Share

Bab 607

Penulis: Rexa Pariaman
Perlahan-lahan, tatapan Gatra terhadap Ewan mulai berubah. Ewan menduga, kemungkinan besar telepon tadi datang dari ayah Millie.

Ternyata benar. Setelah bicara beberapa kalimat, Gatra menutup telepon, lalu menyeringai pada Ewan, "Jadi kamu itu suaminya Millie, ya? Kenapa nggak bilang dari awal? Kita ternyata masih ada hubungan keluarga."

Seorang warga desa bertanya, "Pak, maksudmu dia itu suami Millie?"

"Betul."

"Tapi bukannya suami Millie sudah meninggal beberapa tahun lalu?"

Gatra melotot pada warga yang bicara itu, lalu memarahinya, "Kamu tahu apa! Itu suami lama. Sekarang Millie sudah punya pasangan baru."

Oh, jadi begitu.

Beberapa warga langsung mengubah pandangan mereka pada Ewan, sikapnya jadi lebih ramah.

"Aku tadi sudah curiga. Desa kita ini jauh dari pusat kota, mana mungkin tiba-tiba ada tim medis resmi yang dikirim. Ternyata ini semua karena bantuan Millie."

"Millie masih peduli sama pamannya."

"Kalau masalah ini bisa selesai, kita harus benar-benar berterima kasih sama Mil
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 624

    Seumur hidup, Gatra belum pernah melihat kejadian semengerikan ini. Seluruh tubuhnya gemetar hebat. "Pak Ewan, bagaimana kalau ... kita pulang saja?"Gatra benar-benar tidak mau tinggal lebih lama. Dia takut sekali kalau Wardoyo tiba-tiba menoleh dan menyerang mereka. Bagaimanapun juga, zombie tidak punya pikiran."Apa-apaan, cuma satu zombie saja sudah membuatmu ketakutan begitu?" Mini menatapnya penuh hinaan."Kamu nggak takut?" balas Gatra."Aku nggak takut." Mini merangkul lengan Ewan, lalu berkata manja, "Pak Ewan pasti akan melindungiku, bukan begitu, Pak?"Ewan tidak menggubris Mini. Matanya tetap terpaku pada Wardoyo.Kepala Wardoyo sudah kembali ke posisi normal. Tubuhnya tegak lurus dan melompat-lompat pelan di bawah sinar bulan, terlihat aneh sekaligus misterius.Hal itu membuat Ewan bingung. Setahunya, ada dua penyebab terbentuknya zombie. Pertama, karena kematian penuh dendam dan jiwa tidak tenang, lalu menyerap energi dingin bulan sehingga tubuh bangkit kembali.Kedua, ka

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 623

    Ewan baru saja hendak menjelaskan, tiba-tiba dia kembali mendengar suara "krek krek".Sumber suara itu berasal dari makam Wardoyo. Suaranya sangat pelan, seolah-olah tikus sedang menggerogoti peti mati. Kalau bukan karena pendengaran Ewan yang luar biasa, mustahil dia bisa menyadarinya."Ada sesuatu di makam," kata Ewan sambil menatap tajam ke arah kuburan Wardoyo, matanya menyapu ke segala arah. Namun selain dirinya, tidak ada seorang pun yang melihat atau mendengar apa pun."Mana? Suaranya di mana?" Gatra baru saja bertanya, tiba-tiba terdengar lagi suara "krek krek".Kali ini suaranya jauh lebih keras. Bukan hanya Gatra, semua orang pun mendengarnya jelas. Suara itu memang berasal dari kuburan Wardoyo. Semua orang serentak memusatkan pandangan ke arah sana."Krek ... krek ....""Krek ... krek ...."Suara aneh itu semakin lama semakin keras.Lalu, mereka semua melihat gundukan tanah di atas makam Wardoyo mulai bergetar. Pemandangan itu terasa menyeramkan. Beberapa warga desa yang pen

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 622

    Mendengar peringatan Ewan, semua orang langsung menahan napas dan seluruh tubuh mereka terasa tegang.Fuuhh ....Angin malam yang dingin berdesir kencang, menambah suasana mencekam di malam itu.Waktu pun berlalu dalam penantian. Satu menit, dua menit, tiga menit ... lima menit!Lima menit sudah lewat, tetapi sosok penggali kubur belum juga terlihat. Betandi melirik Ewan, hendak bicara tapi akhirnya urung."Pak Ewan, Bapak tadi bilang penggali makam sudah datang. Lalu dia di mana?" tanya Gatra tidak sabar.Ewan terdiam, tak segera menjawab. Tadi dia jelas merasakan ada sesuatu yang janggal, tetapi entah kenapa, beberapa menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda apa pun.'Apakah perasaanku tadi salah?'Ewan berpikir sejenak, lalu berkata, "Paman, jangan panik, kita tetap menunggu."Gatra menjawab, "Bagaimana aku bisa nggak panik? Kalau kita terus menunggu, sebentar lagi hari sudah akan terang.""Pak Gatra, bukannya Pak Ewan sudah bilang untuk menunggu? Kenapa masih banyak omong?" sela Min

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 621

    Selanjutnya, tibalah giliran penutupan peti. Beberapa pemuda mencampur abu dupa dengan air, lalu mengoleskannya merata di sekeliling tepi peti mati.Tujuannya adalah agar tutup peti tertutup rapat dan tidak ada udara yang masuk. Setelah peti dikubur pun tidak perlu khawatir ada serangga yang merayap masuk melalui celah untuk menggerogoti jenazah.Setelah abu dupa dioleskan, tutup peti kembali ditutup rapat. Kemudian, beberapa pemuda mengambil palu, lalu memaku sepuluh buah paku kayu sepanjang tujuh inci ke dalam peti mati itu.Proses penutupan peti resmi selesai.Setelah itu, empat pemuda menggunakan tali rami tebal untuk mengikat peti, lalu menambahkan dua batang kayu sebesar lengan di bagian depan dan belakang peti. Segala sesuatunya telah disiapkan dengan rapi."Pak Marno, sudah siap untuk angkat arwah?" tanya Gatra.Ayah Wardoyo mengusap air matanya, lalu berkata, "Gatra, urusan mengantar Wardoyo ke pemakaman, aku titipkan padamu."Angkat arwah adalah istilah khas Desa Jager. Dalam

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 620

    Mendengar ucapan Ewan, semua orang tertegun."Ketua, apa maksudnya?" tanya Eko.Yang lain pun ikut menatap Ewan."Paman Gatra, ikut aku keluar sebentar," kata Ewan, lalu langsung melangkah ke luar.Gatra segera mengikutinya, sementara Betandi dan yang lain juga menyusul keluar."Pak Ewan, apa Bapak menemukan sesuatu, hanya saja nggak enak diucapkan di depan orang tua Wardoyo?" tanya Gatra.Ewan menggeleng dan berkata, "Nggak ada temuan.""Kalau begitu kenapa Bapak bilang kebenaran sudah nggak jauh lagi?" Wajah Gatra tampak kebingungan.Ewan bertanya, "Paman, kapan Wardoyo akan dimakamkan?""Sebentar lagi akan dimakamkan," jawab Gatra sambil menunjuk beberapa pemuda di dalam dan luar rumah. "Mereka datang khusus untuk membantu mengangkat peti."Ewan mengangguk tipis. "Bagus."Bagus?Gatra tertegun, lalu bertanya, "Pak Ewan, apa maksudnya? Jangan buat aku tambah bingung."Ewan berkata, "Aku punya sebuah rencana.""Setelah Wardoyo dimakamkan, kita berjaga nggak jauh dari kuburannya untuk

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 619

    "Iya, Pak Wardoyo memang orang baik. Sayang sekali, orang baik nggak panjang umur, sementara orang jahat bisa hidup lama." Mini menghela napas.Ewan menoleh sekilas ke arah Mini. Ucapan itu, sepertinya mengandung makna tersirat?"Pak Ewan, mohon bagaimanapun juga, bapak harus membantu kami menyelidiki sampai tuntas," pinta Gatra penuh harap.Ewan berkata dengan sungguh-sungguh, "Tenanglah, Paman. Aku pasti akan menemukan kebenaran, demi menenangkan arwah Wardoyo dan korban-korban lain.""Terima kasih."Gatra mengucapkan terima kasih, lalu masuk ke dalam rumah lebih dulu. Dia menenangkan orang tua Wardoyo sejenak, lalu memperkenalkan Ewan dan rombongannya.Begitu tahu bahwa Ewan adalah ketua tim medis yang memang datang khusus untuk menyelidiki kasus di Desa Jager, orang tua Wardoyo langsung berlutut di hadapannya sambil menangis tersedu-sedu."Pak Ewan, kami mohon, tolong temukan pembunuh yang merenggut nyawa anak kami.""Anak kami mati nggak wajar, dia benar-benar pergi dengan penuh p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status