Share

Ditinggalkan?

Hanna ku yang malang.

Kami disini untuk mu.

Apapun yang terjadi kami akan mendukung mu.

Kami akan memberi mu semangat penuh.

Kami akan menyangi mu apapun yang terjadi.

Hanna anakku.

~~~

Di Rumah Sakit.

"Hanna, kamu harus bertahan, kamu kuat," ucap Vikky memegangi tangan Hanna, yang saat itu terkapar di atas bed rumah sakit yang sembari di dorong kedalam ruang ICU.

Sesampainya di depan ruang ICU, Vikky mencoba ingin masuk ke dalam untuk menemani Hanna, tetapi dilarang oleh Perawat rumah sakit.

"Tuan mohon tunggu diluar!" perintah Perawat tersebut.

"Tapi saya mau menemani pacar saya di dalam," jawab Vikky yang pada saat itu baju yang ia kenakan dan tangannya sudah berlumuran darah.

"Sebaiknya Tuan membersihkan diri terlebih dahulu saja," jawab Perawat yang melihat Vikky dengan pakaiannya yang berlumuran darah.

Vikky hanya menganggukan kepalanya saja meng-iyakan perkataan Perawat tadi, ada perasaan kecewa dan takut kehilangan yang besar dalam dirinya.

Tak berselang lama Orang Tua Hanna dan Elle pun datang kerumah sakit. Menunggu Hanna hingga tiga jam lamanya di depan ruang ICU, dan akhirnya Dokter pun keluar. 

"Siapa keluarga dari pasien di dalam," tanya Dokter.

"Saya Dok, saya Orang Tuanya," jawab Alexander

"Pasien sudah melewati masa kritisnya, tinggal menunggu perkembangannya saja,"

Beruntungnya Hanna karna nyawanya masih dapat diselamatkan.

Mendengar Hanna selamat dan telah melewati masa kritisnya mereka pun mengucap syukur, karna Hanna adalah anak semata wayang yang mereka jaga bagaikan berlian.

"Tapi bisakah Orang Tua pasien ikut saya keruangan sebentar, untuk lebih lanjutnya," sambung Dokter.

Alexander berjalan di belakang dokter dan Giselle mulai mengikuti langkah suaminya dan berkata, "Aku ikut."

mengetahui istrinya mengikutinya, Alexander memutar badannya, untuk berbicara kepada Giselle.

"Kamu tunggu disini saja bersama Elle, biar aku saja yang keruangan Dokter," perintah Alexander.

Giselle pun hanya terdiam, Alexander takut Giselle pingsan jika ia mendengar sesuatu yang terjadi pada anaknya.

Dan benar saja apa yang di perkirakan oleh Alexander, terjadi sesuatu kepada anaknya.

Satu jam sudah Hanna dipindahkan keruangan perawatan, dengan mata yang masih terpejam bagaikan putri tidur dan kepala yang masih dililit dengan perban.

Alexander yang baru saja keluar dari ruangan Dokter bertanya pada perawat dimana anaknya dipindahkan.

Alexander yang masih bingung, bagaimana ia harus menjelaskan semua yang ia dengar dari Dokter kepada istrinya, dan ia akhirnya hanya bisa diam duduk termenung di depan ruangan tempat Hanna dirawat, tapi bagaimana pun Alexander harus menjelaskan semuanya kepada istrinya.

Akhirnya ia pun memantapkan hatinya untuk masuk kedalam, untuk menemui Mamahnya Hanna.

Alexander pun mengusap pundak istrinya yang sedang menangis di samping tempat berbaringnya Hanna.

"Sayang bisa kamu ikut aku sebentar keluar?" tanya Alexander.

"Ada apa? Bicara saja disini," jawab Giselle.

Elle yang melihat kecanggungan antara kedua pasangan suami istri tersebut pun pamit keluar ruangan.

"Tante, aku permisi ke toilet dulu ya," Pamitnya.

Alexander dan Giselle meng-iyakan pertanda mengizinkan Elle untuk pergi ketoilet.

Alexander mulai gelisah, ia bingung menjelaskannya dari mana.

"Ada apa? Kenapa kamu terlihat bingung," Tanya Giselle.

Alexander yang awalnya bingung pun akhirnya buka suara, "Aku minta kamu kuat ya."

"Kata dokter anak kita lumpuh karna benturan di kepalanya, ta-tapi Hanna masih bisa sembuh kok," sambung Alexander terbata-bata.

Giselle pun terdiam, bagai di hantam batu yang besar ke hatinya, air matanya pun tak dapat terbendung lagi, dan turun tanpa sepemberitahuan sang pemilik, anak semata wayangnya kini tidak bisa berjalan, bagaimana bisa? Kenapa seperti ini, Hanna masih terlalu muda untuk semua cobaan ini.

Giselle mulai terisak, "Bagaimana ini, dia masih terlalu muda untuk menanggung ini."

Giselle mulai menatap anaknya dengan tatapan nanar, "Aku harus apa saat dia bangun dan bertanya nanti? Aku tak tega melihatnya," sambungnya.

Alexander pun memeluk erat istrinya, mengusap punggungnya agar tenang.

Vikky yang baru saja selesai membersihkan dirinya, mulai mencari Hanna yang katanya sudah di pindahkan ke ruangan perawatan.

Baru sampai di ambang pintu Vikky mendengar bahwa kecelakaan itu mengakibatkan Hanna lumpuh.

"Astaga, dia lumpuh?!" gumamnya.

Vikky mulai memundurkan langkahnya kebelakang, memutar balikan badannya dan melenggang pergi dari tempat ia berdiri tadi.

Elle yang baru saja kembali dari toilet melihat Vikky yang berdiri di depan pintu, niatnya ingin menyapa tapi Vikky malah pergi dengan tergesa gesa.

"Ada apa dengannya? Kenapa terburu buru banget?" gumam Elle kebingungan.

Elle pun melangkahkan kakinya kembali ke tempat tujuan awalnya, namun aura canggung bercampur dengan kesedihan masih menyelimuti ruangan tersebut.

Elle mendekati Hanna untuk memberi dukungan kepada sahabatnya itu, namun tanpa di duga Hanna yang mulai sadar mengerjapkan matanya, Elle yang melihatnya pun memanggil nama sahabatnya itu.

"Hanna,"  ucap Elle sembari menggenggam tangan sahabatnya.

"Eumh... Dimana?," tanya Hanna.

"Kamu dirumah sakit sayang," ucap Alexander yang perlahan melepaskan pelukan istrinya.

Hanna pun melihat sekitarnya, dan ia melihat Mamahnya menangis, "Loh, kok mamah nangis? Hanna gak apa apa mah, buktinya Hanna bangun kan?" ucap Hanna menyemangati Mamahnya.

Giselle pun mendekat ke ranjang dan mengusap lembut pipi anak kesayangannya itu, "Iya sayang."

"Kamu istirahat ya nak, biar cepet sembuh, jangan bangun dulu," sambung Mamah menyelimuti hanna dengan selimut rumah sakit.

Hanna mulai memejamkan matanya kembali, karna masih dalam pengaruh obat pasca di ICU tadi jadi mudah bagi Hanna untuk tertidur kembali.

Saat Hanna sudah terlelap dalam buaian mimpinya, Giselle mulai menitikan air matanya kembali, kali ini dia menangis dengan duduk di kursi sebelah ranjang dan memegangi tangan Hanna.

"Semangat sayang, kaki mu masih bisa di sembuhkan, mama yakin itu," ucap Giselle menempelkan telapak tangan anaknya ke pipinya.

Elle yang mendengarnya pun terheran "Kaki? Sembuh?" gumamnya.

Elle pun melihat Alexander, meminta penjelasan tentang apa yang diucapkan oleh Giselle barusan.

"Om maksud tante itu apa? Kaki? Sembuh?" tanya Elle langsung pada intinya.

Alexander diam menundukan kepalanya, menghela napas dalam dalam, "Elle perlu tau juga" ucapnya dalam hati.

"Iya seperti yang kamu dengarkan tadi Elle, ada masalah dengan syarafnya Hanna yang membuat Hanna lumpuh," ucap Alexander menjelaskan ke Elle.

Elle yang kaget dengan penjelasan yang ia dengar itu, rasa tidak percaya mulai menyelimutinya.

"Tapi, Hanna masih bisa sembuh kan Om, Tante?" tanyanya.

Alexander mengaggukan kepalanya dan berkata, "Semoga saja, Om akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan Hanna, termasuk pengobatan terbaik walau Om harus menjual semua semua harta benda."

"Malangnya kamu Hanna, cepet sembuh ya sahabat," ucap Elle yang mulai menitikan air matanya.

TBC

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status