Terjebak dalam pernikahan politik yang tak diinginkan, Xue Ningyan harus menikahi Shen Qi demi kepentingan keluarganya, sementara kekasihnya justru menikah dengan adiknya. Bertekad menjadi wanita mandiri, Ningyan menghadapi persaingan sengit di Kediaman Menteri Keuangan, dikelilingi oleh intrik rumah tangga dan keegoisan suaminya. Setelah melepaskan diri dari belenggu keluarganya, ia sadar bahwa kehidupannya kini tak kalah penuh tantangan—bisakah Ningyan bertahan dalam rumah penuh jebakan ini? ig. @chloeevelynverland
View More"Ayah, apakah aku harus benar-benar menikah dengan paksaan seperti ini?” Xue Ningyan menunduk dengan tangan mengepal.
Suasana suram dengan suara deras air hujan di luar mewarnai ketegangan di dalam Kediaman Xue yang sedang membahas pernikahan politik yang direncanakan sang Ayah untuk Ningyan. Menteri Xue meletakkan cangkirnya dengan sedikit tenaga, "Kau tidak boleh menolaknya, Ningyan. Ayah butuh kekuasaan Menteri Keuangan untuk memperkuat posisi Ayah di rapat Istana, serta mempercepat proses Ayah dipromosikan ke tingkat pejabat yang lebih tinggi." Memangnya benar, hanya karena itu? Semua pejabat di Ibu Kota Kekaisaran sudah tahu kalau Menteri Pekerjaan Umum terancam diturunkan jabatannya menjadi pejabat rendahan yang tidak punya tingkat. Semua itu berawal dari ketidakseimbangan yang terjadi di faksi Pangeran Kedua setelah Baginda Kaisar mengganti menteri di Kementerian Perang yang sangat berpengaruh di faksi Pangeran Pertama. Kementerian Pekerjaan Umum dikeluarkan dari faksinya setelah Menteri Perang berganti, dan mulai mencari cara agar jabatannya tetap aman dengan mencoba berpihak pada faksi lawan. Cara seperti ini jarang terjadi dan hanya ada satu kesempatan. Kalau gagal, selain dianggap mengkhianati faksi sendiri, jika Baginda Kaisar tidak puas dengan kinerjanya setelah dicabut haknya dari faksi Pangeran Kedua, jabatan yang dipegang Xue Yuan bisa hancur kapan saja. Menteri Keuangan bersedia menolongnya dengan syarat menikahkan salah satu dari kedua putri Xue Yuan dengan putra keempatnya. Ningyan memang tak pernah keluar rumah karena kondisi tubuh yang kurang bagus, tapi bukan berarti dia tidak mengerti apa pun tentang pekerjaan ayahnya. Kalau begitu, bukankah sama saja dengan ‘menjual’ Ningyan kepada seseorang demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar? Meski tahu kehidupannya menyedihkan sepeninggal ibu kandungnya yang bahkan seorang istri sah, Ningyan tidak pernah menyangka sang Ayah bisa sampai hati memperlakukannya seburuk itu. "Karena pernikahan ini penting, kenapa Ayah tidak meminta Adik Kedua saja? Dia lebih memahami tata krama dan etika di kediaman bangsawan, dan terkenal dengan reputasi yang baik." Xue Ningyan tertunduk dalam, sesekali, tidak ada salahnya melawan. "Aku tidak terbiasa dan malah takut mempermalukan martabat Ayah. Keluarga Shen sangat ketat dan mendahulukan wanita beretika dan memiliki pendidikan yang baik." Menteri Xue memukul meja, membuat Xue Ningyan dan Xue Fengzhi yang berada di ruangan itu terperanjat. Menteri Xue menyorot Xue Ningyan dengan tajam. "Maksudmu, kau meragukan pilihanku? Aku bilang kau akan menikah dengan Tuan Muda Keempat Shen, maka kau harus berangkat menikah ke sana bagaimana pun caranya." "Lagipula, kau tahu Kediaman Shen sangat ketat urusan wanita. Jadi, kenapa aku harus mengirim putri kesayanganku ke sana dan membahayakan dirinya? Bodoh, sebagai kakak, kau harus mengalah padanya dan melindunginya dengan nyawamu!" Xue Ningyan menunduk, "Ayah, aku sudah menyukai seseorang." Bahkan meski tidak menyukai siapa pun, Ningyan jelas tidak mau menikah dengan orang yang bahkan tak dikenalnya itu. "Ah, apakah seseorang yang Kakak maksud adalah Tuan Muda Gu? Maaf, tapi aku baru saja menyuruh Ayah mengirimkan surat lamaran ke kediamannya secara khusus agar Tuan Muda Gu mau menikahiku." Xue Fengzhi tersenyum dengan mata menyipit. "Kakak, Keluarga Gu tidak memiliki kekuatan yang sebanding dengan Tuan Ke-empat Shen karena mereka hanya pengusaha, bukan pejabat Ibukota. Kau pasti lebih aman jika menikah dengannya." Xue Ningyan tertegun. 'Jadi, inikah alasan sebenarnya Ayah menjodohkanku dengan Tuan Muda Keempat Shen? Karena Fengzhi menyukai Gu Shiyi?' Xue Fengzhi menuangkan teh ke dalam cangkir Ningyan, lalu menyodorkannya dengan lembut ke hadapan Ningyan. "Kakak, sebagai seorang Kakak, tidak ada salahnya kau sesekali mengalah kepada adikmu." 'Aku tidak masalah jika berkali-kali mengalah, Fengzhi. Tapi yang kau rebut kali ini, adalah kekasihku.' Ningyan menunduk, dia tidak seberani itu untuk mengatakannya secara terang-terangan. Di tengah hujan deras malam ini, Ningyan berdiam diri di kuil leluhur. Mengeluh kepada ibunya tentang ayahnya yang tidak pernah peduli padanya. Dia sudah menjalin hubungan dekat dan saling berbalas perasaan dengan Gu Shiyi sejak satu tahun lalu. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa Xue Fengzhi akan bertindak sejauh ini untuk merebut Gu Shiyi darinya. Pernikahan Xue Ningyan dengan Tuan Muda Ke-empat Shen bukan sekadar urusan politik antara Tuan Besar Shen dan ayahnya saja, tapi juga konspirasi dari Xue Fengzhi yang selalu saja ingin merebut apapun dan siapa pun yang dekat dengan Ningyan. "Ibu …, haruskah aku melepaskannya dan menikah dengan tidak rela?" Ningyan bergumam dengan suasana hati kacau. "Ningyan …," suara berat seorang pria membuat lamunannya terpecah. Ningyan menoleh ke belakang, pintu Aula Leluhur terbuka. Menampilkan sosok pemuda bertubuh tinggi yang sangat dikenalnya. Ningyan berdiri dan menghampirinya. "Gu Shiyi …," gumamnya. Gu Shiyi tersenyum, "Kudengar kau akan segera menikah dengan Shen Qi, aku datang untuk memastikannya sendiri." Ningyan menunduk. "Sebelum itu, Gu Shiyi …, apakah kau benar-benar menerima surat lamaran dari ayahku untuk Xue Fengzhi?" Gu Shiyi terdiam, "Bagaimana kau tahu soal itu?" "Bagaimana lagi selain Xue Fengzhi sendiri yang memberitahuku." Ningyan tersenyum getir. "Lalu, apakah kau sudah menerima surat lamaran itu dan memutuskan untuk menikahinya?" "Bagaimana denganmu?" "Eh?" Ningyan tertegun, menatap Gu Shiyi yang menampilkan senyum polos ke arahnya. "Apakah kau juga akan menikah dengan Shen Qi?" Ningyan terdiam kala pikirannya berkecamuk sendiri. 'Apakah aku harus berbohong padanya? Atau kukatakan yang sebenarnya? Dia mungkin tidak menyukai Fengzhi, tapi Fengzhi tampaknya sangat menyukainya. Jika begitu, bukankah aku semakin harus yakin?' "Ningyan, apakah pertanyaanku begitu sulit untukmu?" Gu Shiyi mendekatkan wajahnya dengan menunjukkan denting khawatir. Ningyan menatapnya dengan serius, "Aku akan segera menikah, Gu Shiyi. Dengan Tuan Muda Ke-empat Shen yang sudah lama aku kagumi." Gu Shiyi menyeringai tipis, matanya menatap dengan sorot penuh iba. “Benarkah?” Jantung Ningyan berdegup kencang. ‘Apa ini? Kenapa ekspresinya tiba-tiba berubah jadi mengerikan begitu?’ “Gu …, Shiyi?” Ningyan bergumam pelan. Gu Shiyi menyeringai lebar, “Kalau begitu, aku tidak perlu merasa bersalah, kan?” “Apa?” Manik Ningyan membulat, tidak percaya dengan perkataan Gu Shiyi yang tak terduga itu. “Yah …, aku pikir aku harus melihatmu menangis terisak saat menerima nasibmu yang sangat kasihan itu.” “Gu Shiyi, apa maksudmu?” Ningyan mencengkeram lengan Gu Shiyi, meminta penjelasan. “Ah, tadi kau bertanya apa aku menerima lamaran Xue Fengzhi atau tidak, kan? Jawabannya, tentu saja aku menerimanya.” “Gu Shiyi?” Ningyan menatap intens, sungguh berharap telinganya bermasalah dan salah mendengar perkataan Gu Shiyi. “Aku turut senang jika kau menerima Shen Qi dengan lapang dada, Ningyan. Jadi aku tidak merasa bersalah ketika aku menikah dengan Fengzhi nanti. Aku pergi sekarang, semoga pernikahanmu sukses, ya.” Gu Shiyi tersenyum tipis, melepas paksa cengkeraman tangan Ningyan di lengannya. Tubuh Ningyan luruh ke bawah. ‘Apa itu? Aku tidak mengerti. Tapi Gu Shiyi terlihat sangat menantikan hari ini. Dia sudah merencanakannya?’ Ningyan meremas rambut di kepalanya, matanya terpejam kuat, air mata terus memasahi wajahnya, “Kenapa aku harus mengalami semua ini …?” Dia menghela napas panjang, berusaha untuk melupakan Gu Shiyi dan kalimatnya yang menyakitkan itu. Sementara pernikahannya dengan Shen Qi jelas akan dilakukan dalam waktu dekat. Dia harus memikirkan cara untuk keluar dari situasi ini jika tidak ingin masa depannya hancur. Pernikahan seperti ini, Ningyan tidak bisa menghindarinya meski dia berusaha sekali pun. Dari yang orang lain lihat, Ningyan seperti menerimanya dengan terpaksa. Tapi, apakah dia sungguh berpikir seperti itu? Ningyan memejamkan mata dan bergumam dalam hati, ‘Tuan Muda Keempat, Shen Qi, ya?’Kediaman Tuan Muda Keempat. Angin berhembus kencang, Shen Qi mendongak, menatap keluar jendela, awan pekat menguasai langit ibu kota, menandakan musim dingin akan datang lebih panjang dari biasanya. Di dalam ruang kerja, suasana tetap hening, hanya ada suara ringan hembusan angin yang melintasi telinga. Shen Qi duduk di balik meja, sebuah surat telah dibuka dan diletakkan di samping tangannya. Cap merahnya sudah dibuka rapi, dan kertas tipis itu sedikit mengerut di sudut karena uap dari cangkir tehnya yang belum tersentuh.Itu adalah surat dari Zhong Li.Bukan hal yang mengejutkan. Shen Qi membaca isinya dengan tenang, lalu meletakkannya kembali di atas meja.“Memang tisak disangka-sangka, Pangeran Pertama bergerak ke Beizhou …, karena Ying Shi,” gumamnya rendah.Shen Qi tak bisa menyalahkannya. Jika dia adalah Pangeran Pertama, dia pun akan melakukan hal yang sama. Ying Shi adalah bayangan tertua yang pernah dimiliki sang pangeran—pengawal pribadi yang pernah menyelamatkan hidupny
Nanzhou. Distrik Kesenangan.Zhong Li berdiri di depan pintu sebuah rumah hiburan yang sangat ramai. Orang-orang yang berlalu-lalang memperhatikan pakaiannya yang gelap dan misterius.Sebuah kain menutupi wajahnya dari hidung hingga leher. Dan mengenakan caping lebar.Langkahnya terlihat mantap. Dia datang ke tempat ini, bukan untuk bersenang-senang dengan wanita.Ada seseorang yang harus dia temui di sini. Dia didekati seorang pelayan. Lalu dia membisikkan sebuah kode.“Baik, Tuan. Xiao Yi akan mengantar Anda ke ruangan yang sudah Anda pesan.” Pelayan itu adalah mantan penghibur yang bekerja di kediaman lama Lv Xian.Setelah Lv Xian dipindahkan ke tempat ini, dia juga membawa semua prajurit berharganya, dan menempatkan mereka kembali ke rumah hiburan ini.Beberapa di antara mereka kembali menjadi penghibur kelas atas, beberapa yang lain memilih tetap menjadi pelayan.Lorong panjang itu harum oleh dupa dan suara kecapi samar dari balik pintu yang setengah terbuka. Tapi langkah Zhong L
Li Shu tertegun. Gerakannya tertahan, dia menatap Ying Shi dengan raut wajah tidak percaya. Dalam hati, ia merasa senang, tapi yang sebenarnya ia rasakan adalah gelisah dan waspada. Ia menatap mata Ying Shi yang hanya memantulkan kejujuran. Laki-laki ini tidak mengenal siapa pun setelah kehilangan ingatannya. Dan dia tahu jelas, bahwa mungkin saja yang dikatakan Ying Shi itu adalah hal yang dirasakannya setelah kehilangan ingatan, bukan sandiwara untuk menarik dirinya kembali ke dalam lembah bermasalah. “Tuan Ying Shi, apakah Anda mengingat siapa Anda?” tanya Li Shu, pelan. Mencoba meminimalisir perasaan curiga yang mungkin tak sengaja ditampakkan. “Kenapa Nona Li bertanya seperti itu?” Li Shu mengedipkan mata, mencoba mencari jawaban lain. “Ya …, mungkin saja Anda mengingat sesuatu setelah mengatakan perasaan Anda.” Ying Shi mengulas senyum tipis. “Kau khawatir perasaanku ini tidak sungguhan?” “Tidak begitu!” Li Shu segera membantah. “Apakah memerlukan pembuktian?” Ying Sh
Li Shu segera menjatuhkan lutut dan bersujud. “Saya tidak berani.”Melihat penyelamatnya yang sampai merendahkan diri di depan seorang pria, Ying Shi segera berlutut dan berkata, “Mohon maafkan Nona Li Shu, Yang Mulia. Beliau hanya terlalu memperhatikan saya saja.” Pangeran Pertama mulai merasa jengkel. Hanya karena kehilangan ingatan, Ying Shi yang paling tangguh dan paling jeli matanya itu tiba-tiba saja menjadi tidak berguna seperti ampas. Dia bahkan menjatuhkan lutut demi seorang wanita. Sama sekali tidak seperti Ying Shi yang diketahuinya. “Kalau aku meninggalkannya di sini, apa kau tetap bersedia ikut denganku?” tanya Pangeran Pertama. Bagaimana pun, Ying Shi masih bawahannya. Dan Ying Shi mungkin mengingat sesuatu yang penting sebelum kehilangan ingatannya. Dia harus mendapatkan kembali ingatan itu sebelum Ying Shi benar-benar menjadi pria bodoh yang tidak berguna. Ying Shi tampak berpikir, dia menjawab pelan, “Saya tidak berani menolak perintah Yang Mulia. Tapi saya ben
Beizhou. Kediaman Li. Pangeran Pertama keluar dari gerbong kereta kuda. Menatap gerbang kediaman ajudannya, Li Jun. Untuk menjemput Ying Shi. Begitu gerbang terbuka, seorang wanita tampak berdiri tenang di depan pintu Aula Utama. Menatap dua orang yang ‘bertamu’ ke kediamannya. “A-Shu.” Li Jun tersenyum tipis. “Beri salam kepada Yang Mulia Pangeran Pertama.” Li Shu, wanita yang berdiri itu, termangu. Menatap Pangeran Pertama dengan sorot yang dalam, seolah kerindungan menggantung dengan berat di sana. Pangeran Pertama menaikkan sebelah alis, ‘Ada apa dengan wanita ini?’“A-Shu.” Li Jun memanggilnya lagi. “Ah, iya.” Li Shu menyadarkan diri dari lamunan. Lalu menekuk lututnya sedikit dan menautkan kedua tangan dengan siku sejajar dengan bahu. “Salam untuk Yang Mulia Pangeran Pertama. Saya Li Shu, putri tunggal Tuan Li Jun. Saya merasa terhormat bisa bertemu secara langsung dengan sosok yang dilayani ayah saya. Mohon maafkan tindakan lancang saya sebelumnya, Yang Mulia.” Pangera
Malam sudah larut. Lampu-lampu minyak sudah berkurang jumlahnya. Hawa dingin menyergap, salju mulai turun. Shen Qi berjalan di selasar dan mendapati ibunya, Qin Wanzhi baru saja keluar dari kamar Shen Qi. Mereka berpapasan di lorong, Shen Qi berhenti untuk menyapanya. “Ibu, selamat malam.” “Kau baru kembali?” Qin Wanzhi berbisik sambil melotot. “Urusan penting tidak bisa ditunda, Ibu.” She. Qi menghela napas pelan. Kalau bukan karena gadis yang tiba-tiba dicurigai itu, Shen Qi tidak akan pulang terlambat malam ini. “Apakah besok jadwalmu padat?” tanya Qin Wanzhi. Shen Qi menggeleng. “Apakah Ibu ingin membicarakan sesuatu denganku?” “Luangkan waktumu besok pagi untuk bertemu Ibu. Malam ini kau segeralah beristirahat, Xue Ningyan juga baru tidur karena sepanjang hari Xiao Yan hampir selalu menangis.” Shen Qi terdiam sejenak. Xue Ningyan pasti kelelahan. “Baik, Ibu.” Dia pun pergi menuju kamarnya. Pintu dibuka perlahan supaya tidak mengeluarkan suara yang mengganggu ketenangan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments