ho, Khu Lung, dan lain-lain.
Baca
Chapter: Api dan Darah di Gunung Jingwu
Informasi itu mengejutkan Li Bing. Pengkhianatan dari dalam dunia persilatan? Ini jauh lebih rumit daripada yang ia bayangkan."Dan mengapa keluargaku?" desak Li Bing."Keluargamu, memiliki rahasia. Ada yang mengatakan mereka adalah penjaga sebuah peta kuno atau gulungan tersembunyi yang mengarah ke lokasi harta karun atau ilmu bela diri legendaris," jelas sang kakek. "Mereka menginginkan itu. Dan mereka tidak segan membantai siapa pun yang menghalanginya."Li Bing tersentak. Jadi, bukan gulungan di kuil itu, melainkan gulungan atau peta lain yang menjadi incaran utama. Itu sebabnya keluarganya dibantai. Ini semua adalah bagian dari skema yang jauh lebih besar.Dengan informasi baru ini, tujuan Li Bing semakin jelas. Ia tidak hanya harus membersihkan namanya, tetapi juga menemukan "Penjaga Kegelapan" dan mengungkap siapa "tokoh berpengaruh" yang bersekutu dengan Perguruan Bayangan Kegelapan.Lebih dari itu, yang terpenting, ia harus mencari tahu apa sebenarnya rahasia yang dijaga kel
Terakhir Diperbarui: 2025-06-15
Chapter: Hancurnya Gulungan Kuno
Gulungan kuno yang dipegang Li Bing berdenyut, seolah-olah memiliki kehidupan sendiri, menyalurkan aliran energi yang dingin namun membangkitkan.Kilasan-kilasan gambar di benaknya adalah peninggalan dari masa lalu yang terlupakan—tari pedang yang mematikan, gerakan tubuh yang lincah seperti bayangan, dan teknik-teknik pengendalian energi yang asing. Suara-suara bisikan itu tidak lain adalah gema dari para ahli Perguruan Bayangan Kegelapan yang mencoba berkomunikasi, menuntunnya melalui lorong waktu.Nona Lin mengamati Li Bing dengan cermat, wajahnya menunjukkan campuran kekaguman dan kekhawatiran. "Kekuatan gulungan itu sangat besar, Tuan Muda Li," ujarnya, suaranya sedikit bergetar. "Kau harus sangat berhati-hati saat mempelajarinya. Pikiranmu adalah kunci kendali, bukan sekadar kekuatan fisik."Li Bing mengangguk, napasnya memburu. Ia merasakan keinginan kuat untuk segera membuka gulungan itu, untuk menyelami rahasia yang terkandung di dalamnya. Namun, ia juga merasakan peringat
Terakhir Diperbarui: 2025-06-15
Chapter: Warisan Aliran Bayangan Kegelapan
Nona Lin mengangguk."Itulah mengapa aku mengatakan itu adalah kuncinya. Jika kau bisa sepenuhnya menguasai energi itu, kau akan menjadi sangat kuat. Lebih kuat dari siapa pun di dunia persilatan. Tapi ingat, kendali adalah segalanya. Satu kesalahan, dan kau bisa tersesat dalam kegelapan."Li Bing merasakan beban besar di pundaknya. Penyakit yang ia benci, kini adalah sebuah kekuatan yang harus ia kendalikan."Bagaimana dengan gulungan kuno itu?" Li Bing bertanya. "Bagaimana kita bisa menemukannya?""Kuil ini memiliki banyak rahasia," Nona Lin menjawab. "Kita harus menjelajahinya dengan hati-hati. Gulungan itu tidak akan mudah ditemukan. Mereka mungkin tersembunyi di tempat yang paling tidak terduga."Mereka melangkah masuk ke dalam kuil. Interiornya gelap dan sunyi, hanya diterangi oleh celah-celah di atap yang membiarkan sedikit cahaya masuk.Debu tebal menyelimuti setiap sudut, dan aroma kayu lapuk memenuhi udara.Patung-patung Buddha yang sudah usang berjajar di dinding, menatap k
Terakhir Diperbarui: 2025-06-13
Chapter: Menuju Kuil Bayangan Tersembunyi
Perjalanan menuju Kuil Bayangan Tersembunyi bukan perkara mudah. Desa tempat mereka tinggal terletak di lembah yang dikelilingi pegunungan terjal. Nona Lin memimpin jalan, melangkah dengan gesit melewati jalur setapak yang jarang dilalui, seolah setiap batu dan akar pohon adalah peta yang familiar baginya. Li Bing mengikutinya, mengagumi ketangkasan Nona Lin yang tidak menunjukkan sedikit pun kelelahan, bahkan setelah berhari-hari mendaki.Medan semakin menanjak, hutan semakin lebat, dan udara semakin dingin. Kabut tebal sering menyelimuti puncak-puncak gunung, memberikan kesan misterius pada tujuan mereka. Li Bing merasakan sensasi aneh di dalam tubuhnya. Energi gelap yang baru saja ia pelajari untuk dikendalikan berdenyut pelan, seolah merespons energi kuno yang terpancar dari pegunungan."Kuil ini memang tersembunyi dengan baik," ujar Li Bing, napasnya sedikit terengah-engah setelah menanjak curam. "Apakah kau pernah ke sana sebelumnya, Nona Lin?"Nona Lin tersenyum tipis tanpa
Terakhir Diperbarui: 2025-06-13
Chapter: Nona Lin yang Misterius
Li Bing menatapnya penuh tanya."Kau harus membantuku mencari tahu siapa dalang sebenarnya di balik semua kejahatan ini," lanjut wanita itu. "Sosok yang melukai Biksu Agung Berhati Suci, dan yang telah mengajari Biksu To jurus sesat itu. Dia adalah ancaman bagi seluruh dunia persilatan, dan aku tidak bisa menghadapinya sendiri."Li Bing terdiam sejenak, mencerna ucapan wanita itu. Ia tahu ia tidak bisa menolak. Wanita ini telah menyelamatkan hidupnya, dan ia juga memiliki tujuan yang sama: mengungkap kebenaran dan menghentikan kejahatan yang merajalela."Aku akan membantumu," kata Li Bing, dengan suara yang lebih mantap. "Tapi, aku ingin tahu, bagaimana kau tahu semua ini? Dan mengapa kau tertarik dengan masalah ini?"Wanita itu kembali tersenyum tipis. "Dunia persilatan memiliki mata dan telinga di mana-mana, pendekar. Dan aku, kebetulan, adalah salah satu dari mereka. Aku juga memiliki kepentingan dalam menghentikan dalang kejahatan ini. Percayalah, tujuan kita sama."Ia kemudian me
Terakhir Diperbarui: 2025-06-11
Chapter: Tewasnya Dua Biksu Sesat
Terdengar erangan tertahan keluar dari mulutnya."Sial! Jurus macam apa itu?" umpat Biksu To sambil menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya.Dia terkejut setengah mati. Tidak hanya Biksu To, Elang Putih juga sama. Mereka tidak menyangka bahwa Li Bing mampu melukai mereka sampai sejauh ini.Tingkat penguasaan Jurus Telapak Setan Kematian milik Biksu To sudah mencapai empat puluh persen, namun masih tetap tidak mampu menahan serangan balasan dari Li Bing.Sementara itu, Jurus Elang Sakti milik Elang Putih juga sudah mencapai puncak penguasaan yang sempurna, namun juga masih tidak sanggup menahan serangan dari pemuda itu."Apa kau masih tidak mau memberitahu dari mana kau mendapatkan Jurus Telapak Setan Kematian?" tanya Li Bing lagi dengan nada datar.Dia sengaja menanyakan hal ini agar bisa menyentak Biksu To yang terlihat masih kaget."Tidak akan!" tolak Biksu To dengan cepat."Kalau begitu, matilah kau!"Wushh!!!Li Bing kembali menyerang. Dia memaksakan diri agar bisa menyele
Terakhir Diperbarui: 2025-06-11
 Secret Identity of the Oppressed Man

Secret Identity of the Oppressed Man

David Smith was a man both feared and respected. In the underworld, he held the highest position, leading the most powerful organization. His influence was vast, and his wealth immeasurable. Yet, David chose to abandon it all, tired of a life filled with constant danger. He wanted a fresh start, a peaceful life. For certain reasons, he married Luna George, a daughter of the esteemed George family. However, his presence in the family was met with scorn, as they saw him as a poor man with nothing to his name. Will David reveal his true identity? Will he return to the underworld and reclaim his throne?
Baca
Chapter: Shocking News
After Luna signed the documents, David and Daniel exchanged subtle smiles and nodded to each other. They both felt relieved.One problem had finally been resolved.David was very satisfied with Daniel's performance. Apparently, this man hadn't changed a bit over the years—always reliable, he thought."Alright, thank you, Miss. In three days, I will take care of the rest. After that, you will officially become the owner of the hotel and apartment."Once again, Luna was speechless. She truly didn’t know what to say. One thing was certain—she was extremely pleased and happy.She never imagined that she would come out as the “winner.” More than that, Luna never expected she would acquire the Albert Family's core business so easily.If she hadn't witnessed it with her own eyes, no one would believe it.“Luna, why do you still look tense? Aren’t you happy?” David Smith asked.“No, it’s not that, David,” she quickly replied. “I’m actually very happy. It’s just... this feeling is hard to expl
Terakhir Diperbarui: 2025-05-13
Chapter: Meeting Someone
"Is this Miss Luna George?" Instead of answering, the unknown caller responded with a question of his own."Yes, I’m Luna George," she answered honestly."Miss Luna, I’d like to ask for a bit of your time. Tomorrow afternoon, I’d like to meet you at the Eastern Star Restaurant. Second floor, table number one.""Wait a moment—who are you? Why are you asking to meet me there?""You’ll find out who I am tomorrow. What matters is, our meeting will be about the major business left behind by the Albert Family."Luna was immediately shocked upon hearing that. For a moment, she was speechless."Si-sir, are you serious?" she asked, her lips trembling slightly."I'm serious, Miss. That’s why you must come tomorrow afternoon. See you then."The call ended immediately. Luna stared at her phone for a while, still visibly confused.Could that person be trusted? Should she go to the Eastern Star Restaurant as instructed?Or should she just ignore it?"Luna, why do you look so puzzled?" David asked,
Terakhir Diperbarui: 2025-05-13
Chapter: Becoming a Target of Ridicule
Joshua Tyson, one of the sons of the Tyson Family Head and also Laura’s husband, was immediately at a loss for words. His lips parted slightly, but no words came out.Truthfully, Joshua had no intention of obstructing Madam Agatha’s efforts. But from another perspective, it would actually be much better if the George Family didn’t participate in this ‘competition’ at all.Because that was exactly what he wanted right now.“Grandmother...” After a few moments, Joshua finally spoke. “I think I have a pretty good idea.”Madam Agatha didn’t respond. She merely raised her eyebrows and looked at Joshua.“Even though the George Family and the Tyson Family aren’t the most powerful families in Phoenix City, if these two families unite to acquire shares and some of the former Albert Family’s companies, I believe our chances will greatly increase. A combined strength like that should be able to rival a single family ranked above us,” Joshua explained.Hearing that, almost everyone nodded in agre
Terakhir Diperbarui: 2025-05-13
Chapter: Competing
Laura didn’t say another word. Because at that moment, whether by coincidence or not, Madam Agatha was glancing her way.Although the glance seemed ordinary, it was enough to make Laura feel afraid. She immediately fell completely silent.A few moments later, the old woman spoke in a clear, loud voice.“Is everyone here?” she asked, scanning the room.“Yes, Ma’am,” Elena replied on behalf of everyone.Madam Agatha nodded several times. She then invited her large family to eat. The banquet was held simply.However, despite its simplicity, all the food served was delicious and expensive. Anyone could see that.After the banquet ended, the atmosphere became more relaxed. A few bottles of beer were brought out. Those who enjoyed drinking beer didn’t hesitate to start.“Do you all know why I called you here today?” Madam Agatha asked everyone present.Almost everyone gave the same answer. They shook their heads, indicating they didn’t know.Madam Agatha smiled. Then she continued, “This mo
Terakhir Diperbarui: 2025-05-13
Chapter: Good News
David and Daniel were already back inside the car. They looked calm and relaxed. Despite the commotion they had caused at the Green Leaf Restaurant, neither of them felt even the slightest fear. In fact, they didn’t even bother to think about it."Sir, what should I do now?" Daniel asked, breaking the silence."Destroy a few of the Albert Family’s businesses. Don’t let them set foot in this city again.""Alright, I’ll get to it right away. I’m sure that old man will regret acting recklessly for the rest of his life.""But remember this, Daniel — I don’t want anyone else to know about what we’ve done,"David didn’t want his presence and actions to be known by others in the same circle. Not because he was afraid, but because he still wanted to enjoy his current life.That’s why he always moved in silence, so his secret wouldn’t be exposed."Don’t worry, Sir. Trust me, I won’t disappoint you.""Good. I trust you."Without realizing it, they had already arrived near Luna’s house. David as
Terakhir Diperbarui: 2025-05-13
Chapter: Giving a Lesson
"Yes, that's for sure. Ronald Albert would never run away from reality," he said confidently."But we still don't know who that person is, Sir. What if he has bad intentions toward you?" James looked worried. He feared something undesirable might happen to his master."Are you scared, James? Since when did you turn into a coward?"The old man who claimed to be Ronald Albert swiveled his chair. A pair of sharp eyes stared intensely at James."I... I’m only concerned about your safety, Sir," James replied nervously."Tch!" Ronald Albert sneered. "Don't be so dramatic, James. Trust me, everything will be fine.""Alright. I believe you.""Good. Now you may go. And don’t forget to prepare yourself properly."James nodded respectfully. Without delay, he withdrew and left the room.Ronald Albert remained seated. He reread the text message for the umpteenth time."Hmm... I can't wait to find out who dared to threaten me like this," he muttered, placing the phone on the table.A few hours late
Terakhir Diperbarui: 2025-05-13
Dewa Pedang Tanah Pasundan

Dewa Pedang Tanah Pasundan

Caraka Candra adalah anak tunggal dari Ketua Adiyaksa yang mempunyai julukan si Naga Hitam Dari Selatan. Beliau juga sekaligus merupakan Ketua dari Perguruan Naga Langit. Perguruan itu sangat terkenal. Semua orang di daerah Selatan Tanah Pasundan pasti pernah mendengar namanya. Dalam dunia persilatan pun, perguruan tersebut begitu ditakuti lawan, disegani kawan. Sayangnya, semua hal tersebut harus sirna begitu saja ketika kemunculan anggota Perkumpulan Iblis Merah. Perkumpulan itu datang memberikan penawaran. Tapi dengan tegas, Ketua Adiyaksa menolak penawaran tersebut. Namun, justru karena berawal dari penolakan itulah, peristiwa berdarah ini terjadi. Pertempuran besar-besaran terjadi di malam purnama sehingga menewaskan semua orang yang ada di sana. Termasuk pula menewaskan Ketua Adiyaksa dan Nyai Diah Ayu. Yang berhasil selamat dari peristiwa berdarah itu hanyalah satu orang. Yaitu Caraka Candra sendiri. Sejak saat itulah, Caraka Candra bertekad untuk membalaskan dendamnya. Tapi, akankah dendamnya itu terbalaskan? Bisakah tekadnya untuk menjadi pendekar terkuat, akan terwujudkan?
Baca
Chapter: Kematian si Kebo Ireng
Dalam ruangan tersebut, saat ini tak kurang dari enam orang sudah terkapar. Di seluruh tubuhnya terdapat luka-luka. Walaupun nyawanya tidak sampai melayang, namun agaknya luka-luka uang mereka cerita cukup berat. Caraka Candra sengaja tidak membunuh orang-orang itu, sebab mereka sendiri tidak mampu berbuat banyak kepada dirinya. Setelah melihat makin banyak yang terkapar, anak buah Kebo Ireng yang masih menyerangnya terlihat mulai sedikit gentar. Serangan mereka berkurang. Tidak seganas seperti sebelumnya. Benak orang-orang itu diliputi oleh ketakutan. Apalagi setelah menyaksikan sendiri bagaimana kemampuan pemuda yang mereka keroyok. Kini, Caraka Candra sudah berdiri dengan tenang di tempat sebelumnya. Beberapa orang pengeroyok tadi tidak lagi menyerang. Sekarang mereka hanya berani mengepung sambil tetap mengangkat senjata saja. "Rupanya penampilanmu tidak sama dengan kemampuanmu," kata Kebo Ireng setelah dia berhasil menguasai diri. Tokoh sesat itu cukup terkejut setelah meli
Terakhir Diperbarui: 2024-09-20
Chapter: Naga Menari di Pusaran Badai
Si Kebo Ireng mengerutkan kening. Dia cukup heran melihat sikap pemuda asing yang ada di hadapannya tersebut. Di satu sisi, dia pun tidak senang mendengar jawabannya barusan. Selama ini, Kebo Ireng adalah sosok yang sangat disegani dan dihormati. Apalagi di daerah kekuasaannya. Jangankan warga biasa, bahkan para pejabat daerah pun ikut menaruh hormat kepadanya. Maka dari itu, sangat lumrah apabila dia tidak suka melihat sikap Caraka Candra yang dianggapnya sombong. "Anak muda, apakah kau tahu dengan siapa dirimu berhadapan?" "Ya, aku tahu," Caraka Candra tetap menjawab dengan nada dan ekspresi wajah yang sama. "Saat ini, bukankah aku sedang berhadapan dengan si Kebo Ireng yang terkenal menjadi penguasa dan suka bertindak sewenang-wenang?" anak muda itu mengangkat wajah lalu memandang ke arahnya. Mendengar ucapan tersebut, semua orang yang ada di dalam ruangan itu langsung berubah sikap. Sebagian dari mereka hampir saja menyerbu Caraka Candra. Untung pada saat itu si Kebo Ireng su
Terakhir Diperbarui: 2024-09-18
Chapter: Kebo Ireng
Matahari sudah berada di sebelah barat. Sebentar lagi akan tenggelam dibalik bukit-bukit hijau nun jauh di sana. Caraka Candra sudah berada di sebuah perkampungan di bawah kaki gunung. Anak muda itu sengaja tidak berjalan terburu-buru. Karena sekarang dia memang belum mempunyai tujuan ke mana harus pergi. Suasana di perkampungan itu terlihat tenteram. Para warga berlalu-lalang di jalan setapak. Ada yang baru pulang dari sawah ladang, ada pula yang sengaja berjalan-jalan saja. Di kanan kiri jalan, terlihat pula beberapa anak dusun yang sedang bermain riang bersama rekannya masing-masing sambil menikmati keindahan sore hari. Pemuda itu kemudian singgah ke sebuah warung makan. Ia segera memesan nasi liwet, kebetulan sejak kepergiannya tadi, dirinya belum lagi mengisi perut. Tidak perlu menunggu waktu lama, pesanan Caraka Candra sudah dihidangkan di atas meja sederhana. Ia memakannya dengan lahap sehingga baru sebentar saja nasi liwet itu sudah habis. Ketika dirinya henda
Terakhir Diperbarui: 2024-09-16
Chapter: Masalah di Masa Lalu
"Jadi, apakah kau takut dia akan ikut mati bersamamu?" tanya pria yang satunya lagi. Orang ini sudah tua. Usianya tidak kurang dari lima puluh tahun. Dia mengenakan baju warna hitam, di pinggangnya terselip sebatang kapak besar yang terbuat dari baja. "Mati hidup itu sudah menjadi suratan takdir. Buat apa terlalu dikhawatirkan?" Pendekar Seribu Pedang berkata dengan tenang. Bahkan ia masih sempat menyantap singkong rebus lagi. Setelah habis dilahap, ia segera melanjutkan. "Masalah di antara kita sudah lewat belasan tahun yang lalu. Mengapa kalian tidak mau melupakannya?" "Hahaha ..." suara tawa itu terdengar menggema ke seluruh penjuru hutan. Daun-daun pohon berjatuhan seolah-olah terhembus angin kencang. "Begitu mudahnya kau berkata seperti itu," "Sampai kapan pun, arwah kematian Harimau Selatan tidak akan tenang jika kau masih hidup bebas di dunia ini," "Jadi, arwahnya baru akan tenang setelah aku mati?" "Ya, bisa dibilang demikian," tegas pria tersebut. "Baik. Kala
Terakhir Diperbarui: 2024-09-08
Chapter: Pedang Pembawa Maut
"Kenapa? Kau mengkhawatirkan aku?" tanya Pendekar Seribu Pedang sambil melirik ke arah Caraka Candra. Orang tua itu tersenyum simpul. Ia kembali mengambil ubi rebus di atas wadah. Setelah ubi itu habis ditelan, ia melanjutkan lagi bicaranya. "Candra, aku ini sudah tua. Sudah bau tanah. Umurku bahkan mungkin tidak panjang lagi. Jadi, kau jangan terlalu mengkhawatirkan aku. Lagi pula, aku sudah terbiasa hidup sendiri," Semenjak mengundurkan diri dari dunia persilatan, Pendekar Seribu Pedang memang selalu hidup sendiri. Sebab seumur hidupnya dia memilih untuk tidak menikah. Entah alasan apa yang membuat dia memilih jalan tersebut. Mungkin karena dia takut melukai wanita lain yang mencintainya. Mungkin juga karena dia ingin menikmati kesendiriannya. Caraka Candra hanya diam. Hatinya bergejolak. Setelah lima tahun hidup bersama, akhirnya tiba juga mereka harus berpisah. Walaupun sebenarnya berat, tapi anak muda itu tetap harus turun gunung. Karena ini adalah perintah! Ucapan seoran
Terakhir Diperbarui: 2024-09-04
Chapter: Gunung Hejo
Caraka Candra dan Pendekar Pedang Seribu tiba di kaki sebuah gunung ketika matahari hampir tenggelam. Orang tua itu berhenti sejenak sambil memandangi gunung tinggi yang berdiri di hadapannya. "Tidak disangka, ternyata aku harus kembali lagi ke tempat ini," gumamnya seorang diri sambil menatap ke arah gunung tersebut. Caraka Candra sebenarnya merasa penasaran akan ucapan gurunya, tapi dia tidak berani bertanya lebih jauh. Mungkin gunung ini penuh dengan kenangan, demikian ia berpikir. "Nah, muridku, ini adalah Gunung Hejo. Dulu, aku juga pernah mengasingkan diri di gunung ini selama beberapa tahun. Alasan aku pindah ke tempat lain adalah karena pada suatu hari, tiba-tiba seorang musuh di masa lalu berhasil menemukan persembunyianku. Karena aku tidak ingin membunuh lagi, maka terpaksa aku pun pindah," "Sebab kalau terus di sini, bukan tidak mungkin nantinya akan ada musuh-musuh lain yang mendatangiku," Pendekar Seribu Pedang memberikan penjelasan singkat kepada Caraka Candra. Pem
Terakhir Diperbarui: 2024-09-03
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status