Home / Romansa / 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia / Bab 6. Aqeela Semakin Geram

Share

Bab 6. Aqeela Semakin Geram

Author: SunnyBells09
last update Last Updated: 2023-12-24 09:29:52

 “Apa yang sudah kau lakukan Aleeka? kau membuat kekacauan disini! sudah kukatakan jaga sikapmu! Jangan pernah mendekati apalagi merayu calon suamiku, tapi apa nyatanya hah?! Kau membuat semua rencanaku jadi berantakan”

Suara Aqeela langsung terdengar nyaring begitu Aleeka menggeser tombol hijau di ponselnya, sampai-sampai dia harus menjauhkan benda tersebut dari telinganya.

“Apa maksudmu Aqeela?! Bukankah aku sudah menuruti semua yang kau pinta? Dan kini tolong tepati kata-katamu! Menjauhlah! Dan JANGAN KAU GANGGU HIDUPKU LAGI!”

Aleeka kesal atas semua tuduhan Aqeela, terlebih dia merasa sudah berkorban menghabiskan waktunya selama satu bulan untuk menuruti kemauan kakak kembarnya itu.

“Dengan Aleeka aku tidak akan-“

“Kau yang seharusnya mendengarkan aku Aqeela, jangan kau anggap diriku lemah hanya karena papa dan mama selalu ada di pihakmu. Berhentilah menjadi anak manja yang sellau mengandalkan ornag lain untuk mendapatkan semua yang kau inginkan! Aku sudah tidak sudi lagi menuruti kemauanmu, pantas saja kemarin kau di Paris hanya mendapatkan kegagalan, karena kau memang tidak becus melakukan apapun sendiri”

“Kau..!!!?” Aqeela tak meneruskan kata-katanya, malah dia mematikan panggilan karena kesal dengan Aleeka yang memberontak seperti itu.

“Lihat saja kau nanti Aleeka, aku akan membuat perhitungan denganmu” ucap Aqeela setelah dia menutup panggilan dan melemparkan ponsel miliknya ke atas kasur.

~\/~

Sementara di ruang kerja Sean. Jakarta.

Sean tengah mengamati beberapa berkas yang dikirim oleh orang kepercayaanya yang di tugaskan untuk menyelidiki semua tentang keluarga tunanganya. Hati kecil Sean masih saja bimbang dengan perubahan sikap Aqeela.

“Aku hanya meninggalkanya selama beberapa waktu, mengapa sekarang dia jadi lebih berani dan agresif padaku?”

Sean membolak balikan kertas di tanganya sambil bergumam sendirian, dan sesaat kemudian gerakan terhenti tiba-tiba.

“Jadi ibunya melahirkan Aqeela dengan cara operasi? Dan.. tunggu dulu... apa ini? Tante Felisha harus di operasi karena posisi salah satu dari bayinya melintang?”

Kembali Sean membuka lembaran kertas dan mencari-cari sesuatu. “Tidak ada lagi, hanya ini saja, tapi... apa maksudnya dengan posisi salah satu dari bayinya melintang? Memangnya Tante Felisha melahirkan berapa bayi? Bukankah Aqeela adalah anak tunggal?”

Karena tak menemukan kejanggalan lainya, tanpa melihat ataupun membaca judul yang tertera di sampul berkas dengan logo sebuah rumah sakit swasta di Jakarta tersebut, Sean memasukan kembali berkas-berkas yang dibacanya ke dalam amplop berukuran besar.

Sean meraih ponselnya dan menscroll ke bawah untuk mencari sebuah nama dan mulai melakukan panggilan.

“Jerome, dengarkan aku. Ada beberapa hal yang harus ku urus di Jakarta, mungkin membutuhkan waktu lebih lama, jadi kuharap kau membantu dad disana untuk menjalankan perusahaan, dan jangan lupa untuk menangani kartel black dragon”

Begitu terdengar suara seseorang yang menyapanya di seberang sana, Sean langsung memberikan to the point mengutarakan maksud dan tujuanya menghubungi orang itu.

“Hei brother, mengapa kau tegang sekali? Bahkan kau tak menanyakan kabarku terlebih dahulu, dan aku punya sedikit keluhan untukmu, mengapa kau terburu-buru kembali ke Jakarta sebelum aku pulang dari Paris kemarin?”

“Untuk apa aku menunggu anak manja yang sedang berlibur memanjakan pen*snya bersama gadis-gadis di Paris sana? Lebih baik aku pulang untuk mengurus tunanganku yang sedang sakit”

“Oh.. jadi kau lebih mementingkan perempuan yang di beli dad daripada adik kandungmu sendiri?”

“Jangan bicara seperti itu Jerome, Aqeela adalah gadis baik-baik”

“Tapi itu kenyataanya kan? keluarga tunanganmu itu mau menjodohkan putri mereka karena dad memberikan suntikan segar pada perusahaan keluarga mereka yang di ujung kebangkrutan”

“Sudahlah Jerome, kau lakukan saja apa yang kuperintahkan tadi, dan jangan berfoya-foya terus, ingat umurmu, seriuslah pada satu gadis saja, keluarga Genaaro dikenal dengan kesetiaan mereka pada pasanganya”

Terdengar helaan napas Jerome di seberang sana, menandakan dia tengah bosan dengan semua ucapan Sean. Tanpa berbasa basi lagi Sean pun mematikan panggilanya dengan sang adik. Kemudian dia kembali melakukan sebuah panggilan pada orang yang berbeda.

Hanya beberapa saat Sean berbicara pada orang yang di telponya, setelah itu dia memanggil kepala pelayan di rumahnya melalui saluran khusus, beberapa saat kemudian terdengar bunyi ketukan pintu.

“Masuklah Berta”

Sean menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi saat melihat Berta memasuki ruangan. “Tuan muda memanggil saya?”

“Iya Berta, aku ingin kau awasi gerak gerik tunanganku dan laporkan padaku setiap kali kau melihat ada perbedaan sikapnya dari sebelum aku pergi ke Sisilia dan setelah aku kembali”

“Tapi tuan muda...” Berta nampak berpikir dan ragu-ragu untuk berucap.

“Katakan saja Berta, ada apa? jangan menyembunyikan apapun dariku”

“Nona Aqeela nampak berubah saat kembali dari pertemuanya dengan teman-temanya hari itu”

“Bertemu teman? Kapan?”

“Sebelum tuan muda kembali, saat itu nona nampak kurang sehat, tapi menolak untuk dibawa ke rumah sakit ataupun memanggil dokter, dan dia malah pergi untuk bertemu dengan teman lamanya, begitu yang dia bilang pada saat itu”

Sean terdiam beberapa saat mendengar penjelasan Berta. “Baiklah, terimakasih atas keteranganmu Berta, kau boleh pergi sekarang”

Berta langsung pergi setelah membungkukan punggungnya sebelum membalikan tubuhnya dan keluar dari ruangan Sean.

“Siapa kamu sebenarnya? Dan dengan tujuan apa kau masuk ke rumahku?”

Sean nampak berpikir keras setelah Berta meninggalkanya sendiri. Kembali diraihnya telpon selularnya dan menghubungi seseorang.

“Kau periksa semua data keluarga Widjaya, serta perusahaan mereka, laporkan padaku semuanya, termasuk data keuangan mereka dan aku ingin mendapatkan laporanya secepat mungkin”

[“....”]

“Tentu John, aku akan sangat berhati-hati menjaga sikap dengan perempuan yang ada di rumahku sampai kebenaranya terkuak”

Sean bangkit dari duduknya setelah memutuskan panggilan telpon, dia berjalan keluar dari ruang kerjanya, hari ini Sean memang tidak pergi ke kantor dan hanya memeriksa semua pekerjaan yang di laporkan bawahanya dari ruang kerja yang ada di rumahnya. Namun pikiran Sean hanya terfokus pada Aqeela, perempuan yang sebulan lalu telah resmi menjadi tunanganya.

Sean melangkahkan kakinya melewati kamar Aqeela dan langsung menuju ke kamarnya, seorang maid yang melihat kejadian tersebut mengerutkan dahinya.

“Tumben sekali Tuan Muda Sean tidak mampir dulu ke kamar Nona Aqeela, biasanya kakinya selalu terlihat gatal ingin masuk ke sana” gumam maid tersebut dan langsung cepat-cepat berpura-pura sibuk kembali dengan pekerjaanya saat melihat Sean tengah menoleh ke arahnya.

Malam harinya, seperti biasa para pelayan menyiapkan makan malam untuk tiga orang di atas meja. Liliana dan Sean lebih dulu datang ke ruang makan dan duduk di kursi yang biasa mereka tempati. Aqeela turun paling akhir, dia melihat kursi yang disiapkan untuknya berada di sebelah Liliana.

“Mengapa aku harus duduk berjauhan dengan Sean? Siapa yang mengatur posisi seperti ini?” tanya Aqeela sambil memandangi beberapa maid yang berdiri tak jauh dari meja makan.

“Tapi nona... bukankah waktu itu nona sendiri yang meminta untuk selalu disiapkan tempat duduk di samping nyonya besar?”

Mendengar jawaban dari maid tersebut wajah Aqeela memerah, dalam hatinya dia merutuki Aleeka yang tak menjelaskan padanya perihal itu.

Berbeda halnya dengan Sean, dia semakin menaruh curiga pada Aqeela, karenanya dia bersikap dingin dan acuh pada gadis yang menjadi tunanganya tersebut.

Sikap Sean yang mendiamkanya di meja makan tentu saja membuat Aqeela semakin jengkel dan marah pada Aleeka.

“Awas saja kau Aleeka, sebentar lagi kau akan menuai hasil perbuatanmu, dan kupastikan aku tidak akan memberimu ampun sediktipun” gumam Aqeela dalam hatinya.

SunnyBells09

Hai... tolong tinggalkan jejak setelah membaca ya, ;) biar author semangat nulisnya

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 103. Rulita vs Felisha

    Jakarta.Felisha berteriak marah saat dirinya diusir dari rumah sakit. dia baru saja kembali dari bepergian keluar negeri. Saat itu memang Felisha mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggunya.“Apa-apaan ini?! mengapa kalian mengusirku? Mengapa barang-barangku semuanya berada diluar ruangan?!” dengan wajah merah padam Felisha berteriak dan memanggil semua orang bawahanya.“Maaf dok, kami hanya melaksanakan perintah atasan” ucap seorang karyawan rumah sakit yang diketahui adalah manager personalia.“Apa katamu?! Coba ulangi lagi!”Mendengar perkataan sang manager, Felisha pun bertambah berang, dia adalahistri dari pemilik rumah sakit tersebut, dan selama ini dialah yang berkuasa disana, tak ada seorang pun yang berani melawanya. Namun kini dia seolah di usir dari istananya sendiri.Sang manager mengusap keringat yang mulai muncul di area dahi denga punggung tanganya. “Kami... hanya menjalankan perintah dari atasan dok” ulangnya.Plak.Felisha langsung menampar sang manager itu.

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 102. Ibu Kandung

    Disaat Prabhu tenggelam dalam ingatan akan masa lalunya, pintu ruanganya terbuka dan seorang wanita paruh baya namun masih terlihat cantik melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut.“Prabhu, kukira kau sedang sibuk disini, ternyata kau malah sedang melamun” keluhnya.Sesaat Prabhu terlihat kaget namun detik berikutnya wajahnya kembali normal dan tersenyum.“Aku sedang memikirkan nasib kedua keponakanku Hana, karena aku mendapat laporan bahwa salah satu keponakanku dibawa kabur oleh pria bernama Seanders Genaaro”“Genaaro? Apa dia masih ada kekerabatan dengan Samuel?”“Entahlah Han, tapi aku sudah menyuruh orangku untuk menyelidiki lebih lanjut”“Lalu kapan kau akan menjemput Rulita untuk pulang kembali kesini? Aku sudah rindu bercengkrama dengan adik iparku itu”Mendengar permintaan Hana yang tak lain adalah istrinya itu, Prabhu pun tersenyum dan teringat akan jawaban Rulita saat dia menghubungi adiknya itu untuk menyuruhnya pulang ke Indonesia.“Aku sudah meminta adiku itu untuk pula

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 101. Tak Bisa Dibantah

    Beberapa saat kemudian Arik sudah kembali dengan membawa obat yang dibelinya di apotek. “Nona, ini obatnya, dan ini saya juga membelikan beberapa roti untuk anda makan sebelum minum obat”Aleeka tersenyum pada Arik dan mengucapkan terimakasih, karena memang saat ini dia merasa lapar kembali. Arik melirik dan memperhatikan Aleeka yang duduk tak jauh dari brankar sambil memakan rotinya, setelahnya dia menyodorkan segelas air putih dan meminta Aleeka untuk meminum vitamin yang sudah di belinya di apotek tadi.Setelah merasa cukup kenyang dan meminum obat, Aleeka pun menyandarkan punggungnya dan menguap. “Apakah anda mengantuk Nona Aleeka? Anda bisa rebahan saja di ranjang satu lagi dan tidur sejenak, biar saya yang menjaga Tuan Muda Sean” Arik merapikan ranjang pasien yang kosong yang berada di samping ranjang Sean, karena memang merasa amat mengantuk, Aleeka pun menuruti permintaan Arik dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang tersebut, dan tak berapa lama dia pun sudah terlelap.“Ayo

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 100. Dibawa Ke Indonesia

    Sisilia, Italia.Disebuah rumah sakit, tepatnya di taman saping rumah sakit terbesar disana. Dua orang wanita sedang duduk bersantai sambil menikmati secangkir teh hangat di tanganya masing-masing.“Jadi selama ini kau berada di Italia? Mengapa kau tak pernah sekalipun menelponku?”“Ini karena perintah kakak kandungku, Prabhu. Dia menyuruhku untuk memutuskan seluruh komunikasi dengan semua orang, karena Darius sudah mengumumkan berita kematianku pasca melahirkan ke publik, jadi mau tak mau aku harus bersembunyi, jika tidak Felisha dan antek-anteknya tetap akan mencariku serta berusaha membunuhku lagi”“Kau tau Rulita? Hingga detik ini aku sama sekali tak habis pikir dengan kelakuan suamimu itu, Darius sangat bodoh menyia-nyiakan istrinya dan bahkan menganggapmu berselingkuh, padahal kala itu Samuel hanya bermaksud menolongmu, terlebih dia juga sudah menikah dan amat mencintai istrinya”Kedua wanita berusia 45 tahun itu yang tak lain adalah Nancy dan Rulita sedang mengobrol sambil meng

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 99. Kecelakaan Pura-pura

    “Apa?! Aleeka tidak ada? Apa kau sudah mencarinya ke semua tempat? Barangkali dia pindah ke tempat lain untuk membeli sesuatu”Daniel nampak cemas saat dia mendapat telpon dari supir pribadinya yang mengabarkan bahwa Aleeka tidak ada di restoran tempat terakhir kali dia meninggalkanya, dengan tergesa-gesa dia pun berjalan hendak kembali ke restoran tadi. Daniel merasa menyesal bahwa dia telah meninggalkan Aleeka seorang diri disana, terlebih hal penting yang dibicarakan oleh ayahnya adalah perjodohanya dengan putri dari sahabat ayahnya demi kepentingan bisnis.“Tetap disana dan cari ke semua tempat” ucap Daniel sebelum dia menutup telpon dan bergegas pergi, hingga melupakan ponselnya yang di lemparkanya ke atas ranjang saat meraih kunci mobil dan mengenakan kembali kemejanya.Ayah Daniel yang melihat putranya hendak kembali meninggalkan rumah berusaha menahan kepergian putra semata wayangnya itu, dan terjadi perdebatan antara ayah dan anak.“Apa susahnya kau menuruti omongan orangtua

  • 30 Hari Menjadi Tunangan Sang Mafia   Bab 98. Ngidam Bersama

    Daniel pun melihat ke belakang melalui kaca spion. “Benarkah? Aku tidak memperhatikan, tetapi mungkin saja hanya kebetulan, kau jangan terlalu parno Aleeka”Sesaat Aleeka pun bernapas lega, karena melihat mobil yang dicurigainya berbelok arah, tak lagi berada di belakang mobil mereka.“See.. kau lihat kan? mereka hanya kebetulan saja satu arah dengan kita tadi, dan sekarang mereka mengambil jalan menuju tujuan mereka sendiri”Aleeka tak menimpali ucapan Daniel, harus dia akui semenjak dirinya sering menghadapi kasus penculikan, kini dia selalu mencurigai apapun, bahkan terkadang dia mencurigai orang-orang yang tak dikenalnya.Tiba di tempat makan, Aleeka pun sudah melupakan persoalan mobil yang membuntuti perjalananya, bersama Daniel dia ikut mengantri. Karena itu bukanlah restoran mewah yang bisa melakukan reservasi sebelumnya. Makanan yang diinginkan Aleeka adalah tempat makan di sebuah ruko kecil namun ramai pengunjung karena beritanya yang viral. Setelah beberapa saat, akhirnya ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status