INICIAR SESIÓNKrak! Tulang leher pria tua bertubuh pendek itu patah. Tubuhnya terkulai lemas ke lantai, seluruh badannya kejang-kejang.Tulang leher adalah bagian vital dari tulang belakang. Biasanya, meskipun mengalami hantaman berat, seseorang tidak langsung mati.Keadaan pria tua itu persis seperti itu. Meskipun darah terus menyembur keluar dari mulutnya, dia masih hidup.Ewan berkata dengan nada dingin, "Aku sudah membunuh banyak orang dari Sekte Hyang. Kamu bukan yang pertama, juga bukan yang terakhir. Ke depannya, akan ada lebih banyak orang dari Sekte Hyang yang menyusulmu ke neraka.""Matilah!"Duk! Ewan menginjak kepala pria tua itu hingga hancur. 'Siapa pun yang berani menyentuh keluargaku, pantas dibunuh tanpa ampun!'Pria tua bertubuh pendek ini bukan hanya anggota Sekte Hyang, tetapi juga pernah menggunakan kutukan untuk mencelakai Faiz, jadi Ewan sama sekali tidak berniat mengampuninya.Ewan melirik mayat-mayat di lantai, lalu bergumam dengan nada datar, "Nggak ada satu pun yang layak
Saat pria tua bertubuh pendek itu muncul tepat di hadapannya, Ewan langsung melayangkan satu pukulan.Pria tua itu sudah menyaksikan sendiri bagaimana Rambut Putih dihancurkan oleh satu pukulan Ewan. Dia tahu betul betapa besar kekuatan Ewan, sehingga tidak berani bertabrakan langsung dan cepat-cepat meloncat ke samping.Namun siapa sangka, begitu kedua kakinya baru saja menapak dengan mantap, sebuah telapak sepatu sudah mendarat telak di wajahnya.Krak! Pria tua itu terhuyung mundur belasan langkah sebelum akhirnya berhasil menstabilkan tubuhnya. Dia mengusap hidungnya dan tangannya langsung dipenuhi darah.Tulang batang hidungnya telah dipatahkan oleh satu tendangan Ewan. Dia menunduk. Darah menetes ke lantai. Pada saat itu, dari pantulan lantai, dia melihat jelas sebuah jejak sepatu ukuran 42 tercetak di pipi kirinya."Arghhh!" Pria tua itu menjerit marah. Kedua tangannya mengepal erat, berharap bisa mencabik-cabik Ewan hidup-hidup."Bajingan! Berani-beraninya kamu menendang wajahku
Sorot mata pria tua bertubuh pendek itu memancarkan keseriusan.Kemampuan Rambut Putih jelas cukup untuk masuk 20 besar Daftar Harimau, tetapi tak disangka dia justru dihancurkan Ewan dengan satu pukulan."Pantas saja di usia semudamu, kamu bisa menjadi salah satu dari empat utusan Organisasi Draken. Ternyata memang punya kemampuan." Pria tua itu mendengus dingin.Apa? Dia orang Organisasi Draken? Lazuardi dan Yogi sama-sama terkejut."Aku memang hebat. Membunuhmu semudah menginjak semut. Kalau nggak percaya, silakan coba saja," kata Ewan sambil mengaitkan jarinya ke arah pria tua itu dengan sikap penuh provokasi.Pria tua itu sangat licik. Dia tidak langsung bergerak, melainkan berteriak kepada para murid Sekte Hyang di tempat itu, "Kalian masih menunggu apa lagi?""Kesempatan naik pangkat dan kaya raya ada tepat di depan mata. Kesempatan nggak datang dua kali. Kalau kalian khawatir nggak bisa membunuhnya sendirian, serang bersama-sama.""Asal bisa membunuhnya, masing-masing dari kali
'Kira-kira, waktu mereka berdua lagi berhubungan intim, siapa yang di atas, siapa yang di bawah? Dua pria dewasa, posenya pasti susah banget.''Sial, kenapa aku bisa punya pikiran seaneh ini?' Seluruh tubuh Ewan merinding. Menjijikkan!Pria tua bertubuh pendek itu berujar, "Kalau Scorpion mau mendengarkan kata-kataku, memusnahkan Geng Serigala bersamaku, lalu pergi ke Papandaya untuk membunuhmu, dia nggak akan mati di tanganmu.""Kamu tahu kenapa dia nggak menunggumu?" tanya Ewan.Pria tua itu juga merasa bingung. Saat itu, dia sudah membujuk Scorpion agar tidak pergi ke Papandaya untuk membunuh Ewan, tetapi Scorpion sama sekali tidak mau mendengarkan. Bahkan dia hampir berlutut memohon Scorpion.Meskipun begitu, pada akhirnya Scorpion tetap pergi ke Papandaya."Karena dia membencimu," kata Ewan."Nggak mungkin! Kami bersama sudah lebih dari tiga tahun. Nggak mungkin dia membenciku." Pria tua itu tidak percaya."Membunuhku hanya salah satu tujuan Scorpion pergi ke Papandaya. Tujuan lai
Pria tua bertubuh pendek itu baru saja hendak membunuh Yogi, ketika tiba-tiba mendengar suara dari pintu dan segera menoleh. Detik berikutnya, sorot matanya dipenuhi niat membunuh."Ewan!" Pria tua bertubuh pendek itu menggertakkan gigi. Wajahnya dipenuhi kebencian yang meluap-luap.Pada saat yang sama, beberapa murid Sekte Hyang di dalam ruangan juga menatap Ewan. Di wajah mereka bukan hanya tidak ada rasa takut, malah tampak sedikit kegembiraan.Mendengar pria tua itu menyebut namanya, Ewan agak terkejut dan bertanya, "Kamu mengenalku?""Di dalam sekte kami, nggak ada seorang pun yang nggak mengenalmu. Bahkan kalau kamu sudah jadi abu, aku tetapi bisa mengenalimu," sahut pria tua itu. "Banyak ahli Sekte Hyang yang mati di tanganmu. Pemimpin sekte sudah mengeluarkan perintah pengejaran terhadapmu.""Kamu dan Satria adalah target buruan nomor satu Sekte Hyang. Awalnya setelah urusan di Soharia selesai, aku berniat baru pergi ke Papandaya untuk mencarimu. Nggak kusangka kamu sendiri yan
Pria tua bertubuh pendek itu melepaskan tangannya. Peluru jatuh ke lantai dan menimbulkan bunyi nyaring.Lazuardi berkata dengan suara berat kepada Tukul, "Ilmu bela dirinya lebih kuat dariku. Dia seharusnya bisa masuk lima besar Daftar Naga. Untuk ahli seperti dia, peluru biasa sangat sulit melukainya."Tukul tidak percaya, lalu kembali menembakkan beberapa peluru ke arah pria tua bertubuh pendek itu.Hasilnya sama. Semua peluru yang ditembakkan Tukul ditangkapnya satu per satu. Seketika itu, Tukul dilanda keputusasaan."Apa kamu masih punya cara lain?" Pria tua bertubuh pendek itu tersenyum dingin, membuat orang merinding. "Kalau ada, keluarkan saja. Kalau nggak, aku akan mengantarmu ke akhir perjalanan."Keringat dingin mengalir di dahi Tukul. Dia memohon dengan suara bergetar, "Apa kamu bisa mengampuni nyawaku? Selama kamu mau melepaskanku, semua milik Geng Serigala, mulai sekarang akan menjadi milik Sekte Hyang.""Tabunganku dan seluruh hartaku juga bisa kuberikan pada kalian. Kal







