Sam mencoba menyatakan cintanya kepada Kyle, seorang wanita berparas cantik dengan khas bibir merah yang menjadi dambaan bagi kaum adam. Namun dengan bangganya Kyle meludahi wajah Sam begitu saja dan mempermalukan Sam, membuat kobaran api di dadanya benar-benar tak terima akan hal itu. Sama hal nya dengan Charles yang merasakan kejadian sama persis seperti dialami Sam, dan sialnya mereka berdua tersakiti oleh wanita yang sama yaitu Kyle. Mereka pun bertemu secara tak sengaja dan membicarakan kekecewaan hatinya yang begitu dalam. Merasa tak terima akan penghinaan itu, Sam dan Charles membuat sebuah rencana, dimana rencana itu adalah menghancurkan semua kebanggaan wanita itu perlahan-lahan, termasuk rencana menyetubuhinya secara bersamaan. Mungkin itu terdengar gila, tapi memang itulah rencananya. Tetapi mereka tak mengerti bahwa Kyle memiliki saudara kembar, wajahnya benar-benar mirip dengan Kyle, dia adalah Perry adik kandungnya, sifatnya berbanding terbalik dengan Kyle. Perry yang lugu harus rela diperlakukan tak senonoh oleh kedua pria itu, bahkan kedua pria itu membumbui kehidupan Perry dengan kesadisan nya saat menyuruh Perry melayani nafsu bejatnya. Rintihan kesakitan Perry menjadi pemuas baginya, teriakan Perry serasa hidangan nikmat, jeritan di bibir Perry haruslah kencang seakan sesuai dengan rasa sakit itu, tubuh indahnya adalah sesuatu yang harus pria itu hancurkan, karena tujuan kedua pria itu adalah menghancurkan kebanggaannya.
Lihat lebih banyaklupa vote dan komentar yaaa..
_______________________________________
Toronto, Canada
Dua wanita cantik yang memiliki paras sama, rambutnya lurus membuat kecantikan wanita itu kian bertambah, lesung di pipinya seakan menghipnotis para pria, dan bibir ranum merahnya benar-benar menggoda ingin segera melahapnya. Sayangnya mereka tak memiliki watak sama persis seperti wajahnya, ya, mereka memiliki sifat berbanding terbalik. Mereka berdua adalah Perry dan Kyle.
"Kakak kumohon jangan pergi, sudah lama kita tidak menghabiskan waktu bersama," ucap Perry yang berada di dalam kamar bersama kakaknya.
"Aku harus pergi Perry, dan kau jangan kemana-mana! Ingat! Kakak tidak memperbolehkan mu keluar tanpa seizin kakak," perintah Kyle kepada adiknya.
"Mengapa kakak begitu tak adil padaku? Kakak saja keluar tanpa harus izin padaku, aku sudah dewasa kakak, lagipula umur kita tidak jauh beda," balas Perry lugu, entah mengapa Perry begitu menuruti perintah kakaknya.
"Tenanglah Perry kakak hanya keluar sebentar," ucap Kyle mendekati Perry sedang duduk di bawah karpet berbulu.
"Aku kesepian," umpat Perry mencabuti bulu karpet yang sedang ia duduki.
"Jika kau tak mau kesepian pulanglah di Los Angles, kau akan bertemu ayah dan ibu bukan?" Kata Kyle memegang kedua pundak Perry.
"Aku ingin bersama kakak," balas Perry lembut.
"Sial," batin Kyle.
"Baiklah tunggu aku sebentar, aku hanya sebentar, aku akan pulang secepatnya," ucap Kyle sambil berjalan mendekati rak sepatu lalu mengambil salah satu diantaranya dan memakainya.
"Kakak," teriak Perry namun diabaikan oleh Kyle.
Perry menatap sedih kepergian kakaknya, serasa apartemen ini begitu sunyi karena Perry tak memiliki teman, Perry sengaja menyusul kakaknya di Kanada ingin berlibur di sini, namun sepertinya Kyle mulai sedikit membencinya karena kejadian beberapa tahun lalu.
Kyle memasuki mobilnya menuju sebuah pantai, dimana ia mendapat undangan ulang tahun dari teman nya yaitu Sam. Sebenarnya undangan itu tidak terlalu berarti untuk Kyle, bahkan ia pun tak suka dengan Sam karena pria itu miskin tetapi ia terpaksa melakukan hal itu karena tak ingin berdekatan dengan Perry. "Pria miskin, bisa-bisanya pria itu mengadakan acara pesta, apakah dia sudah kaya," ucap Kyle fokus menyetir di dalam mobilnya.
Kyle melihat arah pantai tak terlalu jauh, ia memilih memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, sesudah itu ia keluar dari mobilnya dan membereskan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Hai, apa kau Kyle?" Tanya seorang pria dari belakang.
Mendengar namanya dipanggil, Kyle segera menoleh ke arah sumber suara. "Siapa kau?" Tanya Kyle memandang rendah pria yang kini berada di depan mata Kyle.
"Aku Charles, apa kau ingat aku Kyle? Apa kau ingat aku sewaktu kita di Los Angles? Aku disini mencarimu Kyle, sungguh aku sudah mencarimu berminggu-minggu ini," ucap Charles begitu semangat.
"Hai dasar pria gila, aku tak pernah bertemu denganmu, dan kau sangat bau, menjijikkan, pergilah dari hadapanku saat ini!" Usir Kyle memundurkan langkahnya.
"Tidak Kyle, kau lupa, kau lupa kita pernah bertemu di Gereja, aku ingat itu, bahkan aku sangat hapal dengan lesung di pipi mu itu," ucap Charles lagi-lagi ia tersenyum lebar dan langsung memeluk tubuh Kyle.
Plak!
Kyle menampar keras pipi Charles, seketika itu tatapan sekerumunan orang tertuju pada keduanya. "Kurang ajar, dasar pria miskin, pria gila, berani sekali kau menyentuh kulitku, tangan kotor mu menjijikkan, aku tak mengenal mu, dasar gila," teriak Kyle begitu lantang membuat orang-orang di sekeliling lebih dalam memperhatikan.
"Kyle kau melupakan ku?" Suara sedih Charles terdengar jelas.
Charles hendak memegang pergelangan tangan Kyle namun dengan cepat wanita itu menepis nya. "Tolong... tolong aku... pria gila ini ingin mencuri dompetku," teriak Kyle membuat beberapa orang langsung mendekat dan memukuli tubuh Charles hingga ambruk di bawah.
Melihat itu Kyle berjalan pergi meninggalkan hal yang ia rasa sangat tak penting, sedangkan Charles menahan rasa sakitnya akibat pukulan dari beberapa orang.
Kyle terus berjalan menuju pantai hingga ia bertemu dengan sosok pria, sepertinya pria itu sudah menunggu Kyle. "Hai Kyle, aku sudah menunggumu," ucap Sam mengulurkan tangan namun tak di balas oleh Kyle.
"Hmm," balasan singkat Kyle dan berjalan melewati Sam begitu saja.
"Kyle tunggu! Bisakah kau menunggu ku sebentar?" Tanya Sam mencoba mensejajarkan langkahnya bersama Kyle.
"Ada apa? Cepatlah Sam! Kau sangat lama," gerutu Kyle mulai kesal.
Tak banyak bicara Sam mengandeng tangan Kyle lalu mengajaknya berjalan ke depan yang sudah dipenuhi beberapa orang. "Kau berkata bahwa ini pesta ulang tahun mu bukan?" Tanya Kyle karena tak melihat tanda-tanda adanya sebuah benda berbau ulang tahun.
Sam tersenyum. "Mana mungkin aku mengadakan acara ulang tahun Kyle, aku sudah berumur 27 tahun," balas Sam menghadapkan tubuhnya ke depan, sorotan mata beberapa orang langsung tertuju pada mereka berdua.
Kyle masih mencoba pura-pura tersenyum, terlihat paksaan di bibirnya. Ia benar-benar enggan melihat wajah pria miskin di depannya ini.
Suara musik piano terdengar begitu indah disana, dan entah dari mana asal lampion-lampion yang kini berterbangan, Kyle masih tak mengerti, namun ia terkejut saat melihat Sam berlutut di depannya mengambil sesuatu dari sakunya, Sam mengambil sebuah kotak merah kecil lalu ia membukanya detik itu juga di hadapan Kyle. "Kyle, Will you marry me?" Ucap Sam yang menampakkan sebuah cincin indah disana.
Kyle mulai muak dengan semua ini, ia tak bisa lagi bersabar dengan pria miskin ini. "Berani-beraninya kau mencoba melamar ku? Kau punya apa Sam? Kau hanyalah pria miskin yang tak tahu diri, berkacalah sebelum kau melamar seorang wanita sepertiku Sam, dasar pria gila," teriak Kyle sangat kencang mampu terdengar orang-orang yang kini menatap tak percaya.
Hati Sam terluka mendengar itu semua, Sam tertunduk malu tak mampu mengangkat wajahnya, terlebih disana ada kedua orang tua Sam dan teman-temannya.
"Pria idiot, gila, sinting, dasar pria miskin tak tahu diri," imbuh Kyle sangat pedas.
Duch
Kyle meludahi wajah Sam lalu pergi dari sana. "Kau belum mengerti aku Kyle, kau akan terpanah melihat kekayaan ku nanti, kau harusnya tahu jika selama ini aku hanyalah berpura-pura," batin Sam menahan rasa malu itu, tangannya ingin sekali melampiaskan pada sesuatu saat ini, namun tidak, ia akan memilih waktu lebih tepat, tangan yang saat ini ia genggam kuat-kuat akan terjawab setelah bertemu Kyle kembali.
_______________________________________
Vote dan komentar yaa..
Tenang.. tenang... tetap tenang.. segitu dulu yaa...
I*: Hes_Ree
Anggap saja itu perkenalan...
Sadis nya gak banyak kok.. nyantuyy ajaaa... 😜
Perry terbangun dari tidurnya yang masih tetap dalam dekapan Sam, selimut putih kini menutupi keduanya.Perry menamati wajah Sam yang begitu tampan, ternyata Sam jauh lebih tampan saat ia sedang tertidur.Perry menyusuri wajah Sam dengan telunjuk jarinya, dan berhenti tepat di bibir Sam, "kau sangat tampan," ucap Perry pelan tersenyum sendiri.Sesaat Sam merasa geli dan ia hendak membuka kedua matanya, dengan cepat Perry menutup mata dan berpura-pura tidur.Sam melirik ke wajah Perry, "apa kau sudah selesai dengan tidurmu yang hanya pura-pura?" Tanya Sam kini tubuhnya menghadap ke arah Perry."Hah?" Ucap Perry membuka mata."Kau tidak bisa membohongi ku Perry, jadi jangan harap kau bisa membohongiku," ucap Sam memencet hidung Perry dengan gemas."Menyebalkan," umpat Perry tersenyum penuh paksaan."Kau lelah? Kat
"Haii-haiii.. aku sudah muak dengan drama ini, mari lempar bungamu dan kita lihat siapa yang akan mendapatkannya Perry," ucap Henry tiba-tiba berdiri merangkul Jack dan Kyle di tengah."Baiklah," ucap Perry dan berbalik badan.Semua teman mereka dengan sigap berdiri di belakang mereka kecuali Zoey.123"Noooo... Meeeeeee," teriak salah satu teman mereka."Aku pasti mendapatkan nya," ucap Henry dan Bruno saling berdesakan."Jack katakan dimana bunganya? Aku akan menangkap nya," ucap Kyle mencoba menangkap bunga, walaupun sangat kecil kemungkinannya."Tenanglah Kyle, aku akan mendapatkannya untuk kuberikan padamu," batin Jack begitu sigap.BaaaaaaaaaJack meraih bouqet bunga itu lalu Jack sengaja menaruhnya di tangan Kyle, "dapat," ucap Kyle begitu gembira
2 bulan kemudian......"Sam, kita akan kemana?" Tanya Perry turun dari mobil dengan mata tertutup kain."Kau akan tahu, nanti, aku tak perlu memberitahu nya," ucap Sam terus mengandeng tangan Perry dengan mata tertutup."Sam cukup.. lepaskan ikatan mataku," pinta Perry."Aatssss, tidak Perry, kau tidak bisa melepas begitu saja," tawa Sam menahan tangan Perry yang hendak membuka ikatan matanya."Sini, kau harus tepat berdiri disini," pinta Sam.Dengan perlahan Sam membuka ikatan mata Perry, "tadaaaa, pantaiii," ucap Sam melepas seluruh ikatan mata Perry.Perry kini tersadar ia berdiri di sebuah pantai, di depan Perry sudah ada seluruh keluarganya, Tiffany sang ibu, Eza ayahnya, dan Kyle yang sedang berdiri hanya memegang tongkat di samping Jack.Perry juga melihat kedua orang tua Sam, di sebelahnya terlihat Zoey dengan
"SAMMMMM, kau tak bisa membuatku terpenjara seperti ini, SAMMM!!! aku akan membalas semua perlakuan mu kepadaku," teriak Gilson di balik jeruji besi.Sam hanya tertawa bersendekap dada, "bagaimana kau bisa membalasnya Gilson? Kau telah terkena hukuman seumur hidup, itu adalah gugatan ku, itu adalah hukuman kau membunuh Charles, kau mencelakai Perry, dan kau juga adalah dalang alasan Kyle menjadi buta," balas Sam dengan santai di depan Gilson."Lepaskan aku SAMM!! wanita murahan itu berhutang banyak padaku, kau harus melepaskan aku Sammm!" Teriak Gilson menghentak jeruji besi, dan semua itu hanya percuma.Sam mengambil sebuah debit card di sakunya, "ambillah ini Gilson, bahkan kau bisa membeli rumah dengan uangku yang ada di atm, ambillah, aku memberikannya padamu," tawa Sam penuh mengejek.Bagaimana Gilson bisa mengambil uang itu, dia saja saat ini di dalam penjara, sungguh konyol.
3 bulan kemudian......Perry terbaring di tempat tidur, usai operasi, Perry butuh waktu beberapa bulan untuk menyembuhkan masa kebutaan nya dari masa transplantasi."Perry apa kau sudah bisa melihatku seperti dulu?" Tanya Sam tepat di hadapan Perry."Sam, Sam... Dimana kakakku Kyle?" Tanya Perry mencari-cari Kyle."Kau tenang saja Perry, Kyle aman bersama suster Rena, Rena merawat Kyle dengan baik, aku menempatkan Kyle di sebuah apartemen," balas Sam menyingkirkan selimut yang menutup tubuh Perry."Sam bawa sekarang aku ke apartemen kakakku," pinta Perry memohon."Perry, kau belum sembuh sepenuhnya, aku harus merawat mu terlebih dahulu," ucap Sam memberi Perry segelas minum."Sam aku sudah membaik setelah tiga bulan, aku harus bertemu kakakku," ucap Perry tak sabar ingin bertemu dengan Kyle."Baiklah, kita akan ke apa
"bereskan mayat Charles dengan baik, kau harus memberikannya pada Zoey, biar Zoey memakamkan mayat Charles dengan baik," ucap Gilson di depan Brian, Brian adalah anak buah Gilson."Baik tuan," jawab Brian pergi dan membawa jasad Charles yang sudah ia masukan dalam plastik mayat."Gilson!!! Apa yang terjadi?" Ucap seorang wanita yang baru saja sampai di depan pintu.Dia adalah Luna, Luna adalah wanita yang dekat dengan Gilson selama beberapa bulan ini, Luna adalah mantan seorang pelacur.Tentu Gilson mendekati Luna hanya untuk memuaskan hasrat Sex nya, sedangkan Luna hanya ingin mengambil uang Gilson."Kekasihku," ucap Gilson langsung mencium bibir Luna."Gilson aku mempunyai kabar baik," ucap Luna langsung duduk di sofa."Oh ya? Katakan! Apa itu?" Balas Gilson."Aku hamil," ucap Luna tertawa menunjuk sebuah tespek yan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen