Beranda / Romansa / 7 Sumpah / Bingkisan Spesial

Share

Bingkisan Spesial

Penulis: Az Zidan
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-02 21:20:26

- 7 Sumpah -

Kemarin kudengar kau ucap

Kata cinta, seolah dunia bagai 

Di musim semi

Kau datang padaku

Membawa luka lama

Ku tak ingin salah semua seperti dulu

( Taxi -- Hujan kemarin )

---------------------------------

Semilir angin membawa udara yang dingin di tengah malam yang indah, bertabur bintang dan rembulan yang menyinari bumi kala gelap telah datang.

Airin mengendarai motor besarnya ketempat usaha bunganya, ada sedikit masalah yang melibatkan pegawai serta tanamannya disana.

Meski telah malam namun Airin menepati janjinya untuk datang pada pegawainya, meski terkesan dingin namun Airin tetaplah Airin yang baik hati dan tak mudah menyinggung siapun lawan bicaranya. Namun jika sekali saja dengan sengaja orang itu berbuat salah padanya maka pembalasan Airin akan lebih kejam di banding dengan apa yang mereka lakukan.

Headset bluetooth setia menemani telinganya sepanjang hari. Itu memudahkan Airin melakukan aktifitas dan menjawab panggilan si Bos kala dia berada jauh dari jangkauan Bos-nya.

"Ya katakan ...." Airin menjawab telepon dari salah satu sahabatnya.

"Rin ... di mana? Kenapa belum pulang? Lu baik 'kan?" Suara Olin menggema ditelinga Airin.

"Gue baik geng's ada sedikit kendala mungkin gue sedikit terlambat pulang, apa kalian butuh sesuatu? Gue akan bawakan nanti." jawab Airin dengan santai.

"Airin, gue mau sate Betawi, cilok di pinggir sentra kuliner Manis, sama martabak telur ya ...." sahut Zia yang selalu semangat no 1 jika sudah mengenai makanan. Namun herannya dia tak pernah gendut.

"Oke ... ada lagi? Sastra? Zen?" sambung Airin menayakan semua temannya.

"Aku nitip salam saja sama rembulan di atasmu katakan jangan pernah menghilang di malam yang indah bahkan mendung yang telah datang." Zen bersyair bak seseorang yang menggoda kekasihnya.

"Katakanlah sendiri, dia takkan mendengar apa yang gue katakan, dia hanya mau mendengarkanmu saja," kata Airin menolak perintah Zen yang terkesan konyol.

"Rin ... aku nggak jaluk opo-opo, njalukku awakmu ndang Bali selamet yo Rin. Memang dasar koncomu edan kabeh awakmu urung balek ngasi sak yahene malah njaluk seng reno-reno." sambung Sastra ( Rin ... aku tidak minta apapun, aku hanya mau kau pulang dengan selamat, memang temenmu gila semua, kamu belum pulang sampai selarut ini namun malah minta yang aneh-aneh).

"Oke geng's udah dulu ya gue udah sampai tujuan, gue akan bawakan pesanan kalian nanti, bye ...." Airin menutup panggilan ponselnya. Lewat tombol di headset bluetoothnya.

Airin turun dan melangkahkan kaki ke tokonya. Membuka pintu utama. Toko Airin di desain se-epick mungkin, nampak dari luar kecil hanya seperti rumah bunga kecil dengan jendela di samping kiri dan kanan yang memperlihatkan pajangan bunga yang segar dan siap di pinang oleh siapapun yang menginginkannya.

Namun begitu masuk kedalam ada pintu yang terhubung ke taman belakang yang banyak sekali tanaman hias, mulai dari harga termurah sampai termahal ada di toko Airin. Tanaman dengan harga ratusan juta sampai milyaran rupiah tersedia di sana.

Semua kalangan bisa datang ke toko Airin karena Airin tahu bahwa pecinta bunga dan tanaman hias tak semua mereka adalah orang berada, untuk itu dia menyediakan beragam bunga.

"Selamat malam ... maaf gue telat." Airin meminta maaf pada pegawainya yang seharusnya tak dia lakukan, namun Airin juga sadar bahwa dia hanya manusia biasa, dan pegawainya pun manusia. Dia juga harus meminta maaf jika dia melakukan kesalahan.

"Katakan apa masalahnya!" Airin memberikan perintah pada pegawainya saat tahu semua sudah berkumpul.

"Salah satu pestisida yang kita gunakan memiliki presentasi dari batas maksimum Nona. Dan itu menyebabkan tanaman semakin rusak dan juga membahayakan pemakai Nona, seperti yang dialami Rida siang tadi dia mual, muntah dan gatal-gatal setelah terpapar oleh pestisida itu." jelas Clara pada Airin dengan singkat dan begitu mudah diterima oleh Airin.

"Darimana kalian membelinya? Siapa yang membeli? Berapa tanaman yang terkena dampaknya?" Pertanyaan beruntun telah memenuhi setiap telinga pegawai Airin.

"Adi yang membeli Nona, dan saya tidak tahu dimana dia membelinya karena dia hari ini tidak masuk, dan beruntung tanaman yang terkena hanya sekitar seratus tanaman yang bernilai dibawah rata-rata Nona." Clara menjelaskan kembali.

"Rida?" Airin hanya mengatakan itu namun Clara pun langsung tanggap dengan apa yang ditanyakan Airin.

"Dia sudah ditangani oleh dokter diklinik terdekat Non, tapi saya masih belum bisa menghubungi Adi saya tidak tahu kemana dia pergi, sejak pagi saya tak berhasil menghubunginya, maafkan saya Nona. " Clara meminta maaf atas kesalahannya pada Airin dan menundukkan pandangannya ke arah kakinya.

"Baiklah besok kau kasih lebih banyak udara dan cahaya kau siram dengan benar dan jaga selalu kelembaban udara untuk tanaman yang sakit tadi, jika tetap tak bisa tolong kalian buka saja penutup di atas itu supaya tanaman yang lain tak kena imbasnya, jangan sampai hal ini terulang lagi, dan saya yang akan cari tahu tentang Adi, tolong Clara kau cari orang yang benar-benar bisa kamu percaya untuk membeli semua yang dibutuhkan oleh tanamanku." tutur Airin dan langsung pergi.

Namun sampai di depan pintu Clara menghentikan langkah Airin.

"Nona saya lupa ada bingkisan untuk Nona tadi." ucapnya dan memberikan bingkisan besar pada Airin, Airin menerimanya, berterima kasih dan pergi.

Sebelum sampai di tempat tujuannya dia sempatkan untuk membelikan pesanan semua pesanan sahabatnya dan juga makanan lainnya.

- 7 Sumpah -

Tak ingin lagi rasanya aku bercinta

Setelah kau tinggal pergi

Kegagalan ini membuatku tak berdaya

Tak dapat lagi rasanya aku bercinta

Setelah kurasa perih

( Tadi -- Hujan kemarin )

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • 7 Sumpah   Flashback 6th #13

    Flashback 6th #13 - 7 Sumpah - --------------Sudah tiga hari lamanya Haidar terbaring di rumah sakit. Kini beberapa lukanya cukup membaik, dan beberapa perban juga telah lepas, gips yang terpasang di lehernya pun telah tiada. Esok ia akan diijinkan untuk pulang.Sampai saat ini Airin masih setia menemani kekasihnya itu.Sebentar lagi juga adalah hari wisuda bagi Haidar, tentu dia menantikan waktu itu tiba.Setelah ini dia bisa mencapai mimpinya, sedikit lagi, tinggal sedikit lagi."Apa kau bosan?" tanya Airin pada Haidar."Bukan aku yang bosan tapi kau Ai, ayo kita keluar dari kamar ini, ini memang memuakkan." jelasnya."Baiklah, aku akan ambilkan kursi roda untukmu Rey, aku akan membawamu berkeliling." Dengan senyum yang terukir, Airin melenggang pergi dari ruangan itu.Ia kembali dengan sebuah kursi roda. Airin membantu Haidar untuk duduk di atas kursi roda itu, dengan hati-hati dan sangat telate

  • 7 Sumpah   Flashback #12

    Flashback 6th #12 - 7 Sumpah --------------Hari ini adalah hari awal liburan dimulai, seharusnya Airin tengah meminta ijin pada sang ayah untuk pergi liburan kemana ia ingin pergi, namun rencananya batal. Ya ... memang manusia bebas merencanakan apapun namun Tuhan lah sang penentu. Rencana itu batal karena insiden yang menimpa Haidar, luka yang di dapat cukup menyakitkan sehingga ia tak bisa beranjak barang hanya ke kamar mandi.Pagi ini Airin sudah terburu-buru menyiapkan segala sesuatu yang ia perlukan untuk beberapa hari di rumah sakit. Tentu saja, kali ini bukan ijin berlibur, melainkan dia meminta ijin untuk menjaga Haidar di rumah sakit. Meskipun sekuat tenaga Haidar melarangnya, Airin tetaplah Airin yang keras kepala untuk masalah ini.Kasih sayang Airin sangat tulus dan besar, mendapat curahan cinta dari Haidar adalah hak yang paling membahagiakan sepanjang hidup Airin.Tas ransel berukuran b

  • 7 Sumpah   Flashback #11

    Flashback 6th #11 - 7 Sumpah -"Dia sudah melewati masa kritis, kita hanya menunggu dia sadar saja Nona." jelas Jay. Antony dengan wajah bantalnya hanya memperhatikan Airin. Begitu juga dengan Rama, ia heran seorang gadis SMA yang menjadi kekasih temannya itu.Airin menoleh saat mendengar suara bariton itu, wajahnya tak menyiratkan apa-apa yang bisa di baca oleh Jay, yang Jay tahu gadis di hadapannya hanya sedang bersedih. Mungkin dengan memberinya sedikit informasi yang di dapat dari Dokter ia akan tenang. Biar bagaimanapun ia yang menyebabkan ini terjadi, dan dia tak ingin sampai gadis ini semakin sedih karena perbuatannya itu.Airin menghampiri Jay, dengan wajah berubah merah padam dan juga penuh kebencian, tangannya mengepal di bawah. Dengan secepat kilat ia melayangkan bogem pada perut Jay. Jay Chou yang tak tahu bahwa dirinya akan dipukul sontak kaget dan sedikit mundur kebel

  • 7 Sumpah   Tragedi

    Flashback #10 - 7 Sumpah -Teruntuk kamu, hidup dan matikuAku tak tahu lagi harus dengan kata apa aku menuliskannyaAtau dengan kalimat apa aku mengungkapkannyaKarena untuk keberkian kalinyaKau buat aku kembali percaya akan kata cintaDan benar, bahwa cinta masih berkuasa di atas segalanyaKetika hati yang mudah rapuh iniDiuji oleh duniawi, diuji oleh materi untuk kesekian kaliLagi, lagi, dan lagiKutuliskan kenangan tentangCaraku menemukan dirimuTentang apa yang membuatku mudahBerikan hatiku padamu( Virgoun -- Surat cinta U/Starla )-------------------Suara roda brankar rumah sakit yang beradu dengan garis-garis lantai keramik, dan keadaan yang begitu mencemaskan. Beberapa perawat serta 3 orang sahabat Haidar mendorong ranjang itu menuju ke ruangan Unit Gawat Darurat. Pasca kejadian malam tadi Haidar terpaksa harus dilarikan

  • 7 Sumpah   Tragedi Haidar

    Flashback 6th #9Rumah pohon - 7 Sumpah - --------------Kau mau apa pasti 'kan ku beriKau minta apa akan aku turutiWalau harus aku terlelah dan letihIni demi kamu, sayangAku tak akan berhenti menemani dan menyayangimuHingga matahari tak terbit lagiBahkan bila aku mati, ku 'kan berdoa pada Ilahi'Tuk satukan kami di Surga nantiTahukah kamu apa yang ku pintaDi setiap doa sepanjang hariku?Tuhan, tolong aku, tolong jaga diaTuhan, aku sayang diaWali -- Doaku untukmu-----------------"Hai, Ai, ayo! Naiklah dan tutup matamu dengan kain ini." ucap Haidar.Airin menurut ia mengambil kain hitam panjang itu dari tangan Haidar, lalu memakainya untuk menutupi mata. Dalam perjalanan yang singkat. Jantung Airin bergemuruh bak ingin mencuat keluar. Airin memegang erat perut Haidar."Oke, kita sampai Ai, t

  • 7 Sumpah   Flashback enam tahun # 8

    Flashback 6th #8Rumah pohon - 7 Sumpah -Sudah satu Minggu sejak pembuatan rumah mini pohon itu, dan Airin menepati janjinya tidak datang ke sana semenjak hari itu. Liburan masih panjang sembilan hari lagi menuju kelas baru. Airin menantikan waktu itu, namun Airin juga tak ingin liburan ini segera berakhir, karena dia ingin menghabiskan banyak waktu dengan Haidar.Ah ... Mungkin yang sudah bucin si Airin ya geng's 🥰.Denting jam berbunyi berulang tiga kali, artinya saat ini jarum jam menunjukkan pukul tiga. Airin yang sedang asyik di teras belakang menyapu pemandangan dengan mata bulat hitamnya, serta gitar yang berada di tangannya. Bernyanyi lagu sendu yang sangat merdu dari Virgoun -- BuktiInt. G..D/F#..F..C..G D/F#meruntuhkan egoku F Cbukanlah satu hal yang mudah Am D

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status