Share

Teman Kepo

-7 Sumpah-

Mimpi adalah kunci untuk kita

Menaklukkan dunia

Berlatihlah tanpa lelah

Sampai engkau merainya.

Laskar pelangi -- Nidji

--------------------------------------------

Kebersamaan bersama teman adalah waktu istimewa bagi Airin. Sekalipun terkadang mereka usil, bawel, dan kepo. Bagi Airin itulah teman. Dengan berbagai sifat dan karakter mereka, yang akhirnya menjadi 'Kita' untuk Airin dan semua sahabatnya.

Celoteh Zia masih menggema di dalam rumah Airin, bersamaan dengan suara derasnya air hujan dan suara guntur yang menggelegar serta keclapan kilat-kilat dan hembusan angin kencang yang mencoba menerobos masuk melalui celah-celah jendela.

"Main kesini dong lu, gue sama Airin sendiri di rumah Airin. Gue tunggu ya, sekalian bawain gue cemilan, kerak telur, batagor dan siomay ya." celetuknya dalam telepon. Sembari memainkan rambutnya yang bergelombang di bagian bawah

Zia tengah menghubungi salah satu sahabatnya, untuk ikut menginap di rumah Airin.

"Lu kira gue pembokat lu? Hutang lu yang kemarin belum lu bayar Zi! Bayar dulu baru gue beliin." balas seseorang yang di seberang. Dengan nada sinis bermaksud menggoda Zia.

"Ya elah lu mah peritungan amat sama temen juga. Iya besok gue ganti, tapi lu harus ke sini sama yang lain juga, temenin gue nginep di sini. Airin lagi bad mood, gue mau di makan sama dia." cetus Zia yang langsung mendapat sorotan mata membunuh oleh Airin.

"Sorry Rin, canda juga." sela Zia saat dirinya menoleh ke arah Airin dan mata Airin masih melotot ke arahnya.

"Iya gue bakal datang sama yang lain. Udah ya see you." Seseorang diseberang mengakhiri panggilan itu.

--------------

-7 Sumpah-

     -------------

Gemuruh Guntur tak lagi terdengar, namun suara samar-samar rintik hujan masih bisa di tangkap oleh indera pendengaran mereka yang tengah sibuk di depan televisi berukuran besar di hadapannya.

Mempertunjukkan film horor dilayarnya. Dengan memegang, menempel erat pada lengan Airin, Zia menutup matanya, dengan jemarinya yang lentik, namun masih ada celah untuk melihat setiap apa yang terjadi di layar besar itu.

"Ngapain nonton kalau takut? Ish ... risih tahu nggak? Geseran nggak? Gue tinggal nih!" cetus Airin yang merasa kesal dengan tingkah sahabatnya itu. Iya mencoba melepaskan pegangan tangan Zia dan menggeser duduknya sedikit menjauh. Namun Zia tetap mengikutinya.

"Rin ... tega amat sih lu sama gue. Gue itu penasaran sama filmnya, tapi gue juga takut, lu 'kan berani, jadi temenin gue nonton ya? Please?" pinta Zia pada Airin dengan wajah memelas. Mata berbinar bak seekor kucing yang menginginkan suatu mainan kesukaan.

Suara bel yang berbunyi menghentikan percekcokan antara Airin dan Zia. Airin bangkit dari duduknya, dan ingin membuka pintu namun Zia menarik kembali tangannya.

Sampai Airin kembali terduduk di tempat semula, beruntung Airin tak terjungkal, karena sandaran di sofa bisa menopang tubuhnya. Sehingga ia tak jatuh kebelakang.

"Zia! Ada yang datang, kalau begitu lu aja yang bukain pintu. Cepet." tegur Airin yang semakin kesal dengan tingkah Zia. Airin melipat kedua tangannya di depan dada dan membuang muka dari Zia.

Zia hanya tersenyum kikuk, menampakkan deretan gigi mungilnya yang rapi, menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Kita buka bareng ya? Gue takut Rin. Gue akan tetap memegang tangan lu seperti ini, sampai kita berhasil membuka pintu. Oke?" ujarnya. Memberikan ide yang amat tidak menguntungkan bagi Airin. Tangannya menggoyang-goyangkan lengan Airin.

Suara bel kembali berbunyi, entah sudah berapa kali. Airin berjalan santai dengan 'benalu' yang menempel di lengannya. Sesekali Airin harus tersandung-sandung saat berjalan, karena posisi berjalan dengan dua tubuh yang berdempetan sangatlah sulit.

Airin membuka pintu, nampak beberapa sosok yang amat dia kenal. Airin membuka lebih lebar daun pintu itu, dan menggeser tubuhnya menyisih ke samping. Memberikan sahabatnya jalan.

"Airin!" sapa seseorang dengan gaya tomboynya, dan langsung memeluk Airin.

"Sugeng dalu Airin." sapa salah satu dari mereka. Bergantian memeluk Airin ( Selamat malam Airin)

"Hei ... Rin." susul seseorang lagi, yang masih menyapa sang pemilik rumah.

Mereka masuk kedalam rumah, yang memberikan sedikit kehangatan untuk mereka, yang baru saja menempuh perjalanan membelah hujan di alam bebas itu.

Masing-masing mencari tempat ternyaman untuk mereka, duduk di sofa di depan televisi, berbaring di kasur lantai di depan televisi, dan duduk berdampingan, saling menyalurkan kehangatan satu sama lain, menggesek kedua tangan mereka, memberikan sensasi yang bisa meredakan dingin akibat cuaca diluar.

"Apa nih Rin? Siapa yang kasih? Kok isinya begini sih." tanya Olin yang penasaran dengan kado di atas meja itu.

Semua mata tertuju di mana kado itu berada. Mendekatkan pandangan mereka lebih jelas pada isi kotak itu.

"Kok gue datang lebih dulu enggak tahu sih ada kotak disini." Zia ikut menimbrung, menerobos masuk ke kerumunan dan memimpin ditengah mereka.

"Iki maksudte opo?" tanya Sastra khas dengan bahasa medoknya. ( Ini mksudnya apa ?)

"Daun dan bunga kering? Iseng banget yang kirim Rin, apa dari pacar obsesi mu? Maksudku matan." ucap Zen memperbarui kata-katanya. Ia menatap kado itu dan mengorek lebih dalam isi kado itu.

"Tahu lah! Gue pulang sudah ada di meja depan tadi." jelas Airin dengan asyik memainkan ponselnya, memeriksa email yang masuk dari beberapa orang yang akan memberikan tugas baru untuk Bos-nya.

"Ih serem amat sih Rin? Lu nggak takut?" imbuh Olin yang saat ini mendekat di samping Airin yang duduk agak jauh dari mereka.

"Kenapa mesti takut? Palingan juga orang iseng yang salah alamat. Dah ah yuk tidur! Gue besok ada tugas penting, bangunin gue kalau gue kesiangan geng's. Gue masuk duluan ya, dan terserah kalian mau tidur dimana." jelas Airin dan berlalu pergi meninggalkan mereka. Menghilang di balik pintu kamar Airin yang tak jauh dari ruang tengah itu.

---------------------------

Persahabatan bagai kepompong

Mengubah ulat menjadi kupu - kupu

Persahabatan bagai kepompong

Hal yang tak mudah berubah jadi indah

Persahabatan bagai kepompong

Maklumi teman hadapi perbedaa

( Sind3ntosca -- Kepompong )

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Novia aryani
Lanjut kak penasaran nih
goodnovel comment avatar
Dee
Mantab kak 😘
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status