Pagi ini, Kenta terlihat sedang berjalan, sendirian. Ia berjalan menuju sekolahnya, namun bukan untuk sekolah kali ini. Ia sedang mengingat-ingat kenangannya sendiri di sekolah ini.Pagi ini udaranya sangat segar. Kenta terpikir untuk mengunjungi sekolahnya Higiri, letaknya tidak jauh dan ia tahu jalan ke sana. Dengan rasa penasaran, Kenta berjalan menelusuri jalan setapak yang agak sepi. Memang, hari ini masih dalam suasana liburan untuknya karena sudah lulus. Sesampainya ia di sekolah tempat Higiri belajar, ia mendengar bunyi bel, pertanda sudah waktunya masuk kelas, dan sudah tidak nampak lagi murid-murid sekolah yang berlalu lalang. Kenta dengan seksama melihat sekolah tersebut dan terkejut, lalu bergumam, "Aku tidak pernah ke sini, namun memang benar kata orang-orang, sekolah ini besar sekali! Lebih besar dari pada sekolahku!”Ia lalu berjalan mengelilingi sekolah tersebut. Namun, selagi Kenta memandang sekolah itu, ia melihat dua orang di belakang sekolah, dari kejauhan. Seoran
X menghela nafasnya panjang, menunggu Kenta tenang dulu. Setelah itu, ia mulai bercerita: - Suatu hari, Ratu Angel menyadari bahwa perang antar suku di dalam Dunia Musik, tidak bisa dihindarkan. Suku Bass bahkan mengincar Dunia Manusia, dan penduduk suatu desa menjadi korbannya. Ratu Angel lalu mengunjungi Dunia Manusia hanya untuk melindungi suku tersebut dari serangan suku Bass yang ingin menghisap energi para manusia di dalam Dunia Manusia. Desa tersebut mempunyai kekuatan alam melimpah dan suku Bass hendak menyerap energi desa tersebut dengan alat musik hitam mereka. Ratu Angel menyamar menjadi seorang manusia, membaur dengan penduduk setempat dan secara diam-diam, ia mengusir semua prajurit suku Bass keluar dari desa tersebut. Namun ada seorang manusia yang terluka parah karena ikut dengan sang ratu untuk melindungi para penduduk desa dari serangan prajurit suku Bass. Ratu Angel melihatnya dan merasa iba. Dengan kekuatan dari energi musiknya, ia lalu melakukan sesuatu. Ia menye
-- X mempunyai bawahan empat orang, yakni Nozomi (berambut hitam dan bola mata coklat), Ahr (berambut coklat dan bola mata coklat), Westo (berambut hitam dengan bola mata abu-abu), dan terakhir adalah Son (berambut abu-abu dengan bola mata hitam). Semuanya berusia sembilan puluh tahun, namun memang terhenti pertumbuhannya di usia tiga puluh tahun. Mereka semua nampak seperti usia tiga puluh tahun, kecuali X, yang berusia seratus tahun dan ia nampak lebih tua, karena tugasnya sangat banyak dari dulu, bahkan rambut abu-abu yang menipis, dan bola mata putihnya, selalu menatap tajam lawannya.-- "Jenderal X, jangan bilang, bahwa Ratu sedang mengandung seorang anak, dengan penduduk kita?" tanya Nozomi dengan penuh kebingungan. X mengambil nafas panjang dan membalas, "Bukan, namun manusia di dunia manusia... anak yang ada di dalam rahim ratu kita, adalah keturunan antara makhluk Dunia Musik dan manusia mortal dari dunia manusia”Dan mereka semua langsung terkejut."Hei, X, jangan bilang ba
Hari itu, suasana istana sendu sedih. Ratu Angel menangis sepanjang hari di dalam kamarnya. Ia lalu bergumam, "Aku akan menjagamu dari jauh, tapi, jika prajurit suku Bass mengetahui kau adalah seorang keturunan hybrid, mereka pasti akan menyakitimu, mengincar energi yang kuat yang ada dalam dirimu, dan menjadikan mereka suku penguasa dunia. Aku ingin kau hidup dengan penuh cinta dan kasih sayang, kumohion, tetaplah bertahan hidup!”Malam itu juga, setelah semua persiapan yang dibutuhkan telah siap, X juga bersiap membawa Kenta kecil ke dunia manusia, untuk mengawalnya secara langsung. Kereta istana juga telah dipersiapkan untuk menembus portal. "Aku akan menyusul, kalau kita pergi bersama, tentu akan ada yang curiga nanti," ucap Ratu Angel yang terduduk di atas kursi rodanya, kepada X, yang sedang menggendong bayi perempuan kecil sambil bersiap masuk ke dalam kereta istana. X lalu mengucap pamit, "Aku akan pergi dahulu, Yang Mulia”Sambil menatap ke arah kereta istana yang membawa a
Pria tersebut adalah raja suku Bass, Fedrix. Ia hanya tertawa mendengar pernyataan Ratu Angel, dan membalas, "Ya, kalian memang tidak adil! Mengapa hanya suku Bass yang kalian musuhi? Bukan salahku jika aku harus mengambil energi kalian, ya karena kalian sendiri menganggap diri kalian sendiri adalah penjaga satu-satunya Dunia Musik, namun membunuh prajuritku, yang terang-terangan juga adalah penduduk Dunia Musik! Menganggap kami adalah ancaman, apa yang pernah kalian lakukan untuk suku kami? Apakah di dalam Dunia Musik hanya ada suku Simfoni dan Harmoni yang bisa memakai kekuatan musik dan lagu? Maksud kalian, kami tidak boleh dan tidak bisa?"Ratu Angel kali ini benar-benar kesal, melihat Fedrix justru tertawa lebar, ia lalu membalas, "Berhenti mengambil energi dari orang lain secara ilegal, menguras habis nyawanya dan mengambil keluarganya hanya untuk menjadi prajuritmu! Kami juga tahu bahwa yang kau incar bukanlah energi untuk bertahan hidup demi sukumu sendiri, yang kau inginkan ad
Beberapa hari kemudian, demi menjaga agar kepemimpinan suku Simfoni tidak kosong, lalu mengundang seluruh pemimpin suku-suku yang ada di dalam Dunia Musik, untuk menjadi saksi. "Sesuai amanat mendiang Ratu Angel, mulai hari ini aku akan mengambil alih pemerintahan sementara suku Simfoni, sebagai kepala suku, sampai nanti ditemukan seseorang yang cocok untuk menggantikan mendiang Ratu Angel," ucap X di hadapan semua orang yang hadir di istana suku Simfoni. Banyak yang menangis, para pelayan terutama, dan beberapa prajurit, termasuk X sendiri, yang terlihat mengepalkan tangannya, menahan amarah, sambil berucap dalam hati, "Fedrix, lihat saja. Anak itu akan membunuhmu dan menghancurkan sukumu suatu saat nanti, lihat saja!!"Sejak saat itu, Dunia Musik memang, sangat damai dan suku Bass terlihat agak terang, yang biasanya selalu gelap. Suku yang wilayahnya terbelakang dan terisolir ini, memulai pesta meriahnya. Pesta energi, sebut mereka. Di dalam istana suku Bass, Raja Fedrix memulai p
Higiri lalu merasa bingung, ia lalu bergumam dalam hati, “Aku tidak bisa pulang tanpa baju ganti, haruskah aku pulang dalam keadaan basah? Ya sudahlah, aku akan mengganti bajuku, lagipula aku masih punya kekuatan magis, baju saja itu mudah!”Higiri lalu membuka telapak tangannya dan tongkat magis berwarna merah itu muncul. Ia berusaha menggunakan kekuatan bintang untuk mendapatkan baju dan celana baru, namun.., ternyata… dengan penuh rasa kesal, Higiri menggaruk-garuk kepalanya. Ternyata ia lupa mengisi ulang kekuatan magis di dalam tongkatnya! Kali ini, mereka berdua terdiam sejenak, seperti salah tingkah. Kenta lalu memutuskan untuk membawa Higiri ke atas, ke kamarnya, dan menunjukkan kamar mandinya. "Ini, silahkan, kau bisa mengganti bajumu, maaf aku di sini sendirian, tidak punya baju yang pas untukmu, namun di sini ada baju paman-pamanku, aku harap baju itu muat dan cocok denganmu!” seru Kenta sambil berusaha mencari baju paman-pamannyaIa berhasil menemukan beberapa baju dan
Pagi menjelang, matahari juga sudah terbit agak tinggi. Udara pagi yang sangat segar. Di atas ranjang yang berantakan, mereka nampak masih tidur nyenyak, seolah malam barusan sangat melelahkan. Higiri tidur sambil memeluk Kenta. Mereka disatukan dengan selimut, dan masih tanpa busana sama sekali. Matahari semakin menunjukkan jati dirinya. Higiri tiba-tiba terbangun, karena matahari mengintip dari jendela kamar yang masih tertutup gorden. Ia menatap Kenta yang masih tidur di sebelahnya. Higiri lalu perlahan bangun, bergerak menuju kamar mandi. Ia melihat sebuah bak rendam (bathtub) yang berwarna biru muda, terletak di samping kamar mandi yang agak besar tersebut. Ada juga jendela transparan tepat di samping bak rendam tersebut. Ia lalu membuka keran air bak tersebut dan mengisinya dengan air hangat. Kenta terbangun setelah mendengar suara air yang agak keras mengalir dari sebuah keran di kamar mandinya. Ia bangun, dengan penasaran, ia lalu berjalan menuju kamar mandi, dengan menutupi