Share

APAKAH MEREKA RENTENIR?

Davey berhenti sejenak. Ia bingung dengan keadaannya sekarang. Pernyataan demi pernyataan sudah memenuhi kepalanya. Davey menoleh demi melihat Luna.

"Mau kemana kamu?" Luna bertanya lalu mendekati Davey.

"Menyendiri dulu," jawab Davey membalikkan badannya sambil melangkah keluar.

Luna merasakan kalau keadaan Davey tidak baik-baik saja. Pria manja itu memang tidak bisa menghadapi berat seperti ini. Ia bingung harus bagaimana? Luna segera mengejar Davey supaya tidak pergi terlalu jauh.

"Aku harus mengejarnya," ucap Luna berlari ke arah Davey.

Melihat Luna pergi, sang raja naga itu menatapnya. Ia berjalan mendekati Luna kemudian menarik tangannya. Ia tahu Davey akan pergi kemana.

Merasa tangannya ditarik, Luna menoleh ke belakang. Ia sangat terkejut melihat wajah sang raja naga hanya beberapa centimeter saja. Luna merasakan kalau sang raja naga itu benar-benar nyata.

"Apakah kamu manusia sungguhan?" tanya Luna yang merasakan suhu tubuh sang raja naga itu normal.

"Aku dulu manusia biasa. Lalu aku ditakdirkan memegang kerajaan Chen yang menganut sistem kepercayaan naga," jawab sang raja naga itu.

Mia yang mendengarnya hanya bisa tertegun. Ia juga bingung sama seperti Davey. Ia lebih memilih mematung tanpa harus mengeluarkan suara.

"Tunggu! Lebih baik kamu enggak usah menjelaskan bagaimana asal usulmu. Aku ingin mengejar Davey." Luna melepaskan tangan sang raja naga itu.

"Itu tidak perlu. Biarkan menyendiri. Biar aku yang akan mengatakannya," pinta raja naga dengan lembut.

Mata Luna membelalak sempurna. Ia tidak percaya dengan permintaan pria itu yang memakai suara lembut. Bahkan kelembutan suaranya seperti sutra.

"Aku tidak akan membiarkan dia sendirian," ujar Luna.

"Kenapa? Biarkanlah dia menyendiri terlebih dahulu. Jangan kamu paksakan Tuan mudamu berpikir keras. Otakmu dan otaknya dia tidak sama." Raja Naga tidak mengijinkan Luna pergi.

"Tapi." Luna menggantung perkataannya karena khawatir dengan Davey.

Dari tadi Mia hanya diam saja. Gadis berambut panjang mendekati raja naga sambil menggelengkan kepalanya. Mia khawatir dengan keadaan Davey.

"Kita harus menemaninya. Di luar sana masih banyak musuh sedang mengincar kematiannya. Aku yakin sebentar lagi akan ada serangan besar." Tiba-tiba saja Mia merasakan firasat yang cukup kuat.

Sang raja Naga itu tersenyum dan membiarkan Mereka pergi. Ia sebenarnya tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Tapi untuk saat ini, Davey hanya meminta waktu menyendiri saja.

Sebagai penjaga Davey, kedua gadis itu sengaja protect kepadanya. Mereka tidak akan melepaskan Davey begitu saja. Banyak sekali para pengawal Bruno dan lainnya sengaja disebar ke penjuru dunia. Mereka sudah mendapatkan informasi dari orang suruhan yang sudah ditunjuk oleh kedua orang tua Davey.

"Tuan mudamu akan baik-baik saja. Dia pergi tidak akan jauh kok dari sini. Aku yakin dia akan bisa menerimaku. Sebagai gantinya Aku yang akan melindunginya dari dalam raga ini," batin sang raja naga itu.

Benar saja, apa yang dikatakan oleh raja naga. Mereka melihat Davey duduk di bawah pohon nangka sambil menatap langit biru. Dari awal kelahirannya, Davey sudah dihadapkan banyak masalah. Ia sekarang harus menerima takdirnya untuk menghadapi masalah itu.

Kedua gadis itu sengaja berjaga dengan jarak tidak terlalu dekat. Mereka memainkan game agar tidak jenuh menunggu tuan mudanya itu. Namun matanya masih melihat di sekelilingnya. Mereka sangat awas berjaga-jaga supaya musuh tidak menyerangnya.

"Oh, rupanya kalian disini?" tanya Davey yang tidak sengaja mendengar permainan game sedang viral beberapa tahun belakangan ini.

"Memangnya kenapa? Kami tidak akan meninggalkan kamu." Luna menjawab namun matanya masih berada di layar ponselnya.

"Tuan muda, Apakah kamu masih marah?" Moa sengaja membuka pembicaraan.

Davey tersenyum lalu menghempaskan bokongnya duduk di hadapan mereka. Davey jarang sekali marah kepada kedua pengasuhnya itu. Meski usianya sudah tua, Davey sangat menghargai mereka.

"Aku tidak pernah marah sama kalian. Aku masih belum bisa menerima orang yang memintaku berbagi raga dengannya." Davey menjawab dengan tegas.

"Untuk saat ini aku tidak akan menceritakannya. Jika aku menceritakannya sekarang, tuan muda tidak bisa menerima keadaannya." Luna menghentikan permainan game online terlebih dahulu.

"Itu terserah kamu. Tolong, keluarkan dia dari tubuhku ini. Aku tidak bisa ngapa-ngapain, jika ragaku terbagi Dua. Nanti disangka aku mengidap penyakit alter ego." Davey meminta kepada mereka untuk mengeluarkan sang raja naga tersebut.

Luna menarik nafasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya. Ia tidak bisa janji dikarenakan sang raja naga tersebut memiliki umur yang cukup tua. Bahkan Luna yang dari tadi membaca banyak mantra malah sang raja naga kebal.

"Dari dulu kamu tidak mengidap penyakit itu." Tiba-tiba saja Luna tersenyum.

Mia menangkap senyuman Kakak perempuannya itu. Ia merasakan ada yang janggal pada sang kakak. Mia sengaja mematikan ponselnya dan menatap wajah Luna.

"Sepertinya Kakak ada rencana?" Mia menyelidiki ekor mata sang kakak. Di sana Mia bisa membaca rencana Luna dengan baik.

"Nanti deh aku beritahu. Untuk saat ini aku masih memikirkan caranya bagaimana," jawab Luna masih bingung menata rencananya itu.

Hari semakin siang. Mereka memutuskan kembali ke rumah. Disana mereka langsung berpencar untuk mengerjakan tugas masing-masing.

Davey membantu Mia membersihkan sisa-sisa pertarungan tadi. Luna sendiri sedang berkoordinasi dengan bawahannya. Luna memiliki tugas sangat penting. Yaitu menyelidiki atau mendapatkan informasi tentang keadaan Torres Group. Yang saat ini, Bruno dan kroni-kroninya duduk di jabatan penting. Hal ini membuat Luna tidak bisa leluasa menghancurkan mereka dalam waktu sekejap.

Saat ini, Luna melacak keberadaan pengawal Bruno. Setelah penyerangan itu, Luna sangat khawatir. Di kampung yang mereka tinggali, para musuh sudah berkamuflase sebagai warga biasa. Luna tidak bisa menyerang dengan mudah. Sebab dirinya tidak mengenal jauh para masyarakat di desa ini.

"Akak," panggil Mia.

Luna tersenyum dan melambaikan tangannya. Mia segera mendekat karena khawatir dengan Luna. Kekhawatirannya itu bisa menjadikan pertanda buruk yang akan terjadi.

"Ada apa? Sepertinya kamu sedang khawatir banget." Luna merasakan kekhawatiran Mia.

"Apakah akak sedang melacak keberadaan mereka?" Mia menyandarkan punggungnya di dinding.

"Mereka sudah menyebar kemana-mana. Mereka memang sengaja disebar untuk mengetahui keberadaan tuan muda. Yang lebih pintarnya lagi, mereka berkamuflase menjadi warga biasa." Luna menceritakan penemuannya.

Mia menutup matanya. Apa yang dirasakan selama ini ternyata benar. Mata sayunya ternyata bisa menunjukkan ketajaman seperti pisau. Ditambah instingnya semakin kuat membaca keberadaan musuh.

"Sudah aku tebak. Mereka sengaja menyebarkannya. Meski kita pergi kemanapun, mereka tetap mengejar," kata Mia.

"Siapa mereka kak?" tanya Davey yang tiba-tiba saja masuk ke dalam.

Selama menjadi pengasuh, mereka tidak pernah bercerita siapa saja musuh keluarga Torres sebenarnya. Mereka memilih diam agar Davey tidak terlalu memikirkannya. Biarkan kedua saudara itu terluka. Asal Davey selamat dari mereka.

"Aku tanya sekali lagi. Siapa mereka? Kenapa kita harus menghindari mereka? Apakah mereka rentenir? Apakah mereka debt colector?" tanya Davey bertubi-tubi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status