-7 Sumpah -
Ada yang hilang jiwaku tak tenang
Semakin dalam tubuhku tenggelam
Hujan badai temani aku pulang
Dinginnya malam tak mampu ku bertahan
( New era -- 7 Sumpah )
-----------------------------------------
"Ku mohon jangan pergi Airin. Aku bisa gila jika kau meninggalkanku. Jangan tinggalkan aku, jika kau pergi, aku akan datang di setiap malam mu Airin. Jika aku tak bisa mendapatkan mu, maka orang lain dan dunia sekalipun tak ada yang boleh mendekatimu! Matilah Airin, matilah. MATILAH!!!"
"Tidak!" Airin terbangun dari tidurnya tangannya bergetar dan dahinya berkeringat. Semua temannya berhamburan lari ke dalam kamar Airin, ketika mendengar sahabatnya itu berteriak.
Tak ada yang tidur sekamar dengan Airin, mereka semua asyik tidur berkerumun di atas kasur lantai di mana mereka terakhir berkumpul.
"Rin? Lu nggak apa-apa?" tanya Olin cemas dan mendekat pada Airin. Menyeka keringat sahabatnya itu.
"Rin? Kenapa? Apa mimpi itu lagi?" tambah Zia dan memegang lengan Airin, mengelusnya lalu membelai rambut Airin.
"Tenang Rin. Minumlah dulu." Zen mengambilkan segelas air di atas nakas. Dan diterima oleh Airin.
"Sesok samean kudu nang psikiater Rin." usulan dari Sastra. ( Besok Kamu harus ke psikiater Rin).
"Kamu kira Airin gila apa?" Zia tak terima dengan usulan Sastra. Ia menyolot dan melotot pada Sastra.
"Menemui psikiater itu tak semua gila Zi ... namun seseorang dengan guncangan masa lalu bisa juga konsultasi." jelas Zen yang lebih bijak diantara Sastra, Zia, dan Olin. Ia juga bersimpati pada Airin.
Airin sama sekali belum membuka suara, tatapannya begitu kosong dan tangannya belum berhenti bergetar.
"Rin?" panggil Olin sekali lagi. Ia menggoyangkan sedikit bahu Airin.
"Gue baik geng's. Entahlah mungkin gue juga perlu konsultasi itu, tapi mungkin juga tidak. Gue rasa seiring berjalannya waktu semua itu pasti akan hilang dengan sendirinya." ucap Airin begitu lirih. Ia meneguk habis air di gelas yang di sodorkan oleh Zen.
Semua sahabatnya merasa iba akan keadaan Airin, namun Airin sendiri tak pernah mau dikasihani, Airin seorang asisten model dan juga pemilik toko bunga di Kota Kelana itu tak pernah mau dikasihani. Pakar Florikultura itu selalu menyembunyikan ketakutannya, meski sahabatnya tahu betul apa yang di alami Airin.
Mereka bersahabat sejak Airin datang ke Kota Kelana itu. Bertemu di sebuah cafe di mana Bos modelnya biasa nongkrong.
"Memang itu diperlukan Rin, bukan 'mungkin' lagi. Itu bertujuan untuk menghapus memori ingatanmu pada titik itu. Titik di mana lu merasa paling rendah dan di sudutkan." tutur Zen kembali.
"Kayanya itu bukan psikiater tapi lebih di sebut, Airin butuh di hipnotis." potong Olin. Melihat satu persatu sahabatnya.
"Aku tahu krungu jare psikiater kuwi yo iso hipnotis geng's." sahut Sastra antusias. (Aku pernah dengar kalau psikiater itu bisa hipnotis juga.)
"Ada salah satu teman bokap gue ngalamin hal semacam ini dan konsultasi juga ke psikiater itu sekarang ...," Sastra memotong ucapan Zia, dan menebak kalau teman bokapnya pasti sembuh.
" Sak Iki waras to wonge? Kandani konsultasi Nang wong ngono kuwi pasti waras. Yo ora?" sela Sastra dengan gaya sok tahunya. ( Sekarang sembuhkan? Sudah pasti karena memang datang kesana adalah pilihan yang tepat.)
"Gue belum selesai cerita kampret! Dan teman bokap gue itu sampai sekarang masih sama he ... he ... he ... malahan sekarang dia di rumah sakit jiwa, karena depresi berat. Tapi apa salahnya dicoba Rin, gue enggak mau kamu depresi dan ...," Zia tak melanjutkan kata-katanya karena tidak enak hati dengan Airin.
"Masuk rumah sakit jiwa maksud lu? Buktinya sampai sekarang gue masih baik-baik saja geng's. Gue hanya merasa terganggu aja. Itu membuat tidurku terganggu, gue tak mendapat jam malam yang baik." keluh Airin, kembali meneguk air di gelas yang telah di isi kembali oleh Olin, dan meletakkan kembali gelas itu di atas nakas.
"Sebaiknya memang di coba Rin, siapa tahu tubuh dan otak mu meresponnya sehingga kamu bisa terlepas dari beban pikiran itu." tutur Zen meyakinkan Airin, untuk mencoba konsultasi ke psikiater. Perhatian Zen sungguh besar.
"Baiklah, kalau ada waktu gue akan sempatkan datang. Balik tidur yuk. Maaf ganggu kalian geng's." ucap Airin menyesal atas apa yang terjadi barusan. Airin kembali menyembunyikan tubuhnya di bawah selimut tebal nan hangat itu.
Olin dan Zia tidur dengan Airin. Sementara Zen dan Sastra keluar kembali tidur di depan televisi.
Mimpi buruk memang bisa saja terjadi saat memori di otak kita terkunci dengan satu kejadian yang tidak bisa kita terima. Masa di mana kita dimaki-maki, di bully, di kucilkan, dan berbagai hal yang lain yang tidak bisa kita terima dengan baik, dengan akal sehat. Tak semua yang bermimpi buruk terus menerus akan depresi dan gila, namun banyak juga yang sampai melukai diri sendiri karena putus asa akan apa yang di alaminya selama ini.
----------------------------------------------------
Kini dimana harus ku cari lagi
Saat kau hilang 7 Sumpah kumaki
Aku berjanji jika saatnya nanti
Kau kuberi arti hingga diriku mati.
( New eta -- 7 Sumpah )
- 7 Sumpah -Kau taklukkan matahariKau buat hitam warna pelangiKau basahi embun pagiMerataplah diriAku lemah aku rapuhTak berdaya menghadapimuMaafkanlah bila aku roboh kan rasamu( Kangen band -- Hitam )---------------------------------------------------------Kebersamaan, kisah asmara, kepahitan dan manisnya cinta dialaminya dulu bersama dengan orang terkasih. Masa di mana Airin menjadi sosok yang berharga selalu di lindungi, di perhatikan dan diayomi.Ingatan demi ingatan , kejadian demi kejadian selalu menemani hari-hari Airin saat ini. Membuat Airin benar-benar tak bisa melupakan kenangan itu. Tapi kenapa yang menghantui dan yang di ingatnya hanya saat di mana ia mendengar kata-kata yang tak mungkin terjadi padanya.Kata-kata yang mustahil di lakukan oleh seorang manusia biasa. Karena yang bisa mengambil nyawa hanyalah sang pencipta.----------------------Sang Surya
- 7 Sumpah -Kemarin kudengar kau ucapKata cinta, seolah dunia bagaiDi musim semiKau datang padakuMembawa luka lamaKu tak ingin salah semua seperti dulu( Taxi -- Hujan kemarin )---------------------------------Semilir angin membawa udara yang dingin di tengah malam yang indah, bertabur bintang dan rembulan yang menyinari bumi kala gelap telah datang.Airin mengendarai motor besarnya ketempat usaha bunganya, ada sedikit masalah yang melibatkan pegawai serta tanamannya disana.Meski telah malam namun Airin menepati janjinya untuk datang pada pegawainya, meski terkesan dingin namun Airin tetaplah Airin yang baik hati dan tak mudah menyinggung siapun lawan bicaranya. Namun jika sekali saja dengan sengaja orang itu berbuat salah padanya maka pembalasan Airin akan lebih kejam di banding dengan apa yang mereka lakukan.Headset bluetooth setia menemani telinganya sepanjang
- 7 Sumpah -Aku yang selama ini berharapKau untuk cepat kembaliTemani aku tuk pulangDimana aku tenggelam hilang( New eta -- 7 Sumpah )-----------------------------Airin kembali membelah jalanan yang terasa miliknya sendiri kali ini. bak Danni Pedrosa dia meliuk-liuk di tiap tikungan. Sembari melepaskan senyumnya kepada angin dan udara yang melewatinya.Waktu lewat tengah malam dia telah sampai di tempat tinggalnya. Dengan wajah yang kaku terkena angin malam diluar. Senyum masih mengembang di wajahnya."Geng's ... gue balik." teriaknya saat memasuki pintu rumahnya dan melangkah kedalam ruang tengah. Dengan kedua tangan yang penuh dengan barang belanjaan, juga oleh-oleh dari Emery."Rin ... kenapa malam banget sih?" sambut Olin. Ia begitu khawatir pada sahabatnya itu."Maaf geng's gue ada something trouble. Gue pengen minta bantuan lu-lu pada ya." ujarnya sembari
- 7 Sumpah -Bintang terlihat terangSaat dirimu datangCinta yang dulu hilangKini kembali pulang( Kangen_band -- Kembali pulang )--------------------------Pekatnya malam telah merajam sinar sang Surya yang menemani sepanjang hari. Airin kembali ke rumahnya. Sahabatnya masih setia menemani Airin."Ah ... Hari ini penuh dengan kejutan. Kesel gue." keluh Airin begitu tiba di rumahnya dan duduk di sofa ruang tengah."Ono opo to Rin?" sambut Sastra dan duduk didekat Airin. (Ada apa Rin)"Eh iya Sas ... Mana yang kemarin gue minta udah kelar belum?" tanya Airin yang langsung menoleh kearah lawan bicaranya."Lhah ... Dadi urung mok delok dek ingi?" jawab Sastra. (Kemarin belum kamu lihat)"Wingi wes tak seleh Nang mejo. Cidek bingkisanmu iku." lanjut Sastra kemudian. (Kemarin sudah kutaruh dimeja dekat bingkisanmu)"Ah ... Ya aku lupa, bingkisan. Bahkan aku juga lupa d
- 7 Sumpah -Terlalu lama kau jauhHingga waktu pasti kan berlaluKini kau pergi tinggalkankuDi saat aku terbenam sepiKau telah pergiTinggalkan akuDalam perih mimpi mimpiYang tak mungkin kembaliSaat kau dan akuSaling memiliki( Rasa ini -- the Titans )-----------------------------------Nuansa ala-ala Korea adalah tujuan Airin and the geng's saat ini. Lampu-lampu berpendar dengan sedikit redup. Kali ini bukan sebuah restoran bintang 5 atau sebuah cafe ternama namun lebih ke semacam warung tenda yang membentang luas dengan terpal plastik sebagai dindingnya yang menyajikan makanan khas Korea, namun tempat ini tak membolehkan pelanggan merokok didalamnya selain akan mengganggu tamu yang lain juga sangat berbahaya.Menu yang di sa
Penyelidikan- 7 Sumpah -Waktu berdetik takmungkin bisa ku hentikanMaumu jadi maukuPahitpun itu ku tersenyumKamu tak tahu rasanya hatikuSaat berhadapan kamu( Kotak -- Masih Cinta )-------------------------------------Saat mentari telah menampakkan dirinya, Airin bergegas mempersiapkan diri untuk memulai kembali aktifitas dengan Bos kesayangannya. Memakai kaos putih dan celana jeans ketat, kemudian jaket kulit hitam serta sepatu sneakers. Dia mengendarai motor miliknya, yang dia dapatkan dari hasil jerih payahnya selama ini. Di tinggal oleh orang tua dan semua kerabatnya membuat dia harus benar-benar hidup secara mandiri. Selama ini dia hanya bertukar kabar dengan mereka melalu telepon genggam miliknya.Saat melintasi rambu lalu lintas, sekelebat dia melihat sosok yang pernah dia kenal dulu. Tapi Airin segera menepis bayang-bayang itu. Dia tetap melajukan motornya dengan cepat hingga sampai di tempat tujuannya
Putus- 7 Sumpah -kemarin 'ku melihatmuKau bertemu dengannyaKurasa sekarang kau masih memikirkan tentang diaApa kurangnya aku di dalam hidupmu?Hingga kau curangi aku( Armada -- Asal kau bahagia )--------------------------------Adzan berkumandang menyerukan seruan paling indah, memanggil para insan yang harus menunaikan kewajiban. Menandakan Subuh telah datang. Ponsel Airin pun ikut bergetar di atas nakas tempat tidurnya. Dengan mata yang masih terpejam, ia meraba-raba di mana letak sumber getaran yang amat berisik itu.Masih dengan mata terpejam, Airin mengira-ngira letak icon hijau untuk di geser dan langsung menempelkan benda pipih itu ke telinganya.Suara malas keluar dari mulutnya. "Emh?" sapanya pada saluran telepon itu."Tak perlu datang pagi nanti Rin." Ternyata Si Bos lah yang menghubungi Airin pagi-pagi buta.Sesegera mungkin Airin bangkit dan mengumpulkan
- 7 Sumpah -Flasback--------------------Kini tinggallah ku sendiriHanya berteman dengan sepiMenanti dirimu kembaliDisini kuterus menantiAkan kucoba untuk menanti dirimuKekasih.( Thomas -- Bunga )------------------------------( Flashback nya banyak geng's semoga nggak bingung ya 🥰 )"Semuanya sudah beres Nona. Tugas Nona hanya tinggal menyelesaikan 1 pose lagi dan kita bisa istirahat. Apa Nona mau saya belikan sesuatu?" ucap Della pada atasannya yang tak lain adalah Emery."Kau benar Dell. Aku sudah sangat lelah kita bisa belanja nanti setelah ini." ujar Emery menatap Della.( Kejadian di mana Emery pertama kali menjadi model )Pekerjaan menjadi model adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk Emery dia bisa melakukan traveling kebanyak tempat tanpa harus menguras lebih dalam kantongnya.Dia bisa mendapat honor dengan jerih payahnya. Dia sudah tidak lagi m