Plak!
Sebuah tamparan pun mendarat tepat pada wajah Geri. Tentu saja, ia pantas mendapatkan itu.
"Apa yang kamu lakukan terhadap Helwi!?"
Tuan dan nyonya Fahrezi sudah tak bisa melakukan apapun lagi. Marah dan marah, hanya itu yang terpikirkan oleh kedua orang tersebut.
Geri sudah sangat keterlaluan. Gila dan akan terus begitu. Apa yang mereka lihat saat itu adalah hal yang sangat tak bisa diterima akal!
"Apa yang ingin kalian katakan, terserah dengan apa yang terjadi yang jelas aku sama sekali tak peduli. Kami sudah menikah, jadi wajar melakukan hubungan seks."
"Dasar anak yang tidak tahu diuntung!"
Sebuah tamparan akan mendarat pada wajah Geri jika saja sang Mama tak mencegah hal tersebut terjadi. Walau apapun yang terjadi, orang tua satu itu tak ingin hal yang lebih buruk lagi terjadi dalam keluarga mereka.
"Geri, kamu sudah mengambil hal berharga dalam hidup Helwi. Kalau kamu berani menyakitinya, maka kami akan mencor
Perhatian!Cerita dewasa yang hanya untuk orang yang sudah menikah. Rate 21+.Mohon bijaklah dalam memilih bacaan.Terima kasih.***Helwi pun perlahan membuka mata. Cahaya lampu neon adalah hal pertama yang perempuan itu lihat. Ia pun segera bangkit saat merasa perutnya lapar. Hanya saja Helwi pun langsung meringis saat merasa rasa sakit pada bagian selangkangan."Akh."Bertepatan dengan itu juga suara pintu terbuka pun terdengar. Helwi yang merasa sakit tak terlalu peduli dengan siapa yang datang tersebut. Ia masih terlalu sakit hanya sekedar melihat dan memastikan sekalipun."Makan, biar aku yang menyuapimu."Helwi hanya bisa mengerjapkan mata lamat-lamat saat melihat Geri yang tiba-tiba berada di depannya.Selain itu, bagaimana bisa orang seperti Geri malah tiba-tiba bersikap baik padanya?Itu terlihat sangat mustahil!Pasti ada udang di balik batu. Ya, itulah yang terjadi."Apa yang kamu inginka
21+ hanya untuk orang yang sudah menikah.Warning!!!Mohon bijaklah dalam memilih bacaan. Terima kasih.***Tak lama setelah itu jari-jari nakal Geri pun langsung menurunkan celana dalam Helwi. Untuk hal yang seperti ini Geri memang sudah sangat berpengalaman.Geri dengan apa yang ia pikirkan akan terus bertindak bahkan melebihi batas. Ia suka dengan apa yang terlihat."Sial, kamu sudah basah sayang," ujar Geri yang dengan lembut mengusap bagian luar bibir vagina Helwi.Hal itu tentu saja membuat desahan perempuan tersebut keluar begitu saja. Perlakuan Geri memberikan efek gila pada tubuh Helwi!"Geri, aku tersiksa entah karena apa. Aku tidak tahu," ujar Helwi pada sela-sela desahannya.Sebuah ungkapan kepolosan."Kamu tahu, itu berarti respon tubuhmu nyata. Kamu normal, sayang.""Akh," pekik Helwi tiba-tiba saat tanpa aba-aba Geri melesakkan dua sekaligus jarinya.Vagina Helwi masih sangat sensitif
Brak!Dengan kesan kuat yang dibuat-buat Helwi, nama seorang perempuan yang merupakan seorang lulusan kampus ternama langsung mendobrak pintu kamar seorang yang sama sekali tak ia kenal secara baik. Untuk itu hanya sekedar tahu.Kenal, hanya saja tak sebenarnya. Tahu siapa orang tersebut akan tetapi tak kenal secara baik.Kenal baik dan hanya sekedar tahu itu adalah dua hal yang berbeda.Lantas apa yang didapatkan oleh gadis tersebut?Ada dua orang laki-laki yang sedang bercumbu panas diatas ranjang. Dengan menahan diri sebaik mungkin, semacam pertahanan, dengan cepat--secepat yang ia bisa, perempuan itu langsung menarik kerah baju seorang laki-laki yang menjadi partner ranjang seseorang yang berada di bawahnya.Sangat mendominasi, itulah yang terlintas pada sudut pikiran Helwi. Lantas entah karena apa malah ia yang harus menjadi orang malang dalam dunia ini sebab harus berurusan dengan orang yang sangat menijikkan tersebut."Pe
Helwi sontak menahan napas saat Geri tiba-tiba sudah berada tepat dihadapan wajahnya.Bisa tebak apa yang terjadi, Geri tak jadi menampar wajah Helwi. Namun sebagai gantinya adalah lelaki tersebut pun segara mengunci pergerakan perempuan itu.Gila, hal itulah yang langsung Helwi pikirkan.Geri adalah laki-laki yang punya kelainan orientasi seksual, lantas apa yang akan pemuda itu lakukan?"Kamu adalah bunga mawar yang beracun, Helwi. Aku tak menyangka malah berakhir dengan perempuan menijikkan seperti mu. Tapi kamu sering memberiku saran, nasihat dan wejangan, kan. Untuk itu bagaimana kalau kita membuktikannya bersama. Kelainan orientasi seksual ku bisa sembuh atau tidak."Selama ini Geri tak pernah bicara begitu pada Helwi. Tak pernah sekalipun, lantas sekarang malah bicara..., membuktikan?Seperti perkataan orang itu, bahwa apa yang terjadi adalah sebuah racun yang menyebar ke seluruh tubuh. Memakan secara perlahan-lahan namun pasti. Semua
"Helwi!" Geri yang langsung menendang pintu kamar mandi saat Helwi berhasil keluar dari tempat tersebut.Sebuah rencana kabur yang tersusun cukup rapi hingga seorang Helwi akhirnya bisa keluar.Helwi sontak langsung berhenti ditempat saat melihat pintu kamar yang ternyata tertutup rapat dengan anak kunci yang sudah tak lagi berada di tempatnya. Baiklah, ada banyak hal yang harus perempuan itu lakukan.Pertama adalah mengendalikan monster gila yang sedang mengamuk tersebut.Membuktikan?Helwi harus membuktikan. Akan tetapi tak harus dengan merelakan keperawatannya juga kan!?Hanya saja..., adakah pilihan yang bisa perempuan itu punya?Ada banyak orang yang tak punya kesempatan untuk memilih, salah satunya adalah Helwi, seorang gadis malang.Hidup dan takdir benar-benar tak adil terhadap perempuan satu itu.Baiklah, Helwi harus membuat sebuah keputusan yang tepat. Sekarang atau tidak sama sekali!Hidup dengan ora
"Kau menghinaku, Helwi?" tanya Geri dengan wajah tanpa ekspresi."Tidak bukan Geri, aku hanya..."Belum sempat Helwi menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba Geri pun kembali menyatukan bibir keduanya. Hanya saja kali ini dengan tempo yang lebih cepat dari yang pertama.Terburu-buru serta diikuti oleh nafsu, yang entah kapan, hal tersebut bisa saja akan semakin membuat Geri kehilangan akal.Melupakan niat awal yang ingin mencoba gaya bercinta yang baru."Ge..., ri."Dengan susah payah Helwi menyebut perkataan tersebut. Hanya saja walau apa yang Helwi katakan, ciuman penuh nafsu Geri tak berhenti juga.Sudahlah, dengan ini Helwi hanya bisa pasrah terhadap keadaan.Walau apapun yang terjadi, Helwi harus memperjuangkan kehidupan normal impiannya. Untuk itu mau tak tahu ataupun seamatiran apapun ia, Helwi harus bisa membuat Geri tertarik dengan aktivitas malam pertama mereka.Jikapun tak tertarik, setidaknya Helwi har
Sebuah senyuman pun terlihat pada sudut wajah Helwi. Jika ada yang namanya Dewi Fortuna, maka perempuan itu dengan senang hati akan menyembah dan bersujud syukur!Ah tidak, pujian syukur tersebut akan ia tujukan pada kekuasaan Tuhan.Masih ada keadilan walau secuil.Lalu Helwi pun berhasil mendapatkan itu. Ini terlihat seperti mendapatkan holy hoky.Bersyukurlah dengan kemampuan berbicara Helwi yang cukup bisa diandalkan. Hingga pada akhirnya, setelah sekian lama akhirnya perempuan tersebut mendapatkan sedikit harapan.Apalagi yang lebih baik dari sebuah kebebasan yang hakiki?Terlebih memang hal itulah yang dinantikan dan dicari oleh Helwi selama ini.Hasil 'musyawarah' yang terjadi antara Geri dan Helwi adalah, perempuan itu bisa bebas melakukan apapun yang ia inginkan. Walau masih dengan status yang belum jelas apakah pernikahan masih akan berlanjut atau tidak.Sebab, Geri masih bingung dan bimbang dengan eksperimen satu malam yang
"Mau tahu, sekarang buka mulutmu."Helwi sontak langsung menggelengkan kepala. Ia takut dengan apa yang akan dilakukan oleh Geri. Apa yang terjadi saat itu pasti akan membuat semua bertambah buruk.Jika bisa Helwi tak mau berada dalam kondisi yang menyulitkan, hanya saja apa ada pilihan baginya?Tidak."Hanya membuka mulut, Helwi," ujar Geri yang sudah mensejajarkan diri dengan orang yang sangat ia benci tersebut.Jangan lupakan juga cara bicara yang kelewat datar dan tatapan tajam juga.Oleh perkataan tersebut, Helwi pun hanya bisa menundukkan kepala semakin dalam. Kemudian pada sudut hati yang paling dalam jadi berpikir kenapa ia malah jadi seperti itu.Lemah dan tak berdaya. Dasar tak bisa melakukan apa-apa. Kalau begitu akan lebih baik mati, daripada hanya terjebak dalam situasi yang sangat menyedihkan.Orang yang tak berdaya, apa akan lebih baik mati...?Tak semua orang berpikir begitu kan?Itu adalah sesuatu yang tabu