Share

3. Terjebak

Hari pertama dipindahkan ke divisi sekretaris.

Jujur, kenapa harus dipindahkan secara mendadak?

Tidak mungkin dipindahkan tanpa alasan. Mungkin karena kritik dari sang fotografer? Rasanya tidak mungkin, pasalnya fotografer baru pertama kali ini mengkritik Liana. 

Lantas kenapa? 

"LIAN, BANGUN!"

Sahabat Liana berteriak dari luar rumah kost Liana. Semalam Liana dan Fani berpesta di halaman rumah kost mereka sambil menikmati keindahan kota Jakarta di malam hari, melihat gedung tinggi yang satu per satu lampu meredup hingga gelap.

Akibat semalam begadang, Lina belum terbangun dari mimpi. Fani berusaha keras membangunkannya, semalam Liana mengatakan padanya akan bekerja menjadi sekretaris Direktur. Jadi, Fani menyarankan agar Liana berangkat pagi. Untuk memberi kesan baik sebagai sekretaris baru, dimata boss baru dan senior sekretaris.

"LYN LIANA ..., BANGUN ...!"

Fani mendecak kesal. Liana tidak kunjung bangun padahal Sally sudah berteriak sekencang mungkin. Andai pintu tidak dikunci, Fani sudah masuk ke kamar Liana untuk mengguyurkan air. 

Fani masih menggedor-gedor pintu dengan sangat keras.

Di dalam kamar, Liana merasa terganggu dengan teriakan Fani yang menelusup perlahan menjadi terdengar keras. Terdengar suara teriakan diiringi gedoran cukup keras di pintu. Setengah sadar, Liana membuka mata dan langsung melompat dari tempat tidur saat melihat jam dinding menunjukkan pukul delapan siang.

"What?! Jam delapan? Sial!!!" umpat Liana.

Gawat, hari ini adalah hari pertama menjadi sekretaris baru dan Liana terlambat bangun? Oh, tidak. Seharusnya diawali dengan baik, tetapi kenyataannya tidak sama sekali. 

"Aduh, gimana, nih." Liana panik, berjalan ke sana kemari, mencari handuk, setelah melihat letak dimana handuk digantung–secepat kilat dia meraih handuk dan segera masuk ke kamar mandi.

Hari yang sangar buruk!

Meskipun terlambat, Liana harus dandan super feminim dengan rambut ter-blow rapi membuat tampil tampak sempurna. "Jam tangan udah. Yang kurang apa, ya? Ponsel."

Liana mencari ponsel, dia lupa dengan keberadaan ponsel miliknya. Kapan dia memegang ponsel dan dimana dia meletakan ponsel.Ternyata ponsel dibalik selimut.

Sambil berlari ke halaman menuju jalan raya, dia berlari memakai high heels setinggi sebelas sentimeter dan memanggil taksi yang lewat. Sulit sekali untuk berlari menggunakan sepatu hak tinggi.

"Taksi !" teriak Liana kepada taxi yang akan lewat.

"Liana! Sukses, ya ... semoga hari pertama menjadi sekretaris Direktur menyenangkan!" Fani berteriak.

"Thanks, ya! Doain semoga lancar!" sahut Liana membalas lambaian Fani..

"Semangat Liana!"

Liana sempat terharu, dia hendak berbalik untuk memeluk sahabat setelah meneriaki memberi semangat. Okay, sebaiknya Liana harus cepat-cepat pergi ke kantor, hari ini sudah terlambat.

Liana yang sudah masuk ke taksi.

****

Di kantor, Liana berlari sambil menenteng high heels, dia mencari lift untuk menuju ruangan divisi sekretaris. Akhirnya Liana berhasil menemukan lift yang akan membawanya ke lantai Direktur dan devisi sekretaris.

Mata Liana melebar melihat pintu lift yang akan tertutup. "Tunggu, please! Jangan ditutup dulu pintu liftnya." Teriakan Liana membahana dari ujung koridor untuk menghentikan pintu lift yang sempat tertutup. "Aku mau masuk, tunggu!"

Keringat Liana membanjiri dahinya, keringat sebiji jagung. Sambil terengah-engah—mengatur napas, Liana berlari kencang memasuki lift.

"Tunggu! Jangan ditutup dulu!" teriak Liana memohon.

Ting! Pintu lift terbuka. 

"Akhirnya pintu lift terbuka ...." Liana menghela napas lega. Kenapa Liana tidak menunggu saja lift selanjutnya? Satu alasan, waktu, waktu itu sangat bearti.

Liana sudah sangat terlambat.  

"Untunglah aku berhasil menghentikan lift ini. Jadi, aku tidak akan menunggu lama," gumam Liana lirih.

"Ehem." Suara lelaki berdehem.

Napas Liana tercekat di tenggorokan, berhenti bernapas. Kepalanya memutar ke sisi pojok lift. Liana mati kutu, berdiri membeku. Dia baru menyadari ada lelaki di belakangnya sedang bersandar sambil membaca sebuah jurnal. 

Siapa dia?

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status