Share

1001 Reinkarnasi Dewi Bulan Merah
1001 Reinkarnasi Dewi Bulan Merah
Penulis: Ema Indriani

Bab 1 Reinkarnasi

    Dunia ini terbagi Menjadi 3 alam. Alam Immortal/Alam Dewa, Alam Iblis, dan Alam Manusia/Mortal.

Dewi Bulan Merah di hukum dengan 1001 reinkarnasi di dunia manusia karena telah jatuh cinta dengan Calon Kaisar Iblis.

Calon Kaisar Iblis pun di hukum dengan 1001 reinkarnasi sama seperti Dewi Bulan Merah.

Brakk!!!!! 

    Suara gebrakan Meja terdengar di seluruh ruangan. Jika bukan karena Meja itu tidak mengandung kekuatan yang cukup untuk menahannya, niscaya ia akan hancur lebur menjadi debu dalam sekejab. 

    "Bagus sekali kalian berdua, Kau Dewi Bulan Merah bahkan kehilangan keperawananmu untuk nya," Pria Besar yang nampak kuat itu begitu marah saat dia menunjuk Pria yang tengah berlutut di samping Dewi Bulan Merah.

   "Apa kau tidak tahu bahwa Bangsa Dewa dan Iblis tidak bisa menyatu, tidak bisa menikah, bukankah sedari kecil kau sudah di beri tahu." Tekanan demi tekanan di rasakan Oleh Dewi Bulan merah. 

   Tapi kemudian genggaman tangan yang lembut dari pria di sebelahnya mampu menguatkan hatinya. Dewi Bulan Merah mengangkat kepalanya dan berkata, " Yang Mulia Kaisar Matahari, Dewi ini hanya mencintai seorang Pria, Jika memang Dewi Ini harus di hukum, Hamba memohon untuk yang Mulia Melepaskan Ksatria Kegelapan."

   Sang Dewi Akan bersujud tapi di hentikan oleh Ksatria Kegelapan. Menggantikan Dewi Bulan Merah, dia bersujud berkali-kali hingga keningnya berdarah dan lantai di tempatnya bersujud mulai retak. 

   "Huh", Kaisar Matahari mendengus. "Siapa yang memerintahkanmu untuk bersujud," Suara Kaisar Iblis terdengar Penuh tekanan dan amarah. "Akan jadi apa Wilayah iblisku jika di pimpin Olehmu, meski Kau Adalah anakku dan Calon Kaisar Iblis, Sekarang Kau tidak memenuhi Kualifikasi."

   Masih dengan bersujud Ksatria Kegelapan memohon dengan sangat agar Kaisar Iblis dan Kaisar Matahari mengijinkan pernikahan mereka. "Yang Mulia Kaisar Matahari, Yang Mulia Kaisar Iblis, Hamba memohon pengampunan untukku dan Dewi Bulan Merah, Hamba tidak peduli dengan Kekuasaan, Jika Hamba bisa bersama Dewi Bulan Merah itu sudah cukup untuk Hamba."

   "Kau…" Kaisar Iblis menunjuk Ksatria Kegelapan dengan murka, matanya memerah begitu juga rona wajahnya. Kaisar Matahari berbalik membawa Kaisar Iblis yang penuh amarah. Dia menoleh dan berkata, "Tunggulah Kalian berdua di sini, Aku akan berdiskusi dengan Kaisar Iblis hukuman apa yang pantas untuk kalian."

   Setelah Kaisar Iblis dan Kaisar Matahari pergi, Dewi Bulan Merah segera mengelap dahi Ksatria Kegelapan dengan Sapu tangan. Ksatria Kegelapan menghentikan tangannya dan mencium tangannya dengan lembut. Dewi Bulan merah tak kuasa menahan tangis.

   "Kau sangat bodoh, kenapa kau harus bersujud dengan keras, lihat dahimu berdarah," ujar Dewi Bulan Merah yang melihat luka berdarah di kening Ksatria Kegelapan.

   "Ini bukan apa-apa, asal aku tetap bisa bersamamu Meiyin, aku akan melakukan apapun." Ksatria Kegelapan melihat Dewi Bulan merah dengan tatapan lembut.

   Dewi Bulan merah kemudian mencari kantong obat-obatan yang di milikinya. "Hah, aku meninggalkan kantong obat-obatanku, sebentar aku akan mencari di sekitar sini, mungkin Kakek Kaisar memiliki sesuatu yang bisa di gunakan untuk menghentikan pendarahan."

   "Jangan, bagaimana jika mereka kembali."  Ksatria Kegelapan menarik tangan Dewi Bulan Merah."

"Tidak apa, paling tidak mereka akan kembali beberapa belas menit lagi, tunggulah sebentar."

   Ksatria Kegelapan hanya melepaskan tangan Dewi Bulan merah dengan enggan dan mengangguk menuruti permintaan Dewi. 

   Dewi Bulan Merah pun berkeliling di ruangan Milik Kaisar Matahari. Ruangan Yang Gelap hanya di terangi beberapa Pelita, ruangan yang khusus untuk mengadili dewa dewi yang akan mendapat hukuman berat. 

   Dewi Bulan Merah menyusuri Rak buku, meja di sekitarnya mencari obat atau sesuatu yang bisa menghentikan pendarahan, tidak cukup lama dia pun menemukan obatnya. Tapi suatu benda lain menarik perhatiannya. 

   Itu adalah Cermin Perunggu Berwarna Hitam dan memiliki ukiran yang cukup rumit di atasnya, dia pun membukanya dan menyentuh cermin tersebut. Tapi dia terkejut karena rasa tertusuk yang di rasakan Jarinya. Jarinya mengeluarkan darah dan menetes di cermin itu. "Aku akan menyimpan cermin ini," ujarnya sembarangan dan menyimpan Cermin itu di Saku Bajunya.

   Dewi Bulan merah pun kembali ke sisi Ksatria Kegelapan. "Yan zhen, Kau harus minum ini agar pendarahanmu berhenti," Ksatria Kegelapan mengangguk ringan. Dewi Bulan merah pun menyuapi obatnya, seketika Luka di kening Ksatria Kegelapan pun berhenti meneteskan darah dan perlahan mengering.

   Ksatria kegelapan memegang pipi Dewi Bulan Merah dan berkali-kali mengatakan kata cinta membuat wajah Dewi Bulan Merah menjadi merah merona. 

"Baik, sangat baik sekali, orang-orang tua di sini penuh amarah kalian masih bisa bermesraan." Kaisar Iblis yang baru tiba berbicara, di susul dengan kedatangan Kaisar Matahari.

   Melihat kedatangan dua Kaisar baik Dewi Bulan Merah atau Ksatria Kegelapan kembali berlutut dengan pandangan hormat. "Ehm, setelah melakukan kesalahan yang begitu besar, apa kalian tidak merasa bersalah," Lanjut Kaisar Iblis.

   "Sudahlah, Kaisar Iblis cukup memarahi mereka, Kalian berdua Kaisar ini dan Kaisar Iblis telah memutuskan hukuman untuk kalian."

Dewi Bulan merah dan Ksatria saling berpandangan, terlihat jelas kecemasan di wajah mereka. Karena dulu pernah terjadi cinta antara dewa dan iblis tapi mereka di hukum mati musnah selamanya. 

   "Ksatria Kegelapan karena kau merupakan Iblis yang terkuat di antara Iblis Muda dan Dewi Bulan Merah juga merupakan Dewi Terkuat dan paling berbakat dalam sejarah Dewa, Kami akan memberi kalian dua pilihan."

   "Yang pertama Kalian musnah dan mati," Pilihan pertama ini membuat Dewi Bulan Merah gemetar, karena tidak seperti manusia yang bisa bereinkarnasi, Dewa Dewi itu abadi hanya jika merasa bosan dengan kehidupan mereka bisa memusnahkan diri sendiri, atau meminta reinkarnasi kepada Dewa Reinkarnasi. Saat mereka mati maka mereka benar-benar mati tidak akan hidup kembali.

   "Pilihan kedua bereinkarnasi 1001 kali dan hadapi hidup kalian masing-masing baik susah maupun senang Semua akan kalian rasakan di bumi, Jika Reinkarnasi kalian sudah selesai apa yang akan terjadi akan di putuskan nanti." 

   "Yang Mulia Kaisar Matahari, izinkan saya bertanya beberapa hal". Kasiar Matahari pun mempersilahkan Ksatria Kegelapan, Yan zhen untuk bertanya. "Baik, tanyakan."

"Apakah jika kami bereinkarnasi, kami akan melupakan satu sama lain dan apa kami akan bertemu kembali di bumi?."

   Pertanyaan Yan zhen, Ksatria Kegelapan membuat Meiyin, Dewi Bulan Merah merasakan rasa tertusuk di hatinya. "Apakah kami akan benar-benar saling melupakan, dan apa kami bisa bertemu lagi?," Rasa sedih mengisi ruang hati Meiyin. 

   "Tidak hanya kalian saling melupakan satu sama lain, ingatan kalian di alam dewa & alam iblis juga akan di segel selama kalian menjadi manusia.

Bertemu atau tidak itu hanya bisa di tentukan dengan takdir."

   Penjelasan dari Kaisar Matahari membuat mereka berdua merasa pahit di hati, mau tidak mau mereka harus menjalani Reinkarnasi, ketimbang mereka harus musnah, setidaknya setelah Reinkarnasi mereka masih hidup dan bisa bertemu kembali. 

   "Jika begitu yang Mulia ijinkan hamba memberi salam perpisahan kepada Dewi Bulan Merah." Kaisar Matahari mengangguk sedangkan Kaisar Iblis hanya terdiam.

   "Meiyin, dalam kehidupanku sekarang aku hanya akan mencintai 1 wanita dan akan menikahi 1 wanita. Bahkan untuk 1001 reinkarnasi atau puluhan ribu reinkarnasi, aku akan tetap mencintaimu." Yan zhen memegang pipi Meiyin kemudian mencium bibir pipi kening dan hampir satu wajah di cium olehnya. Satu Ruangan itu pun tersipu dan memiliki Rona kemerahan di wajah mereka.

   "Jalankan Reinkarnasi untuk Ksatria Kegelapan." kata Kaisar Matahari kepada Dewa Reinkarnasi di sebelahnya. Dewa Reinkarnasi mengangkat tangan dan mengarahkan Cahaya putih kepada Ksatria Kegelapan.

   Cahaya lembut dan hangat meliputi tubuh Ksatria Kegelapan yang terus memudar. Yan zhen kemudian memeluk Meiyin di iringi isak tangis Meiyin. "Di dunia ini aku hanya akan jatuh cinta 1x dan menikah 1x serta tidur dengan 1 pria, itu akan berlaku bahkan saat aku bereinkarnasi."

   "Terima kasih Meiyin, sampai jumpa lagi," tubuh Ksatria Kegelapan pun memudar dan menghilang, tapi suaranya masih menggema di ruangan itu. "Ayah, Jika setelah bereinkarnasi aku tidak bisa bertemu dengan Meiyin aku akan menghancurkan Alam Iblis."

   "Anak Kurang Ajar." Kaisar Iblis marah dan menyerang tempat anaknya baru  saja menghilang. "Berhenti Kaisar Iblis, Kau akan menyakiti cucuku, apa kau sedang menguji kesabaranku." Kaisar Matahari mengayun kan tangannya menghentikan serangan Kaisar Iblis. 

   "Huh, karena sudah tidak ada hal yang penting lagi aku akan pergi," Kaisar Iblis mendengus kasar. Sebelum dia pergi dia menatap Meiyin dengan tatapan yang tajam. Setelah itu asap hitam membawanya pergi dan menghilang dari tempat itu. 

   Hanya ada Meiyin, Kaisar Matahari dan Dewa Reinkarnasi di sana. 

"Apa kau mengakui kesalahan Meiyin?," Kaisar Matahari bertanya. 

"Tidak Kakek, Cinta itu tidak salah, aku berharap Kakek mau merestuinya, karena aku benar-benar mencintainya."

   Kaisar Matahari hanya memejamkan mata, dia teringat akan masa kecil hingga dewasa yang Meiyin habiskan bersamanya. Meiyin adalah Dewi Bulan merah yang paling kuat dan berbakat di antara dewa dewi yang lainnya. Juga Cucu Kesayangannya. 

   Awalnya Kaisar Matahari akan menjodohkan Dewa Matahari yang kelak akan menjadi Kaisar Matahari yang juga merupakan cucunya serta sepupu Dewi Bulan Merah. Tapi Dewi Bulan Merah menolaknya dengan keras, bahkan menantang Dewa Matahari melakukan duel dan di menangkan oleh Meiyin.

"Jalankan Reinkarnasi!!"

   Jika setidaknya Meiyin menyesali kesalahannya kali ini setidaknya dia akan berbuat curang agar Meiyin tidak bereinkarnasi dan mengalami kesulitan di Bumi, seandainya Meiyin memutuskan hubungannya dengan Ksatria Kegelapan dia akan melakuka.  apapun agar cucunya tidak mengalami kesulitan seperti ini. 

   "Kakek maafkan aku, karena aku begitu mencintainya, aku telah mengecewakan kakek, aku selalu menuruti kakek, tapi aku membuat kakek kecewa karena menolak perjodohan dengan dewa Matahari, dan jatuh cinta pada seseorang dari Alam Iblis." Tubuh Dewi Bulan merah pun semakin menipis, hingga Kaisar Matahari membuka matanya dan tiba di depan Meiyin. 

   Memeluk Meiyin, "Maafkan Kakek, karena harus melakukan ini, begitu banyak mata yang memandang dan menyaksikan, Kakek tidak bisa berbuat curang."

   "Aku selalu menyayangi Kakek," Kata kata terakhir di sertai menghilangnya Tubuh Meiyin. Kaisar Matahari masih berlutut dan terlihat sedih.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status