Chapter: 12Di rooftop rumah sakit, Laura mengeluarkan segala keluh kesahnya. Tangisnya pecah, namun suaranya begitu samar. Seolah-olah, ia masih menyembunyikan agar tak ada yang tahu keadaannya."Aku menyukai pengakuanmu."Ucapan yang tiba-tiba itu membuat isaknya berhenti. Ia menoleh ke sumber suara tersebut dan sejenak terpaku. "Kak Ray?"Dengan langkah pasti dan senyum yang mengembang, orang yang baru saja membuat Laura terkejut itu kembali mengejutkannya dengan langsung memegang tangannya.Mengapa ini? Mengapa Laura merasa nyaman dengan genggaman h4ngat yang ia berikan?"Harusnya kau tak perlu menangis," Ray mengusap titik air mata yang menjadi berlian di pipi Laura."Papa mengetahui semuanya." Laura mengadu dengan wajahnya yang sendu.Ray hanya mengangguk, namun tangannya masih tak lepas menggenggam Laura. "Biarkan saja. Lagi pula itu awal yang bagus."Mendengar itu, raut wajah Laura berubah serius. Ia pun langsung menarik tangannya dengan kasar. "Bagus katamu? Kak, ini hal yang harusnya me
最終更新日: 2025-08-24
Chapter: 11Di depan sebuah hunian yang dipenuhi kobaran api, Laura terduduk lemas begitu saja. Rumah yang merupakan tempat masa kecilnya tumbuh hingga sedewasa itu, namun nyatanya telah menjadi makanan 'Si Jago Merah'."Bagaimana ini bisa terjadi?" ujar Laura dengan masih tak menyangka."Apa kau baik-baik saja, Laura?" Niko mendekat dan membangunkan putrinya itu. Laura mengangguk meski masih terisak. "Kenapa rumah kita bisa terbakar, Pa?" tanyanya kecewa. Niko pun tak kuasa menahan raut sedih di wajahnya, "Papa juga tak tahu, Nak. Papa masih di kantor sampai akhirnya mamamu menelepon dengan ia yang sudah terbatuk-batuk. Papa pun kemari dan semua sudah hangus terbakar." jelasnya seraya memeluk putrinya itu. "Lalu, bagaimana dengan Mama dan Kak Alin, Pa?" Laura menatap Niko dengan penuh tanda tanya dan menuntut jawaban. Niko menghela napas kasar seraya menunduk, "Mereka sudah dibawa ke rumah sakit, Laura. Yang Papa tak habis pikir, mereka terkunci dan tak bisa keluar dari rumah sampai mereka p
最終更新日: 2025-05-11
Chapter: 10"Kak Ray?"Ray menyeringaikan senyum seraya menyilangkan tangan di depan dada. "Kenapa? Kau terkejut?""Bagaimana aku bisa di sini?" Laura sontak menunduk dan memeriksa pakaiannya. Kebingungan terpampang jelas di wajahnya. "Aku sama sekali tak berbuat apa pun padamu. Tenang saja," ucap Ray datar. Laura menatap Ray serius, mencari jawaban atas kebingungan yang melandanya. "Kau yang membawaku kemari?""Lalu apa? Kau ingin berada bersama Arhan yang hampir berniat gila padamu, begitu?" tanyanya balik.Mendengar nama Arhan, seketika memori yang tadinya kabur mulai tersusun kembali di benak Laura. Ia teringat saat-saat terakhir sebelum ia pingsan, di mana Arhan dengan senyum manisnya memberikan minuman yang ternyata mengandung sesuatu yang membuatnya tak sadarkan diri. "Jadi dia yang membuatku pingsan lewat minuman itu?"Ray tersenyum sinis, "Kau baru sadar? Masih untung aku tahu dan kau sekarang aman di sini," jelasnya dengan nada yang penuh kekesalan. "Sama saja," gumam Laura yang memb
最終更新日: 2025-03-20
Chapter: 9Sampai di rumah, Laura terkejut mendapati Alin sudah berada di rumah. Ia tengah duduk santai di sofa ruang tamu sembari menonton televisi. "Kak, kapan kau pulang?" Alin menoleh sekilas, kemudian kembali menatap drama kesukaannya. "Sejak pukul 10 pagi tadi. Apa kau tak lihat i* story-ku?" jawabnya sembari menoleh kembali pada Laura. Laura menggeleng, tanda ia tak tahu. Sedangkan Alin menghela napas kasar, kemudian matanya membulat saat tahu Ray muncul di belakang Laura. Dengan ekspresi cemburu, Alin menatap tajam Ray. "Ray? Kenapa kau bersama Laura?" tanyanya dengan nada yang terdengar tak suka. "Hanya kebetulan, Sayang. Tadi aku melihat dia dihadang oleh pria nakal, karena itu aku mengajaknya pulang, sekaligus karena aku memang ingin menjengukmu." jawab Ray dengan begitu enteng. "Padahal dia sendiri pria nakal itu." batin Laura kesal. Laura memalingkan wajah kala Ray menoleh ke arahnya dengan seringai senyuman yang menyebalkan. Sementara itu, Nera yang mendengar penjelasan
最終更新日: 2025-03-09
Chapter: 8"Boleh kucoba dulu makanannya? Aku ingat kau punya alergi kacang dan aku hanya ingin memastikan makananmu tak mengandung bahan-bahan itu." Ucapan Laura itu membuat Ray tersenyum sinis seraya geleng-geleng kepala. Sementara itu, Alin justru mengangguk, merespon ucapan Laura dengan baik. Ray pun menyerahkan makanan itu pada Laura, dengan tatapan mereka yang saling beradu dengan begitu serius. Ray tahu, Laura pasti menduga jika ia membubuhkan sesuatu dalam makanan Alin itu. Hingga setelah Laura mencoba makanan itu, tak ada reaksi apa pun dalam dirinya. "Sekarang, aku yakin makananmu aman, Kak. Makanlah," ujarnya sembari tersenyum lembut. Alin pun mengangguk dan balas tersenyum. "Terima kasih karena sudah memastikan ini, Laura.""Sama-sama, Kak."Ray tiba-tiba mengulurkan tangannya, "Biar aku yang menyuapi kakakmu," ucapnya yang membuat Laura langsung menyerahkan makanan tersebut padanya. Ray dengan lembut mulai menyuapi Alin dan tepat di hadapan Laura. Pria itu terlihat begitu perh
最終更新日: 2025-01-30
Chapter: 7Sampai di restoran yang dituju, Ray segera memesan dua porsi makanan. Satu untuk dirinya dan satu lagi untuk Laura. Meski Laura sudah menolak, namun Ray tetap menarik paksa Laura keluar dari mobil dan agar mau makan bersamanya."Ini benar-benar pemaksaan." Ray hanya tertawa kecil seraya masih menikmati hidangannya. Entah mengapa, ia begitu senang melihat kekesalan wanita di hadapannya itu. Belum lagi, ekspresinya yang kesal saat makan, membuat sisa makanan menempel di sudut bibirnya.Laura yang masih menyendokkan garpu ke makanannya sontak terkejut saat Ray tiba-tiba menyeka bibirnya menggunakan tangannya langsung. Yang lebih membuat ia terkejut, Ray menyesap sisa makanan itu dari tangannya, tanpa rasa jijik sedikit pun."Kau makan seperti anak TK." Ray tersenyum sembari geleng-geleng kepala.Laura sendiri masih terpaku, merasa tak menyangka akan hal yang baru saja ia lihat itu.Ray yang masih mengunyah makanannya pun sontak terhenti kala melihat diamnya Laura. "Ada apa?"Laura spont
最終更新日: 2025-01-29