Share

Makan Malam

  - 7 Sumpah -

  

Terlalu lama kau jauh

Hingga waktu pasti kan berlalu

Kini kau pergi tinggalkanku

Di saat aku terbenam sepi

Kau telah pergi

Tinggalkan aku

Dalam perih mimpi mimpi

Yang tak mungkin kembali

Saat kau dan aku

Saling memiliki

( Rasa ini -- the Titans )

-----------------------------------

Nuansa ala-ala Korea adalah tujuan Airin and the geng's saat ini. Lampu-lampu berpendar dengan sedikit redup. Kali ini bukan sebuah restoran bintang 5 atau sebuah cafe ternama namun lebih ke semacam warung tenda yang membentang luas dengan terpal plastik sebagai dindingnya yang menyajikan makanan khas Korea, namun tempat ini tak membolehkan pelanggan merokok didalamnya selain akan mengganggu tamu yang lain juga sangat berbahaya.

Menu yang di sajikan cukup beragam dan tentunya khas Korea. Salah satunya adalah Kimcee ( Kimchi ) makanan ini terbuat dari sayuran yang di fermentasi dengan aneka bumbu dan biasanya memiliki rasa pedas dan asam. Sayuran yang dipakai dalam Kimchi kebanyakan sawi namun bisa juga memakai alternatif lain seperti lobak dan timun. 

Bumbunya sendiri terdiri dari cabai, jahe, bawang Bombay, bawang putih, pasta udang, dan saus ikan.

Ada juga Gimbap ( Kimbap) makanan ini terbuat dari nasi putih ( bap ) dan isian berupa potongan ikan, daging, telur, dan sayuran yang digulung dengan lembaran rumput laut kering ( Gim ) lalu dipotong kecil, 1 gulung Kimbap biasanya dipotong menjadi 6-8 bagian. Sayur yang digunakan sendirian adalah timun, bayam, wortel atau acar lobak.

Ada juga beberapa makan Korea lainnya seperti Bibimbap, juga yang biasa disebut ramen. Airin masuk dalam warung tenda itu. Duduk dengan anteng dan nyaman bersama dengan para sahabatnya.

"Ah, Rin? Kenapa mesti ketempat ini sih? Sempit tahu nggak bebas." keluh Zia, dia memang pemilih yang ulung.

"Sudahlah makan aja, kalau tak mau ya udah pulang sana." jawab Airin acuh, dia tahu betul kalau Zia tidak akan berani keluar. Karena makanan Korea adalah salah satu favoritnya.

Zia mencebikkan bibirnya dan menggerutu pelan. Namun Airin yang duduk di sebelahnya tetap mendengar omelannya.

Airin memesan Bibimbap, kimchi untuk Zia, ramen untuk Sastra dan Olin, dan kimbap untuk Zen serta tak lupa memesan Soju juga untuk mereka.

Dua orang pelayan membawa semua pesanan mereka, menata rapi diatas meja. Seketika meja menjadi penuh sesak. Makan dengan membahas banyak hal, dan bercanda tentang semua hal yang dianggap menggelitik humor mereka. Sesekali tertawa dan mengikut satu sama lain.

"Kenyang gue. Gila yah makanannya Daebak." seru Zia, tangannya mengelus-elus perutnya yang telah menggembung.

"Lagian ya, lu makan udah kaya dari lahir kagak makan. Lahap bener, lapar apa doyan?" ejek Olin.

"Ish, kan sayang kalau nggak dihabisin." Wajah Zia memelas, agar tak mendapat omel dari Olin.

Minum Soju sedikit tidak akan membuat mereka mabuk, karena mereka memang telah biasa meminumnya.

  - 7 Sumpah -

  

Sinar bulan setia memberikan pantulannya pada semua makhluk penduduk bumi. Airin dan semua sahabatnya telah sampai dikediaman Airin. Satu persatu dari mereka tumbang. Mengukir mimpi dalam lelapnya.

Airin dan Zen masih setia terjaga saat itu. Zen duduk di samping Airin dengan laptop setia di depannya, dia harus mengecek jadwal temu kliennya.

"Sibuk banget ya?" tanya Airin yang merapatkan duduknya.

Jantung Zen serasa di pompa lebih cepat saat itu. Entah kenapa itu bisa terjadi, selama bertahun-tahun dekat dengan Airin, Zen sama sekali tak menaruh perasaan apapun padanya. Karena bagi Zen, Airin adalah wanita dengan kisah yang amat pilu dan dia kasihan akan nasibnya. Mungkin itu juga yang membuat Zen bertekad akan menjaga Airin, menjaga hati, perasaan juga raganya.

Tapi malam ini lain. Airin nampak lebih anggun dari biasanya, meski di hari-hari lain dia tetap terlihat mempesona dan cool namun malam ini dia melebihi hari-hari itu. Zen membawa pandangan matanya kearah Airin. Zen bisa mencium wangi rambut Airin. Sangat harum dan lembut. Zen menutup matanya menikmati dalam-dalam aroma itu.

"Zen!" Airin menepuk pipi Zen, membuyarkan lamunannya dan membuka mata seketika.

"Apaan sih Rin, ngagetin aja." elak Zen yang menutupi kecanggungan.

Dengan sigap Zen mengalihkan tatapannya pada benda kotak di hadapannya. Namun debar-debar dalam relung hatinya tetap tidak dapat terkontrol, tidak dapat terkendali, karena takut akan mempengaruhi hasil kerjanya, Zen menutup laptop dengan kasar.

Membuang napas panjang. Menyandarkan punggung juga kepalanya pada sandaran kursi, menutup kelopak mata rapat-rapat.

"Kenapa sih Zen? Lu sakit? Aneh gitu?" Airin heran melihat sikap dan perilaku Zen malam ini.

Airin meletakkan tangannya di atas dahi Zen. Membuat getaran yang di rasakan Zen semakin intens, berharap Airin tak mendengar suara detakan jantungnya.

"I'am fine Rin, tenang aja. Aku hanya lelah dan mengantuk. Pergilah dulu istirahat." alasan itupun keluar dari mulut Zen.

"Hah? Oke, gue tinggal ya yang lain juga udah pules, night Zen." Airin melenggang pergi. Membelakangi Zen dan menghilang di balik pintu.

Sepeninggal Airin, Zen membuka matanya dan mengontrol dirinya. Mengatur napasnya yang tadi sempat terengah-engah, dan mati-matian dia menahannya.

Ada apa sama aku ya? Ini tak mungkin terjadi 'kan? Zen berkelut dengan perasaannya.

Tepat jarum jam menunjukkan pukul 00.30 Zen mulai merebahkan tubuhnya pada sofa di depan televisi. Zen tertidur dengan kedua tangan sebagai bantalannya. Wajah Zen berubah tenang. 

Zen adalah anak dari kelurga yang luar biasa baik juga santun. Ibunya berdarah Tionghoa, dan ayahnya adalah penghuni asli Indonesia. Namun gen yang ada dalam tubuhnya banyak didapat dari ayahnya. Zen memiliki garis wajah yang lembut, alis matanya tebal dan hitam lebat, rambutnya berwarna kecoklatan, dan mata yang sempurna tak sipit juga tak terlalu lebar. Kulit Zen putih bak ibunya yang memang memiliki kulit putih bersih.

  - 7 Sumpah -

Rasa ini tak mungkin bisa ku ungkap lagi

Berakhir rasa yang kumiliki

Satu cinta aku oh

Terlalu lama kau jauh

Hingga waktu pasti kan berlalu

Kini kau pergi tinggalkan ku

Disaat aku terbenam sepi.

( Rasa ini -- the Titans )

-----------------------------------

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status