Rahasia di Rumah Maduku

Rahasia di Rumah Maduku

last updateHuling Na-update : 2021-08-27
By:  ArzaderyaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 Mga Ratings. 6 Rebyu
11Mga Kabanata
4.6Kviews
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Synopsis

Suamiku meninggal setelah satu bulan poligami. Kehilangan suami memang menyakitkan, tapi bagaimana jika ia meninggal setelah menikah lagi? Padahal saat itu aku sedang terkapar koma di rumah sakit usai melahirkan anaknya. Sakit? Tidak.

view more

Kabanata 1

Kabar Duka

Kabar duka datang dari rumah maduku. Sudah satu bulan, suamiku yang juga suaminya tidak pulang dan memilih tinggal di kediaman istri keduanya. Kini pulang-pulang tinggallah nama.

"Mpok! Mpok!" Teriak Mak Sumi, tetanggaku sebelah rumah. 

"Ada apa Mak, teriak-teriak begitu. Masih pagi ini," jawabku sedikit kesal. Takut kalau suaranya sampai membangunkan Aliya. 

Aku sedang menjemur pakaian yang baru saja kucuci. Jika Aliya sampai bangun, maka pekerjaan ini akan tertunda entah sampai kapan.

"Maaf, maaf. Tapi ini urgent Mpok! Urgent! Penting banget!" Tambahnya tak kalah heboh. 

"Iye iye. Ada apa Mak, memangnya ada yang lebih penting dari rejeki nomplok?" Aku bergurau.

"Ya jelas ada. Banyak yang lebih penting dari sekedar duit," ucap Mak Sumi. Lagaknya ia mulai akan berceramah. Aku segera mencegah dengan menanyakan tujuannya heboh pagi-pagi.

"Itu Mpok, si anu ...." Mak Sumi tergagap. Ia mendadak pucat. Aku mulai memasang wajah tidak tenang. 

"Anu apa Mak, jangan gagap begitu. Aku enggak paham." 

"Anu, Mpok. Anuuu."

"Iya, anu apa Mak? Anu siapa, kenapa?" Aku mulai tidak sabar. 

Mak Sumi terdiam, dia berkali-kali menarik napas dalam. Setelah merasa tenang, dia melanjutkan ucapannya.

"Anu Mpok, anuu. Suamimu ...." Mak Sumi diam lagi. 

"Suamiku? Ada apa sama Mas Farhan, Mak? Ada apa, cepat kasih tau aku. Jangan bikin penasaran gitu to." Mendadak aku jadi khawatir sama Mas Farhan. 

Laki-l*ki yang pernah sangat aku cintai, tapi tega menduakanku dengan sahabatku sendiri, saat aku sedang koma setelah melahirkan Aliya. 

Aku hampir meregang nyawa di rumah sakit karena melahirkan anaknya. Eh, dia malah nyambal terong di rumah. 

"Ya Allah, itu Mpok. Maafkan suamimu itu, karena sekarang dia sudah berpulang. Baru saja tadi fajar aku mendapatkan kabarnya," ucap Mak Sumi. Ia bernapas lega setelah berhasil mengatakannya. Meski masih sedikit ngos-ngosan.

'Astaqfirullah hal adzim, innalilahi wa innailaihi roji'un.' batinku. 

"Ah, yang bener Mak. Sepertinya dia itu sehat-sehat saja. Orang kemarin aku masih sempet lihat dia lagi uwu uwuan sama bini barunya." Aku masih tidak percaya. Karena kemarin aku masih melihatnya beradegan romantis sama si Ami, bini barunya itu. 

"Bener Ati, baru tadi pagi aku mendengarnya dari pamanmu. Waktu aku lagi nyangkul di ladang. Aku saja kaget, malah semalem aku masih lihat si Farhan suamimu itu, minum di warungnya Bang Somat," jelas Mak Sumi. Sepertinya ia sungguh-sungguh dengan ucapannya. 

Aku ingin memastikannya, tapi tiba-tiba rombongan ibu-ibu membawa baskom mengalihkan perhatianku. 

"Ibu-ibu, kalian mau pada kemana!?" seruku, membuat ibu-ibu itu berhenti. 

"Eh, Hayati! Kenapa kamu masih santai-santai! Si Farhan, suamimu itu meninggal."

Deg!

Jantungku seperti meloncat keluar. Suamiku, Mas Farhan. Ia meninggal, benarkah?

Ibu-ibu tadi sudah berlalu pergi. Mak Sumi juga pamit mau melayat.

"Ya sudah Hayati, kamu yang sabar ya. Aku pamit dulu, mau melayat," ucap Mak Sumi. Aku hanya diam, kemudian mengangguk. 

Langkahku gontai masuk ke dalam rumah. Mas Farhan yang meninggal, tapi aku yang seperti kehilangan nyawa. 

Cucian yang belum selesai kujemur aku tinggal begitu saja, biar saja nanti aku jemur lagi. 

Sampai di dalam rumah, gawai yang aku letakkan di samping televisi tidak berhenti berbunyi. 

Aku mendekatinya, kemudian meraih benda pipih itu di tangan. 

Banyak sekali panggilan tidak terjawab dari ibu mertuaku, ada juga beberapa panggilan dari Aminah. Sahabatku yang kini telah menjadi maduku.

"Halo." Aku angkat telepon dari ibu mertuaku. 

"Halo, Hayati. Cepatlah datang ke rumah Aminah. Maafkanlah anak Ibu, Nduk. Suamimu, Nak Farhan sudah berpulang ke Rahmatullah." Ibu mertuaku berucap dengan suara sengau. 

Aku diam, masih belum siap berkata-kata. 

"Nduk, kamu masih di sana?" tanya mertuaku. Karena ucapannya belum juga kujawab.

"Masih, Bu." Aku berhasil menggerakkan lidahku yang terasa kelu.

"Cepat ke sini, Nduk. Ibu tunggu. Assalamualaikum." 

"Waalaikumsalam."

Sambungan terputus. Ternyata benar, Mas Farhan telah berpulang.

***

Next? 

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

RebyuMore

Bima Kai
Bima Kai
bagus thor ceritanya, bikin penasaran... di tunggu upnya
2021-08-11 18:39:12
0
0
Roesaline
Roesaline
Ceritanya keren banget Kak semangat Up ya semoga sukses
2021-08-09 23:34:53
0
0
Queeny
Queeny
Wah bikin penasaran. Lanjut ya
2021-08-09 16:34:39
0
0
kimmy ara
kimmy ara
Jadi penasaran, kalo suaminya mati setelah satu bulan poligami, jangan2... Baca ah, daripada penasaran
2021-08-09 16:29:10
0
0
Bima Kai
Bima Kai
Jadi penasaran ada rahasia apa ya di rumah madunya????
2021-08-09 16:21:02
0
0
11 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status