Share

5. Are You Okay?

Author: Lusia
last update Last Updated: 2020-08-06 16:59:43

Jarak antara mereka berdua sungguh dekat sampai Liana merasakan detak jantung lelaki itu, aroma parfum maskulin menyeruak indra penciuman Liana. Harum, Liana sangat menyukai aroma ini. Semakin lama Liana semakin nyaman berada dalam pelukan.

Beberapa menit kemudian, tiba-tiba lampu menyala terang. Pandangan pertama yang  Liana liat, di sampingnya, ada dua mata hitam menatap penuh kekhawatiran. Mereka berdua saling menatap lekat, bertukar pandangan.

Sepersekian detik, barulah sadar, dia segara melepaskan pelukan itu karena tubuh Liana yang menolak pelukan. Liana menjauh dan tangan mengelus leher yang terasa kotor.

"Are you okay?" tanya lelaki itu masih dengan khawatir.

Liana sudah menjauhkan tubuhnya, masih dengan mengelus leher yang terasa kotor. Bukannya Liana menjawab pertanyaan itu, melainkan Liana meminta maaf, "Maaf, aku tadi panik. Sejak kecil aku tidak menyukai kegelapan seperti tadi," tutur Liana jujur.

Lelaki itu mengangguk, memakluminya. "It's okay. Tidak apa-apa."

Liana melihat jelas jas lelaki tersebut agak basah karena air matanya. Wajah Liana mulai panas dan memerah karena malu. "Maaf, jas kamu jadi basah," ujar Liana bersalah. Liana melirik sebentar jas yang dipakai lelaki itu. Balutan jas itu seakan-akan khusus dirancang untuknya.

"No problem." Singkat dan jelas. Lelaki itu benar-benar sedikit dingin. 

"Untung ganteng," batin Liana. Kemudian Liana berkata dengan nada tidak enak hati, "Aku harap kamu tidak berfikir macam-macam, tadi aku hanya merasa takut dan histeris. Sekali lagi, maaf."

"Tidak. Saya yang harus meminta maaf karena membuat kamu merasa tersinggung karena perlakuan saya tadi."

"Kamu tidak salah, aku yang salah. Kamu tidak perlu minta maaf," kata Liana kekeuh pada pendirian bahwa lelaki itu tidak bersalah sama sekali.

Lelaki itu tersenyum tipis, setipis kertas tetapi manis. "Saya tau, ini adalah pengalaman yang tidak menyenangkan untukmu," ujarnya memaklumi. 

Liana tertawa kecil. Memang, kejadian ini memang baru pertama kali, sebelumnya Liana tidak pernah terjebak lift. Pengalaman pertama, haha.

"Kamu lantai berapa?" tanya lelaki itu.

Oh, rupanya dibalik sikap dingin, lelaki itu mempunyai rasa kepo dan penasaran juga.

"Lantai sepuluh, tapi aku harus ke lantai delapan dahulu," jawab Liana memencet nomor delapan. Saat itu juga pintu lift terbuka di lantai 8. "Kamu lantai berapa?" Liana bertanya balik.

"Lantai sepuluh," jawab lelaki itu. 

Liana terdiam, pikirannya bertanya. Bukankah lantai sepuluh itu ruangan khusus untuk para Direktur dan sekretaris? Jangan-jangan orang yang bersama Liana dalam lift itu seorang Direktur atau mungkin lelaki itu juga sekretaris?

Entah, Liana tidak tahu pasti. Karena dirinya awalnya bekerja di bagian departement fashion lalu dipindahkan menjadi sekretaris Direktur.

Liana segera keluar. Sebelum pintu tertutup, Liana sempat membalikkan badan menghadap lift yang detik-detik akan tertutup. "Terima kasih, ya. Sampai jumpa lagi di lantai 10. Oh, ya. Namaku Liana." Liana setengah berteriak memberi tahu namanya.

Lelaki itu sempat terkekeh geli namun tidak mengomentari ucapan Liana karena pintu lift sudah tertutup. Liana berlari tergopoh-gopoh untuk menemui Bu Shinta. Wanita yang kemarin memberikan surat kepindahan Liana.

"Maaf Bu, saya terlambat karena terjebak lift. Macet sampai lampu padam," lapor Liana.

Shinta tertawa renyah. "Hahaha, apes banget kamu, ya, Lian. Padahal waktu kamu dibagian departement fashion tidak pernah terjebak lift," komentar Shinta.

"Iya, parah banget. Baru pertama kali terjebak lift, Bu."

"Lift emang berulah lagi, ha ha ... Tidak menyangka kamu menjadi korban. Ya sudah, ini berkas Direktur Nova yang harus dikerjakan. Kamu langsung ke lantai sepuluh." 

"Siap, Bu!"

Shinta menyodorkan berkas. "Jangan kaget, waktu ketemu Direktuk Nova." 

Shinta tersenyum aneh.

Liana mengernyit, tidak paham. Apa maksudnya dari perkataan Shinta?

Liana mengangkat kedua bahunya dengan acuh, dalam hati dia berkata, "Okay, Lebih baik sekarang ke lantai sepuluh dan mulai bekerja!" Liana menyemangati diri sendiri. "Semangat Lian!"

Shinta melihat tingkah konyol Liana hanya tersenyum geli. Wanita lanjut usia itu sudah berpikir, bagaimana nasib Direktur Nova mempunyai sekretaris seperti Liana? Liana terkenal dengan wanita yang memiliki tenaga yang kuat. Selama ini yang menjadi sekretaris Nova, tidak lebih jajaran wanita yang takut dengan bossnya. Mungkin Liana tidak, dia akan melawan Liana ketika melakukan kesalahan.

Liana keluar dari ruangan Shinta. Kaki panjangnya berjalan indah, tas selempang mengantung indah di pundak kanan ikut bergerak sesuai gerakan tubuh Liana, kedua netra menatap tajam, lurus ke depan. Liana mengabaikan suara yang perlahan menyeruak Indra telinga, terdengar kata-kata pujian yang menggebu-gebu.

Pujian dari karyawan Shinta.

Liana tetap berjalan dengan santai dan berusaha untuk ramah. 

Karyawan lelaki semakin mengganggumu tubuh Liana dan kecantikannya. Hingga mereka mengumpat sumpah serapah setelah Pevita menghilang dari perlihatan mereka.

“Menjijikkan.” 

Cibiran dari karyawan wanita tengah memandangi ubun-ubun karyawan lelaki ketika mendengar obrolan mereka. Ekspresi antara tidak suka dan jijik. Wanita mana sih yang tidak iri ketika kaum adam memuji wanita lain secara terang-terangan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   57. Hiking ke Gunung

    Dan Liana membuat daftar; dia mengajak Nova untuk mendaki gunung besok. Iya! Besok! Haha, Liana jadi bersemangat.Di sisi lain. Presdir tahu Evan menyukai Liana; dia menilai sikap Evan. Saat berada di lift, Dika memuji Evan."Aku baru tahu bahwa kamu adalah anak yang baik dalam menilai seorang wanita. Sepertinya kamu mencintai wanita tidak hanya dari sudut pandang fisik atau kekayaan."Presiden Dika memuji Evan sebagai orang yang tepat, dan dia tidak mengkhawatirkan Evan lagi. Evan hanya mengangguk sopan, tapi dia tidak mengerti apa yang dikatakan Presiden Dika.Lol.****Keesokan harinya, Nova dan Liana pergi ke pegunungan. Kesempatan bagi Liana untuk mencoba mencari informasi dari Nova. Mereka berbincang-bincang dalam perjalanan ke atas bukit, dengan kaos pendek berwarna putih yang dikenakan Liana membuatnya terlihat seksi. Jaket rajut merah muda diikatkan di pinggangnya. Sepatu bot hitam tingginya dua sentimeter, dan dia mengenakan j

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   56. Tidak dipecat

    Kata-kata Dika sedikit menusuk hati Liana. Sakit? Ya. "Aku tahu. Aku sadar akan diriku dan hidupku, Presdir." Liana tidak pernah mau menerima perasaan Nova, cinta dari Nova. "Saya tidak akan pernah menikah dengan orang kaya," kata Liana.Liana mengaku tidak memiliki perasaan pada Nova dan tidak memiliki perasaan pada Nova atas perintah Dika yang hanya menjadikan Nova orang sukses dan sekretarisnya."Hari demi Hari aku tidak bisa menepati janjiku, tidak punya perasaan cinta atau ketertarikan pada Nova. Tapi aku akan berusaha menyingkirkan perasaan itu."Namun, dia tidak bisa menerima perasaan Nova, tetapi dia akan berusaha menghilangkan perasaan itu.Direktur Utama Dika berpesan agar Liana berusaha keras bahkan untuk menyelesaikan tugasnya sebagai sekretaris. “Ingat, kamu hanya sekretaris. Kamu harus bekerja keras untuk membantu Nova sembuh dari fobia,” kata Dika."Oke Pak Direktur, saya akan bekerja keras dan tidak akan mengeluh," kata Liana, mengerti a

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   55. Tergoda???

    Liana hanya menunduk, ketakutan."Semua orang membuatku kesal! Kenapa hanya aku yang tidak tahu masalah sebenarnya dari Nova dan Evan!” bentaknya.Dika sejak awal curiga, tapi dia mengabaikan pikiran itu."Sekretaris Liana, jawab dengan jujur. Apakah Nova dan Evan menyukaimu pada saat bersamaan ?"Diam. Liana tidak bisa berkata-kata. Tidak tahu apa yang akan dia jawab. Jadi, Liana diam saja."Kenapa diam saja? Tidak menjawab pertanyaanku?""Tidak seperti itu." Liana mengelak. "Saya tidak tahu—”"Berhenti berbicara!" ucap Dika memotong ucapan Liana. Tak hanya Nova, Evan juga menyukai wanita itu. "Jawab dengan jujur, sekretaris Liana!"“Iyaa,” jawab Liana, perlahan menundukkan kepalanya, suaranya nyaris tak terdengar karena terlalu kecil untuk didengar.Namun, Dika juga mengakui bahwa dia menyukai dan tergoda kepada Liana.

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   54. Amarah dari Presdir

    Ternyata Presdir Dika tidak datang ke tempat kerja Nova; dia hanya menelepon Liana dan mulai menginterogasinya. Kejadian aneh dan dia masih tidak bisa mempercayainya. Dika selalu bertanya-tanya, siapakah sebenarnya wanita yang menyebabkan Nova dan Evan bertengkar? Masalah pekerjaan? Dika sedikit tidak yakin. Maka, Dika memanggil Liana untuk bertanya dan menginterogasi.Liana bingung. Mengapa Dika menyuruhnya pergi ke tempat kerjanya? Apakah ada masalah atau sesuatu?Liana duduk di tempat kerja Dika dengan canggung. Dua cangkir teh di depan mereka untuk mencairkan suasana agar tidak canggung. Presdir Dika duduk di kursi khusus, dan Liana duduk di kursi panjang khusus untuk tamu."Maaf, kenapa Anda menelepon saya?" tanya Liana memecah kesunyian. "Saya tidak tahu mengapa Anda menyuruh saya datang ke sini."Dika menghela napas. Ia ingin bertanya pada Liana dan ingin menanyakan jawaban yang jelas. “Rumor yang beredar itu

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   53. Sudah Gila

    "Akhh !!! Jangan sentuh rambutku! Sekretaris Liana! Sakit—"Sakitnya, apalagi Liana sebagai wanita yang jago beladiri. Liana tidak peduli dengan Nova yang berteriak kesakitan. "Dasar Direktur mesum!"Awalnya, Nova mengeluh kesakitan, tapi kemudian dia tertawa. "Hei! Apa maksudmu? Mesum? Serius. Aku benci otak kotormu, Sekretaris Liana!" Nova mencibir.Mendengar perkataan Nova, pipi Liana memerah dan malu. Dia mundur selangkah, membuang muka.Nova merapikan baju putihnya sedikit berantakan gara-gara Liana. "Liana, apa kamu merasa gugup?" Nova bertanya. Sedetik dia menyadari apa yang dia katakan. "Umm ... maksudku, apa kamu gugup saat melihat wajahku?" Nova menjelaskan, mengulangi kata-katanya.Apa? Apa yang Nova bicarakan? Tidak gugup tapi malu. Tentu saja, Liana membantah dan menjawab dengan alasan lain. Sekarang dialah yang tertawa dengan aneh. "Gugup? Bagaimana menurutmu Direktur. Aku tidak pernah

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   52. Direktur Mesum

    Nova mengabaikan kata-kata Liana, membuatnya semakin berani dan mendekat. Hanya berjarak satu langkah, punggung Liana bertabrakan dengan pintu. Nova dengan berani mendekatkan wajahnya ke wajah Liana, Liana memejamkan mata karena tidak berani menatap wajah Nova sedekat ini.Dan .... Sebaliknya, Nova mengalami nasib buruk. Saat Nova menatap wajah Liana sedekat ini, dadanya mulai berdebar kencang. Pria itu memegangi dadanya, tidak menyangka reaksinya akan seperti ini. Liana dengan berani membuka kelopak matanya sedikit, mengintip. Keduanya saling bertatapan, tanpa sadar Nova mendekat ke wajah Liana. Keduanya saling menatap dengan tatapan bertabrakan. Kemudian Liana membuka matanya lebar-lebar saat wajah Nova berada lima sentimeter darinya.DOENK !!Liana beraksi dengan membenturkan kepalanya ke kepala Nova lalu meraih lengan Nova dan menjambak rambut Nova. "Apa-apaan ini, Direktur! Kamu mau menciumku ya?! Dasar Direktur mesum," kata Li

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   51. Jangan Mendekati!

    Di balik pintu ternyata Nova mendengarkan semua perkataan Liana dan Nova sangat tersinggung.Usai berdebat dengan sekretaris senior, Liana masuk ke ruang kerja Nova dengan membawa cemilan dan air. Melihat wajah Nova yang tidak enak dipandang dan sedang dalam mood yang buruk, Liana menyangka Nova sedang memikirkan berita buruk di media sosial dan informasi di luar kantor."Ada apa, Direktur? Aku membawa makanan ringan untuk mengganjal perutmu." Liana meletakkan cemilan dan air di atas meja."Aku sedang tidak mood untuk makan dan minum."Liana menghela nafas dan mencoba menghiburnya dan bertanya mengapa. Tapi Nova sama sekali tidak memikirkannya. Nova bangkit dan mendekati Liana dan terus berjalan ke depan hingga Liana terpaksa berjalan mundur secara teratur."Apa yang akan dilakukan Direktur?"Tatapan Nova tidak berkedip sama sekali, melihat Liana dari kejauhan yang dibuat hanya lima langkah le

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   50. Hubungan Istimewa

    Sekretaris senior membahas hubungan Liana dan Nova yang seperti ada hubungan khusus. Mereka beranggapan Nova tidak akan dekar dengan wanita miskin seperti Liana dan Nova sang pewaris. Itu membuat Liana sedih. Karena hubungan mereka tidak mungkin terjadi. Lalu bagaimana jika mereka saling jatuh cinta?"Haha, tidak mungkin Direktur Nova jatuh cinta pada Sekretaris Vita yang lebih seperti perempuan jalang?""Tentu saja tidak cocok. Sekretaris Vita tidak punya harga diri.""Ngomong-ngomong rumor tentang pertengkaran Direktur Nova dengan Direktur Evan karena masalah wanita.""Hah? Kudengar, memperebutkan posisi pekerjaan?""Tidak. Jangan mau ditipu. Siapa lagi selain pelaku dari masalah Sekretaris wanita jalang itu." Tanpa rasa takut, sekretaris menunjuk Liana yang sedang duduk di kursi kerja Liana.Mendengarkan kata-kata mereka Liana langsung menggebrak meja karena tak tahan lagi dihina

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   49. Jadi Karyawan Tetap!

    Rapatnya sudah selesai.Liana menyapa Nova, dan Evan menanyakan bagaimana pertemuannya. "Bagaimana? Apakah pertemuannya menyenangkan dan berjalan dengan baik?" Tanya Liana bersemangat."Jangan tanya ke Nova, mungkin Nova tidak tahu, karena dia tidur," jawab Evan.Nova baru saja menguap."Direktur, kenapa Anda tidur saat rapat?" Liana bertanya bagaimana Nova bisa tidur dalam pertemuan sepenting itu."Semua karena kamu," kata Nova kesal. "Kamu membuatku tidak bisa tidur sepanjang malam!" Nova menjawab dengan jujur.Presdir Dika keluar dan ikut memarahi Liana. "Itu benar? Kamu membuat Nova tidak tidur tadi malam? Kamu sebagai sekretaris harus tegas dengan Nova! Kalau kamu bisa memukul bocah nakal itu."Liana tidak menjawab. Dia kesal karena dia disalahkan. Ada apa dengan dia? Dia membuat Nova tidak bisa tidur? Ah ... Presdir bercanda dengan Liana? Liana tidak tahu apa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status