Cinta.
Datang dan pergi sesukanya.
Terkadang begitu menyakitkan.
Terkadang pula begitu membahagiakan.
Terkadang membuat kita lupa akan daratan.
Terkadang juga membuat lupa akan sekitar.
~~~
Jam kuliah pun telah usai, Hanna dan Elle pun keluar dari ruang kelas. Mereka memang berkuliah mengambil jurusan yang sama, yaitu kedokteran.
"Untung Dosen killer itu gak dateng ya, Han," ucap Elle.
"Iya ya beruntung banget kita loh, mana tadi kita telat 5 menit, tapi kenapa itu dosen gak masuk ya? Kan biasanya dia rajin banget dateng," tanya Hanna.
"Katanya sih sakit, entah lah, tapi tau gak tadi Asdosnya ganteng banget loh, berwibawa gimana gitu, coba aku jadi pacarnya, aduh... gak bisa bayangin lagi deh," bayangan Elle.
"Bodo, gak liat tuh, kebablasan main hp tadi. Lagian kamu tuh ya kalo ada yang ganteng dikit aja ngomongnya begitu, tadi aja mas driver taxi online kamu bilang ganteng juga," tukas Hanna yang dibarengi dengan cubitan kecil di pinggang Elle.
"Adududuh.. sakit Han," ringisnya.
"Makanya besok besok jangan jelalatan itu mata, fokus sama kuliah mu, emang mau nanti ngulang?"
Elle pun menggelengkan kepalanya.
Tiba-tiba seorang perempuan datang menghampiri mereka.
"Hai ka Hanna, ini buat kaka," kata perempuan tersebut menyodorkan sesuatu di depan Hanna.
"Untuk ku?" tanya Hanna yang bingung, dengan benda yang di pegang oleh perempuan tersebut, yang tak lain adalah bunga mawar.
Perempuan tersebut hanya menganggukan kepalanya, Hanna menggambil bunga tersebut dengan ragu dari tangan perempuan tersebut, "Terima kasih."
Elle pun meledek Hanna, "Aduh aduh tengah hari bolong gini siapa ya yang ngasih bunga."
Hanna hanya tersenyum sembari memandangi bunga pemberian tersebut.
Dan datang lagi 4 orang untuk memberikan Hanna benda yang sama, yaitu bunga mawar.
"Tunggu tunggu, ini dari siapa sih? Kenapa kalian memberika bunga yang sama?" tanya Hanna heran.
"Kak Hanna jalan aja ke taman kampus, disana ada orang yang nungguin kaka di bangku taman," kata seorang laki laki yang memberikan bunga terakhir kepadanya.
"Wah wah wah, kayanya bakalan ada yang romantis romantisan nih, apa daya jomblo kaya aku ini," canda Elle yang sebenarnya tau siapa pengirim bunga tersebut.
"Apa apa? Jangan ngeledek mulu ah, liat ketaman dulu yuk, sebelum balik," ajak Hanna menggandeng lengan Elle untuk pergi ke taman.
"Dih jadi obat nyamuk lagi deh, nasib nasib."
Sesampainya di taman, mereka berdua melhat Vikky yang sedang menunggu sang pujaan hati dibangku taman, sembari memegang buket bunga mawar.
"Tuh pangeran berkuda coklat mu udah nunggu," ucap Elle.
"Dimana mana tuh kuda putih, bukannya coklat."
"Sama aja, sama sama kuda cuma beda warna aja."
Vikky yang menyadari kedatangan Hanna dan Elle pun, langsung bangun dari bangku yang ia duduki.
"Hai sayang, ini bunga buat kamu, jangan marah lagi, ya!" ucap Vikky menyodorkan buket bunga yang ia pegang.
"Makasih! Iya aku gak marah lagi, tapi aku belom maafin kamu loh," Jawab Hanna menerima bunga tersebut.
"Ehemm.. permisi Tuan dan Nyonya, kayanya aku ganggu nih, aku mah jomblo, perlu gak ya aku minggir dulu kesana biar gak sakit mata?" tanya Elle yang nasibnya tidak mau menjadi obat nyamuk.
"Apaan sih Elle kaya sama siapa aja," jawab Vikky sembari tersenyum.
"Iya ih, udah kamu disini aja jadi obat nyamuk kita, iya kan sayang?"
"Astaga jahatnya kamu Han, aku disuruh jadi obat nyamuk, yaudah lah aku balik duluan aja, daaahhh..." pamit Elle.( ya iyalah siapa yang mau jadi obat nyamuk orang pacaran coba )
"Daaahhh.. oh iya Elle nanti kalo ditanya sama Papah, bilang aja aku jalan dulu sama Vikky, nanti pulangnya sama dia."
"Okeh beph," jawab Elle sembari memberikan jari jempolnya.
Elle pun melenggang pergi dari lingkaran yang penuh dengan atmosfer bucin tersebut.
Hanna pun menggandeng tangan Vikky dengan erat.
"Kita mau kemana sayang?" tanya Hanna.
"Gimana kalo kita ke restoran depan, tuh yang baru buka, kata anak anak yang lain makanan disitu enak."
"Yaudah kita kesana, sekalian ganti janji ku yang waktu itu, makan yang banyak sessuka hati kamu biar kamu nambah hummp," sambung Vikky sembari mengembungkan pipinya memperagakan orang yang kebanyakan makan.
"Ih apaan sih, kamu doain aku gendut? Iya? Trus kamu bebas gitu liatin yang lebih dari aku?"
"Enggak sayang, bukan begitu, maksud aku kan baik, udah jangan ngambek mulu, kapan jalannya kalo kamu ngambek."
"Yaudah ayo," ajak Hanna yang masih marah.
Tanpa mereka berdua sadari, dari kejauhan ada sepasang mata yang tidak senang memperhatikan kemesraan mereka berdua.
TBC
Apakah ini akhir ceritaku?Ku tahu Tuhan sayang semua hambanya.Tuhan pasti tak akan memberikan ujian melebihi batas kemampuan hambanya.~~~Sepasang mata perempuan itu melihat mereka dengan perasaan tidak senang. Oh, lebih tepatnya melihat Hanna tidak senang."Awas kamu Hanna, kamu udah ambil Vikky yang seharusnya jadi punya ku, aku gak terima, padahal cantikan aku kemana mana," gumam perempuan tersebut."Hei Vhi, kamu ngapain disini?" tegur seseorang laki laki, menepuk pundak perempuan yang bernama Vhias tersebut."Eh ka, kaget loh aku, enggak ka, lagi liat pemandangan taman aja," jawab Vhias dengan kecanggungannya."Loh kok kakak ada disini? kakak gak kerumah sakit?" sambung Vhias."Gak boleh emangnya? Sekarang kakak jadi asisten dosen disini gantiin Bu Mei yang cuti istirahat pasca operasi," jawab lekaki itu, dan Vhias hanya menganggukan kepalanya."Kamu udah selesai mata kuliahnya kan? Yuk kita pulang!" sambu
Hanna ku yang malang.Kami disini untuk mu.Apapun yang terjadi kami akan mendukung mu.Kami akan memberi mu semangat penuh.Kami akan menyangi mu apapun yang terjadi.Hanna anakku.~~~Di Rumah Sakit."Hanna, kamu harus bertahan, kamu kuat," ucap Vikky memegangi tangan Hanna, yang saat itu terkapar di atas bed rumah sakit yang sembari di dorong kedalam ruang ICU.Sesampainya di depan ruang ICU, Vikky mencoba ingin masuk ke dalam untuk menemani Hanna, tetapi dilarang oleh Perawat rumah sakit."Tuan mohon tunggu diluar!" perintah Perawat tersebut."Tapi saya mau menemani pacar saya di dalam," jawab Vikky yang pada saat itu baju yang ia kenakan dan tangannya sudah berlumuran darah."Sebaiknya Tuan membersihkan diri terlebih dahulu saja," jawab Perawat yang melihat Vikky dengan pakaiannya yang berlumuran darah.Vikky hanya menganggukan kepalanya saja meng-iyakan perkataan Perawat tadi, ada perasa
Aku, namaku Hanna di jauhkan oleh teman teman ku karna aku lumpuh.Hahaha... klise sekali.Aku hanya lumpuh bukannya menyusahkan mereka, lemah sekali pikiran mereka yang menjauhi ku.Aku lumpuh pun bukan kemauan ku.Takdir ini yang mempermainkan ku.Takdir yang membuatku seperti ini.Salahkan lah takdir ini, jangan salahkan diri ini.~~~Hanna pun bangun dari tidurnya. Sepertinya, efek obat itu sudah mulai menghilang."Mah, Pah, Hanna haus, Hanna mau minum," gumam Hanna.Hanna yang masih setengah sadar mulai mencoba menggerakan kakinya untuk turun dari tempat tidur."Loh, kaki ku kenapa?" gumamnya yang masih belum sadar kalau dia sebenarnya lumpuh.Ia pun menyentuh kakinya, "Kenapa mati rasa, kenapa gak bisa bergerak?""Mamah! Papah! Kaki Hanna kenapa gak bisa di gerakin mah?!" teriak Hanna histeris.Alexander dan Giselle yang baru saja tiba dari mengisi perutnya di kantin, kaget meliha
Aku, mau tidak mau, hanya bisa menerima keadaan.Mereka yang dahulu menyanjungku menghilang.Dan dia yang dahulu selalu bilang "aku menyayangi" mu pun menghilang.Bagai di telan bumi, mereka hilang tanpa kabar.Hanya karna aku lumpuh.Benar benar klise sekali pemikiran mereka.Inilah ujian yang sesungguhnya, ujian tentang siapa yang pergi meninggalkan ku.Dan siapa yang bertahan dikala aku terpuruk dalam luka ku.~~~Hanna dan Elle pun kembali ke kamar. Tawa mereka menggema disana, entah apa yang mereka perbincangkan sampai mereka tertawa begitu kerasnya.Saat kembali ke kamar Hanna tak mendapati keberadaan Papahnya disana, hanya Mamahnya saja lah yang pada saat itu sedang duduk di sofa dekat jendela."Mah, Papah kemana?" Tanya Hanna."Papah pulang, nanti jam 12 Papah ada meeting dengan klien," jawab Mamah Giselle berbohong. sebenarnya, Papah Alexander pergi mencari dokter syaraf terbaik di negerinya
Yap... Dia pun pergi.Hahahaa... Semudah itu ia pergi.Seperti membalikan telapak tangan ya.Kukira dia akan bertahan karna kekurangan ku.Tapi ternyata kekurangan ku lah yang menjadi alasan kepergiannya.Cinta mu tak begitu kuat sayang.Cinta mu hanya bualan belaka.~~~Pagi pun datang.Elle masih duduk memeluk kaki di atas tempat tidurnya, merenungi apa yang ia lihat kemarin sore."Aku gak habis pikir, kenapa Vikky jadi kaya gitu, jadi kepikiran terus deh kalo kaya gini.""Lebih baik aku ketempat Hanna, mungkin disana aku bisa cuci mata."Elle pun bergegas membersihkan dirinya dan pergi ke rumah sakit, memesan taxy online seperti biasanya.Saat Elle baru saja membuka pintu rumahnya untuk keluar, tiba-tiba Vikky sudah berdiri menunggu Elle di depan gerbang rumahnya."Mau apa dia kesini?" gumamnya.Elle menghela nafasnya dan mulai berjalan ke arah gerbang."Elle bisa kita
Hanna ku yang malang.Aku ingin menutup semua luka mu.Ingin kamu kembali seperti dahulu.Dengan semangat mu yang menggebu gebu.ku ingin dirimu seperti dahuluHanna sahabat ku.Malang nian nasib mu.Elle.~~~Usaha Papah Alexander mencari pengobatan terbaik untuk anaknya membuahkan hasil, ternyata keajaiban masih ada untuk anaknya.Hari ini adalah hari pertama ia therapy, dan kali ini Dokter yang menangani adalah Dokter Kevin.Dokter Kevin membantu Hanna dalam therapy, mulai dari berdiri hingga berpegangan pada tiang penyanggah.Hanna semua mengikuti instruksi yang dikatakan oleh Dokter Kevin, sampai di tengah tengah sesi therapy Hanna pun kehilangan keseimbangannya, namun ia bangkit kembali. Dan Elle yang menemani Hanna hanya bisa melihat saja dari kaca bagian luar.Elle melambaikan tangannya dan berkata " Semangat Hanna ".Hanna yang melihat Elle di balik kaca pun tersenyum. Betapa b
Cinta itu bukan dari mata turun ke hati.Melaikan dari hati yang merasakan suatu ketulusan yang pasti.Lalu memaksa membuka mata untuk melihat ketulusan tersebut.Dan mencintai itu adalah kata sifat, di cintai itu adalah kata kerja.Namun cinta itu bukanlah kata benda.Melainkan cinta itu adalah kata hati.Jadi cintailah sepenuh hati maka kamu akan merasakan ketulusan yang pasti.Hanna.~~~Pagi pun tiba, Hanna menjalankan jadwal teraphynya dengan lancar, tanpa hambatan sedikit pun.Sampai dimana saatnya Hanna selesai dengan jadwal teraphy, dan kini sedang konsultasi dengan Doker Ahli Tulang ternama di Negaranya.Dokter tersebut menyarankan Hanna agar meminum susu tulang dan makan makanan berkalsium agar dapat pulih dengan cepat.Elle dan kevin menunggu Hanna, duduk di luar ruangan dokter. Elle takut terjadi sesuatu terhadap Hanna. Khawatir dengan Hanna, Elle mulai bertanya tanya kepada Kevin.
Kenapa?Kenapa hati ini begitu sakit saat iniKenapa begitu pahit kenyataan ini.Orang yang ku pikir akan selalu adaperpaling begitu sajaDan, kenapa harus di depan ku kalian bercumbuHancur kurasa kepercayaan ini.Pergilah, jika itu kemauan mu.Aku terima keputusan mu, walau sakit bagiku.~~~Setelah beberapa menit Kevin mengendarai mobilnya, mereka pun sampai di tujuan. Tapi bukannya turun, Hanna dan Kevin malah terdiam dalam kecanggungan mereka masing masing.Elle binggung sampai kapan mereka akan ada di dalam mobil dan tidak turun."Jadi kita gak turun nih?" tegur Elle.Hanna dan kevin pun salah tingkah mendengar teguran dari Elle.Elle turun terlebih dahulu untuk membantu Hanna membuka pintu, disusul oleh Kevin yang segera pergi ke bagasi untuk mengambil kursi roda Hanna. Dan Hanna menutup mukanya yang memerah karna malu dengan tingkahnya."Permisi nyonya," ujar Elle