Lalu botol kembali diputar dan botol itu lagi-lagi berhenti tepat dihadapanku dan aku memilih tantangan.
"Cium kak Dimitri!"perintahnya.
Aku terkejut dan Mr.Dimitri terlihat kesenangan lalu mendekatkan wajahnya padaku yang memang sedari awal dia sudah duduk di sampingku.
Kali ini aku tidak suka dengan tantangannya tapi beruntung aku memiliki ide yang cermelang untuk menjalankan tantangannya.
Semua orang menunggu aku melakukan tantangan lalu aku tersenyum bodoh melihat Mr.Dimitri dan Kenzo.
Aku menaruh telapak tanganku di bibirku dan kemudian aku sentuhkan di pipi Mr.Dimitri lalu selesai."Aku sudah menciumnya Kenzo,sekarang giliran aku yang memutar botolnya."
"Tunggu,itu bukan ciuman."protes Kenzo tidak terima sedangkan yang lainnya mendesah kecewa begitupun Mr.Dimitri.
"Itu tadi ciuman tapi lewat tanganku saja dan kau tadi tidak bilang un
Aku terbangun setelah kurasa aku tertidur cukup lama,aku menduga pasti hari telah menjadi pagi.Kepalaku sakit,perutku terasa mual apa ini karena efek meminum bir kaleng kemarin tapi waktu itu aku hanya meminum sedikit bukan?Aku mulai bertanya-tanya tapi tak lama pikiranku kembali secara normal saat pintu dibuka dan memperlihatkan Mr.Dimitri yang masuk dengan membawa nampan makanan serta dirinya yang terlihat cool dengan kaos berwarna hitam serta celana panjang olahraganya yang berwarna putih."Mr.Dimitri,kenapa di sini?" tanyaku dengan menatapnya dan dia memasang senyum menawannya seperti biasanya lalu menghampiriku."Kau tidak lihat di mana kau berada sekarang?"tanyanya dengan menaruh nampan makanan di meja nakas.Seketika itu juga mataku terbuka lebih lebar untuk memp
Alina kembali ke kamarnya dan Olivia sudah menyambutnya dengan banyak pertanyaan dan terlihat khawatir."Kau dari mana kemarin Alina?" tanyanya dengan tatapan curiga."Dari kamar Mr.Dimitri,Olivia."jawab Alina jujur dan lesuh."Apa! Bagaimana bisa kau di sana tapi kau baik-baik saja bukan?"tanya Olivia khawatir dan menelisik tubuh temannya itu."Aku baik-baik saja dan kemarin malam aku tidak sengaja minum bir kaleng yang diberi dokter Key lalu akhirnya membuatku mabuk,pingsan dan tidak ingat apapun.Tahu-tahu aku bangun sudah di tempat tidurnya."Jelas Alina panjang dan lebar."Tapi dia tidak melakukan apapun pada tubuhmu 'kan?"tanya Olivia lagi dengan khawatir."Tidak,dia baik dan tidak berbuat aneh-aneh bahkan dia memberiku obat pe
Mereka berdua kembali melanjutkan pemoteretan dan Mr.Dimitri serta Mr.Alex sudah melenggang pergi melakukan pekerjaanya. Saat mataku menatap ke arah Mr.Dimitri yang saat ini melakukan pemoteretan tunggalnya dengan gaya sensualnya matanya tak lepas menatap ke arahku tapi yang kubingungkan dia memang benar-benar menatap ke arahku atau dia sedang menatap ke arah yang lainnya entalah aku tidak tahu tapi hatiku mengatakan dia sedang memperhatikanku. Tapi aku harus sadar semua yang dia lakukan hanya tak luput dari sebuah permainan true or dare jika aku benar-benar terjebak pada dirinya maka aku harus siap untuk terjatuh dan merasakan sakit karena aku tahu,aku dan dia sangatlah berbeda. Hingga beberapa jam lamanya akhirnya pemoteretan panjang selesai juga aku sangat senang dan dapat sedikit mengistirahatkan tubuhku dengan rebahan di tempat tidur sebentar pasti rasanya sangat enak. Tapi sebelum itu M
Selesai makan kami mencuci tangan kami dan sekarang kami duduk berdekatan dengan memandang gugusan bintang,deburan ombak dan angin malam pantai yang menyapa."Kau tahu Alina,ini pertama kalinya aku mengajak seorang wanita duduk di lantai pasir pantai dan menikmati angin malam."dia membuka pembicaraan meski matanya tidak menatap mataku dan justru menatap ke arah lautan."Benarkah? Tapi aku tidak percaya bukankah Mr.Dimitri selalu jalan dengan banyak wanita dan pasti kau sudah sering mengajak mereka ke manapun termasuk pantai bukan."ucapku tidak percaya lalu dia menatap mataku begitu intens dan tersenyum lembut.Dia benar-benar menjadi seseorang yang sangat berbeda dia bahkan mengusap lembut pipiku yang kurasa terasa dingin karena angin malam yang menerpa.Namun saat tangannya mengusap lembut pipiku dapat kurasakan tangannya terasa sangat hangat benar-benar membuatku nyaman dan detak jantungku berdetak begitu kencang.Apa aku sungguh
DimitriDi pagi hari ini aku melihat Alina yang tampak menghindariku dan berpura-pura sibuk mengurus bosnya dan itu membuatku sebal.Apa aku terlalu keterlaluan? Kemarin oh ayolah itu hanya sebuah kecupan tapi kenapa dia sangat terluka dan membuatku merasa bersalah,ini sangat aneh.Disisi lain aku meyakini perasaanku yang telah jatuh cinta dengannya tapi disisi lain aku ragu untuk itu dan selalu menyangkalnya terkadang pikiran dan hatiku selalu tidak berjalan seimbang.Semua sudah bersiap-siap memasukan semua barang ke dalam mobil dan akan pergi."Kak Dimi,ayo masuk."ajak Kenzo karena kita semua akan meninggalkan resort dan aku melihat Alina yang tertawa dengan Evan entah apa yang mereka bicarakan hingga membuatnya begitu senang.Lalu aku
ALINASungguh hari ini dan pagi ini bukanlah pagi yang kuinginan hingga rasanya aku ingin sekali menendang wajah pria tampan yang saat ini sedang duduk layaknya seorang bossy tapi dia memang seorang bos.Aku yang merasa mengantuk langsung menguap begitu saja saat melihat wajahnya,tadi adikku membangunkanku lalu mengatakan jika ada tamu yang ingin bertemu denganku.Hal itu membuatku sedikit binging,siapa gerangan yang ingin bertemu denganku di pagi-pagi buta seperti ini dan saat tahu siapa orangnya,rasanya sangat membuatku sangat ingin marah tapi sayang aku tidak bisa.Mr.Dimitri berdiri dari duduknya lalu menyapaku dengan senyuman tampannya lalu memberikan sebuket bunga mawar merah muda yang dihitung memiliki tiga belas tangkai yang artinya pengagum rahasia,apa dia sungguh menjadi pengagum rahasiaku?"Untukmu,tiga belas tangkai artinya mengagumimu secara rahasia."aku menerimanya dan menatapnya curiga.
Kami sarapan bersama,Mr.Dimitri benar-benar cepat beradaptasi dia bahkan sudah terlihat dekat dengan Revan.Selesai sarapan bersama kami segera berangkat kerja dan Revan pergi ke sekolahnya.Saat kami keluar dari rumah aku melihat mobil jenis sport mewah berwarna kuning tampak terpakir cantik di depan rumahku dan aku terkejut melihatnya sedangkan Revan terkagum-kagum."Mobil kak Dimi,keren sekali." pujinya."Apakah kau mau? Aku bisa memberikannya padamu."dengan santainya dia menjulurkan kunci mobilnya pada adikku."Sudahlah Rev,ayo cepat berangkat ke sekolah nanti terlambat."ucapku sedikit mengusirnya agar dia tidak terpengaruh.Revan memberikan senyumnya lalu menolak halus pemberiannya entah Mr.Dimitri bermaksud serius atau hanya sekedar bercanda."Tidak kak Dimi terima kasih,aku tidak bisa menyetir lagipula membayar pajaknya mahal lebih naik sepeda motor."Ucapan Revan membuatnya tersenyum ke
Pertanyaan Mr.Dimitri membuatku tersadar dari lamunanku dan aku juga baru sadar jika aku begitu memperhatikan dirinya."Kenapa kau menatapku sangat intens,aku tahu aku tampan tapi tidak perlu menatapku seperti itu atau jika kau ingin lebih lama dan puas menatapku,bagaimana jika kita pergi ke hotel dan menghabiskan waktu ini sepenuhnya berdua denganku?"Lihat pertanyaannya membuatku selalu kesal padanya tapi untuk saat ini aku tidak ingin beradu mulut tapi aku ingin bertanya apa maksud ucapannya,aku tahu dia hanya bermain dan ingin memenangkan tantangan itu tapi tidak juga dia harus mengatakan jika dia mencintaiku tanpa syarat bukan,sungguh itu menggangguku dan membuat hatiku berharap padanya."Kenapa Mr.Dimitri harus menjawab pertanyaan Miss.Eliza seperti itu? Seharusnya Mr.Dimitri menjawab dengan jawaban yang lainnya karena jawabanmu bisa membuat semua orang salah paham."ucapku dengan serius dan dia hanya mengulas serin