Earth keluar dari kamar Jessy setelah memastikan Jessy terlelap. Di ruang tamu ada Kimmy yang menunggu Earth.
“Bagaimana keadaan Jessy?” tanya Kimmy dengan wajah cemas.
“Dia sudah baik-baik saja.” Earth duduk di sofa.
Kimmy merasa tenang setelah mendengar jawaban dari Earth. Ia benar-benar menyesal karena terlambat mengetahui rencana licik Lara dan Aurora.
Beberapa jam sebelum acara dimulai, Kimmy sempat ke rumah Lara untuk memberikan kado pada sepupunya. Ia tidak sempat untuk menghadiri acara ulang tahun Lara karena memiliki pekerjaan penting terkait dengan karirnya sebagai pianis.
Kimmy mendengarkan pembicaraan Lara dan Aurora yang ingin menjebak seseorang. Kimmy awalnya tidak begitu peduli karena ia tidak tertarik pada apapun yang ingin Lara lakukan.
Namun, beberapa menit sebelum pesta dimulai, Kimmy merasa tergelitik ingin tahu. Ia menghubungi seseorang di kediaman Lara, meminta daftar tamu yang diundang oleh Lara
Pagi ini Jessy kembali sarapan bersama Earth setelah beberapa hari Earth melewatkan sarapan dan memilih langsung berangkat ke perusahaan tanpa bertemu dengan Jessy terlebih dahulu.Jessy melihat ke arah Earth yang tengah mengunyah sarapan yang ia buatkan sebagai rasa terima kasih karena Earth telah menyelamatkannya. Ia benar-benar bersyukur Earth tidak mengabaikannya sepenuhnya.“Apakah ada yang salah dengan wajahku, Jess?” tanya Earth.Jessy menggelengkan kepalanya. “Tidak ada.”“Kalau begitu sarapanlah. Memperhatikan wajahku tidak akan membuatmu kenyang.”“Terima kasih karena telah menyelamatkanku.” Jessy mengutarakannya dengan tulus.“Jika kau benar-benar ingin berterima kasih padaku, maka jangan menolak untuk dijaga oleh penjaga lagi. Hidupmu bisa berada dalam bahaya.” Earth sudah memikirkan ini semalam, jika Jessy menolak maka ia akan memaksa Jessy.Jessy tidak ingin dij
Sampai di kediamannya, Earth dan Jessy disapa oleh tatapan tajam Geralda yang saat ini berdiri di ruang tamu kediaman Earth. Wanita itu kini melangkah mendekat ke arah Earth dan Jessy.“Apa yang sudah kau lakukan pada putriku?!” desis Geralda pada Earth.Earth memasang wajah dingin. Ia tidak peduli sama sekali pada kemarahan Geralda. “Hanya memberinya sedikit pelajaran.”“Kau mempermalukannya, Sialan! Kau menghancurkan masa depan Aurora. Sekarang lebih baik kau perintahkan orang-orangmu untuk menghapus semua tentang Aurora di jejaring sosial. Atau kau akan menyesal!” ancam Geralda.Earth tersenyum mengejek. “Jika Anda ingin artikel tentang Aurora beserta foto-foto itu lenyap maka Anda harus berusaha sendiri. Dan ya, aku tidak takut pada ancaman Anda. Aku menunggunya di sini, dan tidak akan pernah pergi ke mana pun.”Geralda mengepalkan tangannya kuat. Ia ingin sekali mencabik-cabik wajah Earth.
“Aku ingin kau melakukan tes DNA antara Jessy dan Adrian McKell.”Permintaan Earth kali ini membuat Malvis terkejut. “Apakah maksudmu Adrian McKell adalah ayah Jessy?”“Tes DNA akan memberikan jawaban dari pertanyaanmu. Aku ingin hasilnya dalam waktu dekat ini.”Ucapan Earth sudah memberikan jawaban bagi Malvis. Jessy selalu memberikan kejutan yang tidak bisa ia prediksi. Dari penyelamat Earth, hingga ke putri Adrian McKell. Entah apa lagi kejutan yang nanti akan terungkap tentang Jessy.“Baiklah. Aku akan memberikan padamu hasilnya dalam waktu dekat ini.”“Dan tentang Aurora McKell. Aku ingin artikel tentang wanita itu tetap menjadi nomor satu di media sosial. Satu lagi, cari tahu kebusukan Geralda Cartier, aku ingin wanita itu merasakan kehancuran.”Lagi-lagi Malvis menjawab dengan kata ‘baiklah’. Akhir-akhir ini ia mendapatkan banyak pekerjaan tambahan. Dan semuanya t
“Kakek, sejak kapan Kakek ada di sini?” Jessy bertanya pada Max yang saat ini berada di restorannya dengan seorang pria yang seumuran dengan Max.“Kakek baru saja tiba, Jess.” Max membalas diakhiri dengan senyuman. “Duduklah.” Max meminta Jessy untuk duduk di sebelahnya.“Ini adalah teman kakek. Namanya Aarav Cayden.” Max memperkenalkan sahabatnya pada Jessy.Sedikit banyak Jessy mengetahui tentang Aarav. Max telah menceritakan beberapa hal padanya. Seperti pria itu adalah seorang mantan atlet catur ketika masih berusia belasan tahun. Lalu berhenti menjadi atlet karena menjadi anggota satuan militer. Max selalu bercerita tentang Aarav dengan wajah bahagia, hubungan keduanya tergambar baik dari mimik wajah Max.“Selamat pagi, Kakek Aarav. Senang berjumpa denganmu.” Jessy menyapa Aarav ramah. Ia kini tersenyum manis.Tak ada reaksi dari Aarav, pria itu hanya menatap wajah Jessy tanpa b
“Sayang, kenapa tidak memberitahuku jika ingin datang?” Caroline bangkit dari tempat duduknya. Ia melepaskan kuas yang ia pegang. Mengelap tangannya yang kotor karena cat.“Apakah aku mengganggumu?” tanya Earth.Caroline tersenyum hangat. Ia memeluk Earth kemudian mencium bibir Earth sekilas.“Tidak. Kehadiranmu tidak pernah menggangguku,” jawabnya lembut.“Aku datang ke sini karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu,” seru Earth. Wajahnya kini terlihat begitu serius.Caroline mengerutkan keningnya. “Sepertinya itu sangat penting. Duduklah dahulu, aku akan membuatkan minuman untukmu.” Ia kemudian melangkah meninggalkan Earth.Di dapur galeri miliknya, Caroline merasa dadanya tidak enak. Entah apa yang akan dikatakan oleh Earth, tapi ia memiliki firasat buruk sekarang.Mencoba untuk mengenyahkan perasaan tidak enak itu, Caroline membuatkan teh lemon untuk Earth. Kem
Pagi tiba, suhu tubuh Earth sudah normal, tapi wajah pria itu masih terlihat pucat. Jessy telah terjaga lebih dahulu dari Earth yang saat ini masih terlelap.Jessy mencoba untuk bangkit perlahan tanpa membangunkan Earth. Ia akan membuatkan bubur untuk Earth, lalu setelah itu memberikan obat pada Earth lagi.“Sebentar lagi, Jess. Aku masih ingin tidur.” Earth mengeratkan pelukannya pada perut Jessy.“Kau masih belum merasa lebih baik?” tanya Jessy. Ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke dapur.“Sudah lebih baik, tapi kepalaku masih terasa sedikit berat.”“Mungkin kau akan terserang flu,” sahut Jessy. “Aku akan menghubungi dokter agar kau segera ditangani.”“Tidak perlu, Jess. Aku hanya butuh istirahat beberapa saat, setelahnya aku akan baik-baik saja.”“Baiklah, kalau begitu istirahatlah.” Jessy menggerakan tangannya memeluk Earth.Dengkuran halu
Pukul 8 malam, Earth tiba di kediaman Max. Ia pikir hanya ada kakeknya di sana, tapi ternyata ada Elordi McKell, ayah mertua Geralda.“Selamat malam, Kakek.” Earth menyapa Max. Ia mengambil tempat duduk tanpa memberikan sapaan pada Elordi yang menatap Earth dengan tatapan tidak senang.“Apa yang sudah kau lakukan pada Geralda dan Aurora?” Elordi segera bertanya. Nada bicaranya tidak bersahabat sama sekali.Pria ini sudah tidak senang karena Earth menolak dijodohkan dengan cucunya, dan sekarang ia semakin tidak senang dengan Earth karena Earth mengusik menantu dan cucunya.“Apakah Anda tidak bertanya pada cucu dan menantu Anda terlebih dahulu sebelum Anda pergi ke sini?” Earth membalas dengan pertanyaan.“Aku tidak tahu apa yang sudah mereka lakukan, tapi jika kau melakukannya karena seorang Jessy, maka tindakanmu tidak bisa aku tolerir,” tekan Elordi. Pria tua itu berpikir bahwa semua yang terja
“Aku akan mengantarmu ke restoran.” Earth meletakan lap mulutnya kembali ke meja. Ia melihat ke arah Jessy yang baru saja meminum susu hangat.“Restoranku dan kantormu berlainan arah. Aku tidak ingin merepotkanmu,” balas Jessy.“Kau tidak merepotkan sama sekali, Jess. Mulai hari ini kita akan berangkat kerja bersama. Dan aku akan menjemputmu.”“Jika kau memaksa maka baiklah,” seru Jessy disertai dengan senyuman.“Berangkat sekarang?”Jessy menganggukan kepalanya. “Ya, ayo.”Keduanya melangkah bersama, keluar dari kediaman mereka dan masuk ke dalam mobil Earth.“Ke restoran Nyonya Jessy.” Earth bicara pada sopirnya.“Baik, Tuan,” balas sopir Earth.“Jessy, lihat ke sini.” Earth meminta istrinya untuk menghadapnya.Jessy mengikuti mau Earth. Ia sedikit menjadi kaku ketika tangan Earth bergerak ke arah ke