Home / Romansa / Love Me Please / Ditinggalkan?

Share

Ditinggalkan?

last update Last Updated: 2021-03-02 11:10:19

Hanna ku yang malang.

Kami disini untuk mu.

Apapun yang terjadi kami akan mendukung mu.

Kami akan memberi mu semangat penuh.

Kami akan menyangi mu apapun yang terjadi.

Hanna anakku.

~~~

Di Rumah Sakit.

"Hanna, kamu harus bertahan, kamu kuat," ucap Vikky memegangi tangan Hanna, yang saat itu terkapar di atas bed rumah sakit yang sembari di dorong kedalam ruang ICU.

Sesampainya di depan ruang ICU, Vikky mencoba ingin masuk ke dalam untuk menemani Hanna, tetapi dilarang oleh Perawat rumah sakit.

"Tuan mohon tunggu diluar!" perintah Perawat tersebut.

"Tapi saya mau menemani pacar saya di dalam," jawab Vikky yang pada saat itu baju yang ia kenakan dan tangannya sudah berlumuran darah.

"Sebaiknya Tuan membersihkan diri terlebih dahulu saja," jawab Perawat yang melihat Vikky dengan pakaiannya yang berlumuran darah.

Vikky hanya menganggukan kepalanya saja meng-iyakan perkataan Perawat tadi, ada perasaan kecewa dan takut kehilangan yang besar dalam dirinya.

Tak berselang lama Orang Tua Hanna dan Elle pun datang kerumah sakit. Menunggu Hanna hingga tiga jam lamanya di depan ruang ICU, dan akhirnya Dokter pun keluar. 

"Siapa keluarga dari pasien di dalam," tanya Dokter.

"Saya Dok, saya Orang Tuanya," jawab Alexander

"Pasien sudah melewati masa kritisnya, tinggal menunggu perkembangannya saja,"

Beruntungnya Hanna karna nyawanya masih dapat diselamatkan.

Mendengar Hanna selamat dan telah melewati masa kritisnya mereka pun mengucap syukur, karna Hanna adalah anak semata wayang yang mereka jaga bagaikan berlian.

"Tapi bisakah Orang Tua pasien ikut saya keruangan sebentar, untuk lebih lanjutnya," sambung Dokter.

Alexander berjalan di belakang dokter dan Giselle mulai mengikuti langkah suaminya dan berkata, "Aku ikut."

mengetahui istrinya mengikutinya, Alexander memutar badannya, untuk berbicara kepada Giselle.

"Kamu tunggu disini saja bersama Elle, biar aku saja yang keruangan Dokter," perintah Alexander.

Giselle pun hanya terdiam, Alexander takut Giselle pingsan jika ia mendengar sesuatu yang terjadi pada anaknya.

Dan benar saja apa yang di perkirakan oleh Alexander, terjadi sesuatu kepada anaknya.

Satu jam sudah Hanna dipindahkan keruangan perawatan, dengan mata yang masih terpejam bagaikan putri tidur dan kepala yang masih dililit dengan perban.

Alexander yang baru saja keluar dari ruangan Dokter bertanya pada perawat dimana anaknya dipindahkan.

Alexander yang masih bingung, bagaimana ia harus menjelaskan semua yang ia dengar dari Dokter kepada istrinya, dan ia akhirnya hanya bisa diam duduk termenung di depan ruangan tempat Hanna dirawat, tapi bagaimana pun Alexander harus menjelaskan semuanya kepada istrinya.

Akhirnya ia pun memantapkan hatinya untuk masuk kedalam, untuk menemui Mamahnya Hanna.

Alexander pun mengusap pundak istrinya yang sedang menangis di samping tempat berbaringnya Hanna.

"Sayang bisa kamu ikut aku sebentar keluar?" tanya Alexander.

"Ada apa? Bicara saja disini," jawab Giselle.

Elle yang melihat kecanggungan antara kedua pasangan suami istri tersebut pun pamit keluar ruangan.

"Tante, aku permisi ke toilet dulu ya," Pamitnya.

Alexander dan Giselle meng-iyakan pertanda mengizinkan Elle untuk pergi ketoilet.

Alexander mulai gelisah, ia bingung menjelaskannya dari mana.

"Ada apa? Kenapa kamu terlihat bingung," Tanya Giselle.

Alexander yang awalnya bingung pun akhirnya buka suara, "Aku minta kamu kuat ya."

"Kata dokter anak kita lumpuh karna benturan di kepalanya, ta-tapi Hanna masih bisa sembuh kok," sambung Alexander terbata-bata.

Giselle pun terdiam, bagai di hantam batu yang besar ke hatinya, air matanya pun tak dapat terbendung lagi, dan turun tanpa sepemberitahuan sang pemilik, anak semata wayangnya kini tidak bisa berjalan, bagaimana bisa? Kenapa seperti ini, Hanna masih terlalu muda untuk semua cobaan ini.

Giselle mulai terisak, "Bagaimana ini, dia masih terlalu muda untuk menanggung ini."

Giselle mulai menatap anaknya dengan tatapan nanar, "Aku harus apa saat dia bangun dan bertanya nanti? Aku tak tega melihatnya," sambungnya.

Alexander pun memeluk erat istrinya, mengusap punggungnya agar tenang.

Vikky yang baru saja selesai membersihkan dirinya, mulai mencari Hanna yang katanya sudah di pindahkan ke ruangan perawatan.

Baru sampai di ambang pintu Vikky mendengar bahwa kecelakaan itu mengakibatkan Hanna lumpuh.

"Astaga, dia lumpuh?!" gumamnya.

Vikky mulai memundurkan langkahnya kebelakang, memutar balikan badannya dan melenggang pergi dari tempat ia berdiri tadi.

Elle yang baru saja kembali dari toilet melihat Vikky yang berdiri di depan pintu, niatnya ingin menyapa tapi Vikky malah pergi dengan tergesa gesa.

"Ada apa dengannya? Kenapa terburu buru banget?" gumam Elle kebingungan.

Elle pun melangkahkan kakinya kembali ke tempat tujuan awalnya, namun aura canggung bercampur dengan kesedihan masih menyelimuti ruangan tersebut.

Elle mendekati Hanna untuk memberi dukungan kepada sahabatnya itu, namun tanpa di duga Hanna yang mulai sadar mengerjapkan matanya, Elle yang melihatnya pun memanggil nama sahabatnya itu.

"Hanna,"  ucap Elle sembari menggenggam tangan sahabatnya.

"Eumh... Dimana?," tanya Hanna.

"Kamu dirumah sakit sayang," ucap Alexander yang perlahan melepaskan pelukan istrinya.

Hanna pun melihat sekitarnya, dan ia melihat Mamahnya menangis, "Loh, kok mamah nangis? Hanna gak apa apa mah, buktinya Hanna bangun kan?" ucap Hanna menyemangati Mamahnya.

Giselle pun mendekat ke ranjang dan mengusap lembut pipi anak kesayangannya itu, "Iya sayang."

"Kamu istirahat ya nak, biar cepet sembuh, jangan bangun dulu," sambung Mamah menyelimuti hanna dengan selimut rumah sakit.

Hanna mulai memejamkan matanya kembali, karna masih dalam pengaruh obat pasca di ICU tadi jadi mudah bagi Hanna untuk tertidur kembali.

Saat Hanna sudah terlelap dalam buaian mimpinya, Giselle mulai menitikan air matanya kembali, kali ini dia menangis dengan duduk di kursi sebelah ranjang dan memegangi tangan Hanna.

"Semangat sayang, kaki mu masih bisa di sembuhkan, mama yakin itu," ucap Giselle menempelkan telapak tangan anaknya ke pipinya.

Elle yang mendengarnya pun terheran "Kaki? Sembuh?" gumamnya.

Elle pun melihat Alexander, meminta penjelasan tentang apa yang diucapkan oleh Giselle barusan.

"Om maksud tante itu apa? Kaki? Sembuh?" tanya Elle langsung pada intinya.

Alexander diam menundukan kepalanya, menghela napas dalam dalam, "Elle perlu tau juga" ucapnya dalam hati.

"Iya seperti yang kamu dengarkan tadi Elle, ada masalah dengan syarafnya Hanna yang membuat Hanna lumpuh," ucap Alexander menjelaskan ke Elle.

Elle yang kaget dengan penjelasan yang ia dengar itu, rasa tidak percaya mulai menyelimutinya.

"Tapi, Hanna masih bisa sembuh kan Om, Tante?" tanyanya.

Alexander mengaggukan kepalanya dan berkata, "Semoga saja, Om akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan Hanna, termasuk pengobatan terbaik walau Om harus menjual semua semua harta benda."

"Malangnya kamu Hanna, cepet sembuh ya sahabat," ucap Elle yang mulai menitikan air matanya.

TBC

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Love Me Please   Apa ini!

    Jika jalan ku ini adalah perjuanganMaka semoga perjuanganku tidaklah sia siaJika hati ku adalah miliknyaMaka persatukan lah kami berduaPersatukan kami dalam ikatan suci~~~Apa kamu percaya bahwa kehidupan seseorang dapat berubah secara dramatis karna satu moment di saat itu juga?Ya... aku percaya, namun aku tak mengerti aku dimana, aku hanya tau pandanganku kabur dan aku terjatuh saat aku ingin mencari kebenaran tentang tambatan hatiku.Dan semoga saja ini bukan pertanda buruk untukku.Sesampainya dirumah sakit Elle menelepon Mamah Giselle dan Papah Alexander agar mengetahui bahwa anak semata wayangnya sedang tidak sadarkan diri dirumah sakit.Setelah mengetahui berita tersebut, tanpa pikir panjang orang tua Hanna pun segera buru buru ke rumah sakit untuk mengetahui kebenaran yang dikatakan oleh Elle.Setelah beberapa menit Elle yang cemas dan sudah berada di depan ruang UGD pun melihat kedatangan ora

  • Love Me Please   lagi?

    Ketika kamu jatuh cinta kepada seseorang.Kamu akan tiba tiba memliki "kekuatan" untuk bertahan.Namun kamu juga akan tiba tiba memiliki ke "kelemahan".Cinta adalah dimana saat kita bertemu untuk pertama kalinya.Dan kemudian merencanakan banyak pertemuan yang amat kebetulan.Cinta itu mengalir bagaikan air, namun juga menyesatkan bagaikan fatamorgana.Yakinlah pada Tuhan, karna setiap manusia di ciptakan saling berpasangan.~~~Pagi menjelang, seminggu pun berlalu, Elle yang diam diam mecari tahu tentang Dokter Kevin pun mendapatkan jawabannya, Kevin menderita Gagal Ginjal, yang mengharuskannya untuk cuci darah minimal 1 kali dalam seminggu, dan memang benar apa yang di katakan Vhias, keadaan dokter kevin pun semakin parah.Elle pun tak tinggal diam, seperti kebiasaannya, jika ia tak bisa menyampaikan apa yang akan ia sampaikan pasti ia akan menulis surat, dan menaruhnya di tempat yang sekiranya terlihat oleh Hanna, ta

  • Love Me Please   Bagaimana Keadaan Mu

    jika memang ini adalah mimpitolong bangunkan akukarna mimpi ini begitu terasa nyatatapi amat menyakitkanbegitu indah tapi sulit di tela'ahbegitu manis tapi begitu sulit dimengerti~~~Hanna semakin bimbang dengan perasaannya ketika mengetahui bahwa orang yang ia sukai adalah kakak dari orang yang telah merenggut cinta terdahulunya.Berbeda dengan Elle, ia justru menghawatirkan keadaan Dokter Kevin sekarang ini."Han," panggil Elle."Dokter Kevin sakit apa ya?" sambungnya."Ntah lah, aku gak perduli juga.""Kenapa gitu Han? Bukannya kamu suka sama Dokter Kevin?""Tapi bisa saja kan mereka bersekongkol untuk membuat ku sakit hati, secara mereka kan adik kakak," Ucap Hanna yang merasa kecewa"Gak gitu juga Han, kamu gak boleh buruk sangka dulu, nanti aku cari tau dulu deh, semoga aja yang di bilang sama Vhias itu gak benar.""Iya semoga saja ya Elle, aku takut jika itu benar ke

  • Love Me Please   Gundah

    Jika ku bisa memilihKu ingin kau menjadi sang pemilik hatiJika ku bisa memintaKu ingin kau menjadi sang penjaga ragaKenyataan tak seindah dunia beserta isinyaTapi jika kita mensyukurinyaKenyataan itu akan menjadi moment yang berharga~~~Seminggu lebih telah berlalu, keadaan Hanna pun semakin membaik, tapi gundah di hatinya semakin menjadi.Seminggu ini Hanna tak melihat keberadaan Dokter Kevin di kampusnya, bahkan ia tak lagi kelihatan mengajar sehabis jamuan makan malam itu."Kamu nyadar gak Elle, Dokter Kevin sekarang gak keliatan di kampus ya? udah seminggu lebih loh padahal," tanya Hanna."Apa? Kamu kangen?" ledek Elle."Dih... Mana ada ya! aku cuma gak enak aja, soalnya sehabis makan malam, besok paginya kan jadwal dia mengajar di kampus tapi dia gak dateng, aku takut kata-kata Papah bikin dia sakit hati aja," jawab Hanna."Gak mungkin lah Han, mungkin dia lagi gak enak badan

  • Love Me Please   Aaaaa

    Tuhan.Engkau Maha baik.Engkau tau yang terbaik untuk hambaMu.Jika memang dia yang terbaik untuk ku.Tunjukkanlah jalan untuk kami bersama.Buka kan lah hati kami.Agar kami bisa bergandengan tangan.seperti yang Kau telah tuliskan di garis tangan ini.~~~Dentuman suara piring dan alat makan terdengar disana, menyelimuti keheningan yang mendera di ruang makan.Hanna memakan makanannya dengan hati-hati, oh mungkin lebih tepatnya agak sedikit risih karna Dokter Kevin diam diam mencuri pandangan ke arahnya, saat Hanna sedang menyantap makanan yang ada di piringnya.Elle dan Mamah Giselle sibuk dengan makanannya masing-masing.Sedangkan Papah Alexander melihat kecanggungan antara dua orang tersebut, ia pun tersenyum karna diam diam Dokter Kevin memerhatikan putri sematawayangnya itu."Apakah anda sudah mempunyai pacar Dok?" tanya Papah Alexander memecah keheningan di ruangan itu.Dokter Kevin tersadar

  • Love Me Please   Gemuruh hati

    Tuhan,Jika rasa ini memang untuknyaKuatkanlah rasaku untuk bisa sampai kepadanyaJika rasa yang dia miliki bukan untukkuTolong hilangkanlah sebelum rasaku semakin besarKarna aku belum siap untuk sakit yang kedua kalinya~~~Jam makan malam pun tiba, semua sajian sudah disiapkan di atas meja makan.Tinggal menunggu para sang penyantap makanan untuk berkumpul di meja makan.Seperti biasa semua sajian ini Elle dan bi Jenab lah yang memasak dan menata makanan di meja makan."Sepertinya ada yang kurang?" tanya Elle.Hanna meningintip dari balik tembok memperhatikan Elle dan Bi jenab berdiskusi tentang makanan."Kenapa kalian tidak mengajak aku untuk memasak?" tanya Hanna."Tidak! Tetaplah disitu, dan jangan kemana-mana," tukas Elle.Terakhir kali Hanna mencoba untuk memasak sendiri, bukannya hidangan lezat yang mereka dapatkan, melainkan dapur yang hampir terbakar oleh ulahnya Hanna dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status