Share

The Best Choice

Mencintai tidak bisa dipaksakan. Seharusnya cinta datang tanpa permisi, mendobrak hati, lalu bersemayam di dalam sana sesukanya. Gia bingung harus memulai dari mana untuk memberikan kesempatan bagi Restu membuatnya jatuh cinta. Perasaannya masih tetap sama. Ada Hugo yang lebih dulu mengusiknya, belum berubah walau pelakunya terus menyakiti.

Untuk kesekian kalinya, Gia mencoba menilai Restu dari penampilan. Tubuh jangkung pria tua itu menjulang menghalangi panas matahari, membelakangi Gia. Matanya awas mengamati Gavin yang menggiring bola di tengah jalan di depan rumahnya. Lagi-lagi Gia terlalu nyaman memandang punggung itu. Walau tegap dan bidang, Gia menangkap kepedihan dari punggung itu.

'Rambutnya selalu rapi, licin dikasih minyak jelantah bekas goreng ikan asin. Ah, nggak. Om Restu nggak mungkin doyan ikan asin. Lidahnya terlalu terhormat buat nyobain makanan kasta bawah itu. Kalau gitu, pasti rambutnya dikasih oli bekas, makanya hitam mengilat gitu.' Gia berdialog dengan dirinya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status