Chapter: Bab 34Rama mengelus pelan rambut Alisya. Matanya menatap lekat wajah Alisya yang sudah terlelap setelah selesai bercerita sambil menangis dalam pelukannya. Rama merasa marah saat mendengar cerita dari Alisya. Karena itu, malam ini dia berniat datang ke rumah orang tuanya. Kebetulan, barusan Sarah menelepon dan mengatakan terjadi kekacauan di rumah, yaitu Andra dan Radit yang berkelahi tanpa sebab. Rama pun meminta semua orang berkumpul di rumah dan menunggunya. Sekarang, hanya dia yang tahu apa alasan Alisya sampai kabur dan ingin pulang ke Yogyakarta. Rama tentu tak akan meninggalkan Alisya sendirian di apartemennya. Karena itu, Rama menghubungi seseorang untuk menemani Alisya. Bukan orang asing tentunya. Ponsel Rama bergetar, menandakan sebuah pesan masuk. Rama pun turun dari atas ranjang dan segera menuju pintu utama. Dia meraih gagang pintu dan membukanya. Nampaklah seorang pria yang usianya beberapa tahun di atasnya. "Mana Alisya?" Pria itu langsung bertanya secara tak sabar. Kekhaw
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 33Alisya pulang ke rumah lebih awal dari biasanya. Tentu dia tak sendiri, karena hari ini ada yang datang menjemputnya tanpa diminta. Orang itu adalah Radit. "Semalam kamu menginap di rumah temanmu, Sya?" Radit bertanya. Mereka berjalan beriringan masuk ke dalam rumah. "Kosan lebih tepatnya," koreksi Alisya. Tentu dia tak akan jujur pada Radit kalau semalam dia menginap di apartemen Rama. Biarlah itu menjadi rahasia antara dia dan Rama saja. Tidak. Sepertinya Aina dan Andra juga tahu. "Oh, maaf. Pasti kamu senang ya karena tak harus dikawal lagi sekarang. Jadi lebih bebas bergerak," ujar Radit. Alisya terdiam mendengar itu. Dikawal katanya? "Ya, bisa dikatakan seperti itu," jawab Alisya asal. Radit masih mengikuti langkah Alisya, terlihat sekali berusaha mengajak Alisya untuk berkomunikasi. "Jadi, sekarang kamu mau kemana? Aku bisa mengantarmu," tawar Radit. Alisya berhenti melangkah dan menghela nafas pelan. Jujur saja, dia cukup terganggu. "Aku akan istirahat, Kak. Terima kasih
Last Updated: 2025-10-24
Chapter: Bab 32Pukul delapan pagi, Andra sudah berada di depan gerbang kampus tempat Alisya kuliah. Dia berada di dalam mobil, melihat dengan teliti setiap orang yang masuk ke area kampus maupun keluar. Dan jika dihitung, mungkin dia sudah di sana selama satu jam. Bukan tanpa alasan, Andra berada di sana karena dia ingin menemui Alisya. Dia ingin bicara dengan gadis itu dan meminta penjelasan juga kenapa Alisya tak pulang ke rumah. Andra tahu itu bukan sebuah kesenangan Alisya karena dibebaskan oleh Hendra. Andra tahu ada yang tidak beres. Andra berkali-kali melihat jam tangan mewah yang melingkar di pergelangan tangan. Sudah satu jam lebih dia menunggu, namun masih belum terlihat tanda-tanda kedatangan Alisya. Andra tidak menyerah, dan tetap menunggu seraya mengawasi sekitar. Andra sengaja tidak keluar dari mobil karena tak mau Fiona melihatnya lalu menghampirinya. Tidak. Andra tak mau bertemu dengan wanita itu lagi. Setelah lama menunggu, tak sengaja Andra melihat Aina. Dia yakin sekali itu ad
Last Updated: 2025-10-23
Chapter: Bab 31Saat jam makan siang, Andra dihubungi oleh Hendra. Dia yang masih bersama dengan Nita harus pulang ke rumah. Katanya, Sarah juga ingin bertemu dengan Nita. Andra tak tahu harus bagaimana, tapi Hendra mendesaknya untuk mengajak Nita ke rumah. Mau tak mau, Andra melakukannya. Walau ya, dia keberatan untuk melakukan itu. "Om Hendra baik sekali ya." Nita berucap. Kini dia dan Andra masih di dalam mobil, setelah berkeliling dan melihat-lihat ke beberapa tempat. "Memang. Oh ya, ayah memintaku mengajakmu ke rumah untuk makan siang bersama." Andra akhirnya mengatakan itu. Harapannya sih, Nita menolak saja gitu. Tapi ternyata, wanita itu malah mengangguk dengan antusias. Pupus sudah harapan Andra untuk menjemput Alisya ke kampus sekarang. Dengan perasaan yang sedikit kacau, Andra pun mengemudikan mobilnya menuju rumah. Entah kenapa Nita terlihat senang dan antusias, berbeda dengannya yang tak menginginkan ini sama sekali. Tunggu, bagaimana jika di rumah ada Alisya? Andra tak bisa berhenti
Last Updated: 2025-10-23
Chapter: Bab 30Andra berjalan berdampingan dengan ayah tirinya, Hendra. Mereka sudah berada di perusahaan dan akan melanjutkan obrolan yang tertunda di ruang makan tadi. Andra yang tahu apa yang akan dibahas merasa tak tenang. Dia tak tahu bagaimana cara menolak keinginan Hendra tanpa menyakiti atau menyinggung ayah tirinya itu. Apa mungkin dia harus mengaku tentang hubungannya dengan Alisya? Tapi, bagaimana jika Hendra malah tak setuju dan berbalik benci padanya? Saat sedang berada di dalam lift, Andra merasakan ponselnya bergetar. Dia merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya. Ternyata ada satu pesan dari Alisya. Andra membukanya dan membacanya dalam hati. Tanpa dia sadari, Hendra meliriknya dengan heran. "Apapun yang terjadi, jangan katakan apapun tentang kita pada ayah." Itulah isi pesannya. Andra terdiam, dan berpikir cukup keras. Jadi, dia harus bagaimana menolak permintaan Hendra? "Andra." Hendra memanggil anak tirinya tersebut yang terlalu fokus pada ponsel. Andra sampai tersentak,
Last Updated: 2025-10-22
Chapter: Bab 29Alisya keluar dari kamar dengan penampilan yang sudah rapi. Dia sudah siap untuk pergi kuliah seperti hari biasanya. Alisya memakai make up cukup tebal pagi ini, terutama di bawah mata. Menangis semalaman ditambah sulit tidur membuat matanya bengkak dan menghitam. Agar tak ada yang bertanya, Alisya berusaha semaksimal mungkin menutupi kesedihan di wajah. Alisya pagi ini belum bertukar kabar dengan Andra, dan dia juga tak tahu apakah Andra akan datang menjemputnya atau tidak. Namun saat sampai di ruang makan, Alisya melihat Andra ada di sana. Tatapan mereka bertemu, dan Alisya langsung mengalihkan tatapannya. Dia pun segera duduk di samping Sarah. "Ibu senang kita bisa berkumpul seperti ini. Hanya kurang Rama saja. Dia sulit sekali untuk dihubungi," ucap Sarah. Kebahagiaan terpancar jelas dari matanya karena anak-anaknya bisa berkumpul pagi ini. "Bukan hanya ibu, aku juga senang kok," sambung Vina dengan senyuman. Semua yang ada di sana tersenyum kecil ikut merasakan bahagia. Kecual
Last Updated: 2025-10-22
Chapter: Bab 69 (The End) Saat Adnan memperlihatkan foto seorang gadis yang menurutnya cocok jadi istriku, aku benar-benar tidak tertarik. Dia terlihat seperti gadis kuliahan biasa dan tak ada istimewanya sedikit pun bagiku. Saat Adnan menceritakan semua kesusahan Aruna, aku bahkan tak merasa kasihan juga. Karena ya, setiap orang punya masalah kan? Hanya saja masalah setiap orang berbeda-beda.Yang awal menarik perhatianku adalah saat Adnan bercerita tentang Aruna yang dikhianati teman-temannya. Cukup menyakitkan, karena aku tahu bagaimana rasanya. Apalagi Aruna yang memang sudah tak punya orang tua lagi.Malam itu, Adnan datang ke kamarku dengan tergesa-gesa sambil memakai jaket. Dia terlihat sangat panik saat berkata kalau Aruna sedang dalam bahaya. Sedangkan aku, biasa saja. Kadang aku heran. Apakah sebenarnya Adnan menyukai Aruna? Sampai segitu paniknya.Walau malas, pada akhirnya aku tetap mengantar Adnan ke rumah Aruna. Selama aku menyetir, Adnan sibuk menghubungi polisi dan meminta mereka untuk langsung
Last Updated: 2024-09-22
Chapter: Bab 68Pukul empat sore lebih beberapa menit, Arkan kembali menemui Adara dan Tanti di lobi. Tidak sendirian, karena di sana Arkan bersama dengan Aruna dan Kenzi yang tidur dalam gendongan Aruna. Sedangkan Tio dan Hana sudah pulang lebih dulu sejak tadi.Di lobi, masih ada beberapa karyawan lain yang belum pulang. Sebagian ada yang memilih langsung pergi, sebagian ada yang tetap di sana karena penasaran apa yang akan Arkan lakukan pada dua karyawan baru, Adara dan Tanti."Kami sudah bicara pada semua orang, Pak. Kami mengaku salah karena sudah menyebarkan fitnah." Adara berbicara dengan kepala menunduk. Mereka tak berani menatap Arkan, bahkan untuk melihat ke arah Aruna pun mereka tak berani."Apakah dengan kalian bicara gosipnya akan mereda?" tanya Arkan. Arkan terlihat masih marah pada dua karyawannya tersebut. Dan yang lain hanya bisa menyaksikan saja saat Adara dan Tanti diintimidasi oleh bos mereka."Sudah, Mas. Tak apa." Aruna mendekati Arkan dan menyentuh bahu pria itu, berusaha menen
Last Updated: 2024-09-22
Chapter: Bab 67Gosip tentang Aruna yang dituduh sebagai selingkuhan Arkan langsung menyebar dengan cepat ke setiap divisi. Karena itu, tentu saja Aruna jadi buah bibir para karyawan. Banyak yang mencibir dan mencemooh, juga merendahkan. Hingga akhirnya, berita itu sampai ke telinga Arkan, dan jelas Arkan pun marah besar.Hari ini, jam baru menunjukkan pukul sembilan siang, namun suasana kantor sudah sangat panas. Sekretaris Arkan yang bernama Tania kini sudah berada di ruangan divisi tempat penyebar gosip itu berada. "Adara dan Tanti? Karyawan baru kan?" Tania bertanya pada dua perempuan yang kini berdiri berhadapan dengannya."Pak Arkan meminta saya memanggil kalian berdua ke ruangan beliau." Tania berucap. Semua orang yang mendengar itu jelas panik, dan tak ada yang bisa menyelamatkan mereka berdua sekarang, selain keberuntungan.Selama berada di dalam lift, Adara dan Tanti sangat gelisah. Mereka ingin bertanya pada Tania, namun tak berani saat melihat raut wajah Tania yang kelihatan judes maksim
Last Updated: 2024-09-17
Chapter: Bab 66Karyawan Arkan memang tahu tentang berita Arkan yang sudah menikah, namun tak pernah tahu siapa sosok yang menjadi istri Arkan. Mungkin sebagian karyawan Arkan tahu, hanya orang-orang yang pernah masuk ke ruangannya saja karena Arkan memang memajang foto pernikahannya di sana, salah satunya adalah sekretarisnya.Adara dan Tanti yang tergolong karyawan baru jelas belum mengenal sepenuhnya seluk-beluk dan sejarah pemilik sekaligus pimpinan perusahaan tempat mereka bekerja. Mereka hanya tahu kalau Arkan adalah orang yang memiliki jabatan paling tinggi di perusahaan, dan terkenal sebagai sosok yang dingin dan cuek. Ya, contohnya tadi. Arkan tak menggubris sedikit pun saat Adara dan Tanti menyapanya dengan hormat.Adara dan Tanti jelas syok dan kaget saat melihat pemandangan di mana bos mereka bicara pada Aruna, bahkan sampai menggenggam tangan Aruna. Bukan hanya mereka, karyawan lain yang melihat pun sama kagetnya. Akhirnya mereka bertanya-tanya, apakah itu istri bos mereka?Pada akhirnya
Last Updated: 2024-09-15
Chapter: Bab 65Hukum tabur tuai di dunia itu memang sepertinya ada, dan Arkan mempercayainya walau tak pernah mengharapkan. Satu persatu orang-orang yang mengkhianati dan menyakitinya mendapatkan balasan yang bahkan tak pernah Arkan duga.Seperti yang disampaikan oleh Wulan, Andres mengalami kecelakaan setelah pulang dari rumah Vani dan Chiko. Kecelakaan yang parah hingga dia harus kehilangan kedua kakinya. Selain mendengar itu, Arkan pun mendengar curhatan dari Chiko tentang kelakuan Andres sebelum kecelakaan. Ternyata Andres memang datang ke rumah Vani dan Chiko, untuk meminta maaf pada Vani. Salahnya dia malah memaksa ingin Vani kembali padanya, padahal dia juga tahu kalau posisi Vani sudah memiliki suami. Dan Chiko bercerita juga katanya dia dan Andres sempat baku hantam.Arkan memaklumi jika Chiko memulai perkelahian. Siapa suami yang tak marah dengan kelakuan mantan pacar dari istrinya yang gila seperti Andres? Wajar jika Andres di hajar oleh Chiko.Lalu Salsa, Arkan tak lagi mendengar kabarny
Last Updated: 2024-09-15
Chapter: Bab 64Benar yang Tio katakan pada Arkan semalam tentang Salsa yang mungkin belum menyerah untuk berusaha menemui Arkan dan berusaha mendekati pria itu lagi. Perbedaannya sekarang mungkin Salsa sudah tak lagi mendapatkan dukungan dari kedua orang tuanya. Handi sudah repot-repot mencari tahu latar belakang Aruna, berusaha membuat Tio goyah. Nyatanya Tio sudah tahu seluk-beluk keluarga Aruna, dan dia sudah menyetujui pernikahan Aruna dengan Arkan sejak awal.Hari ini, Arkan kembali bekerja seperti hari-hari biasanya. Dia terlambat datang ke kantor hari ini karena harus mengantarkan Aruna dan Kenzi dulu ke rumah orang tuanya. Aruna meminta untuk tetap di sana saja dan bisa pulang ke rumah mertuanya di siang hari nanti. Namun Arkan menolak dengan tegas. Dia tak akan mau meninggalkan Aruna hanya berdua saja dengan Kenzi di sana. Arkan hanya khawatir saja jika sesuatu yang buruk terjadi.Dan seperti yang dibahas semalam oleh Arkan dan ayahnya, Salsa memang belum kapok untuk menemui Arkan. Hari ini
Last Updated: 2024-09-14
Chapter: Extra Part 2Tiana sebagai wanita paham sekali kalau pendidikan bagi wanita itu penting. Walau Evelyn berstatus adik iparnya, tapi Tiana menganggap Evelyn seperti anak sendiri. Karena itu, Tiana memberikan nasehat pada Evelyn agar melanjutkan pendidikannya. Evelyn awalnya ragu untuk kuliah, minder karena teman-teman seumurannya sudah lulus S1, sedangkan dia baru mau masuk kuliah. Namun, semua keluarga Alan, termasuk Alan sendiri mendukung saran dari Tiana. "Kuliah itu untuk kalangan umum, Eve. Hanya karena kamu sudah menikah dan melahirkan, bukan berarti kamu tak boleh kuliah. Justru harus, karena kamu sudah menjadi ibu, dan kamu akan menjadi guru pertama untuk anak-anak kamu nanti." Itu adalah kata-kata yang diungkapkan oleh Karina, dan Evelyn jadi lumayan pede setelah mendengarnya. Akhirnya, setelah membuat keputusan yang lumayan berat, Evelyn mendaftar kuliah di universitas tempat Alan menjadi donatur. Tentu Evelyn tak sendirian, karena dia ditemani oleh Zara yang mendaftar S2. Masalah an
Last Updated: 2025-10-11
Chapter: Extra Part 1Evelyn berdiri di depan cermin yang memperlihatkan seluruh tubuhnya. Evelyn kini memakai sebuah gaun pengantin yang cantik dan indah berwarna rose gold. Rambutnya di gelung dengan cantik, dan diberi hiasan berupa sebuah mahkota kecil di atas kepala. Penampilannya sekarang sudah mirip seperti putri dalam film kerajaan. Bukan tanpa alasan Evelyn berpenampilan seperti itu hari ini. Karena hari ini, adalah hari resepsi pernikahannya dengan Alan. Ya, setelah satu tahun lebih sejak akad pernikahan, resepsi pernikahan mereka baru diadakan sekarang. Tentu saja menunggu Evelyn pulih dulu setelah melahirkan tiga bayinya. "Tubuh kamu mungil dan cocok sekali dengan gaun ini. Walau sudah melewati fase hamil dan melahirkan, tubuhmu tetap terbentuk seperti awal. Orang-orang tak akan menyangka kamu sudah melahirkan tiga bayi loh." Karina yang menemani Evelyn di ruang ganti tersenyum melihat kecantikan Evelyn sekarang. Karina tidak menganggur, karena sekarang dia sedang menggendong salah satu bayi E
Last Updated: 2025-10-10
Chapter: Bab 76. EndHari sudah malam, dan Evelyn kini sudah berbaring di atas ranjang. Dia sudah berganti pakaian, dan tentu saja Alan lah yang membantunya. "Kak Tiana menginap di sini?" Evelyn bertanya pada Alan yang duduk di pinggir ranjang. Tangannya berada dalam genggaman tangan Alan yang besar dan hangat. "Iya. Kak Tiana dan Kak Reno akan menempati kamar samping," jawab Alan. "Kalau Karina, dia hanya akan di sini saat pagi sampai sore saja. Mungkin, setelah agak besar Karina bisa saja membawa salah satu dari mereka untuk menginap di rumahnya," ucap Alan. Evelyn tertawa pelan mendengar itu. Dia tak masalah sebenarnya. Justru Evelyn senang karena banyak yang membantunya merawat tiga bayi kembarnya. Jangankan tiga, merawat satu bayi pun kadang kewalahan. Jadi Evelyn sangat berterima kasih pada Tiana dan Karina yang mau membantunya. Saat sedang asyik mengobrol, tiba-tiba pintu kamar mereka terbuka. Alan dan Evelyn menengok secara bersamaan ke arah pintu, dan ternyata Karina lah yang membuka pin
Last Updated: 2025-10-09
Chapter: Bab 75Setelah menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sakit pasca operasi, akhirnya hari ini Evelyn sudah diperbolehkan pulang. Tidak sendirian, karena ketiga bayinya pun sudah boleh di bawa pulang setelah menjalani serangkaian pemeriksaan untuk memastikan mereka baik-baik saja. Zara, Reno, dan Vino yang ada di rumah sudah berkumpul, siap menyambut kepulangan Evelyn dan baby triplets. Sementara Tiana dan Karina ikut Alan ke rumah sakit, untuk membantu Alan dan Evelyn membawa pulang baby triplets mereka. Kelahiran anak-anak Alan dan Evelyn bukan hanya membuat mereka saja yang bahagia. Tapi seluruh keluarga Alan bahagia dengan kehadiran tiga bayi mereka. Apalagi Karina dan Vino yang tidak memiliki anak. Mereka merasa diberi kesempatan untuk jadi orang tua lewat anak-anak Alan. Mobil Alan masuk ke halaman rumah dan terparkir rapi di samping rumah. Tiana dan Karina langsung keluar dengan masing-masing menggendong seorang bayi. Zara pun berinisiatif mendekati mobil Alan dan mengambi
Last Updated: 2025-10-08
Chapter: Bab 74Evelyn berbaring di atas ranjang rumah sakit dengan Alan yang berada di sampingnya. Tangan Alan setia menggenggam tangannya dengan erat. Tatapan mata Alan tak bisa berbohong tentang yang dia rasakan sekarang. "Tenang, Mas. Semuanya pasti baik-baik saja." Evelyn berucap dengan tenang. Dia sudah berganti baju dan kini menggunakan pakaian khusus pasien. Karena sebentar lagi, Evelyn akan melakukan operasi caesar, untuk mengeluarkan ketiga bayinya. Awalnya, Evelyn berkeinginan untuk melahirkan secara normal. Namun dengan keadaan dia yang hamil tiga bayi sekaligus, terlalu besar resikonya. Akhirnya operasi caesar lah yang dipilih oleh Evelyn untuk persalinannya. "Aku benar-benar khawatir," ucap Alan dengan suara pelan. Berkali-kali dia mencium punggung tangan Evelyn dengan tatapan penuh rasa khawatir. "Aku tahu. Tapi Mas harus percaya kalau aku bisa melalui ini dengan baik," ucap Evelyn berusaha menenangkan Alan yang sangat khawatir tentang dirinya sekarang. Evelyn tersenyum pada Alan b
Last Updated: 2025-10-07
Chapter: Bab 73Waktu terus berjalan, hingga tak terasa kalau sekarang usia kehamilan Evelyn sudah menginjak minggu ke 24. Perutnya sudah membesar, memperlihatkan dirinya yang memang sedang hamil. Ukuran perut Evelyn lebih besar dari ibu-ibu lain di usia kehamilan segitu karena memang dia mengandung bayi kembar.Siang ini, Evelyn baru pulang dari rumah sakit bersama dengan Alan setelah melakukan pemeriksaan rutin. Saat berjalan masuk ke dalam rumah, Alan terus merangkul pinggang Evelyn karena khawatir istrinya akan jatuh atau tersandung."Hai! Bagaimana pemeriksaannya?" Saat sampai di ruang keluarga, Zara langsung bertanya pada paman dan tantenya tersebut."Baik. Selalu baik," jawab Alan. Dia membantu Evelyn untuk duduk di atas sofa dengan nyaman. Lalu Alan menaikkan kaki Evelyn ke atas sofa agar Evelyn selonjoran saja."Kamu gak pergi keluar, Zara? Bukannya hari ini kamu gak kuliah?" Evelyn bertanya pada Zara yang baru saja menyimpan ponselnya di atas meja."Gak sih. Lebih asyik di rumah saja," jawa
Last Updated: 2025-10-06