author-banner
Xiao Chuhe
Xiao Chuhe
Author

Nobela ni Xiao Chuhe

Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam

Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam

Terjebak dalam pernikahan politik yang tak diinginkan, Xue Ningyan harus menikahi Shen Qi demi kepentingan keluarganya, sementara kekasihnya justru menikah dengan adiknya. Bertekad menjadi wanita mandiri, Ningyan menghadapi persaingan sengit di Kediaman Menteri Keuangan, dikelilingi oleh intrik rumah tangga dan keegoisan suaminya. Setelah melepaskan diri dari belenggu keluarganya, ia sadar bahwa kehidupannya kini tak kalah penuh tantangan—bisakah Ningyan bertahan dalam rumah penuh jebakan ini? ig. @chloeevelynverland
Basahin
Chapter: Special Chapter 3
Musim panas tahun ini terasa berbeda di Istana Timur. Cahaya matahari jatuh lembut menembus dedaunan, membuat taman istana tampak seperti dilapisi emas. Aroma bunga teratai dari kolam memenuhi udara, bercampur dengan tawa riang yang seolah tak berkesudahan.Di tengah taman, empat anak bermain bersama. Shen Yan, yang kini berusia enam tahun, tampak gagah meski masih kecil. Di sampingnya, Putri Agung Anhe dengan wajah cantiknya berseri-seri, rambutnya diikat pita merah muda. Sementara dua bayi kembar, putra-putri Shen Qi dan Xue Ningyan yang diberi nama Shen Yu dan Shen Zhiyi, sedang belajar berdiri dengan bantuan dayang.“Kakak Anhe! Lihat, adikku bisa berdiri sendiri!” seru Shen Yan penuh semangat, menunjuk adik laki-lakinya yang berusaha menyeimbangkan tubuh kecilnya.Anhe menepuk tangan, tertawa riang. “Bagus sekali! Aku juga mau mengajari adikmu berjalan.”Shen Zhiyi, dengan pipi bulat merah merona, tiba-tiba menjatuhkan diri duduk. Shen Yan buru-buru menghampiri. “Aduh, jangan jat
Huling Na-update: 2025-09-23
Chapter: Special Chapter 2
Lima tahun kemudian.Musim semi datang dengan warna-warna baru di Istana Timur. Di taman Paviliun Teratai, bunga-bunga peoni bermekaran, menebar harum lembut yang terbawa angin. Paviliun kecil dengan pilar merah dan ukiran naga tampak ramai oleh tawa dua anak kecil yang sedang duduk bersama di atas tikar sutra.“A-Ying, baca bagian ini, cepat! Guru bilang kita tidak boleh lupa,” suara jernih Putri Agung Anhe terdengar, penuh semangat.Di sampingnya, seorang bocah lelaki berwajah tenang dengan alis tebal seperti ayahnya, Pangeran Ying, Shen Yan, yang kini berusia lima tahun, menghela napas panjang, lalu menatap papan kayu kecil di tangannya. “Baik, aku baca …, ‘Ren zhe ai ren, you zhe jing ren …’”Anhe terkikik, menepuk tangannya. “Bagus! Tapi nadamu salah. Ulangi, ulangi!”“Kakak Anhe, aku sudah membacanya dengan benar!” protes Shen Yan, wajahnya cemberut namun pipinya merah.Mereka berdua kemudian saling pandang, lalu meledak dalam tawa polos. Di sekitar mereka, dayang-dayang tersen
Huling Na-update: 2025-09-23
Chapter: Special Chapter 1
Berbulan-bulan tinggal di Istana Timur, nyatanya, Xue Ningyan dengan cepat terbiasa dengan kesehariannya. Shen Yan hampir setiap hari bersamanya, Xiao Ci adalah pengasuh Shen Yan secara resmi yang ditunjuk oleh Baginda Kaisar sendiri. Tampaknya, pria nomor satu di Dinasti Xia itu sudah benar-benar mengakui Shen Yan sebagai cucunya. Tapi, dia sama sekali tidak pernah mengunjungi Shen Qi atau memanggilnya ke istananya sejak hari penobatan itu. Dari kabar yang didengar Xue Ningyan dari Permaisuri Yitian, tampaknya Baginda Kaisar sedang tidak sehat. Dan semua pekerjaan istana sudah dilimpahkan pada Putra Mahkota dan Kanselir sebagai pembimbing utama. Setiap hari selama beberapa bulan belakangan, Shen Qi memang sering mengurung diri di ruang baca, dan hanya keluar saat waktu makan saja. Xue Ningyan merasa lega, Shen Qi benar-benar melakukan tugasnya dengan baik sebagai Putra Mahkota. Dan kerinduannya setiap harinya, semakin menumpuk karena waktu untuk bertemu, tentu saja menjadi sa
Huling Na-update: 2025-09-23
Chapter: Bab 273 : Akhir yang Bahagia ~TAMAT~
Hari itu, matahari bersinar cerah di atas Ibukota. Angin musim semi berembus lembut, seakan ikut merayakan dimulainya kehidupan baru bagi keluarga kecil Shen Qi.Setelah penobatan resmi, Baginda Kaisar menganugerahkan sebuah istana khusus untuknya, Istana Timur, kediaman yang sejak lama hanya diperuntukkan bagi Putra Mahkota. Bangunannya megah, berdiri di antara taman-taman penuh bunga yang ditata rapi, dengan kolam jernih di sisi barat, dan aula besar berlapis ukiran emas.Xue Ningyan terpaku ketika pertama kali memasuki gerbang utama bersama Shen Qi dan putra kecil mereka. “Astaga …,” lirihnya, matanya membesar menatap pilar-pilar tinggi yang dicat merah menyala. “Ini …, lebih besar dari seluruh kediaman kita dulu.”Shen Qi hanya tersenyum tipis. “Kau akan terbiasa.”“Terbiasa?!” Xue Ningyan hampir tersedak. “Butuh berapa tahun untuk terbiasa hidup di tempat sebesar ini? Kalau aku berjalan dari kamar ke taman, bisa-bisa Shen Yan sudah besar sebelum aku sampai!”Xiao Ci, pelayan pri
Huling Na-update: 2025-09-22
Chapter: Bab 272 ; Eksekusi
Tiga hari kemudian.Langit ibu kota diselimuti awan kelabu. Udara dingin menusuk, tapi di alun-alun utama, ribuan rakyat sudah berkumpul. Mereka berdiri rapat, menunggu peristiwa besar yang hanya sekali dalam seumur hidup bisa mereka saksikan.Bukan pesta.Bukan perayaan.Tapi eksekusi seorang Pangeran Kekaisaran.Wang Yuxuan, yang masih menyandang gelar Pangeran Pertama, akan dihukum penggal karena berani menodai nama keluarga kekaisaran dengan pemberontakan di malam tahun baru. Baginda Kaisar tidak mencabut gelarnya, justru sengaja membiarkannya terbawa sampai tiang eksekusi, sebagai pelajaran pahit bagi semua pihak, bahwa seorang Pangeran pun tak akan lolos dari titah mutlak jika bersalah.***Di panggung eksekusi, para pengawal kekaisaran berbaris rapi, tombak mereka tegak lurus. Genderang bertalu perlahan, menambah ketegangan yang menggantung di udara. Rakyat berdesakan, beberapa menutup mulut, sebagian lagi berbisik tanpa henti.“Seorang pangeran …, dihukum di depan umum.”“Ini
Huling Na-update: 2025-09-22
Chapter: Bab 271 : Keheningan
Istana Dinasti Xia akhirnya jatuh dalam keheningan. Setelah malam penuh darah dan teriakan, yang tersisa hanyalah jejak abu di udara. Para pejabat telah kembali ke kediaman masing-masing, membawa wajah pucat dan pikiran kacau. Semua orang tahu, sejarah baru saja bergeser, dan tidak ada seorang pun yang bisa menutupinya lagi. Wang Yuxuan sudah tidak lebih dari tawanan. Para pengawalnya dibubarkan, pasukannya dihancurkan. Yang tersisa hanyalah titah Baginda Kaisar sebelum pingsan, hukuman penggal tiga hari lagi, dan pengangkatan resmi Wang Ye sebagai Putra Mahkota. Meski sempat menolak, Shen Qi menerima nama itu dan gelar yang akan dianugerahkan padanya. Suasana yang mencekam itu kini berbalik menjadi keheningan yang asing. Para pelayan berjalan dengan langkah hati-hati, seolah takut suara langkah mereka membangunkan naga yang tidur. Angin malam mengusap dinding istana, membawa dingin yang menusuk tulang, namun di dalam kediaman Shen Qi di Kediaman Keluarga Shen, hangat ke
Huling Na-update: 2025-09-21
Dewi Medis Kesayangan Kaisar

Dewi Medis Kesayangan Kaisar

Dikhianati dan dibunuh oleh suami serta sahabatnya sendiri, Chu Xia terbangun di masa lalu, terjebak dalam tubuh Selir Xian—seorang selir yang mati akibat racun dari Permaisuri. Selir Xian yang terbuang di sudut harem ini adalah korban persaingan kejam di istana. Namun, Chu Xia bukanlah wanita yang mudah menyerah. Dengan memanfaatkan kecerdasannya yang modern, ia merencanakan kebangkitan dan membangun kekuasaan di tempat yang tak memberi ruang untuk kelemahan. Apa yang tak diketahui oleh orang-orang di sekitarnya, termasuk Kaisar yang telah lama mengabaikannya, adalah bahwa kehadiran Chu Xia dalam tubuh ini telah diramalkan sejak lama—sebuah ramalan kelam yang menyebutkan bahwa Kaisar muda takkan hidup lama. Di tengah permainan intrik istana, Chu Xia tak hanya bertarung demi dirinya, tapi juga memegang kunci takdir sang Kaisar. Akankah dia menjadi penentu kehancuran, atau penyelamat Kaisar yang pernah membuangnya?
Basahin
Chapter: Special Chapter : Sudah Tahu Cara Melindungi Wanita
Istana Guangping menjadi sangat ramai lima tahun ke depan. Dua orang anak yang terlihat sangat mirip setiap hari berlarian di halamannya, saling mengejar, saling mencoba menjatuhkan. Satu anak adalah perempuan, dia memegang pedang kayu dan terus mengarahkannya pada si anak laki-laki sambil berkata, “Berhenti, penjahat!” Semenatra yang laki-laki tertawa riang, terus berkata bahwa si anak perempuan tidak akan bisa menangkapnya. Di dalam istana, Yinlan sedang sibuk menatap sejumlah tusuk rambut di atas meja. Bingung memilih mau pakai yang mana. “Bagaimana dengan ini?” Jing Xuan menunjukkan tusuk konde yang berwarna perak dengan batu giok putih yang indah. Yinlan menggeleng, “Aku rasa aku sudah memakai itu kemarin lusa.” “Tidak apa, pakai lagi saja.” Jing Xuan menguap, sudah satu jam dia berdiri di depan meja rias Yinlan, dan gadis itu masih belum menentukan akan memakai apa. “Aku pakai ini saja lah.” Yinlan mengambil tusuk rambut bunga rong yang pernah Jing Xuan berikan padanya du
Huling Na-update: 2025-01-24
Chapter: Bab 223 (END) - Wanita Paling Beruntung
A-Yao tampak kerepotan, menerima sejumlah hadiah dari tamu-tamu luar Ibukota yang menghadiri pernikahan terbesar di seluruh Kekaisaran Jing ini. “A-Yao, sampaikan ucapan selamatku pada Permaisuri, ya?” terlihat Nona Kelima Jiang tersenyum ramah sambil menyerahkan sebuah kotak kayu besar. A-Yao mengangguk sambil tersenyum, “Terima kasih sudah datang.” Mao Lian berdiri di dekat pintu sambil menatapnya dengan tatapan remeh, “Kau tampak sibuk, A-Yao.” A-Yao mendengus sambil menatap tajam ke arahnya, “Dari pada diam menjadi pagar seperti itu, lebih baik kau membantuku.” Mao Lian terkekeh lalu menghampirinya. Sebelum mulai membantu, dia mendekatkan mulutnya ke telinga A-Yao dan berbisik, “Baru saja Yang Mulia memberkati pernikahan untukku, A-Yao. Apakah kau terkejut?” A-Yao terdiam kaku, matanya membulat sempurna, berkedip beberapa kali. “Be-benarkah? Bagaimana mungkin,” A-Yao menyeringai tipis, mencoba mengendalikan perasaannya yang tidak karuan. Dia membatin, ‘Diberkati pernikahan?
Huling Na-update: 2025-01-24
Chapter: Bab 222 - Lebih Dari Teman
Yinlan merebahkan tubuhnya di ranjang, Jing Xuan menjadikan pahanya sebagai bantal. Tangannya bergerak mengusap pelan helai rambut panjangnya. Aroma wangi ini, Jing Xuan sangat merindukannya. Sejak baru tiba sore lalu, Yinlan sama sekali tak mau melepaskannya. Dia selalu tersenyum dan berkata harus selalu bersama untuk menebus hari-hari saat berpisah. “A-Yin, berapa bulan lagi sampai hari kelahirannya?” tanya Jing Xuan, memecah keheningan. “Hm …,” Yinlan berpikir sejenak, “Ini sudah lama memasuki bulan ke-tujuh. Sebentar lagi bulan ke-delapan.” “Sebentar lagi, ya ….” Jing Xuan menghela napas, “Tapi dua bulan lagi sangat lama.”“Jika melewatinya bersama-sama, harusnya tidak terlalu lama.” Yinlan tersenyum lebar sampai matanya menyipit. “A-Yin, aku tidak bisa menepati janjiku untuk menikahimu di ujung musim dingin.” Jing Xuan menunduk merasa bersalah. Yinlan menepuk punggung tangannya, “Kita menikah di awal musim semi saja. Bukankah itu bagus?” “Apakah menurutmu begitu?” Yinlan
Huling Na-update: 2025-01-23
Chapter: Bab 221 - Papan Arwah Istri Tercinta
Dua minggu kemudian. Kabar mengenai kepulangan Jing Xuan telah tiba di Istana. Semua orang menyambutnya di depan gerbang istana, termasuk Yinlan dan Ibu Suri. Kabar peperangan dengan Negara Shang yang mendadak itu juga telah sampai di Ibukota sejak dua minggu lalu. Para warga merasa bersyukur saat tahu sang Kaisar berada di sana untuk meredakan kekacauan. Kini, mereka sudah berkumpul di tepian jalan untuk menyambut Kaisar mereka. Melempar bunga dengan wajah tersenyum lebar, sambil memanjatkan do’a dan pujian untuk pahlawan nomor satu itu. Jing Xuan hanya menaiki seekor kuda hitam, tidak ada tandu atau kereta kuda yang mewah yang menemaninya. Di belakangnya hanya ada dua orang tabib, dan sepuluh orang prajurit yang mengantar kepergiannya. Itu sungguh hanya kepulangan sederhana yang tidak disiapkan secara khusus. Namun semua orang justru merasa senang untuknya dan mengucapkan beribu-ribu kata syukur. Jing Xuan juga secara khusus turun dari kudanya dan menggendong anak-anak usia tig
Huling Na-update: 2025-01-23
Chapter: Bab 220 - Tanah dari Kampung Halaman
Kamp Militer Perbatasan Utara. Jing Xuan duduk tegak di kursi, wajahnya sangat serius. Dia sedang membaca sebuah buku. Buku medis kuno yang Shangguan Yan bawa dari ruang bawah tanah beracun milik Ye Qing di Tingzhou. Dalam buku itu, tertulis bahwa Teratai Hitam bukanlah racun. Melainkan sejenis obat mujarab yang bisa membentuk ketangguhan fisik luar biasa, obat yang bisa menetralisir semua jenis racun yang tumbuh di dunia ini. Obat itu memberikan efek samping yang cukup kejam bagi pemakainya. Semua gejala menyakitkan yang Yinlan alami setiap bulan itu adalah efek sampingnya. Dan selamanya tidak bisa dihilangkan. Dalam setiap bulan, akan selalu ada hari di mana tubuh itu sendiri tiba di titik terlemahnya. Jing Xuan menggeram, “Kenapa aku tidak mengalami siklus bulanan ini juga? Padahal aku jelas-jelas meminumnya, kan?” Xi Feng menghela napas, “Yang Mulia, Teratai Hitam yang kau minum itu hanya semangkuk penawar racun saja, bukan lagi jenis obat yang sama. Permaisuri meminum selur
Huling Na-update: 2025-01-22
Chapter: Bab 219 - Ibu Yang Tidak Layak
Satu minggu kemudian, Selir Agung Qin ditemukan di Prefektur Barat Ibukota. Jubah kekaisarannya entah hilang ke mana, semua perhiasan emas yang melekat di tubuhnya juga telah raib. Pangeran Ming menggunakan kereta kuda untuk membawanya kembali ke Istana. Sepanjang perjalanan, Selir Agung tidak mengeluarkan sepatah kata pun meski Pangeran Ming berada tepat di depannya. Pangeran Ming tidak berharap wanita itu akan bertanya tentang kenapa dia ditangkap, atau mau membawanya ke mana. Dia berpikir wanita ini akan menanyakan keadaan putranya. Namun keduanya sama sekali tidak terdengar keluar dari mulutnya. Pangeran Ming menghela napas, dia mengeluarkan sapu tangan dengan bordir lambang Keluarga Jing miliknya. Lalu dia meletakkannya di atas paha Selir Agung dan berkata, “Sekalah kotoran di wajahmu. Haoyu tidak akan suka melihatnya.” Selir Agung tersenyum tipis, “Aku bahkan tidak pantas mengambil barang milik Keluarga Jing kalian.”“Memang benar …, lagi pula, untuk apa kau memedulikan pen
Huling Na-update: 2025-01-22
Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku

Ketika Sang Adipati Berlutut di Bawah Kakiku

Dikhianati dan dijatuhi hukuman mati atas tuduhan yang tak pernah ia lakukan, Zhou Jingxi kembali ke masa sepuluh tahun lalu, tepat sebelum takdir menghancurkannya. Kali ini, ia bertekad melepaskan diri dari permainan keluarga yang kejam dengan menikahi seorang pria misterius demi mengubah nasibnya. Namun, tanpa ia sadari, takdir yang ia ubah justru mengarahkannya pada kenyataan yang tak pernah ia bayangkan!
Basahin
Chapter: Bab 188 : Bekal
Tatapanku bertemu dengan Ye Qingyu, tubuhku membeku di atas kuda. Suamiku …, ternyata sangat gagah! Astaga, bagaimana ini? Aku merasa seperti berubah menjadi tetesan air yang menguap karena udara panas di musim panas dataran tengah! Aku …, tidak berani menatap matanya lagi. Wajahku benar-benar terasa panas, seolah bisa meleleh kapan saja. Lalu, dia melangkah mendekatiku. Membuatku semakin mematung seiring suara derap langkah tegasnya terdengar. "…, Xi?" Aku baru menyadarinya. Ternyata tubuh sebesar itu yang sudah meniduriku semalam! Ah, tidak, aku sudah menjadi istrinya. Maksudku, tak kusangka suamiku adalah orang yang begitu gagah ini. Bagaimana ini? Aku terlaku gugup untuk menghadapinya. "Jingxi?" Kalau semalam kami tidak melakukan itu, seharusnya aku tidak akan segugup ini. Tidak, tidak. Aku tidak bisa menyalahkan hal itu. Seharusnya aku tidak perlu memaksakan diri datang menemuinya saat dia sedang bekerja. Kalau aku tetap diam di rumah menunggunya pulang, seharusnya tida
Huling Na-update: 2025-09-24
Chapter: Nab 187 : Menjadi Mata-mata
Aku mendapatkan izin dari Ibu untuk mendatangi suamiku di perbatasan barat. Jaraknya tidak jauh, kurang lebih dua jam dengan kuda cepat. Jadi aku masih bisa sampai di sana sebelum siang, kan? Aku segera pamit untuk pergi ke dapur. "Mau apa?" Ibu bertanya. "Aku ingin menyiapkan bekal makan siang untuknya." Ibu tertawa kecil. "Padahal kau bisa menyuruh Chunhua saja yang melakukannya, kan?" Aku cemberut dengan wajah memanas. "Tapi aku ingin membuatnya sendiri." Meski sedikit mendapat godan dari Ibu, aku tetap pergi ke dapur dan memasak sesuatu yang disukai Ye Qingyu. Tapi dia memang menyukai apa pun yag kuberikan padanya, sih …. Chunhua juga ikut membantu, dia sangat ahli dalam memotong bawang. Lalu, urusan menata bekal pun, dia adalah nomor satu di antara para pelayan di kediaman ini. "Nyonya Muda, sumpitnya saya letakkan di dalam bekal, ya?" Chunhua mengambil beberapa pasang sumpit. Aku mengangguk. "Baiklah, terima masih, Chunhua." "Apakah Anda benar-benar akan pergi sendir
Huling Na-update: 2025-09-23
Chapter: Bab 186 : Datangi Saja Dia
Kupikir, aku akan lebih bersemangat untuk melakukan pekerjaanku begitu bangun tidur di kamarku sendiri. Tapi yang terjadi justru ….Aku baru membuka mata setelah matahari naik sepenggalah, dan udara hangat pagi hari musim semi sudah menerobos ke dalam kamar. Aku mematung dengan posisi tidurku. Rasanya …, tubuhku tidak bisa digerakkan. Aku menghela napas malas. Leherku terasa sakit, pinggangku, bahkan paha dan pergelangan kaki. Astaga …. Sebenarnya siksaan macam apa yang terjadi padaku sepanjang malam? Aku menoleh ke samping, Ye Qingyu sudah tidak ada di tempat tidurnya. Mungkinkah dia bangun lebih awal dan tidak membangunkanku? Aku beringsut duduk dengan susah payah, wajahku sedikit meringis menahan sakit, sambil sesekali memijat pinggangku sendiri. "Selamat pagi, Nyonya Muda. Apakah tidur Anda nyenyak?" Chunhua mengetuk pintu dua kali lalu berjalan memasuki kamar, senyumnya cerah, dan tampaknya dia sedang dalam suasana hati sangat gembira? Aku mendesah pelan sambil meluruskan k
Huling Na-update: 2025-09-20
Chapter: Bab 185 : Pengakuan
Aku menarik napas dalam-dalam ketika akhirnya mengenakan pakaian merah tipis itu. Kainnya begitu lembut, menempel di kulitku, nyaris seperti tak ada jarak antara tubuhku dengan udara kamar. Wajahku panas bukan main, pipiku seakan terbakar, tapi aku tidak berani menolak lagi setelah melihat tatapan penuh cinta dari mata Ye Qingyu.Dia tidak mengatakan apa-apa ketika aku berdiri kikuk di hadapannya, hanya tersenyum tipis dengan mata yang tak pernah lepas dariku. Aku tahu, aku terlihat sangat memalukan, bahkan mungkin seperti gadis kecil yang baru saja dipaksa menghadiri perjamuan orang dewasa. Bahuku menegang sedikit saat aku menyadari bagaimana tubuhku menanggapi pakaian ini—bukan hanya malu, tapi juga rasa ingin tahu yang tak pernah kuterima sendiri.Namun, berbeda dengan bayanganku, tatapannya tidak meledek. Tatapan itu …, benar-benar terasa hangat, tenang, membuatku semakin tidak tahu harus bersikap seperti apa."Duduklah." Suaranya terdengar pelan, seolah takut memecah suasana.
Huling Na-update: 2025-09-19
Chapter: Bab 184 : Pakaian
Rencananya, kami akan melanjutkan perjalanan ke Beizhou setelah sarapan. Ibu dan Ayah sedang mengobrol dengan Ye Tinghan. Ah, aku dan dia belum pernah berhadapan lagi sejak kami berbicara setelah malam itu. Tidak, yang benar adalah, dia menghindariku duluan sebelum aku punya kesempatan untuk berdiri di dekatnya. Apa kalimat penegasanku saat itu terlalu berlebihan, ya? Membuat dia merasa semakin benci padaku, atau semakin kesal setiap melihatku, pokoknya yang jelas hasilnya sama sekali bukan hal baik untukku. "Xi'er." Ye Qingyu mengetukkan sumpitnya ke mangkukku dengan pelan. Aku menatap matanya, tak berkedip. "Makan." Aku sedikit tersentak. Lalu menatap ke bawah, di mana mangkuk nasiku memang masih penuh. Ini adalah waktu sarapan kami. Aku pelan-pelan menyuap nasiku. "Kau memikirkan ciuman itu, ya?" dia berbisik. Aku menatapnya lagi sambil melotot. "Apa-apaan?!" aku balas berbisik. "Kau tak habis-habisnya merenung. Memang bisa memikirkan apa lagi selain memikirkan aku?" Haa
Huling Na-update: 2025-09-18
Chapter: Bab 183 : Rasa yang Sudah Lama Tak Dirasakan
"Selamat pagi, istriku."Suara itu terdengar begitu dekat, terlalu dekat. Begitu mataku terbuka, wajah Ye Qingyu sudah hanya sejengkal dari wajahku, senyumnya lebar sekali seperti anak kecil yang baru saja menang lotre.Sesaat setelah termenung, berusaha mencerna apa yang barusan kulihat dengan mataku setelah bangun tidur, aku terlonjak setengah mati. Jantungku memukul-mukul tulang rusuk. Hampir saja aku menjerit. "Y-Ye Qingyu!"Dia malah terkekeh, matanya menyipit ceria. "Kau tidur begitu pulas semalam. Aku sampai khawatir kau tak akan bangun."Aku terdiam, sejauh yang kuingat, terjadi hal yang memang terasa menakutkan semalam. Aku hampir terbunuh di tangan pria yang tidak kukenali sama sekali, dan penyelamatku adalah Yu Yan, pria yang sudah membuatku sangat berhati-hati selama beberapa bulan terakhir. "…, Xi?" Dia menawarkan bantuan terkait pasukan pemberontak yang disiapkan Ayah dan aku masih mempertimbangkannya, karena penawaran itu sulit untuk diabaikan begitu saja. Lalu setela
Huling Na-update: 2025-09-16
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status