Share

Kesepakatan Dimulai

Gio menarik tubuh Kirey. Membawa gadis cantik itu ke dalam pelukannya. Sontak saja, Kirey terkejut. Dia membelalak saat tubuhnya kini sudah berada di atas Gio. Satu posisi yang mengejutkan keduanya.

“Apa yang kamu lakukan, Kirey?” tanya Gio.

“A-aku mau membangunkanmu, Presdir Gio,” Kirey gelagapan.

“Membangunkanku dengan cara seperti ini?”

“Ah, tidak. Maksudku tidak seperti ini.” Kirey jadi kikuk dan salah tingkah di depan Gio.

“Jadi, kamu sudah menandatanganinya?” Gio mengalihkan pembicaraan.

Kirey mengangguk pelan. “Iya, sudah.”

“Bagus. Aku akan mengeceknya terlebih dahulu.”

“Iya, itu harus,” Kirey canggung sekali. Agar Kirey segera pulang ke rumahnya.

“Lalu, sampai kapan kamu mau berada di atas tubuhku, Kirey?” goda Gio.

“Jika sudah seperti ini keadaannya, aku tidak mudah mengendalikan diriku. Apa kamu sanggup menghindariku?”

Deg!

Ups! Maaf. Kirey segera menyingkir dari tubuh Gio. “Maaf, Presdir Gio,” Kirey menyesal.

Ketika dia hendak bangkit, tiba-tiba saja ada sesuatu yang nyangkut di kakinya hingga Kirey sulit bergerak dan malah terjatuh lagi mengenai tubuh Gio.

Kali ini, kejadian tak terelakan pun terjadi. Tak sengaja Kirey mendaratkan bibirnya tepat di mulut Gio. Kirey membelalakan matanya. Begitu pula dengan Gio. Ketidaksengajaan itu justru sangat menguntungkan bagi Gio. Bukannya menghindar, Gio malah membalas dengan melumat bibir Kirey. Sudah Gio bilang jika dia tidak bisa mengendalikan dirinya.

“Presdir Gio?! Apa yang dia lakukan padaku?” Kirey bertanya-tanya dalam hati. Kenapa kejadiannya jadi seperti ini?

Kirey masih terbengong-bengong menghadapi situasi saat ini. Namun, keduanya malah terbawa suasana di malam hari yang begitu sunyi ini. Kirey memejamkan matanya, menikmati khilafnya. Bibir keduanya saling berpagutan. Begitu mesra dan membangkitkan gairah keduanya.

Gio semakin rakus mengulum bibir Kirey. Tangannya mulai menjelajah di sekitar wajah Kirey. Tidak. Jangan menyentuhnya!

Sesaat, Kirey tersadar. Lalu, dia mendorong tubuh Gio menjauhinya. Kirey mengelap bibirnya dengan tangan. Seolah dia merasa jijik dengan perbuatannya sendiri. Tidak percaya jika mereka sudah saling bersentuhan.

“Apa yang Presdir Gio lakukan padaku?” Kirey masih syok menyadarinya.

Gio tersenyum sinis. “Bukankah kamu duluan yang sudah menciumku? Jadi, kamu mau menyangkalnya?”

“Maksudku bukan seperti itu. I-itu… hanya ketidaksengajaan,” sangkal Kirey. jantungnya terus saja berdebar. Ada getaran aneh merasuki seluruh tubuhnya, juga hatinya.

“Bohong! Dia sangat menikmatinya barusan,” batin Gio. Pria tampan yang sudah mencium Kirey itu merasakannya. Buktinya, Kirey membalas ciumannya.

“Aku harus pergi,” Kirey pamit.

“Jangan pergi dulu!” cegah Gio.

“Aku belum memeriksa kontrak yang sudah kamu tanda tangani itu,” alasan Gio.

Aish! Kirey harus bertahan sebentar lagi. Padahal, dia malu sekali dengan kejadian mendadak tadi. Di mana Kirey harus menyembunyikan wajahnya? Sepertinya rona wajahnya sudah sangat memerah saat ini karena menahan malu.

Hah, menyebalkan sekali! Kirey mendumel dalam hati. Dia sudah tidak sabar. Ingin segera pergi dari kamar hotel Presdir Gio.

“Kapan Anda akan mentransfer uangnya?” tanya Kirey hati-hati.

“Setelah aku selesai memeriksa kontrakmu,” sahut Gio datar. Dia masih fokus melihat-lihat iPadnya.

Oke, baiklah. Kirey akan menunggu. Semoga saja Gio segera menepati janjinya. Agar Bapaknya bisa segera keluar dari jeratan utang yang membelenggunya.

“Kamu sudah tahu kan konsekuensinya jika melanggar aturan kerja sama ini?” Gio mengingatkan Kirey lagi.

Kirey mengangguk pasrah. Sialan! Di perjanjian tertulis itu menyebutkan bahwa Kirey harus tunduk dan patuh mematuhi semua perintah Gio. Tidak dijelaskan secara rinci memang. Dia hanya menulis beberapa point saja.

Yang Kirey tidak mengerti itu yaitu semua perintah Gio dalam hal apa pun. Tidak ada batasan-batasannya tertentu di sana. Hanya tertulis syarat dan ketentuan berlaku. Mirip iklan provider saja, pikirnya.

Kirey tidak memedulikan lagi hal itu. Yang penting, keluarganya bisa selamat dari maut saja sudah sangat bersukur dia. Tenang. Kirey harus bisa menenangkan diri saat ini. Tidak lama lagi Gio akan membebaskannya dari semua utang-utang rentenir itu.

Gio mengambil ponselnya kemudian dia mengetik sesuatu. Seperti pesan singkat. Kirey jadi penasaran. Apa Gio sudah mentransfer uangnya?

“Besok pagi uangnya sudah sampai di rekeningmu. Nania yang akan mengurusnya,” kata Gio memberitahu.

Senyum mengembang di wajah putus asa Kirey. “Benarkah?”

Rasanya tidak percaya. Malam ini, Kirey bisa tidur nyenyak. Kalau begitu, dia pamit pulang dulu.

“Aku akan pulang, Pak Presdir,” pamit Kirey. Gio menatap wajahnya.

“Tidak boleh,” tegas Gio.

“Apa?” Mata Kirey membulat. Kenapa tidak boleh pulang?

Deg!

Apa jangan-jangan isi perjanjian itu… yang mengharuskan Kirey menuruti semua perintah Gio adalah termasuk bermalam dengan Presdirnya? Kirey tidak berpikir sampai ke arah sana. Bahkan, itu tidak terpikirkan sama sekali olehnya.

“Kamu… menginap saja di sini. Ini sudah malam,” perintah Gio.

Tuh, kan benar! Kirey sudah menduganya. Presdir playboy itu menginginkan dirinya. Lalu, Kirey harus bagaimana menghadapinya?

“Maaf, Pak Presdir… untuk yang satu itu… aku tidak sanggup memenuhi perintahmu,” tolak Kirey meski pun bicaranya agak terbata-bata.

“Jadi, kamu menolak menginap di sini?” Gio memastikannya lagi.

Kirey mengangguk mantap. Untuk bermalam dan menemani Presdir Gio tidur, Kirey tidak bisa melakukannya. Jadi, dia akan menolaknya secara terang-terangan.

“Aku minta maaf, Presdir Gio. Aku akan melakukan apa saja sesuai perintahmu tetapi tidak untuk yang satu itu.”

“Memangnya aku mau melakukan apa sama kamu?” Gio terheran-heran menanggapi Kirey.

“Hah, apa?” Kirey salah paham sama Gio.

“Dengar, Kirey! Aku hanya menyuruhmu menginap di sini saja. Karena malam sudah larut. Aku akan pulang sebentar lagi. Jadi, kamu tidur di kamar ini saja. Besok pagi baru pulang,” jelas Gio.

“Ah, begitu rupanya.” Kirey langsung mengerti.

Kirey sudah berpikir yang tidak-tidak. Ya ampun! Pikiran Kirey sudah melayang entah ke mana. Dia mengira jika Presdir Gio menginginkannya bermalam dengannya di hotel bintang lima ini. Sukurlah jika perkiraannya selama ini salah besar. Kirey bisa bernapas lega sekarang.

“Memangnya apa yang kamu pikirkan tentangku?” Gio jadi penasaran. Kirey buru-buru menyangkalnya.

“Ti-tidak, Pak Presdir! Aku tidak berpikir yang macam-macam tentang Anda. Beneran, suwer!” sangkal Kirey.

Gio memajukan langkahnya mendekati Kirey. “Aku tahu yang ada di otakmu saat ini, Kirey?”

Kirey menelan ludah lagi. Ah, itu hanya salah paham saja. Kirey mana berani membayangkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi kepadanya.

“Selama ini tidak ada wanita yang berani menolakku. Tetapi kamu…” pikir Gio. Dia jadi semakin dibuat penasaran oleh Kirey.

Kirey satu-satunya wanita yang berani menolak pria tampan macam Gio. Entah apa alasannya, Gio belum tahu hal itu.

“Kirey!” seru Gio.

“Iya?” Kirey buru-buru menyahutnya.

“Apa kamu mau bersamaku malam ini?” tawar Gio.

“Hah?!” Kirey terlonjak kaget.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status