Share

9. Lelaki Brengsek

Author: Lusia
last update Last Updated: 2020-08-07 22:17:16

Flashback On.

Liana berlari dengan bertelanjang kaki dan dress di atas lutut. Bagian dadanya sedikit robekan, sambil berlari Liana terus memegangi robekan agar tidak memperlihatkan belahan payudara. Liana berlari sekuat tenaga dan berhasil kabur dari pacarnya. Liana merasa lelah, dia menghentikan larinya untuk mengatur napas, kepalanya menoleh ke belakang.

Tiba-tiba pacarnya muncul dengan cepat. Liana kembali berlari sekuat-kuatnya. Dia menyesali kenapa koridor malam ini sepi, Liana sudah berteriak namun tidak ada seorangpun yang merespon. Akhirnya Liana berlari ke pintu apartement dengan cepat dan hati-hati. Di halaman apartemen, Liana melihat sinar lampu mulai mendekat, pastinya dia akan selamat. 

TINNNNN !!!

Pengemudi mobil menekan klakson panjang. Seorang wanita melintas di depannya begitu saja membuat pengemudi mengerem mobilnya secara mendadak hingga menimbulkan bunyi decitan memekik telinga. 

Liana sudah merentangkan kedua tangannya seolah ingin bunuh diri. “STOP! STOP!” jerit Liana. “STOP!!!”

Brak. Dug!

Mobil tersebut berhenti mendadak. 99℅ seperti dugaannya. Liana sudah bisa memastikan bahwa dirinya tidak akan pernah mati konyol karena tertabrak mobil.

Lelaki di dalam mobil mengelus-elus keningnya akibat terhantam kemudi, hampir saja menabrak tubuh seseorang. Wanita gila yang menjadi penghalang perjalanan pulang, mata tajamnya menatap tajam wanita itu dibalik kaca mobil. Kesal. Lelaki yang di dalam mobil langsung membuka kaca mobil dan menyembulkan kepalanya keluar jendala mobil. 

“Heh wanita gila! Kamu mau cari mati—” 

Lelaki itu mengeryit melihat wanita yang hampir ditabrak tidak ada di depan mobil. Kemana dia? Aneh, jangan-jangan tadi hantu? Lelaki itu menjadi merinding.

Tok, tok, tok. Suara kaca mobil diketuk keras, lelaki itu menoleh ke samping mendapati wanita gila di sana. Lelaki sempat kaget mendengar bunyi ketukan kaca mobil. Apakah dia manusia? 

“Buka pintunya! Buka pintunya!” 

Lelaki itu tidak sempat berpikir, apakah wanita itu manusia atau hantu?

“Buka pintunya! Buka pintunya!” perintah Liana secara paksa, dia berkali-kali menarik pintu mobil.

Karena sudah tidak tahan mendengar ketukan pintu mobil, Lelaki itu membuka pintu mobil. Pintu terbuka, Liana langsung masuk ke dalam mobil tersebut. Tidak peduli siapa pemilik di dalamnya, Liana harus menyelamatkan diri.

“Jalan mobilnya sekarang!!!”

Mata cantik Liana sama sekali tidak melirik ke samping, dimana pemilik mobil tengah memandang Liana dari samping dengan heran dan kesal. 

“Aku bilang jalankan mobilnya!”

“Keluar!!!” tajam seorang lelaki di sampingnya. 

Liana menoleh. “Aku bilang jalan! Ya jalan!” Liana tidak kalah tajam. Liana tidak peduli ketika lelaki itu menyuruh untuk keluar. Sama sekali tidak peduli!!!

Tok ... tok ... tok!!!

Lelaki itu mengerutkan kening bingung melihat seseorang lelaki mengetuk kaca mobilnya, sedangkan Liana menghela napas dan sama sekali tidak menoleh. Sudah bisa ditebak lelaki itu adalah pacarnya.

Sial!!!

“Liana!!! DENGERKAN AKU! KELUAR DARI MOBIL SEKARANG! AKU—”

“Jalan mobilnya, sekarang!” Mata Liana mendelik. Kepalanya terasa pening mendengar ocehan Revan di luar sambil mengetuk kaca mobil bak orang gila. “Aku bilang jalan! Budek ya kamu!”

Pengemudi mobil itu menelan ludahnya sedikit kaget, kemudian menurut menjalankan mobil meninggalkan Alex yang sedari tadi berteriak tidak jelas. Mobil pun melesat mulai menjauhi tempat itu. 

“Kamu siapa dan mau kemana?” tanyanya. Dia sempat melirik Liana sebentar, menelan saliva lagi melihat baju bagian atas sobek dan memperlihatkan belahan payudara.

“Tidak penting kamu tahu siapa aku." 

Lelaki itu kesal. Tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi berhenti di tepi jalan, lelaki itu menatap Liana tajam, setajam mata elang.

“Keluar!!!”

“Tidak!!!”

Lelaki memijat keningnya, pening. “Keluar sekarang!” perintahnya lagi.

Mata Liana mengedarkan melihat ke jalanan yang sepi sekali karena hari sudah mulai tengah malam. Liana bergidik ngeri, takut jika ada preman jahat.

“Aku bilang keluar! Budek ya kamu!” usirnya tajam, menirukan ucapan Liana. "Keluar dari mobilku!!!"

Liana mendesah pasrah, mau tidak mau harus keluar dari mobil itu. Sebelum benar-benar keluar, Liana sempat memberi salam kepada lelaki di sampingnya.

“LELAKI BRENGSEK! TIDAK PUNYA HATI NURUNIN WANITA DI PINGGIR JALAN! DASAR BRENGSEK!!!"

Flashback Off.

Nasib sial beberapa bulan lalu! Bertemu dengan lelaki yang pernah dia katakan brengsek, ternyata lelaki itu adalah bossnya Liana. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jasmin Mubarak
kbnykn typo..... 😌😌😌
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   57. Hiking ke Gunung

    Dan Liana membuat daftar; dia mengajak Nova untuk mendaki gunung besok. Iya! Besok! Haha, Liana jadi bersemangat.Di sisi lain. Presdir tahu Evan menyukai Liana; dia menilai sikap Evan. Saat berada di lift, Dika memuji Evan."Aku baru tahu bahwa kamu adalah anak yang baik dalam menilai seorang wanita. Sepertinya kamu mencintai wanita tidak hanya dari sudut pandang fisik atau kekayaan."Presiden Dika memuji Evan sebagai orang yang tepat, dan dia tidak mengkhawatirkan Evan lagi. Evan hanya mengangguk sopan, tapi dia tidak mengerti apa yang dikatakan Presiden Dika.Lol.****Keesokan harinya, Nova dan Liana pergi ke pegunungan. Kesempatan bagi Liana untuk mencoba mencari informasi dari Nova. Mereka berbincang-bincang dalam perjalanan ke atas bukit, dengan kaos pendek berwarna putih yang dikenakan Liana membuatnya terlihat seksi. Jaket rajut merah muda diikatkan di pinggangnya. Sepatu bot hitam tingginya dua sentimeter, dan dia mengenakan j

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   56. Tidak dipecat

    Kata-kata Dika sedikit menusuk hati Liana. Sakit? Ya. "Aku tahu. Aku sadar akan diriku dan hidupku, Presdir." Liana tidak pernah mau menerima perasaan Nova, cinta dari Nova. "Saya tidak akan pernah menikah dengan orang kaya," kata Liana.Liana mengaku tidak memiliki perasaan pada Nova dan tidak memiliki perasaan pada Nova atas perintah Dika yang hanya menjadikan Nova orang sukses dan sekretarisnya."Hari demi Hari aku tidak bisa menepati janjiku, tidak punya perasaan cinta atau ketertarikan pada Nova. Tapi aku akan berusaha menyingkirkan perasaan itu."Namun, dia tidak bisa menerima perasaan Nova, tetapi dia akan berusaha menghilangkan perasaan itu.Direktur Utama Dika berpesan agar Liana berusaha keras bahkan untuk menyelesaikan tugasnya sebagai sekretaris. “Ingat, kamu hanya sekretaris. Kamu harus bekerja keras untuk membantu Nova sembuh dari fobia,” kata Dika."Oke Pak Direktur, saya akan bekerja keras dan tidak akan mengeluh," kata Liana, mengerti a

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   55. Tergoda???

    Liana hanya menunduk, ketakutan."Semua orang membuatku kesal! Kenapa hanya aku yang tidak tahu masalah sebenarnya dari Nova dan Evan!” bentaknya.Dika sejak awal curiga, tapi dia mengabaikan pikiran itu."Sekretaris Liana, jawab dengan jujur. Apakah Nova dan Evan menyukaimu pada saat bersamaan ?"Diam. Liana tidak bisa berkata-kata. Tidak tahu apa yang akan dia jawab. Jadi, Liana diam saja."Kenapa diam saja? Tidak menjawab pertanyaanku?""Tidak seperti itu." Liana mengelak. "Saya tidak tahu—”"Berhenti berbicara!" ucap Dika memotong ucapan Liana. Tak hanya Nova, Evan juga menyukai wanita itu. "Jawab dengan jujur, sekretaris Liana!"“Iyaa,” jawab Liana, perlahan menundukkan kepalanya, suaranya nyaris tak terdengar karena terlalu kecil untuk didengar.Namun, Dika juga mengakui bahwa dia menyukai dan tergoda kepada Liana.

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   54. Amarah dari Presdir

    Ternyata Presdir Dika tidak datang ke tempat kerja Nova; dia hanya menelepon Liana dan mulai menginterogasinya. Kejadian aneh dan dia masih tidak bisa mempercayainya. Dika selalu bertanya-tanya, siapakah sebenarnya wanita yang menyebabkan Nova dan Evan bertengkar? Masalah pekerjaan? Dika sedikit tidak yakin. Maka, Dika memanggil Liana untuk bertanya dan menginterogasi.Liana bingung. Mengapa Dika menyuruhnya pergi ke tempat kerjanya? Apakah ada masalah atau sesuatu?Liana duduk di tempat kerja Dika dengan canggung. Dua cangkir teh di depan mereka untuk mencairkan suasana agar tidak canggung. Presdir Dika duduk di kursi khusus, dan Liana duduk di kursi panjang khusus untuk tamu."Maaf, kenapa Anda menelepon saya?" tanya Liana memecah kesunyian. "Saya tidak tahu mengapa Anda menyuruh saya datang ke sini."Dika menghela napas. Ia ingin bertanya pada Liana dan ingin menanyakan jawaban yang jelas. “Rumor yang beredar itu

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   53. Sudah Gila

    "Akhh !!! Jangan sentuh rambutku! Sekretaris Liana! Sakit—"Sakitnya, apalagi Liana sebagai wanita yang jago beladiri. Liana tidak peduli dengan Nova yang berteriak kesakitan. "Dasar Direktur mesum!"Awalnya, Nova mengeluh kesakitan, tapi kemudian dia tertawa. "Hei! Apa maksudmu? Mesum? Serius. Aku benci otak kotormu, Sekretaris Liana!" Nova mencibir.Mendengar perkataan Nova, pipi Liana memerah dan malu. Dia mundur selangkah, membuang muka.Nova merapikan baju putihnya sedikit berantakan gara-gara Liana. "Liana, apa kamu merasa gugup?" Nova bertanya. Sedetik dia menyadari apa yang dia katakan. "Umm ... maksudku, apa kamu gugup saat melihat wajahku?" Nova menjelaskan, mengulangi kata-katanya.Apa? Apa yang Nova bicarakan? Tidak gugup tapi malu. Tentu saja, Liana membantah dan menjawab dengan alasan lain. Sekarang dialah yang tertawa dengan aneh. "Gugup? Bagaimana menurutmu Direktur. Aku tidak pernah

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   52. Direktur Mesum

    Nova mengabaikan kata-kata Liana, membuatnya semakin berani dan mendekat. Hanya berjarak satu langkah, punggung Liana bertabrakan dengan pintu. Nova dengan berani mendekatkan wajahnya ke wajah Liana, Liana memejamkan mata karena tidak berani menatap wajah Nova sedekat ini.Dan .... Sebaliknya, Nova mengalami nasib buruk. Saat Nova menatap wajah Liana sedekat ini, dadanya mulai berdebar kencang. Pria itu memegangi dadanya, tidak menyangka reaksinya akan seperti ini. Liana dengan berani membuka kelopak matanya sedikit, mengintip. Keduanya saling bertatapan, tanpa sadar Nova mendekat ke wajah Liana. Keduanya saling menatap dengan tatapan bertabrakan. Kemudian Liana membuka matanya lebar-lebar saat wajah Nova berada lima sentimeter darinya.DOENK !!Liana beraksi dengan membenturkan kepalanya ke kepala Nova lalu meraih lengan Nova dan menjambak rambut Nova. "Apa-apaan ini, Direktur! Kamu mau menciumku ya?! Dasar Direktur mesum," kata Li

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   51. Jangan Mendekati!

    Di balik pintu ternyata Nova mendengarkan semua perkataan Liana dan Nova sangat tersinggung.Usai berdebat dengan sekretaris senior, Liana masuk ke ruang kerja Nova dengan membawa cemilan dan air. Melihat wajah Nova yang tidak enak dipandang dan sedang dalam mood yang buruk, Liana menyangka Nova sedang memikirkan berita buruk di media sosial dan informasi di luar kantor."Ada apa, Direktur? Aku membawa makanan ringan untuk mengganjal perutmu." Liana meletakkan cemilan dan air di atas meja."Aku sedang tidak mood untuk makan dan minum."Liana menghela nafas dan mencoba menghiburnya dan bertanya mengapa. Tapi Nova sama sekali tidak memikirkannya. Nova bangkit dan mendekati Liana dan terus berjalan ke depan hingga Liana terpaksa berjalan mundur secara teratur."Apa yang akan dilakukan Direktur?"Tatapan Nova tidak berkedip sama sekali, melihat Liana dari kejauhan yang dibuat hanya lima langkah le

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   50. Hubungan Istimewa

    Sekretaris senior membahas hubungan Liana dan Nova yang seperti ada hubungan khusus. Mereka beranggapan Nova tidak akan dekar dengan wanita miskin seperti Liana dan Nova sang pewaris. Itu membuat Liana sedih. Karena hubungan mereka tidak mungkin terjadi. Lalu bagaimana jika mereka saling jatuh cinta?"Haha, tidak mungkin Direktur Nova jatuh cinta pada Sekretaris Vita yang lebih seperti perempuan jalang?""Tentu saja tidak cocok. Sekretaris Vita tidak punya harga diri.""Ngomong-ngomong rumor tentang pertengkaran Direktur Nova dengan Direktur Evan karena masalah wanita.""Hah? Kudengar, memperebutkan posisi pekerjaan?""Tidak. Jangan mau ditipu. Siapa lagi selain pelaku dari masalah Sekretaris wanita jalang itu." Tanpa rasa takut, sekretaris menunjuk Liana yang sedang duduk di kursi kerja Liana.Mendengarkan kata-kata mereka Liana langsung menggebrak meja karena tak tahan lagi dihina

  • It's Okay That's Love (INDONESIA)   49. Jadi Karyawan Tetap!

    Rapatnya sudah selesai.Liana menyapa Nova, dan Evan menanyakan bagaimana pertemuannya. "Bagaimana? Apakah pertemuannya menyenangkan dan berjalan dengan baik?" Tanya Liana bersemangat."Jangan tanya ke Nova, mungkin Nova tidak tahu, karena dia tidur," jawab Evan.Nova baru saja menguap."Direktur, kenapa Anda tidur saat rapat?" Liana bertanya bagaimana Nova bisa tidur dalam pertemuan sepenting itu."Semua karena kamu," kata Nova kesal. "Kamu membuatku tidak bisa tidur sepanjang malam!" Nova menjawab dengan jujur.Presdir Dika keluar dan ikut memarahi Liana. "Itu benar? Kamu membuat Nova tidak tidur tadi malam? Kamu sebagai sekretaris harus tegas dengan Nova! Kalau kamu bisa memukul bocah nakal itu."Liana tidak menjawab. Dia kesal karena dia disalahkan. Ada apa dengan dia? Dia membuat Nova tidak bisa tidur? Ah ... Presdir bercanda dengan Liana? Liana tidak tahu apa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status