Jam 4 sore karyawan berhamburan pulang termasuk juga Anna. Ia mengenakan hoodie tebal menutup seragamnya. Ia berjalan dengan percaya diri di antara para karyawan atasannya. Tak ada rasa minder sekalipun dalam benak gadis itu. Meski ia hanya seorang cleaning service. Baginya pekerjaan apapun bernilai baik. Asal tidak melanggar larangan Sang Pencipta.Para karyawan yang pulang memandanginya. Karena mereka belum pernah melihat Anna sebelumnya. Ia selalu menampakkan senyum indah yang bisa menyihir siapapun. Di sebelah bibir atasnya terdapat tahi lalat yang membuatnya nampak manis. Disertai lesung di bawah mata saat ia sedang tersenyum. Ia tinggi dan memiliki mata hazel keturunan ibunya. Berwajah blasteran indo-turki. Ibunya juga seorang blasteran belanda, sedang ayahnya asli turki. Inilah alasan banyak pria yang menaruh hati padanya. Karunia yang tiada tara dari Allah di samping masalah yang sedang menimpanya saat ini. Anna menuju parkiran. Ia melihat masih ada beberapa mo
Hari ini Anna berangkat lebih awal, jam 6 pagi. Ia mulai bekerja normal seperti cleaning service pada umumnya. Apalagi ia seorang junior, pasti harus bekerja lebih keras dari seniornya. Hal ini maklum berlaku di tempat manapun. Bisa dibilang ia sedikit dikerjai seniornya. Karena rata-rata para seniornya berangkat jam 7 pagi. Anna mulai membersihkan ruangan di lantai paling bawah. Ia membersihkan kaca tepat di sebelah lift. Lalu tampak pria berjas hitam datang dari arah lobby. Anna mendengar bunyi sepatu pantofelnya dan segera menunduk. Ia mengetahui jika yang datang adalah atasannya. Anna tidak berani mengangkat wajahnya sebelum pria itu memasuki lift. Tapi pria itu tetap berdiri di depan lift, membuatnya heran."Bagaimana pekerjaanmu, nona?" Sapa pria itu.Anna mengangkat kepalanya.Seketika Ia terkesima."Oh anda Tuan James Bond, apa yang anda lakukan disini? sepagi ini?" Anna bertanya polos. Ia belum mengetahui jika Tuan James Bond adalah Aslan, seo
Anna membalikkan badan menghadap Bu Vivin. Rani terlihat masih melanjutkan menata kopi di atas nampan. Ia siap mengantar ke karyawan yang request. Ekspresinya memberi tanda bahwa ia tak setuju dengan pernyataan Bu Vivin, Rani sedikit tampak acuh."Anna kamu nanti lembur ya. Nanti ada rapat divisi perusahaan kira-kira sampai jam 8 malam. Harus ada yang lembur. Kamu kan belum pernah dapat jatah lembur." Bu Vivin melanjutkan.Anna terdiam sejenak. Padahal sepulang kerja ia berniat ketemu dengan depkolektor kemarin sore. Ia akan menandatangani perjanjian utang piutang kemarin. Sayangnya ia tak bisa menolak, karena rapat divisi hanya dilaksanakan saat situasi urgent saja. Dan apapun alasannya, perusahaan tak mungkin mentolerir karyawan yang ijin tanpa kepentingan mendesak.Ia kemudian teringat akan tujuannya. Seketika menjadi penyemangat baginya. Matanya berbinar, senyum simpul menarik ujung bibirnya indah. Kesempatan ini membuka salah satu jalan tujuannya. Ia
Anna merasakan tempatnya menyandarkan kepala bergetar hebat. Membuat kepalanya sedikit memantul mengikuti gerak meja. Suara gemuruh memenuhi ruangan. Memaksa mata hazel itu terbuka yang jelas bertentangan dengan keinginannya. Ia mencoba mengerjap ngerjap mata yang masih diselimuti kabut. Membangunkannya dengan kesadaran penuh.Kedua tangannya menutup mata dan membukanya lagi. Ia mencoba sadar sepenuhnya. Ia menangkap meja dapur beserta jajaran peralatan yang menghiasinya. Tampaknya ia benar jauh ketiduran di dapur perusahaan. Anna termenung sejenak. Ia masih bingung dengan getaran hebat di meja yang barusan ia rasakan. Mungkin ia hanya bermimpi ada gempa yang telah membangunkannya. "Terima kasih ya Allah, Kau membangunkanku disaat yang tepat. Atau jika tidak, aku akan menjadi satpam dapur dan tertidur semalaman memeluk meja." Gumamannya membuat seseorang di seberang meja tertawa. Sosok yang tidak tertangkap oleh matanya karena masih berusaha menyadarkan diri denga
Seorang penjaga membukakan pintu gerbang. Mobil ferrari hitam memasuki halaman sebuah rumah besar berlantai tiga dan luas, tepatnya sebuah istana. Ia memarkir mobilnya di depan mobil mewah lain nya yang berjajar rapi memenuhi garasi. Ada lima mobil. Semuanya berharga diatas 3M.Aslan membuka pintu rumah yang memang sengaja tidak dikunci 24 jam. Ia menutup pelan pintu utama dengan hati-hati, berharap tak ada seorangpun yang terbangun. Ini sudah lewat larut malam dan pastinya semua penghuni rumah sudah tertidur. Kecuali David yang masih terjaga di depan komputernya, main game yang merupakan hobbynya setelah seharian sibuk di kantor. Aslan melonggarkan dasinya yang masih terikat di leher sambil berjalan malas menaiki tangga utama menuju kamar. "Baru pulang, Nak?" Suara lembut seorang wanita cukup mengagetkan Aslan diantara lampu tangga yang sudah padam."Oh, mommy. Iya, setelah rapat aku ada urusan di luar." Aslan mencium tangan Caterine, mommy nya. "Sudah m
Baru saja Anna memarkirkan motornya di ujung parkiran motor. Mobil ferrari hitam melintas di depannya dan berhenti di sebelah Aston Martin. Pria berjas silver turun dan berjalan dengan langkah lebar memasuki gedung, Aslan. Pandangannya tak menangkap gadis yang sejak tadi mengamatinya hingga ia hilang.'Bahkan sepagi ini pria itu sudah berangkat'. Anna mendengus pelan dan melangkah memasuki gedung. Ia mengeluarkan kartu identitas di alat ceklok karyawan. Berjalan menuju dapur perusahaan. Sesampainya di dapur, ia disuguhkan pemandangan yang tidak biasa. Dilihatnya jam di tangan kiri, pukul 6.45. 'Pantas saja belum ada yang berangkat. Tampaknya hanya ada anak baru.' Matanya celingukan mencari siapapun yang berseragam seperti dirinya. Tuutt...tuuutt.....Suara telepon mengagetkannya. 'Sepagi ini telepon berbunyi? Kurang manusiawi pada cleaning service!' Gerutunya sambil mengangkat telepon."Bagian dapur." "Tolong buatkan kopi hitam pahit, gulanya sed
Seluruh cleaning service berkumpul di dapur perusahaan. Kali ini ada hal penting yang membuat mereka dikumpulkan. Hari ini Mr Hadi Suryadinata akan berkunjung ke perusahaan. Setelah hampir dua bulan beliau tak pernah menginjakkan kaki di perusahaan karena harus menjalani pemulihan setelah keluar dari rumah sakit. "Saya harap kerjasamanya dari rekan cleaning service semua. Setelah lumayan lama kita bersantai, kini saatnya menunjukkan kembali performa terbaik kita. Yaa seperti pentas saja yaa?" Bu Vivin menyela instruksinya membuat semua cleaning service tertawa."Sssttt....( beliau menempelkan jari telunjuk di bibir ) Jangan keras keras ketawanya. Oke, Mr Hadi adalah orang yang sangat cinta dengan kebersihan. Beliau bahkan tahu jika ada debu menempel setengah inci sekalipun. Dan kalian para senior pasti paham bagaimana reaksi beliau jika mengetahui apapun di perusahaan ini yang berdebu. Beliau bisa memarahi siapa saja yang ada di sana. Terutama kalian yang memang bekerj
Mendengar keributan yang terjadi di ruang dapur perusahaan, Juan segera mendatangi Bu Vivin yang tampak sedang fokus mengerjakan sesuatu di mejanya. Bu Vivin menjelaskan sebab musabab Tuan Hadi melontarkan kemarahannya di dapur perusahaan. Mengetahui penyebabnya tak lain adalah Anna, Juan segera menghubungi Aslan.'Mr Hadi baru saja mengamuk di dapur perusahaan. Karena wanita pujaanmu.' Juan mengirim pesan pada Aslan.Aslan yang sedang fokus ke laptopnya segera melihat pesan yang masuk.'Maksudmu Anna? Apa yang dilakukan gadis itu?''Salah tempat meletakkan troli. Bahkan hal sekecil itu kakekmu sudah marah. Aku khawatir tensinya semakin naik. Emoticon lelah.''Astaga, sepertinya kakek sudah lama tidak menyalurkan kemarahannya. Mungkin kakek sedang banyak pikiran. Emoticon menangis.''Ku harap kau jelaskan dengan penuh kasih sayang supaya gadis itu tak sampai dirumahkan' Juan menghela nafas dalam.'Kenapa jika ia dikeluarkan?' Aslan memancing Juan