/ Romansa / Me VS Mr. Presdir / Posisi Terjepit

공유

Posisi Terjepit

last update 최신 업데이트: 2021-03-13 00:01:00

Tok-tok-tok!

Kirey mengetuk pintu kamar hotel. Sebelumnya, dia ragu-ragu menemui rentenir itu di kamar hotel. Ngapain coba? Kirey sengaja mau bunuh diri memangnya? Menyerahkan diri kepada rentenir itu untuk membebaskan Bapaknya dari utang yang menjeratnya. Sama saja cari mati.

Tidak apalah. Demi menyelamatkan keluarganya, Kirey rela. Asalkan, dia tak lagi melihat Bapaknya menderita. Disiksa bertubi-tubi seperti tadi itu membuat hati Kirey semakin sakit dan hancur.

Tidak lama kemudian, pintu terkuak. Kirey masuk ke kamar hotel itu dengan tangan dan kaki gemetaran. Gio memerhatikannya dari kejauhan. Dia masih penasaran. Apa yang akan Kirey lakukan di sana?

Kirey masih berdiri memandangi sosok pria bertubuh besar di hadapannya. Tubuhnya tinggi besar dan gendut. Banyak sekali lemak di perutnya yang menggumpal. Mirip sekali gajah bengkak.

Tanpa sengaja Kirey memerhatikan tubuh tambun pria itu. Sama sekali tidak menarik, pikirnya. Ya ampun, Kirey sudah seperti Presdir Gio saja yang suka memerhatikan penampilan orang lain.

“Saya ke sini mewakili Bapak Kamal. Beliau adalah Bapak saya,” Kirey memberitahu.

“Lalu, mau ngapain kamu ke sini gadis manis?” Bapak tua itu mendekati Kirey. Otomatis Kirey ketakutan dan memundurkan langkahnya.

“Apa kamu datang secara suka rela untuk melayaniku?” Bapak Tua genit itu tersenyum menggoda Kirey.

Cuih! Rasanya Kirey ingin meludah di wajah rentenir itu. Melayani bocah tua nakal itu? Najis tralala. Kirey punya cara lain untuk membebaskan utang Bapaknya. Sekarang, Kirey akan melakukan aksinya.

“Tolong saya, Pak!” Kirey berlutut. “Ampuni Bapak saya,” pintanya.

“Apa kamu bilang?” Bapak Tua itu terkekeh melihat Kirey yang memohon ampun padanya.

“Beri saya waktu lagi untuk mengumpulkan uangnya. Saya janji akan melunasinya.”

Bapak Tua itu tertawa terbahak-bahak. Dia menertawakan nyali besar Kirey yang berani menemuinya hanya untuk bernegosiasi atas utang-utang Bapaknya.

“Kamu ke sini sengaja untuk mengulur waktu, hah?” tanya Bapak Tua itu sambil menunjukkan wajahnya yang garang.

Bapak Tua menyentuh dagu Kirey hingga wajahnya menengadah ke arahnya. “Kamu bisa membayarnya perlahan-lahan dengan tubuhmu yang seksi itu, cantik.”

Apa? Kirey mulai geram. Dia menepis tangan si Bapak Tua. Dia tidak sudi tubuhnya dikotori manusia sampah itu. Lintah darat macam dia pantasnya ditenggelamkan ke samudera Atlantik biar sekalian dimakan ikan hiu.

“Jangan berani menyentuhku!” ancam Kirey.

“Lihatlah! Gadis kecil ini berani mengancamku.” Bapak Tua mulai tertantang dengan sikap pemberani Kirey.

“Ayolah sayang, coba saja dulu! Nanti juga kamu akan ketagihan. Kita bermain sepuasnya malam ini,” goda Bapak Tua.

“Dasar pria tua bangka brengsek!” umpat Kirey dalam hati.

Rasanya Kirey ingin sekali menghajarnya. Andai saja dia mempunyai kekuatan super ala Wonder Woman. Sudah habis pria tua bangka itu di tangannya. Sayangnya, Kirey tidak dianugerahi kekuatan super power itu.

“Jual mahal! Sombong sekali gadis miskin sepertimu.”

Bapak Tua meraih blouse Kirey dan membuka paksa kancingnya dengan kedua tangannya. Hingga kancing-kancing blouse Kirey terlepas. Spontan, Kirey menutupi bagian dadanya dengan menyilangkan kedua tangan.

“Jangan mendekat!” Kirey setengah berteriak memperingatinya. Namun, Bapak Tua itu tak gentar dengan gertakan Kirey. Malah semakin menjadi-jadi ulah si Bapak Tua.

Posisi Kirey terjepit. Keadaannya berubah menjadi darurat. Siaga satu. Jika pria tua bangka itu mendekat lagi, maka Kirey akan mengeluarkan jurus terakhir sebagai benteng pertahanannya. Jurus tendangan maut.

“Kemarilah, sayang! Layani aku,” kata si Bapak Tua. Dia berhasil membuat Kirey ketakutan.

“Kurang ajar!” Kirey menaikkan dengkulnya dan menghajar dengan satu pukulan tepat sasaran di area sensitif pusaka berharganya.

Aaaauuuuuwww!

Pria Tua itu mengerang kesakitan. Mampus dia!

“Rasakan itu!” Kirey puas sekali setelah melakukannya.

Namun, tidak lama kemudian, Bapak Tua itu segera bangkit. Dia menarik lengan Kirey yang hendak pergi meninggalkan hotel. Lalu, rambut Kirey dijambaknya. Refleks, Kirey berteriak.

“Aaaaarrrrggghhh!” teriak Kirey.

“Sakit, bego!” Kirey berusaha melepaskan diri.

Kirey masih berteriak. Beruntung, Gio segera mendengarnya dan masuk ke dalam kamar hotel itu. Dia mendobrak pintu hotel dan dengan berani mendaratkan tinju di wajah pria tambun itu hingga terjungkal ke lantai.

BUUUUKKK!

“Sialan!” Sudut bibir Bapak Tua itu berdarah. Keras sekali pukulan Gio tadi.

Ketika hendak membalasnya, Gio memukulnya lagi. Saat ini, Gio sudah berada di atas tubuhnya. Bersiap menghajarnya lagi habis-habisan. Dia gelap mata dan terus saja memukuli wajah orang itu. Hingga kondisinya kini melemah dan tak berdaya.

“Hentikan, Presdir Gio!” Kirey melerainya.

“Sudahlah. Nanti dia bisa mati jika Anda terus memukulnya seperti itu,” cegah Kirey.

Gio menghentikan serangannya. Dia mendengar perkataan Kirey. Hah?! Gio merapikan pakaiannya. Lalu, dia menoleh ke arah Kirey.

“Apa yang kamu lakukan di sini malam-malam begini, hah?” semprot Gio.

“Aku…” Kirey hendak menjelaskannya pada Gio. Namun, keburu Gio menarik tangannya dan membawanya keluar dari kamar hotel.

Selang beberapa menit, petugas hotel datang bersama petugas satuan keamanan. Mereka memberi hormat kepada Gio. Kirey terkejut melihatnya.

“Bereskan, sisanya. Jika perlu masukan saja orang itu ke penjara,” perintah Gio.

“SIAP, PAK PRESDIR!” ucap para pegawainya serentak.

Apa Gio juga merupakan Presdir di hotel itu? Kirey menebak-nebak. Dia masih menatap ke arah Presdir Gio yang mendadak berubah jadi dewa penyelamat Kirey malam ini.

Gio balas menatap Kirey. Dia melihat pakaian Kirey yang berantakan. Lantas, Gio segera membuka jasnya dan memberikannya kepada Kirey. Spontan, Kirey terkejut dengan sikap baiknya. Tumben.

“Anda tidak perlu repot-repot, Pak,” Kirey hendak menolak niat baiknya. Namun, Gio keburu mencegahnya.

“Pakai saja. Kamu akan menjadi pusat perhatian orang-orang yang melihat penampilanmu itu. Apalagi bagian itu,” tunjuk Gio ke arah dada Kirey.

Kirey langsung menutupinya pakai jas Presdir Gio. “Apa Pak Presdir melihatnya?” Kirey berburuk sangka jadinya.

Hah? Gio tersenyum sinis. “Lihat apa? Tidak ada yang menarik darimu. Bahkan milikmu saja rata begitu,” kata Gio sambil berlalu. Wajahnya langsung memerah saat mengatakannya.

“Brengsek! Dia bilang apa barusan? Dadaku rata?” Kirey merasa tersinggung dengan ucapan Gio barusan.

“Kirey! Ikuti aku!” perintah Gio.

Kirey mengikuti Gio sampai ke kamar hotel. Lah? Kenapa ke situ? Kirey semakin ketakutan.

“Cepat masuk! Kita bicarakan di dalam,” Gio mempersilakan Kirey memasuki salah satu kamar hotel paling mewah di sana.

“Kenapa bicaranya harus di kamar? Memangnya tidak bisa di restoran saja sambil makan malam,” celetuk Kirey. Namun, Gio tidak menggubrisnya. Ada sesuatu yang lebih penting dari itu.

“Apa yang kamu lakukan dengan pria tua itu?” tanya Gio langsung.

“Dia ingin menyakitiku,” Kirey mengadu. “Dia rentenir yang sudah membuat keluargaku bangkrut.”

“Berapa semua utang keluargamu?” tanya Gio lagi.

“800 juta.”

***

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
Fayyadh Dzulhilmi
gajah bengkak hahah
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Me VS Mr. Presdir   Permintaan Bersyarat

    “Kakek, maafkan Gio…” sesal Gio. Dia menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa pada kakeknya. Tangan Tuan Gilberto merespon. Air mata menetes di pelupuk mata kakeknya. Gio menyekanya.“Gi… Gio…” Suara Tuan Gilberto terdengar memanggilnya. Gio mendengarnya dan segera mendekatkan diri di samping kakeknya yang sedang berusaha bicara padanya.“Iya, Kek,” sahut Gio.Perlahan-lahan, Tuan Gilberto membuka matanya. Dia melihat Gio berada di sampingnya.“Kem… bali…lah ke kan… tor,” pinta Tuan Gilberto agak terbata-bata. Agak sulit kakek mengatakannya pada Gio.“Tapi, Kek,” Gio hendak menolak permintaan kakeknya. Namun, Tuan Gilberto diwakilkan Nyonya Maria memohon pada Gio. Agar cucunya itu bisa segera kembali memimpin perusahaan yang sudah ditinggalkannya akhir-akhir ini.“Kakek sungguh ingin aku kembali?” Gio memastikannya

  • Me VS Mr. Presdir   Gawat, Tuan Gilberto Sekarat!

    Kirey masih harus mendapatkan perawatan intensif ibu hamil di Rumah Sakit. Dia masih belum sadarkan diri dari tidurnya. Gio keluar dari ruang inap kelas satu. Di luar kamar inap, Sammy masih bersabar, menunggu kabar dari Gio.“Gimana keadaan Kirey?” Sammy langsung memburu Gio.“Kondisinya masih lemah dan dia harus banyak istirahat selama bedrest,” Gio memberitahu.“Apa kata dokter? Kirey sakit apa?” Sammy panik dan terus memburu Gio dengan banyak pertanyaan.“Kenapa kamu masih di sini? Bukannya kamu harus pergi bekerja?” Gio heran. Dia mengalihkan pembicaraan. Namun, Sammy tidak memedulikannya. Fokus perhatiannya masih tertuju pada Kirey.“Aku akan menemani Kirey selama dia berada di Rumah Sakit. Sebaiknya, Anda pulang saja. Biar saya yang menggantikannya,” kata Sammy mengusir Gio secara halus.Apa? Gio membelalak. Ada apa dengan Sammy? Kenapa dia bersikeras ingin menjaga Kirey di s

  • Me VS Mr. Presdir   Pengorbanan

    “Apa maksudmu mengundurkan diri dari perusahaan?” Tuan Gilberto terkejut mendengar keputusan Gio. Menurut pria tua itu, Gio sangat ceroboh dan tergesa-gesa saat mengambil keputusan. Mendadak sekali Gio mengatakannya.“Iya, jika Kakek bersikeras memisahkanku dengan Kirey, maka aku tidak punya pilihan lain. Aku akan meninggalkan semua yang Kakek wariskan untukku.”“Memangnya kamu sudah siap miskin, Gio?” Tuan Gilberto meragukan Gio.“Aku tidak peduli. Asalkan bisa hidup bersama Kirey, aku rasa itu tidak masalah.”Gio dan Tuan Gilberto saling berdebat. “Anak bodoh! Tidak tahu berterima kasih,” umpat Tuan Gilberto.Di ruangan tersebut, mereka masih berdebat. Semua orang yang tengah menyaksikan keributan itu pun akhirnya terpaksa keluar, meninggalkan ruangan itu dan memberikan privasi untuk kakek dan cucu itu saat sedang bernegosiasi.“Baiklah. Jika itu keinginanmu. Kakek tidak aka

  • Me VS Mr. Presdir   Mengundurkan Diri

    Malam itu, Gio diberitahu polisi bahwa Ellena mengalami kecelakaan lalu lintas dan meninggal dunia dalam perjalanan menuju Rumah Sakit. Sejak itulah, Gio merasa bersalah. Dia terus menerus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian kekasihnya, Ellena. Sampai-sampai setiap malam, Gio harus mengalami mimpi buruk dan berhalusinasi tentang Ellena.“Kamu, pria brengsek Gio!” kata Sephia.“Kenapa? Apa kamu menyesal sekarang sudah mengenalku?” tantang Gio.“Tetapi, aku selalu saja jatuh cinta padamu. Kamulah yang membuatku nekat seperti ini. Sepeninggalnya Ellena, bukannya memilihku kamu malah menikahi gadis kampung itu! Aku tidak rela, Gio!”Gio tersenyum sinis mendengarnya. “Aku sudah sering mengatakannya dengan sangat jelas, bahwa aku tidak pernah mencintaimu Sephia,” tegas Gio.“Itulah alasannya Gio.”“Kamu bukan tipeku, Sephia. Aku memiliki standar sendiri memilih wanita yang aka

  • Me VS Mr. Presdir   Sisi Gelap Gio

    Gio pergi terburu-buru menuju pabrik kosong itu. Setelah seorang detektif swasta suruhannya memberitahukan lokasinya, Gio pun melaju dengan cepat. Dia harus segera membereskan perkara ini. Jika ingin menyelamatkan Kirey dan bapak mertuanya dari tuduhan palsu kakeknya.Beberapa menit kemudian, Gio telah sampai di pabrik usang itu. Dia berjalan cepat menghampiri si penipu yang kondisinya sudah babak belur dihajar orang-orang suruhan Gio. Detektif swasta itu telah mengikat si penipu dengan tali yang cukup kencang di area tangan, kaki, juga bagian perutnya yang agak buncit.Tidak hanya itu, kedua mata si penipu pun ditutup kain berwarna putih sehingga dia tidak bisa melihat siapa pun yang akan mengeksekusinya malam ini. Gio harus menyembunyikan identitasnya saat hendak memberi pelajaran pada sampah itu.Detektif swasta dan beberapa orang suruhan Gio lainnya memberi hormat ketika Presdir Gio datang menghampiri mereka. Gio membuka maskernya dan memandangi wajah si pen

  • Me VS Mr. Presdir   Pilihan yang Sulit

    “Kenapa kamu diam saja Gio? Apa kamu tidak bisa memilih antara istrimu atau perusahaan yang merupakan seluruh aset kekayaanmu?” desak Tuan Gilberto.“Kakek!” hardik Gio di depan semua orang. “Menurutku itu bukan pilihan.”Anak bodoh! Tuan Gilberto mencibir Gio. Padahal kan Gio tinggal memilih saja. Itu menurut Tuan Gilberto. Tetapi bagi Gio, disuruh memilih antara Kirey dan seluruh warisannya merupakan pilihan yang sulit. Dua-duanya sudah menjadi kebutuhan hidup Gio sehari-hari. Dia tidak bisa hidup tanpa kekayaannya. Namun, dia juga tidak bisa tidur nyenyak tanpa Kirey ada di sampingnya.“Kenapa Kakek tidak mengerti perasaanku?” keluh Gio.“Perasaan macam apa yang kamu rasakan itu? Selama ini kamu sering main dengan wanita di luaran sana. Lalu, apa salahnya sekarang kamu menyingkirkan wanita itu dari hidupmu?” sindir Tuan Gilberto.“Kakek! Aku serius mencintai Kirey,” ungkap G

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status