- 7 Sumpah -
Kau taklukkan matahari
Kau buat hitam warna pelangi
Kau basahi embun pagi
Merataplah diri
Aku lemah aku rapuh
Tak berdaya menghadapimu
Maafkanlah bila aku roboh kan rasamu
( Kangen band -- Hitam )
---------------------------------------------------------
Kebersamaan, kisah asmara, kepahitan dan manisnya cinta dialaminya dulu bersama dengan orang terkasih. Masa di mana Airin menjadi sosok yang berharga selalu di lindungi, di perhatikan dan diayomi.
Ingatan demi ingatan , kejadian demi kejadian selalu menemani hari-hari Airin saat ini. Membuat Airin benar-benar tak bisa melupakan kenangan itu. Tapi kenapa yang menghantui dan yang di ingatnya hanya saat di mana ia mendengar kata-kata yang tak mungkin terjadi padanya.
Kata-kata yang mustahil di lakukan oleh seorang manusia biasa. Karena yang bisa mengambil nyawa hanyalah sang pencipta.
----------------------
Sang Surya telah siap menduduki kembali tahtanya. Dengan sinar yang memberi sejuta manfaat untuk umat di bumi.
Airin telah tiba di kediaman Bos Model yang saat ini sedang naik daun dan merembet ke dunia entertainment. Hari ini Airin tak terlambat datang juga bertekad tak akan melakukan kesalahan.
"Bos ... ada jadwal syuting setelah pemotretan hari ini, di gedung Citra Darma." jelas Airin pada Bos-nya masih menatap lekat benda persegi pipih yang berada di tangannya.
"Oke ... kau atur sebaik mungkin Rin. Aku senang hari ini kau tak telat, dan aku harap ini untuk seterusnya." terang Emery yang tak lain adalah Bos Airin.
Seorang MUA masih setia menata rambut dan riasan Emery. Memberikan sentuhan begitu glamour pada wajahnya dan gaun yang sungguh indah bergemerlapan. Beberapa batu berlian mengkilap indah menghiasi bagian bahu juga dadanya.
Tubuh dan body Emery memang sangat indah dan bahkan tak pernah ada yang tahu apa kekurangannya. Karena itu Miss Perfect adalah julukan untuknya. Kulit yang putih bersih bak artis Korea, dengan tinggi yang memenuhi syarat dan kriteria model sehingga begitu mudahnya dia mendapatkan tawaran pekerjaan.
"Airin ...." Emery memanggil Airin dengan ragu. Menatap Airin dari pantulan cermin didepannya.
"Iya Bos." Airin mendekat dan tetap dengan menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya, yang begitu dingin.
"Aku lupa memberi tahu mu. Tapi kurasa setelah aku selesai dengan riasan ini saja kita bicara." jelas Emery dan menatap Airin dengan begitu serius.
"Baik Bos." Airin kembali ke posisi sebelumnya. Ia berdiri sedikit jauh dari tempat di mana Bos-nya duduk.
Ponselnya berdering, sebelum menjawabnya. Airin menatap ke arah Bos pertanda meminta ijin untuk menerima panggilan itu. Emery tahu jika itu dilakukan maka itu di luar dari pekerjaannya.
Emery hanya mengangkat tangannya menandakan ia mengijinkan Airin menerima panggilan itu. Airin berdiri menjauh dari tempat sebelumnya dia berjalan kedepan jendela yang di sana.
"Katakan!" ucapnya tegas. Menatap lurus kedepan, memasukkan satu tangannya kedalam jaket kulit hitamnya.
"Ada yang ingin saya sampaikan Nona. Apa nanti Nona bisa datang ke toko?" Terdengar seseorang berbicara dari sambungan telfon itu.
"Tunggulah, kalau gue bisa gue akan datang, kalau tak bisa kirimkan semua sejelas-jelasnya lewat email!" jelasnya dan langsung mematikan saluran telfon itu. Ia kembali ke tempat semula, mengambil napas dalam dan menghembuskan perlahan. Ia ta ingin terlihat kacau di hadapan Emery.
- 7 Sumpah -
Sore ini tepat pukul 16:45 Airin dan Emery telah sampai di lokasi syuting, untuk kali pertama Emery melakukan syuting, ini adalah film pertama yang di bintangi olehnya. Emery berperan sebagai pemeran antagonis kali ini. Dengan sentuhan make up yang luar bisa, seratus delapan puluh derajat dia berubah terlihat jadi lebih garang tak selembut saat dia melakukan pemotretan tadi.
Di sini dia akan menjadi pemeran utama dan seorang pelakor yang hadir menjadi orang ketiga di keluarga yang harmonis setelah bertahun-tahun lawan mainnya bina.
Di sini banyak sekali Crew yang memiliki tugas masing-masing, sutradara, assisten sutradara, cameraman beserta asistennya pula. Dan banyak lainnya.
Banyak alat-alat juga kabel yang menjalar ke sana ke mari, untuk dapat merekam suara dan gambar yang ingin di ambil. Ada seperti jalan kereta yang digunakan untuk pengambilan gambar atau video saat mereka mensimulasi mereka berjalan dan berpindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain.
"Rin aku gugup sekali, ini pertama kali aku melakukan syuting. Selama ini aku hanya berpose di depan kamera dan sekarang aku harus berpura-pura menjadi wanita penggoda." ucap Emery mengeluarkan uneg-uneg didalam dirinya pada Airin. Ia memegang tangan Airin, benar saja tangan bergetar dan mengeluarkan keringat dingin.
"Saya yakin Bos bisa. Bos model multitalenta jadi tak perlu khawatir Bos." Airin menenangkannya. Airin tak bisa membuat kata-kata yang lembut, entahlah kemana kehangatan yang Airin miliki. Ia mengusap lembut punggung tangan Emery.
Waktu terus bergulir seiring usainya pengambilan potongan film yang di bintangi oleh Claudy Emery Chan telah selesai.
"Rin ... kita pulang sekarang. Aku sangat lelah dan ingin berendam." Wajah ayu Emery berubah layu. Ia menyandarkan punggungnya di kursi lipat yang selalu setia ada bersamanya. Sesaat kemudian ia bangkit dan berjalan menuju di mana mobil terparkir.
"Baik Bos." Airin mengikuti Emery di belakangnya. Sampai dimana mobil Emery terparkir.
Airin langsung duduk di belakang kemudi setelah menutup pintu Bos-nya.
Airin menginjak gas dengan begitu dalam.
Membuat kecepatan mobil itu semakin kencang. Secepat angin ia telah berada di depan rumah mewah Emery. Satpam jaga telah membuka pintu gerbang dan Airin pun masuk bersama mobil sang majikan.
"Bos saya langsung permisi pulang setelah selesai meyiapkan air hangat untuk anda." Airin bergegas masuk kedalam kamar Emery setelah sampai di rumah istana itu. Meninggalkan Emery terduduk di sofa ruang tengah.
"Tak perlu Rin. Pulanglah tak apa. Aku bisa suruh bibi nanti meyiapkan, aku lihat tadi kau cemas saat mengangkat telepon sebaiknya kau segera pergi. Apa itu masalah usaha Florikulturamu?" Emery menebak yang ada dipikiran Airin namun tebakan itu tepat seratus persen.
"Iya Bos. Terima kasih atas pengertian anda Bos." Airin belum beranjak pergi.
"Memangnya kamu kira aku itu robot yang tak punya perasaan, ada saatnya aku keras denganmu dan ada saatnya aku mengerti keadaanmu Rin, selama ini aku bersikap demikian bukan karena aku tak sayang padamu. Namun aku ingin kau bersikap profesional saat bekerja." jelasnya panjang lebar dan mendekat ke arah Airin.
"Dan, pergilah ke psikiater Rin! Aku tak mau kau stress dengan apa yang kau alami selama ini. Dan ... 3 Minggu lagi aku akan bertunangan Rin. Apa kau masih mau menjadi asisten pribadiku?" tanya Emery pada Airin yang mulai memegang pundak Airin.
"Baik Bos, sekali lagi terima kasih, saya akan tetap siapkan air hangat terlebih dulu." Airin pergi meninggalkan Emery.
Nampak Emery menggelengkan kepala. Dia heran dengan Airin yang selalu loyal padanya. Emery begitu bersyukur bertemu dan mendapatkan asisten pribadi seperti Airin.
Airin mengisi otomatis air kedalam bathtub dengan air hangat dan di taburi dengan kelopak bunga mawar dan aroma mawar sebagai penguat.
Air mawar bisa memberikan sensasi segar dan semangat kembali pulih saat menghirupnya.
"Bos air anda sudah siap, saya akan pamit sekarang." pamit Airin dengan sopan dan masih terkesan dingin dan menghormati atasannya.
"Iya Rin terima kasih. Dan bawalah ini untuk hasil kerja kerasmu hari ini. Dan tadi kau belum menjawab pertanyaanku nona Florikurtura." Emery mengingatkan tentang ketersediaan Airin untuk tetap menjadi asistennya saat dia telah menyandang status bertunangan. Ia memberikan sebuah amplop berwarna coklat dan juga beberapa bungkus makanan ringan.
"Maaf Bos. Tentu saya bersedia sampai Bos sendiri yang meminta saya untuk berhenti mengikuti Bos." kata Airin meyakinkan.
"Bagus ... sekarang kau bisa pergi. Hati-hati dijalan Rin dan terima kasih untuk hari ini." Airin tersenyum dan pergi meninggalkan kediaman Emery.
- 7 Sumpah -
Masa lalu membunuhku
Membuat tak bisa mencintaimu
Maafkanlah bila aku abaikan rasamu
Aku tak mungkin mencintaimu
Aku tak mungkin mencintaimu
( Kangen band -- Hitam )
Flashback 6th #13 - 7 Sumpah - --------------Sudah tiga hari lamanya Haidar terbaring di rumah sakit. Kini beberapa lukanya cukup membaik, dan beberapa perban juga telah lepas, gips yang terpasang di lehernya pun telah tiada. Esok ia akan diijinkan untuk pulang.Sampai saat ini Airin masih setia menemani kekasihnya itu.Sebentar lagi juga adalah hari wisuda bagi Haidar, tentu dia menantikan waktu itu tiba.Setelah ini dia bisa mencapai mimpinya, sedikit lagi, tinggal sedikit lagi."Apa kau bosan?" tanya Airin pada Haidar."Bukan aku yang bosan tapi kau Ai, ayo kita keluar dari kamar ini, ini memang memuakkan." jelasnya."Baiklah, aku akan ambilkan kursi roda untukmu Rey, aku akan membawamu berkeliling." Dengan senyum yang terukir, Airin melenggang pergi dari ruangan itu.Ia kembali dengan sebuah kursi roda. Airin membantu Haidar untuk duduk di atas kursi roda itu, dengan hati-hati dan sangat telate
Flashback 6th #12 - 7 Sumpah --------------Hari ini adalah hari awal liburan dimulai, seharusnya Airin tengah meminta ijin pada sang ayah untuk pergi liburan kemana ia ingin pergi, namun rencananya batal. Ya ... memang manusia bebas merencanakan apapun namun Tuhan lah sang penentu. Rencana itu batal karena insiden yang menimpa Haidar, luka yang di dapat cukup menyakitkan sehingga ia tak bisa beranjak barang hanya ke kamar mandi.Pagi ini Airin sudah terburu-buru menyiapkan segala sesuatu yang ia perlukan untuk beberapa hari di rumah sakit. Tentu saja, kali ini bukan ijin berlibur, melainkan dia meminta ijin untuk menjaga Haidar di rumah sakit. Meskipun sekuat tenaga Haidar melarangnya, Airin tetaplah Airin yang keras kepala untuk masalah ini.Kasih sayang Airin sangat tulus dan besar, mendapat curahan cinta dari Haidar adalah hak yang paling membahagiakan sepanjang hidup Airin.Tas ransel berukuran b
Flashback 6th #11 - 7 Sumpah -"Dia sudah melewati masa kritis, kita hanya menunggu dia sadar saja Nona." jelas Jay. Antony dengan wajah bantalnya hanya memperhatikan Airin. Begitu juga dengan Rama, ia heran seorang gadis SMA yang menjadi kekasih temannya itu.Airin menoleh saat mendengar suara bariton itu, wajahnya tak menyiratkan apa-apa yang bisa di baca oleh Jay, yang Jay tahu gadis di hadapannya hanya sedang bersedih. Mungkin dengan memberinya sedikit informasi yang di dapat dari Dokter ia akan tenang. Biar bagaimanapun ia yang menyebabkan ini terjadi, dan dia tak ingin sampai gadis ini semakin sedih karena perbuatannya itu.Airin menghampiri Jay, dengan wajah berubah merah padam dan juga penuh kebencian, tangannya mengepal di bawah. Dengan secepat kilat ia melayangkan bogem pada perut Jay. Jay Chou yang tak tahu bahwa dirinya akan dipukul sontak kaget dan sedikit mundur kebel
Flashback #10 - 7 Sumpah -Teruntuk kamu, hidup dan matikuAku tak tahu lagi harus dengan kata apa aku menuliskannyaAtau dengan kalimat apa aku mengungkapkannyaKarena untuk keberkian kalinyaKau buat aku kembali percaya akan kata cintaDan benar, bahwa cinta masih berkuasa di atas segalanyaKetika hati yang mudah rapuh iniDiuji oleh duniawi, diuji oleh materi untuk kesekian kaliLagi, lagi, dan lagiKutuliskan kenangan tentangCaraku menemukan dirimuTentang apa yang membuatku mudahBerikan hatiku padamu( Virgoun -- Surat cinta U/Starla )-------------------Suara roda brankar rumah sakit yang beradu dengan garis-garis lantai keramik, dan keadaan yang begitu mencemaskan. Beberapa perawat serta 3 orang sahabat Haidar mendorong ranjang itu menuju ke ruangan Unit Gawat Darurat. Pasca kejadian malam tadi Haidar terpaksa harus dilarikan
Flashback 6th #9Rumah pohon - 7 Sumpah - --------------Kau mau apa pasti 'kan ku beriKau minta apa akan aku turutiWalau harus aku terlelah dan letihIni demi kamu, sayangAku tak akan berhenti menemani dan menyayangimuHingga matahari tak terbit lagiBahkan bila aku mati, ku 'kan berdoa pada Ilahi'Tuk satukan kami di Surga nantiTahukah kamu apa yang ku pintaDi setiap doa sepanjang hariku?Tuhan, tolong aku, tolong jaga diaTuhan, aku sayang diaWali -- Doaku untukmu-----------------"Hai, Ai, ayo! Naiklah dan tutup matamu dengan kain ini." ucap Haidar.Airin menurut ia mengambil kain hitam panjang itu dari tangan Haidar, lalu memakainya untuk menutupi mata. Dalam perjalanan yang singkat. Jantung Airin bergemuruh bak ingin mencuat keluar. Airin memegang erat perut Haidar."Oke, kita sampai Ai, t
Flashback 6th #8Rumah pohon - 7 Sumpah -Sudah satu Minggu sejak pembuatan rumah mini pohon itu, dan Airin menepati janjinya tidak datang ke sana semenjak hari itu. Liburan masih panjang sembilan hari lagi menuju kelas baru. Airin menantikan waktu itu, namun Airin juga tak ingin liburan ini segera berakhir, karena dia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Haidar.Ah ... Mungkin yang sudah bucin si Airin ya geng's 🥰.Denting jam berbunyi berulang tiga kali, artinya saat ini jarum jam menunjukkan pukul tiga. Airin yang sedang asyik di teras belakang menyapu pemandangan dengan mata bulat hitamnya, serta gitar yang berada di tangannya. Bernyanyi lagu sendu yang sangat merdu dari Virgoun -- BuktiInt. G..D/F#..F..C..G D/F#meruntuhkan egoku F Cbukanlah satu hal yang mudah Am D