Share

BAB 4: Rumah Baru

Author: Asayake
last update Last Updated: 2023-07-17 21:34:09

Alice memasuki pintu yang mengarah ke tangga darurat, dengan gaun pengantin yang masih melekat padanya, gadis itu terduduk di lantai dan bersandar ke pintu untuk mengatur napas menenangkan diri.

Tangan Alice yang gemetar dan berkeringat dingin beberapa kali mencoba meremas permukaan gaun.

“Ya Tuhan,” bisik Alice dengan lirihan sakitnya terngiang ucapan Giselle beberapa saat yang lalu.

Alice mengusap dadanya yang sesak dan sakit, beberapa kali dia memukulnya agar bisa tenang.

Luka yang terlalu dalam di dalam hatinya tidak mampu membuat Alice menangis, Alice kesulitan mengekspresikan kesedihannya karena sudah terlalu sering memendamnya dalam diam.

Pandangan Alice sedikit mengabur, kepalanya berdenyut sakit, dengan lemah gadis itu tetap berusaha mengatur napasnya agar bisa memiliki kekuatan untuk kembali bangkit.

Perlu beberapa menit untuk Alice menghabiskan waktu agar bisa keluar.

Tangan Alice terkepal kuat, dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa hari ini mungkin saja penderitaan terakhirnya, Alice berharap jika kehidupan barunya akan sedikit lebih baik.

Alice tidak boleh lemah, masih ada harapan untuknya merasakan arti sebuah kebahagiaan.

Baru beberapa langkah Alice berjalan, langkahnya gadis itu dibuat terhenti di balik jendela besar, pandangannya tertuju ke arah taman, memperhatikan Hayes yang terlihat tertawa dengan bahagia tengah berbicara dengan teman-temannya.

Ternyata, Pria yang sangat dingin dan terus menatap jijik Alice itu bisa tersenyum lebar dan hangat kepada orang lain.

Alice membuang muka, gadis itu kembali melangkah pergi, dia harus segera mengganti pakaiannya karena Damian akan membawanya pulang.

“Kakak.”

Alice membalikan badannya, melihat Athur yang ternyata berlari menyusulnya.

Mata Alice bergetar, setiap kali mendengar Athur diam-diam sering memanggilnya ‘kakak’ dikala tidak ada orang lain di sekitar mereka.

Berkat Athur yang sering memanggilnya kakak, Alice merasa di akui atas keberadaannya.

Athur selalu dimanja, diberikan apapun yang dia inginkan, dia juga orang yang sulit ditangani. Menakjubkannya Athur bisa berbuat kepada Alice lebih dari siapapun.

Athur baru mengetahui kebenaran bahwa Alice kakaknya adalah ketika dia menginjak delapan belas tahun.

Mereka memiliki hubungan yang canggung dan asing satu sama lainnya karena selama ini Alice selalu berusaha dijauhkan dari Athur. Bagi semua orang yang berada di kediaman Giselle, Alice tidak lebih seperti kotoran yang akan menodai Athur jika mereka berdekatan.

Karena hal itulah, Athur selalu berhati-hati dengan tindakannya. Alice dan Athur memiliki kesempatan saling melihat dan berbicara hanya ketika tidak ada siapapun yang melihat.

Jika seseorang melihat Alice berbicara dengan Athur, maka Alice akan mendapatkan hukuman.

“Kakak,” panggil Athur lagi sambil mengatur napasnya.

“Ada apa Athur?” tanya Alice samar.

Athur mengedarkan pandangannya, memastikan jika tidak ada seorangpun yang akan mendengarkan ucapannya. “Aku tahu mungkin aku berkata kurang ajar kepada Kakak, namun ingin tetap mengatakannya. Tolong jangan kembali ke rumahku, ini semua bukan karena aku tidak ingin melihat kehadiran Kakak, namun karena aku belum bisa benar-benar melindungi Kakak jika Kakak berada di rumah.”

Bibir Alice bergetar tidak mampu berkata-kata, perhatian Athur membuat dirinya terdesak ingin menangis.

“Mulailah hidup semau Kakak di rumah baru, jangan sia-siakan kesempatan yang ada untuk menikmati kebahagiaan.”

“Aku mengerti Athur, terima kasih atas perhatianmu.”

Athur mengusap wajahnya dengan kasar, pemuda itu terlihat sedih memikirkan seberapa rumitnya perjalanan hidup Alice, sementara dirinya tidak bisa melakukan apapun untuk melindunginya.

Athur mengambil kotak kecil obat dari balik saku jassnya. “Aku tidak memiliki kado apapun untuk hari pernikahan Kakak, bawalah obat ini dan jangan terluka lagi, aku harap saat nanti kita kembali bertemu, kakak menjadi orang yang hebat karena Tuhan selalu bersama Kakak.”

Dengan ragu Alice mengambilnya, belum sempat dia mengucapkan terima kasih, Athur sudah pergi berlari karena Inara datang menyusul.

Alice memeluk erat kotak kecil obatnya, ini untuk pertama kalinya dia mendapatkan hadiah dari seseorang.

***

Alice keluar dari mobil yang mengantarnya ke kediaman keluarga Brosman.

Alice mendongkakan kepalanya, gadis itu berdecak kagum melihat rumah besar berlantai tiga dengan sebuah taman besar, halaman luas yang membuat keberadaan bangunan rumah menjadi jauh dari gerbang utama.

Damian mempersilahkan Alice untuk masuk lebih dulu ke dalam rumah.

“Selamat datang di rumah, anggaplah jika ini rumahmu sendiri,” ucap Damian dengan senyuman ramahnya, mendorong bahu Alice untuk melangkah masuk lebih jauh.

Pandangan Alice mengedar, melihat ke penjuru arah rumah yang mewah besar dan artistik. Samar bibir Alice tersenyum, “Terima kasih Ayah atas sambutannya.”

“Pergilah beristirahat pasti kau lelah, nanti sore kau baru menemui isteriku di taman.”

Alice mengangguk patuh.

“Hayes, bawa Alice ke kamarmu,” titah Damian.

“Ikut aku,” ajak Hayes terdengar dingin tidak bersahabat.

Alice berjalan mengikuti langkah Hayes, mereka belum terlibat percakapan apapun semenjak di altar untuk melakukan sumpah pernikahan, bahkan sepanjang jalan pulang ke rumah, Hayes yang murah senyum dan ceria di depan teman-temannya mendadak dingin seperti es, dia tidak berucap sepatah katapun.

To Be Continued..

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Jane Melca
loh emang sedaRah bisa gitu nikah? kan sebapak lain ibu....
goodnovel comment avatar
Harini Rini
emang ada ibu seperti gisel
goodnovel comment avatar
Fitria Pangumpia
semoga kehidupannya brrsama hayes lebih baik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • 60 Hari Pernikahan Kontrak dengan Pewaris   Esktra Part 14

    Satu menit..Dua menit..Tiga menit telah berlalu, masih tidak ada yang berbicara di antara mereka berdua, keduanya terjebak dalam diam, memandangi lautan yang terlihat lebih tenang dari biasanya.Tangan Alice terkepal meremas permukaan pakaiannya, jika tidak ada yang memulai pembicaraan, Alice akan terjebak lebih lama disini.Beberapa kali Alice menarik napasnya untuk mengumpulkan sebuah keberanian untuk memulai percakapan. “Bagaimana kabar Anda?” tanya Alice.Claud menggenggam kuat ujung tongkatnya, wajahnya bergerak ke sisi untuk melihat keberadaan Alice, bola mata Claud bergerak turun melirik perut Alice yang cukup besar meski usia kandungannya masih muda. Tubuh Alice yang pulih masih cukup terlihat sangat kecil, pasti akan sulit untuknya bergerak saat usia kandungannya mulai menginjak lima bulan.“Berapa usiamu?” Claud balik bertanya.Pandangan mereka saling bertemu, Alice tenggelam dalam sorot mata Claud Borsman yang pekat. Alice sudah terbiasa hidup dikelilingi orang-orang yan

  • 60 Hari Pernikahan Kontrak dengan Pewaris   Esktra Part 13

    Tangisan Eniko kian kencang, hatinya terguncang hebat oleh kata-kata yang tidak pernah sekalipun dia harapkan akan terucap dari mulut Theodor. Hidup Eniko berubah hanya dalam semalam, hatinya hancur seolah dunia disekitarnya runtuh tinggal debu. Eniko tidak pernah seputus asa ini dalam hidupnya hingga dia tidak dapat melihat masa depan lagi.Eniko malu bila terus egois mengikuti kata hatinya untuk tetap mengejar Theodor. Pria itu pantas mendapatkan wanita yang sebanding dengannya, Eniko tidak ingin keberadaannya membuat Theodor malu.“Menangislah sampai semua sesak didadamu berkurang,” nasihat Theodor terdengar sedikit canggung. Ini untuk pertama kalinya dia melihat Eniko menangis, memeluknya lebih dulu dan ini untuk pertama kalinya.Menyadari situasi yang kini tengah tidak begitu baik, perawat yang mengurus Eniko memilih mundur secara perlahan dan pergi meninggalkan ruangan untuk memberi mereka waktu luang.Ruangan itu kini hanya terdengar tangisan dan pelukan hangat Theodor yang sec

  • 60 Hari Pernikahan Kontrak dengan Pewaris   Ekstra Part 12

    Theodor mengusapkan telapak tangannya pada sisi celana, menyingkirkan keringat dingin yang mengganggunya. Dia gugup tanpa asalan, beberapa kali dia harus menarik napasnya agar mendapatkan sedikit ketenangan sebelum mengetuk pintu dan memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan tempat Eniko dirawat.Dua langkah Theodor memasuki ruangan, pandangan Theodor langsung tertuju pada Eniko yang tengah duduk di ranjangnya, wanita itu memandangi jendela di depannya.Theodor melangkah dengan hati-hati sampai pada akhirnya Eniko menengok ke arahnya dan mereka terjebak dalam diam saling memandang satu sama lainnya.Napas Theodor tertahan di dada, melihat sisi wajah Eniko yang bengkak dan memiliki lebam cukup pekat hingga menghabiskan separuh wajah cantiknya, tangannya tepasang infusan dan dia mengenakan pakaian pasien.Mungkin butuh waktu beberapa hari agar lebam itu menghilang dari wajahnya.Dengan langkah yang berat Theodor mendekat dan berdiri di sisi Eniko yang tidak dapat mengalihkan pandan

  • 60 Hari Pernikahan Kontrak dengan Pewaris   Ekstra Part 11

    “Mengapa Ayah membawanya kesini? Ayah tahu kan jika aku sangat membencinya.”“Aku juga tidak memiliki alasan apapun untuk dikatakan,” jawab Damian pelan.Damian tidak mengerti dengan alasan Claud yang mau datang menemui Alice, tidak seperti biasanya dia tertarik pada hal yang tidak menguntungkan. Anehnya, ada sesuatu yang tidak biasa dari Claud Borsman tunjukan, sepanjang perjalanan menuju Emilia Island, Claud hanya menanyakan kesehatan Hayes dan Alice, dia tidak membahas bisnis apapun.Hayes menghisap rokoknya, kepulan asap terlihat bergerak keluar dari mulutnya. Suasana hati Hayes telah dirusak oleh keberadaan Claud Borsman. “Jangan pernah coba-coba untuk mendamaikan aku dengannya, sekeras apapun Ayah berusaha, itu tidak akan berhasil,” peringat Hayes.“Aku tidak akan pernah memaksamu untuk memaafkan kesalahannya Hayes,” jawab Damian dengan nada menggantung. Dalam satu tarikan napas panjangnya Damian kembali berkata, “Hayes, selama ini, sebelum kau mengetahui kebenaran siapa diri

  • 60 Hari Pernikahan Kontrak dengan Pewaris   Ekstra Part 10

    Wajah Claud Borsman berubah pucat, terkejut oleh sesuatu pertanyaan yang tidak pernah dia sangka. Claud Borsman terdiam membungkam kehilangan kata-kata untuk menjawab.Terlahir dari kelas bangsawan membuat Claud Borsman tebiasa dilayani dalam setiap hal, terbiasa menerima rasa hormat dari orang lain yang membangun jiwa angkuh di dalam dirinya.Keangkuhan itu membuat Claud Borsman tidak pernah meminta maaf dan bebas bertindak semaunya tanpa peduli itu benar atau salah, Claud Borsman tumbuh tanpa rasa penyesalan disetiap tindakan yang diambilnya karena dia menganggap setiap manusia yang terlibat dalam hidupnya sebatas objek sesaat.Claud Borsman sendiri tidak pernah tersinggung dengan kritikan tajam siapapun, dia terus berjalan di jalan yang menurutnya benar tidak peduli dengan halangan siapapun, karena siapapun yang berani menghalangi jalannya, Claud Borsman akan menyingkirkannya.Sekarang Hayes menutut maaf darinya?Apakah Claud Borsman bisa melakukannya? Apakah permintaan maaf akan s

  • 60 Hari Pernikahan Kontrak dengan Pewaris   Ekstra Part 9

    “Sepertinya paman Damian sudah datang,” gumam Athur melihat sebuah mobil khusus telah terparkir di depan salah satu parkiran khusus resort.Athur menepikan mobilnya ke sisi. “Aku harus pergi memeriksa restaurant dulu.”Alice mengangguk dengan senyuman, gadis itu bergeser dan melangkah keluar ketika pintu disisinya sudah dibukakan oleh Hayes. Sementara Athur memutar balik mobilnya dan pergi meninggalkan tempat.Alice dan Hayes memasuki resort, sempat Hayes menanyakan kedatangan Damian dan menanyakan keberadaannya saat ini kepada seseorang yang menyambut.Resort yang dibangun sekitar satu tahun lalu itu akan segera diresmikan dalam waktu dekat karena pembangunan yang masih berjalan membutuhkan waktu satu tahun lagi.Jarang sekali mereka datang ke tempat ini meski sudah beberapa kamar yang tersedia, Alice dan Hayes lebih suka menghabiskan waktu mereka berdua di paviliun menjalani kehidupan yang sederhana. Hayes sesekali datang ke tempat ini untuk melakukan pertemuan dengan beberapa rekan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status