Share

Bab 2 Roh Rong Meiyin

   "Bagaimana ini, Jika Tuan Putri tidak bangun, apa yang akan kita lakukan," ujar seorang Pelayan yang terlihat cemas. Dia berlutut melihat seorang Putri yang terbaring lemah dengan perban hampir di sekujur tubuhnya. 

   Pelayan yang lain sedang melihat pantulan diri nya di cermin dan duduk dengan tenang. Dia hanya menoleh sekilas dan berkata, "Apa yang kamu fikirkan, dia tidak akan bangun, setelah di hukum dengan 30 pukulan dan mencoba bunuh diri dengan menceburkan diri ke danau, apa kau pikir dia akan bangun," Ucap Pelayan dengan sombong. 

   "Tapi bagaimanapun dia adalah Tuan Putri tertua, dia terlihat menyedihkan, bukankah seharusnya kita membantu dia?."

   Pelayan yang sebelumnya bercermin berdiri menghampiri Pelayan yang berlutut di dekat tempat tidur. "Lili, jika kau ingin hidup nyaman sebaiknya kau tidak membantunya, jika tidak Putri ketiga pasti akan membuatmu menderita, sama seperti Mili, Pelayan yang selalu setia di samping dia."

   Memikirkan kembali Mili yang sekarang bekerja menjadi tukang cuci dan membersihkan toilet, serta sering di rundung Oleh Putri Ketiga dan Pelayan yang Lainnya Lili bergidik ngeri. "A..aku tidak mau seperti mili," ujarnya ketakutan.

   Tiba-tiba deritan terdengar di tempat tidur, Putri Tertua terbangun dan mengerang sakit kepala yang hebat, "Akhhhhh, sakit sekali, kepalaku, akhhhhhhh," teriakan yang cukup keras membuat kedua pelayan itu panik. 

   "Kakak Sua, Kau pergilah panggil Tabib, aku akan menjaga Putri Tertua di sini," di jawab dengan Anggukan oleh Pelayan Sua. Mili pun menghampiri Putri Tertua dan berusaha menenangkannya. 

   "Air, berikan aku air, aku sangat haus, cepat!!!," teriak Putri Tertua yang membuat Mili terkejut sebentar, dan segera mencari air tapi sayangnya di kamar Putri Tertua tidak ada air. 

   "Maafkan pelayan ini tuan putri, hamba akan segera mencari air." Tanpa menunggu jawaban Putri Tertua, Pelayan Mili pun langsung pergi dari kamar tersebut, meninggalkan Putri Tertua menahan sakit sendirian. 

   Sakit yang di alami Putri Tertua adalah karena ingatan-ingatan yang memasuki kepalanya, setiap siksaan setiap derita yang di terimanya hingga kematiannya. 

   "Aku terlahir kembali hahahah, aku terlahir kembali, aku akan memastikan kalian semua menderita." Terlihat tekat kuat di mata Putri Tertua. Dia kemudian merasa saku pakaiannya terasa lebih berat. "Ahh, cermin Apa ini?," Putri Tertua menyentuhnya dan kesadarannya menghilang lalu tiba di dalam cermin.

   Dia mengalami sakit kepala lagi, "ingatan apa lagi ini, ahh" Dia jatuh pingsan dan beberapa lama kemudian dia bangun kembali. "Aku ini siapa, Putri Tertua, Meiyin, atau Dewi Bulan Merah?,"

   "Kau adalah Dewi Bulan Merah," Suara imut terdengar dari sekeliling, tapi tidak ada wujud. "Siapa yang berbicara, tunjukkan dirimu." Teriaknya sembari melihat berkeliling.

   Tiba-tiba muncul kucing gendut jantan bercorak hitam putih, belangnya seperti belang harimau putih.

   Meiyin menahan tawanya dengan menutup mulut, tapi tidak sanggup akhirnya dia tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk kucing itu. "Kucing ini sangat gendut, hahahaha."

   "Beraninya kau menertawakan Kaisar Dewa Harimau Putih sepertiku," Kucing itu pun memukul kepala Meiyin dengan cukup keras dan membuat Meiyin meringis sakit.

   "Huh, ini sakit tapi Tuan Kaisar Kucing, tempat apa yang ada di dalam cermin ini, tampaknya ini seperti istana." Tanya Meiyin Penasaran. 

   "Aku bukan kucing tapi harimau," Kata Kaisar Harimau Putih dengan penuh tekanan. "Baiklah, aku akan memberitaumu, tempat kita berada sekarang adalah Dunia tersembunyi di dalam cermin, ikutilah aku keluar aku akan menunjukkan hal yang lebih menakjubkan."

   Kaisar Kucing pun mengambang dan bergerak keluar istana di ikuti oleh Meiyin. Setibanya di Balkon utama Istana dia melihat pemandangan yang sangat menakjubkan, ada Danau, Gunung, Air terjun, Taman Bunga, Pepohonan, dan Padang rumput sejauh mata memandang. Sangat besar, Indah dan tak bertepi. 

   "Dan Aku adalah Tuan Pemilik Cermin ini, Kaisar Dewa Harimau Putih." Ucap Kucing itu dengan bangga dan membusungkan dadanya. 

   "Tapi kenapa bentukmu menjadi Kucing gendut, Tuan Kaisar?!?," Tanya Meiyin dengan menahan tawa. "Itu karena aku kehilangan sebagian kekuatanku." 

   "Lalu, kenapa aku bisa masuk kemari?" Tanya Meiyin Penasaran. "Itu Karena Kau tidak sengaja meneteskan darah saat membuka Cermin ini sehingga membentuk hubungan Kontrak. Itulah kenapa kau bisa masuk kemari." Jelas Kaisar Kucing.

   "Ahh jadi begitu, sama seperti senjata di alam Dewa, untuk membentuk Kontrak maka membutuhkan setetes darah, terkadang jika senjata itu sangat kuat maka akan membentuk Roh, berarti Kaisar Kucing seperti Roh ya."

   "Aku bukan Roh asli dari Cermin ini, hah sudahlah aku lelah berdebat denganmu, sekarang aku akan menjelaskan lebih rinci tentang cermin ini."

   Cermin Perunggu Hitam ini ternyata di temukan oleh Kakek Kaisar Matahari. Roh Kaisar Kucing alias Kaisar Harimau Putih telah banyak berbicara dengan Kaisar Matahari mengenai Cermin ajaib ini. 

   Kaisar Matahari lalu membuat beberapa perubahan pada cermin dan menambahkan 'sistem' pada cermin ini.

   Kaisar Kucing pun memberitahu cara menggunakan sistem ini pada Meiyin.

   Tidak butuh waktu lama untuk Meiyin mempelajarinya. "Buka Jendela Sistem." Sistem pun terbuka, tampak layar transparan dan beberapa tulisan dan beberapa menu. Menu Utama, Misi/Quest, Skill/Kemampuan, Hukuman, Pesan Pemberitahuan, dan Dompet.

Pada menu utama terdapat menu penukaran dan Hadiah spesial.

   "Dompet? Aku akan memeriksanya." Meiyin menyentuh Layar dengan menu dompet dan betapa kagetnya dia dengan puluhan ribu barang-barang, obat-obatan senjata dan masih banyak lagi hal yang akan membantunya pada Reinkarnasi ini. 

   "Astaga lihatlah Kakek, dia begitu baik memberikan ku barang-barang ini semua, bahkan semua peralatanku dan senjataku juga ada."

   "Tapi seperti ada yang aneh, seperti ada yang aku lupakan, Kakek memberiku Misi Reinkarnasi ini untuk membuktikan kehebatanku dan memberikan hadiah yang luar biasa untukku, tapi seperti ada yang salah."

   Meiyin merasa ada yang aneh, "Reinkarnasi ini bukan seperti tugas dari Kakek melainkan seperti hukuman, apa Tuan Kaisar tau sesuatu??," Tanya Meiyin Penuh Selidik. 

   Kaisar Kucing menoleh kearah lain dan terlihat gugup. "Aku tidak tahu apapun."

   Meiyin menyipitkan matanya lalu berkata, "Bukankah Kaisar Kucing terlihat mencurigakan?"

   "Kaisar Sialan itu memiliki cucu yang begitu teliti, untungnya saat-saat terakhir Meiyin dia sempat memanipulasi ingatannya kalau tidak mungkin Meiyin akan selalu mengingat kesalahan dan bersedih lalu Siklus 1001 Reinkarnasi ini akan berantakan." ujar Kaisar Kucing di dalam hatinya. 

   "Kaisar Kucing lihat ini." Meiyin menunjukkan batu warna warni di tangannya. "Ini adalah Batu Pesona fungsinya menyimpan pesan-pesan bisa berbentuk suara dan juga Wujud bergerak." Meiyin menghancurkan batu itu dan Wujud Kakeknya pun muncul. 

   "Wah barang yang bagus," ujar Kaisar Kucing sambil memegang dagunya. 

  "Cucuku, Meiyin Sekaligus Dewi Bulan Merah, Kakek memberikanmu Tugas untuk menjalani 1001 Reinkarnasi untuk menambah pengalaman hidupmu dan mempelajari kehidupan manusia, jadi jalani misi yang terdapat dalam sistem dan gunakan benda-benda yang kakek berikan jika Kau Kesulitan."

   "Baik Kakek," ucap Meiyin dengan lembut. Kaisar Kucing memegang pundak Meiyin dan mengucapkan, " ini benar-benar seperti asli hanya saja sedikit transparan."

   "Kau hanya bisa berkomentar, ini adalah barang yang aku kembangkan bersama cucuku Meiyin yang sangat berbakat."

   Kaisar kucing kaget. "Tidak hanya pesan satu arah tapi juga bisa menjawab." Sebelum Kakek Kaisar lebih marah meiyin pun berkata, "Tuan Kaisar ini adalah batu pesona yang berisi kesadaran dari pemilik pesan sehingga tidak hanya pesan satu arab tapi kita juga bisa berkomunikasi dengan pengirim pesan." Meiyin Menjelaskan pada Kaisar Kucing.

   Dengan mata berbinar penuh kekaguman dia berkata, "Benda yang menakjubkan."

   Kaisar matahari melihatnya dengan sombong, lalh berkata, "sudahlah aku hanya meminta padamu untuk menjaga cucuku dengan baik."

   "Baiklah-baiklah tidak perlu sungkan, aku akan menjaganya dengan baik."

    "Meiyin jaga dirimu baik-baik, kakek selalu menyayangimu," meiyin dan Kakeknya pun berpelukan hingga wujud Kakek Kaisar Matahari benar-benar menghilang. 

"Tring"

1 pesan pemberitahuan

Meiyin kemudian membukanya.

'Roh Tuan Puteri Tertua Rong Meiyin ingin berbicara denganmu'

Terima / Tolak

Jika kamu menolak, kamu akan mendapatkan hukuman mati dan bereinkarnasi di tempat lain.

   "Tuan Kucing maksudnya apa jika menolak maka akn mendapat hukuman mati?"

   "Tidak tau dengan cara apa kau akan mati, jika kau menolak pesan ini berarti kau menolak untuk reinkarnasi sebagai sebagai Rong Meiyin dan kau akan Reinkarnasi sebagai orang lain."

   "Bukankah itu berarti aku akan merasakan sakitnya kematian dan sakit kepala yang hebat akibat ingatan pemilik tubuh sekali lagi?"

   "Tentu saja." Meiyin bergidik ngeri dan segera menekan pilihan terima. Tiba-tiba muncul sosok Roh Rong Meiyin di Depannya. Wajahnya begitu mirip dengan Meiyin Dewi Bulan merah hanya lebih pucat dan kurus. 

  "Aku adalah Roh Rong Meiyin, Kematianku yang pertama adalah saat aku menceburkan diri ke danau. Lalu aku terlahir kembali dan membalaskan dendam pada Keluargaku, hanya saja ada beberapa masalah dan membuat aku kembali mati, saat mati aku memohon kepada Dewa Reinkarnasi agar bisa hidup sekali lagi, tapi dewa Reinkarnasi tidak mengijinkanku. Dan menawarkan pilihan yang lain."

   "Yaitu meminta bantuan kepada Dewi Bulan Merah untuk membantuku membalaskan dendam dan keinginanku yang lainnya." Tangisan Rong Meiyin pecah, dan dia berkata "Tolong bantu aku membalaskan dendamku." Roh Rong Meiyin pun memudar dan hilang. Lalu muncul kalimat di Sistem. 

Selamat anda telah berenkarnasi menjadi Rong Meiyin, Bantu Dia balas dendam dan peroleh Poin untuk mendapatkan skill. 

Muncul notifikasi pada Quest/Misi

Reinkarnasi Rong Meiyin

  1. Bantu dia membalaskan dendam
  2. Dapatkan Cinta Sejati
  3. Melahirkan 2 anak

   Wajah Meiyin memerah saat dia membaca quest no 2 dan 3. "Membalas dendam aku bisa, tapi mendapatkan cinta sejati dan melahirkan 2 anak, bagaimana aku bisa?"

   Meiyin tanpa sadar meraih Kaisar Kucing dan memeluknya. Perutnya yg gemuk dan penuh lemak membuat Meiyin lebih tenang. Tapi wajah Kucing itu memerah, dia menolak dan menjauh dari Meiyin. 

  "Benar-benar tidak sopan, bahkan Kakekmu pun tidak akan terlalu sembarangan sepertimu," teriaknya. Sementara wajah kucing memerah dia terus meneriaki Meiyin. 

  "Benar-benar persis seperti kucing yang di injak ekornya." Meiyin menggelengkan kepala dan mendesah pasrah. Sementara Kaisar Kucing terus memarahinya dan berputar-putar mengelilingi Meiyin. 

   "Berhenti, sudah berapa lama aku di sini." Meiyin menangkap Kaisar Kucing dan bertanya. "Su sudah beberapa jam." Jawab Kaisar Kucing dengan keringat didahinya, pipinya memerah. 

   "Bagaimana caranya keluar dari sini?!"

   "Apa susahnya tinggal katakan saja 'Keluar' dan fikirkan bahwa kau akan kembali ketubuhmu, maka kesadaranmu akan kembali ke tubuhmu."

   "Keluar," Meiyin pun langsung menghilang. 

   "Menghadapi gadis muda paling cantik di alam dewa memang tidak mudah." Kening Kaisar Kucing berkeringat, tampak di belakangnya bayangan Seorang Pria yang sangat tampan dengan rambut putih, mata tegas, kulit putih, dan tinggi mengenakan pakaian sutra mewah berwarna biru dan putih. 

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status