Share

CHENG LI.

Luna tidak bisa menjawab pertanyaan dari Davey. Dikarenakan Luna sendiri Sudah menandatangani kontrak. Dimana kontrak itu menyatakan, kalau Davey tidak boleh tahu masalah ini sebenarnya.

Sekarang kepalanya bertambah pusing. Luna harus melaporkan masalah ini ke tuannya terlebih dahulu. Luna tidak bisa mengatakannya secara langsung.

"Aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Aku harus meminta izin terlebih dahulu." Luna menjawab hingga membuat Davey kebingungan.

Davey mengalah sebab Luna sendiri masih belum bisa menjelaskannya. Pria yang memiliki tinggi badan 187 cm itu mengalah. Ia tidak akan menekan Luna.

Malam pun tiba. Keadaan sudah kondusif. Luna sengaja menghubungi kedua orang tua Davey. Luna berbicara dan menjelaskan apa yang telah terjadi pada hari ini. Kecuali ia tidak akan menceritakan bagaimana sang raja naga terbangun dari tidur panjangnya.

Selesai menghubungi, Luna kembali ke dalam rumah. Ia masih belum menemukan jawaban sesungguhnya. Luna harus menunggu keputusan dari mereka.

"Bersabarlah tuan muda. Sebenarnya aku ingin mengatakan ini semuanya. Berhubung Aku memiliki perjanjian kepada orang tuamu. Aku tidak bisa menerangkannya secara gamblang. Aku harus izin terlebih dahulu." Luna menatap bulan purnama bersinar terang.

Jakarta Indonesia.

Alina dan Dave sangat cemas setelah mendapatkan berita dari Luna. Semakin hari Bruno sang kakak dari pihak Dave menginginkan kematian putra tunggalnya. Mereka beruntung saat ini ada Luna dan Mia yang menjaga sekaligus mengasuhnya. Mereka sangat percaya kepada mereka. Karena memiliki insting yang tajam.

"Bagaimana ini ayah. Semakin hari Bruno mengejar-ngejar putra kita?" Alina sangat cemas dan mengeluarkan keringat dingin.

"Hampir lima tahun putra kita tidak bertanya, Ada apa sebenarnya? Sekarang putra kita bertanya tentang keadaan sebenarnya. Bagaimana kalau kita menceritakan sesungguhnya melalui Luna dan Mia?" Dave meminta izin sambil mengusap wajahnya berkali-kali tanda frustasi berat.

Alina menghembuskan nafasnya dengan berat. Ia tidak ingin putra tercintanya mendapatkan beban. Alina memang menitipkan Davey kepada mereka. Agar mereka bisa membimbing Davey menjadi seorang pria memiliki kemampuan berkompeten.

Alina sengaja mengiyakan permintaan sang suami. Ia sadar kalau Davey harus tahu dengan kenyataan sebenarnya. Ia tidak mungkin menyembunyikan masalah pelik ini secara terus-menerus.

"Baiklah, beritahu kepada Davey. Sudah saatnya dia tahu. Bahwa pamannya yang bernama Bruno," ucap Alina sambil menelan salivanya dengan susah payah.

"Apakah kamu ingin mengatakan? Siapakah Bruno sebenarnya?" Dave menundukkan wajahnya.

Terasa berat bagi mereka untuk mengatakan sejujurnya. Di mata Davey, Bruno adalah seorang paman yang baik hati. Setiap datang ke kediaman Bruno, Davey selalu disambut hangat oleh mereka. Namun kenyataannya tidak sama sekali. Bruno beserta keluarganya sangat menginginkan kematiannya.

"Katakan sejujurnya. Selama ini Bruno selalu berlindung di topeng malaikatnya jika mendapatkan kunjungan dari Davey!" titah Alina.

Terpaksa Dave meraih ponselnya. Ia menghubungi Luna dan memberikan perintah. Agar menceritakan semuanya. Dave yakin, jika sang putra mau menerima kenyataan, siapa sesungguhnya Om Bruno itu?

Luna yang sedang duduk di bawah sinar rembulan dikejutkan akan kehadiran Davey. Davey duduk di samping Luna menatap rembulan tersebut. Mereka sering melakukan ini, jika ada masalah berat.

"Aku tidak akan bertanya lagi tentang kejadian tadi pagi." Davey tersenyum tanpa menatap Luna.

Luna merasakan ponselnya bergetar. Ia melihat nama yang tertera di layar ponselnya. Tak lama Luna mengangkatnya dan berbicara dengan orang tersebut.

Setelah berbicara dengan seseorang, Luna menoleh ke arah Davey. Luna membiarkan Davey terlebih dahulu. Tak lama sang raja naga masuk ke dalam raga Davey. Sang pemilik raga maupun raja naga berantem karena berebut raga.

Memang pertengkaran mereka tidak mengeluarkan suara. Namun telinga Luna bisa terdengar jelas. Umpatan dan makian keluar dari mulut mereka masing-masing.

"Hmmmp.... bisakah kalian berdua diam?" sentak Luna kesal.

Mereka menatap wajah Luna kesal. Sang raja naga itu tersenyum lucu melihat wajah Luna seperti anak perempuan menggemaskan. Bahkan tangannya ingin membelai wajah Luna.

Berhubung sang raja naga itu berada di tubuh Davey, niat membelai wajah Luna diurungkan. Mereka tersenyum lalu kembali menatap rembulan. Beberapa saat kemudian, Davey mulai menerima kehadiran raja naga itu. Meski terasa berat, dirinya bisa apa?

"Siapa nama kamu?" tanya Davey.

"Chen Li," jawab raja naga itu.

"Aku sering memanggilnya Deris," sahut Luna.

Davey bingung dengan panggilan Cheng Li maupun Deris. Ia sangka sang raja naga itu tidak memiliki nama. Davey menimbang-nimbang nama apa yang bagus?

"Aku sangka kamu tidak memiliki nama?" tanya Davey.

"Aku memiliki nama. Semua makhluk hidup yang berada di bumi ini juga memiliki nama. Contohnya saja, kucing yang berada di kaki Luna." Sang raja naga itu sengaja keluar dari raga Davey.

Davey terkejut dengan jawaban sang raja naga. Ia tidak menyangka kalau sang raja naga tersebut mengetahui kucing tetangga memiliki nama. Lantas Davey penasaran sekali dengan raja naga itu.

"Kalau boleh tahu, siapa namanya?" Davey yakin kalau raja naga tersebut tidak mengetahui nama kucing tersebut.

"Opet terkopet-kopet," jawab sang naga itu.

Mata Davey membelalak sempurna. Awalnya meremehkan lalu ia terkejut. Bagaimana pria yang berada di hadapannya mengetahui tanpa harus bertanya.

"Dari mana kamu tahu?" tanya Davey tidak percaya.

"Aduh, gimana ya gue cerita? Dari awal hingga akhir," keluh raja naga itu.

"Sudah enggak usah dibahas, bagaimana beliau mengetahui semuanya. Bahkan kelahiran tuan muda tahu." Luna tersenyum melihat Davey dan raja naga itu.

"Kapan-kapan aku ceritakan semuanya. Nggak akan mungkin aku tutup-tutupi. Semuanya akan berjalan dengan apa adanya. Untuk saat ini kamu belum siap mendengarnya." Raja Naga itu tersenyum lalu masuk lagi ke dalam tubuh Davey.

Luna yang mengetahui kejujuran sang raja naga menganggukkan kepalanya di hadapan Davey. Tak bisa dipungkiri, cepat atau lambat Davey harus mengetahui semuanya. Pelan-pelan Luna akan membicarakan ini ketika waktu senggang. Supaya Davey tidak terlalu terkejut.

"Dia masuk lagi ternyata," keluh Davey.

Luna tersenyum lalu mengajak Davey masuk. Luna sedang memikirkan caranya, bagaimana sang raja naga tersebut tidak terus-terusan masuk ke dalam raga Tuan mudanya. Bahkan dirinya akan membawa Davey pergi ke Athena.

"Apakah kakak ingin mengeluarkan raja Naga ini dari tubuhku?" tanya Davey.

"Aku tidak bisa janji akan hal itu. Cepat atau lambat kita akan pergi ke Athena. Kita di sana bisa bertemu dengan kedua orang tuaku. Setelah itu kita pergi ke Gunung Olympus bertemu dengan nenek dan kakek. Aku berharap mereka bisa membantu kita." Luna memberikan semangat supaya Davey tidak lemah menghadapi masalah kecil ini.

Tidak bisa janji berarti Luna harus memiliki suatu perbekalan pribadi. Perbekalan pribadi itu bukanlah makanan. Melainkan mantra-mantra yang akan dicarinya di rumah nenek kakeknya. Gara-gara salah mantra, Luna sekarang menjadi bingung.

"Sudah malam. Ayo kita masuk ke dalam. Aku ingin tidur. Aku lelah sekali hari ini." Luna mengajak Davey masuk ke dalam.

Hubungan mereka bukanlah seperti pengawal beserta Tuan mudanya. Melainkan mereka sudah terikat hubungan darah. Meski kedua orang tua mereka berbeda. Memang hubungan ini yang diinginkan oleh kedua orang tua Davey tidak terlalu formal.

Mereka berdua masuk ke dalam rumah. Mereka masuk ke dalam kamar masing-masing. Sedangkan Mia sudah tidur terlebih dahulu dari sore. Gadis itu memang sangat unik. Jam 02.00 pagi sudah terbangun dan mengotak-atik laptopnya.

"Ah!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status