Chapter: Bab 64 : Keadaan Setelah BadaiWaktu seolah berhenti di dalam kawah kehancuran itu. Di bawah lubang di langit yang menatap turun seperti mata dewa yang kosong, Luca berdiri sebagai pusat dari badai. Ia telah memojokkan mereka. Pertarungan ini sudah berakhir.Kedua Penghukum elit terkapar di tanah, armor mereka hancur, senjata mereka tak lebih dari serpihan logam. Mereka menatap sosok di hadapan mereka dengan horor murni, menyadari bahwa mereka tidak sedang menghadapi seorang murid, melainkan sebuah bencana alam yang memiliki wujud manusia.Luca berjalan perlahan mendekati mereka. Setiap langkahnya membuat tanah bergetar, bukan karena berat, tetapi karena kepadatan energi yang ia pancarkan. Badai lima elemen—api, es, angin, tanah, dan petir—berputar ganas di sekelilingnya, sebuah simfoni kehancuran yang siap dilepaskan.
Huling Na-update: 2025-08-09
Chapter: Bab 63 : Lima Elemen DewaDi tengah kawah yang baru terbentuk, di bawah lubang di langit yang memperlihatkan bintang-bintang asing yang dingin, Luca berdiri perlahan. Keheningan yang mengikuti ledakan energi itu lebih menakutkan daripada suara apa pun. Tubuhnya tidak lagi memancarkan aura elemen yang terpisah. Kini, ia diselimuti oleh badai energi lima warna yang berputar liar, sebuah neraka pelangi yang mentah, kacau, dan tak terkendali. Api, air, angin, tanah, dan petir tidak lagi menjadi alat, tetapi bagian dari dirinya, mengalir keluar dari pori-pori kulitnya seperti napas sebuah bintang yang baru lahir.Matanya, yang tadinya penuh dengan keraguan dan kehangatan, kini adalah dua lubang kosong yang bersinar dengan cahaya putih keperakan yang murni dan menakutkan. Tidak ada kesadaran di sana. Tidak ada Luca. Hanya ada insting murni. Sebuah kekuatan alam yang baru saja terbangun dari tidur panjangnya.Sang Pemecah dan Sang Penenun, dua Penghukum elit dari Selatan, berhasil menstabilkan diri me
Huling Na-update: 2025-08-09
Chapter: Bab 62 : Perjuangan Tim Kunci Dan Lahirnya KeajaibanPertarungan itu bahkan tidak bisa disebut pertarungan. Itu adalah pembantaian.Tim Kunci, yang kelelahan dan tidak memiliki kekuatan tempur utama, dihancurkan oleh efisiensi brutal dari dua Penghukum elit.“Trint, Fyren, ganggu gerakan mereka!” teriak Selvine, mengambil komando dalam keputusasaan. Ia berdiri paling depan, darah murninya menyala seperti suar pucat, menjadi perisai terakhir bagi Aeri yang masih panik mencoba menyembuhkan teman-teman mereka yang terkapar.Trint mencoba. Ia menggunakan Null Pulse pada Sang Pemecah, tetapi kekuatan fisik murni dari pedang raksasa itu tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, hanya sedikit diperlambat. Dengan satu ayunan horizontal yang malas, Sang Pemecah menciptakan gelombang kejut yang melemparkan Trint hingga menabrak dinding batu dengan keras. Ia jatuh, tak sadarkan diri.
Huling Na-update: 2025-08-08
Chapter: Bab 61 : Perjuangan Tim Kunci (1) Di tengah jalur tersembunyi yang sunyi, Tim Kunci bergerak seperti empat bayangan yang menyatu dengan kegelapan. Di bawah panduan Trint, setiap langkah mereka terukur, setiap napas terkendali. Misi mereka adalah keheningan, dan sejauh ini, mereka berhasil.Namun, di tengah keheningan itu, sebuah jeritan tanpa suara meledak di dalam jiwa Aeri.Ia berhenti begitu tiba-tiba hingga Fyren, yang berjalan di belakangnya, nyaris menabraknya. Aeri mencengkeram dadanya, matanya membelalak ngeri. Di dalam hatinya, ia merasakan sesuatu yang lebih buruk dari serangan fisik mana pun. Ikatan Vital—benang emas yang menghubungkan esensi hidupnya dengan Luca—yang biasanya terasa hangat dan stabil, kini meredup dengan cepat. Benang itu menjadi dingin, rapuh, dan seolah akan putus kapan saja.Rasa sakit dan kepanikan yang l
Huling Na-update: 2025-08-08
Chapter: Bab 60 : Pertarungan KristisKekuatan para Penghukum elit itu seperti gelombang pasang yang tak bisa dibendung. Formasi Tim Umpan telah hancur. Erhen tergeletak tak berdaya, bahunya hancur, darahnya menodai tanah hangus.Melihat kakaknya jatuh, kemarahan yang dingin dan murni meledak dari dalam diri Vael. Ia tidak lagi panik. Ia tidak lagi ragu. Ia menjadi badai.“Nyxel, bawa Erhen ke belakangku! Luca, lindungi sisi kiri!” teriaknya, suaranya serak karena amarah.Tanpa menunggu jawaban, ia menancapkan kedua tangannya ke tanah. Dengan raungan yang seolah meretakkan jiwanya sendiri, ia melepaskan kekuatan Darah Putihnya. Sebuah Kubah Es Darah yang tebal dan berduri meledak dari tanah, menyelimuti mereka dalam sebuah benteng es darurat.Di luar, Sang Pemecah tertawa. Ia mengangkat pedang be
Huling Na-update: 2025-08-07
Chapter: Bab 59 : Sang Pemecah Dan Sang PenenunKeheningan yang mengikuti kehancuran sang Gryphon terasa menipu. Tim Umpan, yang berdiri di tengah kawah yang mereka ciptakan, sedang memulihkan energi mereka. Napas mereka masih berat, tetapi ada rasa puas yang membara di dada mereka. Pertunjukan mereka berhasil. Mereka yakin seluruh Wilayah Terlarang Utara kini tahu keberadaan mereka. Mereka belum tahu bahwa di jalur lain, teman-teman mereka baru saja lolos dari sebuah jebakan mematikan.“Mereka pasti sudah melihat kita,” kata Nyxel, menyeringai sambil menyeka keringat di dahinya. “Aku ingin sekali melihat wajah para pengamat sombong itu.”“Jangan lengah,” Erhen memperingatkan, matanya masih awas memindai tebing-tebing di sekitar mereka. “Tujuan kita tercapai. Tapi ini juga berarti para pemburu kini tahu di mana mangsanya berada.”
Huling Na-update: 2025-08-06