Chapter: Bab 86 diam-diam menghanyutkan Ramli menoleh, Romi terlihat cengar-cengir dengan wajahnya yang gugup. "Hehehe, bercyanda bos, maaf!" kata Romi. "Tidak usah banyak tanya, menyetir saja!" jawab Ramli sambil terus memperhatikan ke arah depan. Sedangkan anak-anak Ramli dan Bu Mar, rupanya mereka tertidur di kursi belakang. Sementara itu di tempat lain, tepat pukul setengah delapan malam, Vina terjaga dari tidurnya. Tangan wanita itu meraba-raba ke samping untuk memastikan dirinya masih bersama Ramli. Sayangnya, Vina tidak menemukan apa pun kecuali kasur yang telah kosong. Di sampingnya tidak ada siapa pun dan Ramli benar-benar pergi. "Ramli, kamu di mana?" Vina bangun dengan keadaannya yang hanya ditutupi oleh selimut. Wanita itu segera memakai pakaiannya kembali untuk segera mencari keberadaan sang pelayan. "Ramli, kamu beneran sudah pergi?" Vina memperhatikan kamar Ramli yang sudah kosong. Ia juga memeriksa lemari pakaian dan Vina tidak menemukan satu pakaian pun milik Ramli. Wanita itu lemas seketika,
Last Updated: 2025-12-05
Chapter: Bab 85 basah Sementara itu di kamar, Ramli menutupi tubuh Vina dengan selimut setelah percintaan mereka untuk terakhir kalinya. Lalu, ia mencium hangat kening wanita itu sebelum dirinya pergi. "Tidurlah yang nyenyak, aku harus pergi sekarang! Jaga anak kita baik-baik!" bisik Ramli setelah ia memberikan kecupan terakhir pada dahi Vina yang saat itu nampaknya ia sangat kelelahan dan sudah tertidur. Setelah itu ia mencium hangat perut Vina seolah dirinya sedang berpamitan pada jabang bayi yang tidak berdosa itu. "Ayah pergi dulu, maafkan ayah tidak bisa membersamai kalian berdua. Ini adalah takdir kita, Nak. Berbahagialah bersama mamamu, ayah hanya tidak ingin kamu dan mamamu terlibat dalam dendam ayah pada kakekmu. Laki-laki itu harus mati! Sekali lagi maafkan ayah!" katanya diiringi dengan usapan lembut di perut sang majikan. Setelah membisikkan kata-kata itu pada perut Vina, Ramli segera bangkit dan mengambil tasnya. Ia sudah mengemasi semua barang-barangnya tanpa terkecuali. Ramli sendi
Last Updated: 2025-12-05
Chapter: Bab 84 sama-sama ngeres Ramli tidak menjawabnya, tapi dari tatapan matanya jelas terlihat jika pria itu sudah terangsang. Pria adalah makhluk visual, dirinya tak menampik jika tubuh Vina adalah sebuah candu yang begitu cepat membuat gairah dalam jiwanya meledak. Vina masih berdiri di sana dengan dirinya yang tanpa penutup apa pun. Di sisi lain Ramli berjalan semakin mendekati wanita itu, sejenak ia berhenti dan menatap Vina begitu dalam. "Sekali saja sebelum kamu pergi!" Vina berkata lagi penuh damba. Seolah Ramli tak mau mendengarkannya, pria itu menghindari Vina dan berjalan ke arah pintu. Vina hanya menoleh, ia tak menyangka jika Ramli akan menolaknya begitu saja. Wanita itu menundukkan wajahnya dan merasa jika dirinya sudah tidak berarti lagi bagi Ramli. "Ya, mungkin aku sekarang sudah tidak berarti lagi bagimu. Seperti yang kamu bilang, hubungan ini adalah sebuah bisnis. Aku yang bodoh memang, terlalu banyak berharap dari hubungan kita. Pergilah! Aku tidak akan menghalangi mu lagi, ini sudah menj
Last Updated: 2025-12-05
Chapter: Bab 83 sebelum kamu pergi "Jadi Tuan serius mau ninggalin rumah ini?" tanya Edi lagi. "Hmmm!" "Terus, gimana dengan anak Anda, Tuan? Anda tega ninggalin anak Anda? Udah capek-capek bikinnya, pakai tenaga dan keringat, eh giliran udah jadi, ditinggalin aja!" kata Edi. "Maksudmu apa! Tentu saja aku bawa anak-anakku, Bagas, Ayu dan Rendra!" jawab Ramli sembari menyiapkan dirinya untuk segera berangkat malam ini juga tanpa menunggu Rangga pulang. "Ya saya tahu itu, tapi anak Tuan yang masih di dalam perut Mbak Vina itu, masa Tuan tega ninggalin berdua aja sama Emaknya!" kata Edi. Ramli menggelengkan kepalanya. Meskipun berat tapi dirinya harus menepati janjinya. "Dia sudah banyak yang menjaga, ada suaminya bahkan kakeknya juga pasti sangat protektif!" jawab Ramli. Edi tak habis pikir dengan hubungan rumit antara Ramli dan Vina. Apa jadinya jika Vina tahu bahwa pria yang menghamilinya adalah orang yang sangat dibenci oleh ayahnya. Di saat yang bersamaan, kedua pria itu dikejutkan dengan suara ketukan
Last Updated: 2025-12-04
Chapter: Bab 82 Ramli pergi Vina dan Ramli menoleh ke arah Bagas dan Ayu yang datang dan mengejutkan mereka. "Bagas, Ayu, kalian ada di sini!" Vina mendekati mereka berdua. Kedua bocah itu saling menatap. Mereka khawatir Vina memarahi ayah mereka. "Tante Vina marahin ayah? Ayah udah bikin salah ya, Tante? Apa karena tadi ayah mual-mual? Mungkin tadi ayah emang sedang sakit, maafin ayah ya, Tante!" kata Bagas mengira jika karena Ramli yang sedang mual tadi. Vina tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Ohhh bukan, sayang. Tante nggak marah kok, cuman tadi Tante mau ngasih tahu ayah kalian kalau Tante mau ajak kalian jalan-jalan beli baju baru, eh kata ayah kalian nggak usah, padahal Tante yang mau beliin sendiri!" kata Vina. Sejenak kedua bocah itu menatap wajah ayah mereka. Ada rasa takut karena sepertinya sang ayah tidak menyetujuinya. "Beli baju baru, Tante? Emm tapi nanti merepotkan Tante Vina, tidak usah lah, Tan. Terima kasih banyak, baju-baju kami masih bagus kok, apalagi yang dibeliin Tante tempo
Last Updated: 2025-12-04
Chapter: Bab 81 sebuah bisnis Sungguh, hanya aroma tubuh Vina saja yang bisa membuat Ramli tenang dan tidak mual lagi. Aneh memang tapi ini sangat nyata. Vina sendiri juga merasakan hal yang sama, dirinya hanya bisa nyaman bila berada di dekat pria itu. Setelah dirasa tidak mual lagi, Ramli segera melepaskan pelukannya dan nampak salah tingkah. "Emmmm maaf, tadi aku nggak bermaksud macam-macam, tadi itu karena perutku mual dan kebetulan kamu datang, sepertinya aroma ketekmu jauh lebih sedep ketimbang aroma kue donat, sial!" kata Ramli. Vina tertawa kecil mendengarnya. "Astaga Ramli, cuma kue donat saja kamu udah mabok? Padahal donatnya enak banget loh, tadi aku habis nyicipi satu, terus kata Bagas kamu mual-mual dan ada di sini!" ucap Vina yang tanpa sadar masih ada sisa krim coklat yang menempel pada bibirnya. Ramli melihatnya dan pria itu segera menarik tangan sang majikan. Vina terkejut ketika Ramli tiba-tiba menariknya. "Ramli, ada apa?" tanya wanita itu bingung. Tanpa hujan tanpa angin, tiba-tiba Ra
Last Updated: 2025-12-04
Chapter: Bab 94 kematian Lisa (Tamat) Lisa tak percaya jika dirinya bertemu dengan Tasya dan Kenny lagi setelah belasan tahun mereka berpisah. Wanita itu mendadak menangis tatkala sang Mama, Nyonya Ana menceritakan tentang pertemuan mereka.Lisa sudah tidak bisa bergerak, hanya kedua matanya yang masih hidup. Sekujur tubuhnya penuh luka bakar karena mobil itu terbakar habis, bahkan pria pasangan Lisa yang merupakan ayah Grace, meninggal dunia.Lisa masih bersyukur diberikan kesempatan untuk hidup dan bertemu dengan Kenny dan Tasya. Entah kenapa, wanita itu merasa jika pertemuan itu adalah pertemuan akhir mereka."Mas Kenny, Mbak Tasya...!" Suara Lisa terdengar lemah memanggil Kenny dan Tasya. Keduanya mendekat dan berusaha untuk memberikan semangat kepada Lisa untuk bertahan dan sembuh."Hai Lisa, jangan banyak bergerak dulu, kamu harus istirahat!" ucap Tasya sambil menatap wajah Lisa yang pucat dan menitikkan air matanya."Mbak Tasya...!" Lisa menyebut nama mantan kakak tirinya dengan suara gemetaran."Jangan bicara dulu
Last Updated: 2025-11-27
Chapter: Bab 93 bertemu Tasya dan Kenny "Kenny dan Tasya orang tuamu, Nak?" tanya Nyonya Ana hampir tak percaya. Namun, wajah Evan yang sangat mirip dengan Kenny, membuat wanita itu tidak bisa memungkiri nya."Iya, mereka orang tua saya. Memangnya kenapa, Bu? Ibu kenal sama mereka?" balas Evan balik bertanya."Bukan cuma kenal, tapi sangat kenal!" jawab Nyonya Ana. Lalu, wanita itu menceritakan semuanya tentang Kenny dan Tasya kepada Evan. Kisah masa lalu yang rumit dan tentunya membuat wanita itu sangat menyesal.Evan menghela napas panjang, akhirnya terjawab sudah kenapa Nyonya Ana menganggap wajahnya mirip dengan Kenny. Memang benar, Kenny sang Papa adalah mantan suami mamanya Ziva."Begitulah, Nak. Itu artinya aku sedang bertemu dengan putra mereka, kamu benar-benar mirip sekali dengan Papamu... Oh ya Tuhan, mimpi apa aku semalam, engkau mempertemukan aku dengan putra mereka lewat Ziva!" kata Nyonya Ana yang nampak begitu terharu sekaligus malu. Malu karena dirinya sekarang seperti ini."Papa dan Mama pasti senang kalau
Last Updated: 2025-11-27
Chapter: Bab 92 bukan ayahnya Ziva "Oh nggak apa-apa kok, Nek. Kalau begitu, Ziva pergi dulu ke kamar, mau mandi!" kata gadis itu. Nyonya Ana menganggukkan kepalanya dan membiarkan cucunya pergi. Wanita itu menghela napas, dirinya sudah banyak berubah sejak divonis sakit stroke. Terkadang, wanita itu merasa sangat berdosa kepada Tasya yang dulu sering ia sakiti.Dirinya juga merasa apa yang terjadi pada putrinya adalah karma dari perbuatannya yang sudah membuat Tasya menderita.Sementara itu, Ziva segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Gadis itu merasa sangat kotor dan jijik pada dirinya sendiri. Entah bagaimana nasibnya nanti. Hidupnya sudah hancur, kesuciannya sudah ternoda meskipun Evan berkata akan bertanggung jawab.Sedangkan di luar, setelah Evan melihat kepergian Lisa. Pemuda itu pun berinisiatif untuk menemui Ziva yang saat ini sudah berada di dalam rumah.Terdengar suara orang yang sedang mengetuk pintu. Nyonya Ana yang saat itu sedang berada di ruang tamu, ia pun segera membukakan pintunya de
Last Updated: 2025-11-25
Chapter: Bab 91 bukan anak haram "Ziva, ya Tuhan. Tolong lindungi dia!" Evan masih mondar-mandir di depan rumah Ziva, pemuda itu sungguh tidak bisa meninggalkan Ziva dalam kondisi seperti itu. Gadis itu pasti sangat tersiksa. Baru saja ia kehilangan keperawanannya, kini ia harus mendapatkan siksaan dari ibu kandungnya. Di sisi lain, Nyonya Ana, yang sekarang sudah sedikit membaik kondisinya meskipun masih berada di kursi roda. Wanita itu muncul dari dalam rumah saat mendengar suara teriakan sang cucu. Wanita itu sangat menyayangi cucunya dan tidak suka jika Lisa terlalu berat menghukum gadis itu. "Lisa, berhenti!" Suara tegas Nyonya Ana seketika membuat Lisa menoleh dan menghentikan penyiksaannya kepada sang anak. "Kamu ini kenapa sihh? Ziva ini anakmu, kamu siksa dia seperti tawanan saja!" kata Nyonya Ana yang tak tega melihat sang cucu, ia pun memanggil gadis itu untuk memeluknya. "Ziva, sini, Nak!" Ziva yang semula meringkuk, pasrah dengan hukuman dari sang ibu, gadis itu pun segera menghampiri sang nenek ya
Last Updated: 2025-11-24
Chapter: Bab 90 Dicambuk Lisa benar-benar melihat wajah Evan yang begitu mirip dengan Kenny. Ya, bak pinang dibelah dua. Sementara itu Evan, pemuda itu segera mengantar Ziva untuk bertemu dengan keluarganya dan tentunya pemuda itu memberanikan diri untuk mengatakan bahwa dirinya akan melamar Ziva. Ziva sendiri nampak takut saat akan menemui sang ibu. Ia tahu bahwa ibunya tidak akan mengampuninya. "Ayo, Va!" kata Evan saat melihat Ziva yang terdiam dan tidak mau melangkah. Sangat jelas terlihat di wajah gadis itu jika ia sangat ketakutan. "Lo jangan takut, ada gue di sini, semuanya pasti baik-baik saja, oke!" Evan berusaha untuk meyakinkan gadis itu. Ziva diantar oleh pemuda itu untuk menghadap Lisa yang nyatanya wanita itu memang sangat marah. Lisa menatap tajam ke arah keduanya, apalagi saat ia melihat putrinya yang ketakutan. Semakin ingin ia menghajar gadis itu. Di sisi lain, Ziva harus bersiap-siap untuk menerima hukuman dari ibunya. Meskipun ia sudah terbiasa mendapatkan hukuman dari Lisa,
Last Updated: 2025-11-22
Chapter: Bab 89 mirip wajah Kenny Ziva langsung menjauh dari pemuda itu sambil meraih apa pun di sekitarnya untuk menutupi seluruh tubuhnya. Gadis itu spontan menangis dengan apa yang baru saja terjadi padanya. "Lo jahat, Van! Kenapa Lo lakuin ini ke gue!" rintih Ziva sambil menangis tersedu-sedu. Evan sendiri juga panik sekaligus bingung. Sejatinya ia tak ada niatan untuk melakukan hal itu. Tapi dorongan dari Ziva sendiri yang membuat pemuda itu khilaf. Pemuda itu juga merutuki perbuatannya yang sudah kelewatan. Bagaimana bisa ia tergoda untuk melakukan hal terlarang itu kepada teman sekolahan. "Oke, gu-gue minta maaf. Gue udah khilaf! Gue pasti tanggung jawab, gue janji!" jawab Evan dengan serius. Ziva masih menangis. Ia merasa kotor dengan dirinya sendiri. "Gue udah hancur, masa depan gue udah nggak berguna lagi!" kata Ziva yang begitu menyayat hati. "Enggak, Lo nggak bakalan hancur, Va. Gue pasti tanggung jawab, suer! Gue akan nikahin Lo, gue janji!" kata Evan makin serius. Ziva sendiri bingung harus
Last Updated: 2025-11-20