-7 Sumpah-
Siapa menanam dia yang memetik
Siapa yang menabur dia yang menuai
Siapa yang berusaha dia yang berhasil
----------------------------------------------
Terik matahari mulai berganti dengan awan mendung yang berjejer bak kipas yang berputar entah kemana tujuannya. Siap menumpahkan seluruh airnya ke bumi. Memberikan rasa tersendiri bagi pecinta air hujan. Namun tidak dengan Airin, Airin selalu marah saat hujan turun.
Sejak kejadian di Kota Kembang. Membuat Airin membenci air alami dari sang pencipta itu.
Airin pulang menuju kediamannya, disebuah rumah yang lumayan besar bila di tinggali sendirian. Airin tak punya kerabat atau saudara. Namun Airin punya banyak teman.
Keluarga Airin, ibu, ayah, dan adiknya pergi keluar Negeri. Mereka tinggal di sana karena adiknya mendapat beasiswa kuliah di salah satu kampus ternama di Negara Sakura itu.
Airin sampai di rumah dalam keadaan basah kuyup sekujur tubuhnya. Badannya menggigil kedinginan, dan giginya saling beradu mengeluarkan bunyi.
Airin melihat ada kotak berukuran sedang di letakkan di meja teras rumahnya. Kotak itu dilapisi kertas kado dengan motif abstrak, garis malang melintang, segitiga, juga warna yang bercampur baur.
Airin mendekati kotak itu, dahinya mengernyit memeriksa kotak itu, mencari siapa yang mengirimnya, Airin berfikir apa ada yang salah kirim paket ini kerumahnya, atau memang itu untuknya.
Airin memutar-mutar kotak itu, namun tak menemukan dan melihat nama atau alamat pengirim.
Apa ini? Milik siapa? Kalau benar untuk gue siapa yang mengirimnya? Tak ada nama atau alamat disini. Batin Airin. Masih tetap memegang kotak itu.
Airin masuk kedalam rumahnya dan menuju ke kamarnya. Membersihkan diri. Usai itu dia kembali mendekati kado itu.
Dia membuka kado itu. Sangat ringan, setelah berhasil betapa terkejutnya dia melihat isinya.
"Gila! Siapa yang mengirim hal gila seperti ini. Iseng banget." Airin mengomel dengan kado yang ada dihadapannya itu. Dan meninggalkan kotak berbentuk kubus itu.
Ponselnya berbunyi, dengan cepat Aini menyambar ponsel itu.
"Hem?" sahutnya, menyapa seseorang yang diseberang.
"Apa kita bisa ketemu nanti malam Rin? Gue bosan di rumah atau kalau tidak, gue boleh menginap di rumah lu? Bokap sama nyokap gue lagi pergi liburan, honeymoon ke 100 kali. Ha... ha... ha...!" celoteh seseorang dari panggilan itu.
"Datanglah, menginaplah sesukamu." balas Airin, seraya mengaduk mie instan yang dimasaknya.
Airin melempar ponselnya ke sofa, dia melanjutkan ritual memasaknya.
Airin duduk di dekat kado yang telah dia buka tadi, dia memakan mie itu sambil terus menatap kado gil* itu.
Orang iseng mana yang main-main denganku? Batin Airin, masih asyik menyantap mie.
---------------------------------
Suara pintu terketuk membangunkan Airin yang tengah tertidur di sofa di depan televisi.
Dengan mata terkantuk-kantuk, Airin mencoba berjalan, sembari mengumpulkan sisa-sisa jiwanya yang melayang-layang ia berjalan membuka pintu itu.
"Airin!" teriak seseorang di balik pintu itu, yang saat ini berdiri dihadapan Airin dengan senyum girangnya.
"Berisik banget sih. Masuk!" Airin menutup kembali pintu itu.
"Kesel banget, di luar masih saja hujan deras, sampai gue mau batalin acara menginap ini, tapi sayang 'kan, gue bisa mati berdiri di rumah sendirian." ocehan teman Airin langsung menggema di seluruh ruangan rumah Airin itu. Ia mendaratkan pantatnya di sofa dan melentangkan tangannya.
"Udah makan lu?" tanya Airin, yang sama sekali tak menghiraukan keluh kesah sahabatnya itu.
"Belum Rin. Lu masak? Wah tumben lu masak, rajin amat Rin, ada apa?" tanyanya dengan cepat. Ia menoleh ke arah Airin antusias.
Teman Airin satu ini memang cerewetnya tingkat RT geng's.
"Siapa yang masak? Gue cuma tanya lu udah makan belum? Kalau belum masak mie sendiri, atau masak apa deh terserah lu, ada sayur dan sejenisnya di kulkas." tukas Airin. Menyudahi obrolan. Ia kembali merebahkan tubuhnya di sofa di mana ia tertidur.
"Lu Rin, udah tahu gue mau kemari, tapi lu malah nggak masak. Tega lu Rin." ucapnya dengan wajah yang diubah semiris mungkin. Mengerucutkan bibirnya.
Airin tak menghiraukan sahabatnya.
Zia adalah salah satu sahabat Airin. Meski terkesan cuek sama sahabatnya Airin sangat care dengan para sahabatnya. Berada dekat setiap hari dengan Bos-nya yang dingin membuat dia juga membeku, dingin bak Bos kesayangannya.
Zia, Olin, Sastra, dan Zen adalah para sahabat Airin.
Mereka selalu mendukung Airin, membantu sesama dan selalu kompak. Saat mereka ada waktu untuk bersama mereka isi dengan liburan kemanapun mereka mau.
Sama-sama hobi traveling jadi mereka ingin menjelajah seluruh dunia. Itupun harus menunggu Airin ada waktu luang, mereka sama sekali tak akan pergi jika Airin tak ikut.
Bagi mereka Airin adalah ibu suri, meski dingin tapi dia begitu hangat untuk mereka. Airin sangat berperan penting dalam kebersamaan antara mereka. Itu karena Airin adalah orang yang bijak dan supel, serta mampu menyelesaikan dan membantu para sahabatnya. Mereka berharap Airin selalu bahagia, dan Airin berharap para sahabatnya selalu bisa merasakan ketenangan hidup serta kebahagiaan pula.
- 7 Sumpah -
Jujur saja ku tak mampu
Hilangkan wajahmu dihatiku meski
malah mengganggu
Hilangkan senyummu diwajahku
Kusadari aku cinta padamu
( Casandra -- Cinta terbaik )
-------------------
Lalu apa isi kado Misterius itu?
Jangan lupa like komen dan follow ya geng's.
Biar rajin up nih othor tembre
salam sayang Aisyahzi63 ❤️
-7 Sumpah-Mimpi adalah kunci untuk kitaMenaklukkan duniaBerlatihlah tanpa lelahSampai engkau merainya.Laskar pelangi -- Nidji--------------------------------------------Kebersamaan bersama teman adalah waktu istimewa bagi Airin. Sekalipun terkadang mereka usil, bawel, dan kepo. Bagi Airin itulah teman. Dengan berbagai sifat dan karakter mereka, yang akhirnya menjadi 'Kita' untuk Airin dan semua sahabatnya.Celoteh Zia masih menggema di dalam rumah Airin, bersamaan dengan suara derasnya air hujan dan suara guntur yang menggelegar serta keclapan kilat-kilat dan hembusan angin kencang yang mencoba menerobos masuk melalui celah-celah jendela."Main kesini dong lu, gue sama Airin sendiri di rumah Airin. Gue tunggu ya, sekalian bawain gue cemilan, kerak telur, batagor dan siomay ya." celetuknya dalam telepon. Sembari memainkan rambutnya yang bergelomban
-7 Sumpah -Ada yang hilang jiwaku tak tenangSemakin dalam tubuhku tenggelamHujan badai temani aku pulangDinginnya malam tak mampu ku bertahan( New era -- 7 Sumpah )-----------------------------------------"Ku mohon jangan pergi Airin. Aku bisa gila jika kau meninggalkanku. Jangan tinggalkan aku, jika kau pergi, aku akan datang di setiap malam mu Airin. Jika aku tak bisa mendapatkan mu, maka orang lain dan dunia sekalipun tak ada yang boleh mendekatimu! Matilah Airin, matilah. MATILAH!!!""Tidak!" Airin terbangun dari tidurnya tangannya bergetar dan dahinya berkeringat. Semua temannya berhamburan lari ke dalam kamar Airin, ketika mendengar sahabatnya itu berteriak.Tak ada yang tidur sekamar dengan Airin, mereka semua asyik tidur berkerumun di atas kasur lantai di mana mereka terakhir berkumpul."Rin? Lu nggak apa-apa?" tanya Olin cemas dan mendekat pada Airin. Menyeka keringat sahabatnya itu."Rin? K
- 7 Sumpah -Kau taklukkan matahariKau buat hitam warna pelangiKau basahi embun pagiMerataplah diriAku lemah aku rapuhTak berdaya menghadapimuMaafkanlah bila aku roboh kan rasamu( Kangen band -- Hitam )---------------------------------------------------------Kebersamaan, kisah asmara, kepahitan dan manisnya cinta dialaminya dulu bersama dengan orang terkasih. Masa di mana Airin menjadi sosok yang berharga selalu di lindungi, di perhatikan dan diayomi.Ingatan demi ingatan , kejadian demi kejadian selalu menemani hari-hari Airin saat ini. Membuat Airin benar-benar tak bisa melupakan kenangan itu. Tapi kenapa yang menghantui dan yang di ingatnya hanya saat di mana ia mendengar kata-kata yang tak mungkin terjadi padanya.Kata-kata yang mustahil di lakukan oleh seorang manusia biasa. Karena yang bisa mengambil nyawa hanyalah sang pencipta.----------------------Sang Surya
- 7 Sumpah -Kemarin kudengar kau ucapKata cinta, seolah dunia bagaiDi musim semiKau datang padakuMembawa luka lamaKu tak ingin salah semua seperti dulu( Taxi -- Hujan kemarin )---------------------------------Semilir angin membawa udara yang dingin di tengah malam yang indah, bertabur bintang dan rembulan yang menyinari bumi kala gelap telah datang.Airin mengendarai motor besarnya ketempat usaha bunganya, ada sedikit masalah yang melibatkan pegawai serta tanamannya disana.Meski telah malam namun Airin menepati janjinya untuk datang pada pegawainya, meski terkesan dingin namun Airin tetaplah Airin yang baik hati dan tak mudah menyinggung siapun lawan bicaranya. Namun jika sekali saja dengan sengaja orang itu berbuat salah padanya maka pembalasan Airin akan lebih kejam di banding dengan apa yang mereka lakukan.Headset bluetooth setia menemani telinganya sepanjang
- 7 Sumpah -Aku yang selama ini berharapKau untuk cepat kembaliTemani aku tuk pulangDimana aku tenggelam hilang( New eta -- 7 Sumpah )-----------------------------Airin kembali membelah jalanan yang terasa miliknya sendiri kali ini. bak Danni Pedrosa dia meliuk-liuk di tiap tikungan. Sembari melepaskan senyumnya kepada angin dan udara yang melewatinya.Waktu lewat tengah malam dia telah sampai di tempat tinggalnya. Dengan wajah yang kaku terkena angin malam diluar. Senyum masih mengembang di wajahnya."Geng's ... gue balik." teriaknya saat memasuki pintu rumahnya dan melangkah kedalam ruang tengah. Dengan kedua tangan yang penuh dengan barang belanjaan, juga oleh-oleh dari Emery."Rin ... kenapa malam banget sih?" sambut Olin. Ia begitu khawatir pada sahabatnya itu."Maaf geng's gue ada something trouble. Gue pengen minta bantuan lu-lu pada ya." ujarnya sembari
- 7 Sumpah -Bintang terlihat terangSaat dirimu datangCinta yang dulu hilangKini kembali pulang( Kangen_band -- Kembali pulang )--------------------------Pekatnya malam telah merajam sinar sang Surya yang menemani sepanjang hari. Airin kembali ke rumahnya. Sahabatnya masih setia menemani Airin."Ah ... Hari ini penuh dengan kejutan. Kesel gue." keluh Airin begitu tiba di rumahnya dan duduk di sofa ruang tengah."Ono opo to Rin?" sambut Sastra dan duduk didekat Airin. (Ada apa Rin)"Eh iya Sas ... Mana yang kemarin gue minta udah kelar belum?" tanya Airin yang langsung menoleh kearah lawan bicaranya."Lhah ... Dadi urung mok delok dek ingi?" jawab Sastra. (Kemarin belum kamu lihat)"Wingi wes tak seleh Nang mejo. Cidek bingkisanmu iku." lanjut Sastra kemudian. (Kemarin sudah kutaruh dimeja dekat bingkisanmu)"Ah ... Ya aku lupa, bingkisan. Bahkan aku juga lupa d
- 7 Sumpah -Terlalu lama kau jauhHingga waktu pasti kan berlaluKini kau pergi tinggalkankuDi saat aku terbenam sepiKau telah pergiTinggalkan akuDalam perih mimpi mimpiYang tak mungkin kembaliSaat kau dan akuSaling memiliki( Rasa ini -- the Titans )-----------------------------------Nuansa ala-ala Korea adalah tujuan Airin and the geng's saat ini. Lampu-lampu berpendar dengan sedikit redup. Kali ini bukan sebuah restoran bintang 5 atau sebuah cafe ternama namun lebih ke semacam warung tenda yang membentang luas dengan terpal plastik sebagai dindingnya yang menyajikan makanan khas Korea, namun tempat ini tak membolehkan pelanggan merokok didalamnya selain akan mengganggu tamu yang lain juga sangat berbahaya.Menu yang di sa
Penyelidikan- 7 Sumpah -Waktu berdetik takmungkin bisa ku hentikanMaumu jadi maukuPahitpun itu ku tersenyumKamu tak tahu rasanya hatikuSaat berhadapan kamu( Kotak -- Masih Cinta )-------------------------------------Saat mentari telah menampakkan dirinya, Airin bergegas mempersiapkan diri untuk memulai kembali aktifitas dengan Bos kesayangannya. Memakai kaos putih dan celana jeans ketat, kemudian jaket kulit hitam serta sepatu sneakers. Dia mengendarai motor miliknya, yang dia dapatkan dari hasil jerih payahnya selama ini. Di tinggal oleh orang tua dan semua kerabatnya membuat dia harus benar-benar hidup secara mandiri. Selama ini dia hanya bertukar kabar dengan mereka melalu telepon genggam miliknya.Saat melintasi rambu lalu lintas, sekelebat dia melihat sosok yang pernah dia kenal dulu. Tapi Airin segera menepis bayang-bayang itu. Dia tetap melajukan motornya dengan cepat hingga sampai di tempat tujuannya