Yap... Dia pun pergi.
Hahahaa... Semudah itu ia pergi.
Seperti membalikan telapak tangan ya.
Kukira dia akan bertahan karna kekurangan ku.
Tapi ternyata kekurangan ku lah yang menjadi alasan kepergiannya.
Cinta mu tak begitu kuat sayang.
Cinta mu hanya bualan belaka.
~~~
Pagi pun datang.
Elle masih duduk memeluk kaki di atas tempat tidurnya, merenungi apa yang ia lihat kemarin sore.
"Aku gak habis pikir, kenapa Vikky jadi kaya gitu, jadi kepikiran terus deh kalo kaya gini."
"Lebih baik aku ketempat Hanna, mungkin disana aku bisa cuci mata."
Elle pun bergegas membersihkan dirinya dan pergi ke rumah sakit, memesan taxy online seperti biasanya.
Saat Elle baru saja membuka pintu rumahnya untuk keluar, tiba-tiba Vikky sudah berdiri menunggu Elle di depan gerbang rumahnya.
"Mau apa dia kesini?" gumamnya.
Elle menghela nafasnya dan mulai berjalan ke arah gerbang.
"Elle bisa kita bicara sebentar?" tanya Vikky.
"Apa? apa yang mau dibicarakan lagi? semuanya sudah jelas kan?"
"tolong jangan kasih tau Hanna, aku tidak seperti yang kamu pikirkan, hanya saja..."
"Apa? gak bisa nerima kenyataan? iya? sama aja kamu gak bisa nerima dia apa adanya," potong Elle.
"Udahlah pokoknya jauh jauh dari Hanna dari sekarang," sambungnya.
Elle pergi meninggalkan Vikky yang masih terdiam menundukan kepalanya, memikirkan apa yang dikatakan Elle.
"Aku gak seperti itu," gumamnya.
"AKU GAK SEPERT ITU!" teriaknya.
"ELLE!" panggil Vikky yang berlari mengikuti taxy online yang dipesan Elle.
Elle pura-pura tidak mendengar apa yang diteriaki oleh Vikky dan kemudian naik ke dalam taxy online yang ia pesan.
"Berisik banget ih," Elle mulai kesal.
~~~
Flashback on
Sekolah dasar.
"Jangan kak, aku gak bawa uang lebih, nanti aku minta sama mamah buat di lebihin, tapi jangan rusak buku ku kak," ringis seorang siswi perempuan yang pada saat itu memang sering menjari korban perundungan teman teman sekolahnya.
"Buat apa lagi kamu minta besok, aku butuhnya sekarang, aku mau jajan dikantin belakang," ucap kakak tingkatnya yang mulai merobek buku siswi perempuan itu.
"A.. aku cuma ada segitu kak, gak ada lagi, tolong jangan di sobek kak," siswi perempuan tersebut menangis memohon kepada kaka tingkatnya.
Hanna pada saat itu melintas disana, mendengar seseorang menangis pun pergi menghampiri sumber suaranya.
"Heh kalian, sedang apa? aku panggilin guru ya? kebetulan di depan ada Bu Merry,"
"Shut... ada Bu Merry katanya, kabur yuk," ucap kakak tingkat itu.
mereka semua pun berlari takut, meninggalkan siswi perempuan itu.
"Dasar! beraninya keroyokan," teriak Hanna.
"Kamu gak apa apa kan Elle?" ucap Hanna kepada siswi perempuan tersebut yang tak lain adalah Ellena.
"Gak apa apa Han, makasih ya," jawab Elle yang masih menangis ketakutan.
"Kan udah aku bilang, kalo mau ke kantin bareng, jangan sendirian aja," Hanna mengulurkan tangannya.
"Iya maaf Han."
"Aku mau minta ke Mamah biar bisa pindah ke kelas mu," ucap Hanna yang mulai menggandeng tangan Elle.
"Makasih Hanna," Elle menyeka air matanya.
Begitulah persahabatan mereka berdua, saling melindungi satu sama lainnya, Hanna melindungi Elle dari para perundung yang sering terjadi di sekolah, dan Elle melindungi Hanna dari rasa sakit yang melukai hatinya.
Flashback Off
~~~
"Kak kita sudah sampai," ucap driver taxi online menyadarkan Elle dari lamunan masa kelamnya.
"Eh, iya mas, makasih ya," Elle turun dari mobil.
Dan mulai menarik nafas dalam-dalam, mencoba memasang senyuman termanisnya untuk bertemu dengan sahabatnya.
Sesampainya di depan pintu kamar rawat Hanna, Elle mulai mengetuk pintu.
Tok Tok Tok...
Tak mendapatkan jawaban dari dalam, Elle mulai membuka pintunya perlahan.
"Han," panggilnya.
Ternyata Hanna sedang duduk di atas kursi rodanya di dekat jendela, sedang memandangi yang katanya Hanna sendiri adalah "Ciptaan Tuhan", padahal jelas jelas ia sedang sengagumi "Ciptaan Tuhan" yang lain.
Elle pun mendekati Hanna, "Ciptaan Tuhan," bisiknya di telinga Hanna.
Hanna kaget, reflek ia mendorong wajah Elle.
" Dih, Apa aku bilang, Dokter Kevin itu emang ganteng, benar-benar ciptaan Tuhan yang amat sangat sempurna," ledek Elle.
"Mulai lagi, aku hanya sedang memikirkan Vikky saja," elak Hanna.
"Iya kah? Jelas-jelas yang dibawah itu Dokter Kevin, bukan Vikky."
"Terserah," jawab Hanna dengan wajah malasnya.
"Kamu gak kuliah?" tanya Hanna.
"Enggak."
"Kenapa? "
"Malas, gak ada kamu, gak seru aja."
Hanna terdiam kemudian berguman, "Aku kangen" sembari memegangi kaca jendela.
"Cih.. Bucin"
"Sirik aja jadi orang" Hanna memutarkan kursi rodanya.
"Eh, mau kemana Han?"
"Mau keluar cari udara segar ke taman."
"Ikut dong, sini aku bantuin dorong," Elle pun mendorong kursi roda Hanna.
"Han, kamu gak ada niatan buat sembuh gitu?"
Hanna sejenak terdiam kemudian ia pun menjawab, "Ada."
"Terapi berjalan gitu pake alat bantu Eksoskeleton."
"Hanya kaki ku yang lumpuh Elle, bukan dari pinggang ke bawah, itu karna kaki ku yang patah juga kepala ku yang terbentur," jawab Hanna.
"Aku bakalan terapi, semoga saja ada keajaiban ya Ell," sambungnya lagi.
Elle menganggukan kepalanya " Aku yakin kamu bisa sembuh Han."
"Buktikan sama orang yang ninggalin kamu kalau kamu bisa bangkit," batin Elle.
"Makasih ya Elle selalu ada disini, nemenin aku," ucap Hanna yang mulai menitikan air matanya.
Elle memegang bahu Hanna "Sudah seharusnya aku disini Han, kita kan saudara, kamu inget saat aku susah? kamu selalu ada untukku, sekarang giliran aku yang ada untuk mu, Han."
"Hmmm.." jawab Hanna sembari menyeka air matanya.
"Andai kamu tau Han, kalo orang yang kamu sayang udah pergi bersama wanita lain, pasti kamu bakalan sakit banget," batin Elle.
"Hanna," ucap Elle memeluk Hanna dari belakang.
"Hmm..."
"Inget ya Han, aku bakalan ada saat kamu butuh apapun," kata Elle yang mulai bermanja kepada Hanna.
"Gimana kalau jadi pembantuku selama aku masih pakai kursi roda ini?" tanya Hanna yang awalnya hanya ingin meledek Elle.
Tapi berbeda dengan Elle yang mengganggapnya serius "Oke."
Hanna yang tidak percaya berkata "Seriusan?"
"Iya memangnya kenapa? Toh selama kamu sakit aja kan? Bukan seumur hidup jadi pembantu," ucap Elle mengganggap enteng.
"Oke, berarti kamu harus bangun lebih pagi dari aku, bawain aku baju, kerjain tugas kuliah ku, sama cuci baju ku yang kotor."
Elle yang tak percaya mulai memerotes " Astaga kamu niat banget sih Han buat nyiksa orang."
"Makanya kalau ada orang bilang apa tuh dicerna dulu, jangan langsung kamu iya kan atau kamun oke kan," tukas Hanna.
"Ternyata kamu belum berubah ya Elle," sambung Hanna sembari tertawa kecil.
Sedangkan Elle masih terdiam mencerna semua perkataan Hanna barusan.
TBC
Jika jalan ku ini adalah perjuanganMaka semoga perjuanganku tidaklah sia siaJika hati ku adalah miliknyaMaka persatukan lah kami berduaPersatukan kami dalam ikatan suci~~~Apa kamu percaya bahwa kehidupan seseorang dapat berubah secara dramatis karna satu moment di saat itu juga?Ya... aku percaya, namun aku tak mengerti aku dimana, aku hanya tau pandanganku kabur dan aku terjatuh saat aku ingin mencari kebenaran tentang tambatan hatiku.Dan semoga saja ini bukan pertanda buruk untukku.Sesampainya dirumah sakit Elle menelepon Mamah Giselle dan Papah Alexander agar mengetahui bahwa anak semata wayangnya sedang tidak sadarkan diri dirumah sakit.Setelah mengetahui berita tersebut, tanpa pikir panjang orang tua Hanna pun segera buru buru ke rumah sakit untuk mengetahui kebenaran yang dikatakan oleh Elle.Setelah beberapa menit Elle yang cemas dan sudah berada di depan ruang UGD pun melihat kedatangan ora
Ketika kamu jatuh cinta kepada seseorang.Kamu akan tiba tiba memliki "kekuatan" untuk bertahan.Namun kamu juga akan tiba tiba memiliki ke "kelemahan".Cinta adalah dimana saat kita bertemu untuk pertama kalinya.Dan kemudian merencanakan banyak pertemuan yang amat kebetulan.Cinta itu mengalir bagaikan air, namun juga menyesatkan bagaikan fatamorgana.Yakinlah pada Tuhan, karna setiap manusia di ciptakan saling berpasangan.~~~Pagi menjelang, seminggu pun berlalu, Elle yang diam diam mecari tahu tentang Dokter Kevin pun mendapatkan jawabannya, Kevin menderita Gagal Ginjal, yang mengharuskannya untuk cuci darah minimal 1 kali dalam seminggu, dan memang benar apa yang di katakan Vhias, keadaan dokter kevin pun semakin parah.Elle pun tak tinggal diam, seperti kebiasaannya, jika ia tak bisa menyampaikan apa yang akan ia sampaikan pasti ia akan menulis surat, dan menaruhnya di tempat yang sekiranya terlihat oleh Hanna, ta
jika memang ini adalah mimpitolong bangunkan akukarna mimpi ini begitu terasa nyatatapi amat menyakitkanbegitu indah tapi sulit di tela'ahbegitu manis tapi begitu sulit dimengerti~~~Hanna semakin bimbang dengan perasaannya ketika mengetahui bahwa orang yang ia sukai adalah kakak dari orang yang telah merenggut cinta terdahulunya.Berbeda dengan Elle, ia justru menghawatirkan keadaan Dokter Kevin sekarang ini."Han," panggil Elle."Dokter Kevin sakit apa ya?" sambungnya."Ntah lah, aku gak perduli juga.""Kenapa gitu Han? Bukannya kamu suka sama Dokter Kevin?""Tapi bisa saja kan mereka bersekongkol untuk membuat ku sakit hati, secara mereka kan adik kakak," Ucap Hanna yang merasa kecewa"Gak gitu juga Han, kamu gak boleh buruk sangka dulu, nanti aku cari tau dulu deh, semoga aja yang di bilang sama Vhias itu gak benar.""Iya semoga saja ya Elle, aku takut jika itu benar ke
Jika ku bisa memilihKu ingin kau menjadi sang pemilik hatiJika ku bisa memintaKu ingin kau menjadi sang penjaga ragaKenyataan tak seindah dunia beserta isinyaTapi jika kita mensyukurinyaKenyataan itu akan menjadi moment yang berharga~~~Seminggu lebih telah berlalu, keadaan Hanna pun semakin membaik, tapi gundah di hatinya semakin menjadi.Seminggu ini Hanna tak melihat keberadaan Dokter Kevin di kampusnya, bahkan ia tak lagi kelihatan mengajar sehabis jamuan makan malam itu."Kamu nyadar gak Elle, Dokter Kevin sekarang gak keliatan di kampus ya? udah seminggu lebih loh padahal," tanya Hanna."Apa? Kamu kangen?" ledek Elle."Dih... Mana ada ya! aku cuma gak enak aja, soalnya sehabis makan malam, besok paginya kan jadwal dia mengajar di kampus tapi dia gak dateng, aku takut kata-kata Papah bikin dia sakit hati aja," jawab Hanna."Gak mungkin lah Han, mungkin dia lagi gak enak badan
Tuhan.Engkau Maha baik.Engkau tau yang terbaik untuk hambaMu.Jika memang dia yang terbaik untuk ku.Tunjukkanlah jalan untuk kami bersama.Buka kan lah hati kami.Agar kami bisa bergandengan tangan.seperti yang Kau telah tuliskan di garis tangan ini.~~~Dentuman suara piring dan alat makan terdengar disana, menyelimuti keheningan yang mendera di ruang makan.Hanna memakan makanannya dengan hati-hati, oh mungkin lebih tepatnya agak sedikit risih karna Dokter Kevin diam diam mencuri pandangan ke arahnya, saat Hanna sedang menyantap makanan yang ada di piringnya.Elle dan Mamah Giselle sibuk dengan makanannya masing-masing.Sedangkan Papah Alexander melihat kecanggungan antara dua orang tersebut, ia pun tersenyum karna diam diam Dokter Kevin memerhatikan putri sematawayangnya itu."Apakah anda sudah mempunyai pacar Dok?" tanya Papah Alexander memecah keheningan di ruangan itu.Dokter Kevin tersadar
Tuhan,Jika rasa ini memang untuknyaKuatkanlah rasaku untuk bisa sampai kepadanyaJika rasa yang dia miliki bukan untukkuTolong hilangkanlah sebelum rasaku semakin besarKarna aku belum siap untuk sakit yang kedua kalinya~~~Jam makan malam pun tiba, semua sajian sudah disiapkan di atas meja makan.Tinggal menunggu para sang penyantap makanan untuk berkumpul di meja makan.Seperti biasa semua sajian ini Elle dan bi Jenab lah yang memasak dan menata makanan di meja makan."Sepertinya ada yang kurang?" tanya Elle.Hanna meningintip dari balik tembok memperhatikan Elle dan Bi jenab berdiskusi tentang makanan."Kenapa kalian tidak mengajak aku untuk memasak?" tanya Hanna."Tidak! Tetaplah disitu, dan jangan kemana-mana," tukas Elle.Terakhir kali Hanna mencoba untuk memasak sendiri, bukannya hidangan lezat yang mereka dapatkan, melainkan dapur yang hampir terbakar oleh ulahnya Hanna dan