Share

Presdir Tampan Ditolak

“Aku…” Kalimat Kirey menggantung.

“Kamu tidak menyukaiku?” tembak Gio tiba-tiba.

Ngomong apa sih Presdir Gio? Kirey mengernyitkan dahi. Dia tidak mengerti maksud ucapan Gio barusan. Memangnya Gio sedang menyatakan cinta kepada Kirey? Mustahil. Jangan membuat Kirey ge er. Nanti ge er beneran dia.

Ah, tidak percaya. Itu yang Kirey rasakan sekarang. Bagaimana mungkin Presdir Gio yang tampan dan mapan itu menyukai Kirey? Jika memang benar, memangnya kenapa? Bukankah itu salah satu keajaiban dunia? Seharusnya sih begitu.

“Maaf, aku harus pergi. Sepertinya Anda sedang mabuk. Jadi, aku tidak akan menganggap pembicaraan ini,” Kirey ingin sekali melepaskan diri saat ini.

“Aku tidak pernah mabuk. Perlu kamu ketahui, bahwa aku sangat membenci alkohol. Catat itu!” Gio memberitahu.

“Apa?” Kirey membelalak. Berarti Gio mengucapkannya dalam keadaan sadar. Sulit sekali memercayainya.

“Aku harus pergi!” seru Kirey. Dia pamitan kepada Gio. Namun, Gio belum memberinya izin untuk keluar dari rumahnya.

Kirey berusaha keluar. Sayang sekali, Gio malah semakin mendekatkan tubuhnya ke badan Kirey. Membuat gadis itu tidak bisa bergerak apalagi menghindar.

“Kenapa kamu menyembunyikan kecantikanmu dibalik topeng wajah jelekmu kemarin?” Gio terus mendekatkan wajahnya ke arah Kirey. Seolah-olah, dia sedang menginginkan sesuatu dari Kirey.

Kirey memalingkan wajah. “Aku tidak cantik. Aku tidak kaya. Dan aku tidak punya prestasi apa-apa untuk dibanggakan.”

“Siapa yang bilang begitu?” Gio ingin tahu. Penasaran sekali dia dengan cerita Kirey.

“Anda tidak perlu mengetahuinya. Ini masalah pribadiku,” ketus Kirey.

“Kalau begitu, jawab saja sekarang. Apa kamu menyukaiku atau tidak?” desak Gio.

Kirey menghela napas panjang sebelum mengatakannya. Tidak lama kemudian, dia pun berkata, “Aku tidak tertarik pada pria tampan. Aku lebih tertarik pada uang.”

Kirey mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Membuat Gio tersenyum sinis mendengar pernyataannya.

“Jadi, kamu ingin mengatakan bahwa kamu tidak menyukaiku?” Gio menyimpulkan.

Deg!

Kirey tidak menjawabnya. Jantungnya berdebar kencang seperti sedang naik wahana roller coaster. Adegan ini sangat memacu adrenalinnya. Dag-dig-dug tidak karuan.

“Ini sudah malam. Sebaiknya aku pulang, Pak Presdir,” pamit Kirey.

Gio tertawa. Dia sedang menertawakan dirinya sendiri. Apa itu artinya Kirey sudah menolaknya?

“Ah, iya… uangnya,” pinta Kirey. Dia segera mengambilnya dari tangan Gio. Setelah itu, dia segera pergi sambil mendengus kesal.

Sialan! Kirey mengumpat setelah keluar dari rumah Presdir Gio. “Dia mau mempermainkan aku? Hah? Tidak akan bisa. Karena aku berbeda. Bukan wanita murahan yang bisa diajaknya tidur dalam semalam.”

***

Keesokan harinya, Kirey berpapasan dengan Gio di koridor kantor. Presdir Gio yang terlihat arogan itu melewati Kirey sambil memandangnya sinis. Apa karena Gio sudah ditolak Kirey? Bodo amat. Kirey bergegas memasuki ruang kerjanya.

Sammy terlihat uring-uringan. Karena tidak ada satu pun pekerjaannya yang selesai. “Dia kenapa?” tanya Kirey sambil mengerutkan kening.

“Kamu kenapa, Sam?” Kirey mendekatinya.

“Brengsek!” umpat Sammy. Seraya menoleh ke arah Kirey.

“Siapa? Maksudmu aku?” Kirey salah paham.

“Bukan. Tetapi, Presdir sombong itu. Dia merevisi semua pekerjaanku,” bisik Sammy di telinga Kirey. Wanita itu langsung mengerti. Bahkan, dia menambahkannya lagi.

“Emang brengsek dia itu!”

“Apa?” Perhatian Sammy teralihkan.

Ups! Kirey keceplosan. Dia langsung menutup mulutnya rapat-rapat. Tidak mungkin dia menceritakan kejadian semalam kepada Sammy. Sebaiknya lupakan saja.

“Kirey, bantuin aku, ya,” Sammy memelas. “Kamu mau, kan?”

“Bantuin apa?” Kirey duduk di meja kerjanya.

“Sore ini, bantu aku membelikan kado boneka Teddy Bear. Aku tidak bisa membelinya karena harus lembur. Pekerjaanku belum selesai, sialan! Padahal, malam ini aku ada acara,” kata Sammy.

“Mana uangnya? Biar aku yang belikan,” tangan Kirey otomatis langsung menengadah.

Sammy nyengir. “Pinjam uangmu dululah. Nanti awal bulan, aku akan mengganti semuanya. Oke?”

“Apa?” Kirey terlonjak kaget. Ngelunjak beneran nih rekan kerja. Nggak ada akhlak!

“Ayolah, Kirey! Bantu aku sekali lagi,” Sammy memohon. Sekali lagi katanya? Nggak salah tuh, Sam? Padahal, sudah berkali-kali Kirey membantunya.

Sammy terus membujuk Kirey sampai sahabatnya itu mau membantunya. Katanya, itu untuk hadiah yang akan dia berikan kepada seseorang. Entah siapa. Dia bilang, adiknya. Oke. Kirey akan membantunya lagi kali ini. Dia tidak tega melihat Sammy memelas di depannya.

Sammy duduk jongkok di depan Kirey. Pria muda itu menatap Kirey penuh harap.

“Makasih ya, Kirey,” ucap Sammy sambil meraih tangannya. Eh! Kirey kaget sekali.

Kirey merasa terharu sekali. Dia bisa membantu Sammy, pria yang dia cintai selama ini. Hanya saja, tidak ada seorang pun yang tahu isi hatinya. Termasuk Sammy. Kirey pandai sekali memendam perasaannya. Tanpa sengaja, Gio melewati ruang kerja Kirey dan melihat gadis itu sedang bersama Sammy.

Gio kesal sekali melihatnya. “Jadi, karena pria itu dia berani menolakku?” gumam Gio.

“Ada apa, Presdir Gio?” tanya Nania yang berjalan di sampingnya.

“Tidak apa-apa. Ayo, kita segera ke ruang meeting!” Gio melanjutkan kembali perjalanannya menuju ruang meeting. Siang ini akan ada rapat bersama kliennya.

***

Usai jam pulang kantor, Kirey segera memenuhi janjinya pada Sammy. Dia akan membelikan boneka Teddy Bear. Satu jam kemudian, setelah Kirey mendapatkan bonekanya, dia kembali ke kantor. Menyerahkannya kepada Sammy. Lengkap dengan kartu ucapannya.

“Kirey, makasih banget, ya,” ucap Sammy sekali lagi. Tidak henti-hentinya dia mengucapkan terima kasih atas bantuan Kirey.

“Sama-sama. Jangan lupa, aku akan menagihnya awal bulan. Saat kamu gajian,” Kirey mengingatkan Sammy.

“Tentu saja aku akan ingat. Kamu jangan sungkan-sungkan untuk menagihnya. Nanti, aku akan mentransfernya ke rekeningmu,” janji Sammy.

Kirey tersenyum sekilas. Tidak lama kemudian, Sammy melirik jam tangannya. Dia pamitan dan buru-buru pergi meninggalkan Kirey.

“Aku pergi dulu, ya. Keburu dia pulang,” Sammy segera berlalu. Tanpa memberi kesempatan pada Kirey untuk menyahutnya.

“Dia?!” Kirey mengernyitkan dahi. Siapa yang dimaksud Sammy? Kirey semakin penasaran. Namun, dia enggan sekali mengetahuinya.

Ketika Kirey hendak meninggalkan gedung kantor, tanpa sengaja dia melihat Sammy sedang bersama seorang wanita. Itu kan… Nania?! Kirey memerhatikannya dari kejauhan. Sammy memberikan boneka Teddy Bear yang dibeli Kirey kepada Nania.

“Jadi, boneka itu untuk Nania?” Kirey masih syok. Terkejut melihatnya. Dia juga mendengar Sammy menyatakan cintanya kepada Nania.

Apa-apaan ini? Kenapa hati Kirey sakit sekali melihat mereka berdua bersama? Nania mengambil boneka itu dan dia menganggukkan kepala tepat di depan Sammy. Apa mereka menjalin hubungan sekarang?

“Kamu lihat apa, Kirey?” Presdir Gio memergoki Kirey. Dia datang tiba-tiba dan mengejutkan Kirey.

“Astaga!” Kirey mengelus dada.

“Kamu lagi lihat siapa?” Gio jadi penasaran. Dia juga turut melihat-lihat ke arah yang sama dengan pandangan Kirey.

“Sialan!”

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fayyadh Dzulhilmi
Sammy gak modal
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status