Dea mendekati ibu mertua yang ketakutan. "Bu, kenapa mas Arya jadi seperti ini?" tanyanya penasaran dan prihatin."Arya menjadi seperti itu, karena selalu mengharapkan kamu kembali, Nak." Jawab mantan ibu mertua Dea.Dea tertegun mendengar penjelasan dari mantan mertuanya. Bahunya dipeluk kedua orang tuanya yang tiba-tiba menyusul Aji dan Dea ke depan gang rumah."Sejak kalian bertengkar, Arya sering ke rumah ibu dan bercerita bahwa dia cemburu mendapati kamu yang sedang menerima telepon dari lelaki lain. Kalap karena merasa kamu berkhianat padahal kondisinya memprihatinkan akhirnya Arya lepas kendali dan memukuli kamu serta langsung menalak kamu. Dia juga telah menyesal begitu sadar telah mengucapkan kata talak tersebut padahal dia masih butuh kamu." Sahut ibu mertua Dea membuat Dea tersenyum kecut."Apalagi saat kamu mengurusi perceraian kalian, semakin membuat Arya kehilangan semangat hidup. Makan tak mau banyak, tidur juga tidak lama, kerjaannya cuma merokok dan main game di handp
Jam 02.30 alarm ponsel yang berbunyi nyaring membangunkanku dari tidur." Ya Allah, ndengerin youtube lagi." Batinku saat melihat Mas Aryo suamiku tidak tidur malah asyik melihat youtube.Segera aku bangkit dari kasur dan menuju meja makan. Setelah rasa haus reda, aku memutuskan untuk wudhu dan melakukan sholat tahajud.Usai sholat tahajud, kulanjutkan dengan merendam baju agar lebih mudah dicuci saat habis sholat subuh.Aku mempersiapkan bahan untuk membuat aneka gorengan yang akan aku jual saat menunggui anakku sekolah. Usai subuh, segera aku memasak nasi di magic com,dan menggoreng telur dadar untuk sarapan. Seperti biasa, suamiku setelah subuh, selalu bersiap untuk tidur."Mas, mbok ya kalau lagi gak nyupir jangan tidur terus, bantu aku ini pekerjaan rumah banyak." pintaku memelas."Halah, kamu itu Dek, gak tahu apa kalau nyupir itu berat. Ngangkutin barang banyak dan sering begadang malam, makanya kalau lagi di rumah aku pingin santai." Jawab suamiku."Ya, tapi paling gak, kamu
Kira -kira tidak lama berselang dari bermain bola dengan anakku, tiba-tiba mataku pusing dan badan lemah sekali. Aku baru ingat aku dan Surya belum makan siang."Nak, ayo berhenti dulu. Makan dulu yuk, ibu pusing, Surya juga makan dulu ya." Pintaku memelas."Nggak mau, pokoknya main bola." Jawab Surya cemberut." Nanti kalau Surya mau makan, ibu belikan permen dan coklat deh." Bujukku."Iya sudah, Surya mau makan, tapi suapin kan tadi pagi Surya makan sudah makan sendiri, sekarang dsuapin ibu ya." Pinta Surya."Oke Sayang, yuk makan dulu." Aku menggendong Surya dan masuk ke rumah.Didalam rumah ternyata sudah ada mas Arya yang sedang menyantap makan siang."Mas, habis makan, tolong temenin Surya mainan ya, aku capek banget. Mau istirahat sebentar saja. "Suamiku mengangguk sambil terus mengunyah makanan. "Makanya kalau punya anak jangan didekep aja, ajarin anaknya main sama anak tetangga dan nggak bikin kamu repot. " Sahut suamiku."Lo, Surya ini udah sering aku ajak main ke rumah te
Flash back OnSaat itu aku baru pulang kerja dari mall sebuah mall besar di kotaku, saat tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku."Assalamualaikum, ""Waalaikumsalam,"bergegas ke ruang tamu. Dan saat kubuka pintu terlihat sesosok pemuda yang selama ini menghias mimpi-mimpiku."Mas Aji, silahkan masuk Mas, ada perlu apa ya kemari?" tanyaku berdebar."Ini, nganter undangan, insyallah minggu depan aku menikah. Datang ya." Ucapnya setelah duduk di ruang tamu.Dengan tangan gemetar, aku menerima undangan tersebut."Insyallah Mas, aku datang." Sahutku.Sepulang mas Aji dari rumahku, aku segera masuk kamar. Perasaanku berkecamuk. Berarti selama ini cuma aku yang merasa istimewa. Whatsapp yang selama ini mengajak sholat atau ikut pengajian bareng-bareng dengan teman lainnya artinya apa. Apa aku yang baper dan memendam perasaan spesial. Aku menangis dengan menutup muka pakai bantal agar tidak terdengar suara sedu sedannya."Nduk, sudah jam 4 sore kamu belum sholat lo." Suara ibu membangunka
Flash back On"Dek, kita kan udah nikah, nih, gimana sekarang enaknya? apa kamu resign dan ikut aku aja?" tanya mas Arya.Saat ini kami berada di rumahku."Duh, gak bisa kayaknya Mas, posisi aku sudah lumayan di sana, sudah 2 tahun kerja jadi admin kantor di mall itu. Aku juga bisa nabung sedikit-sedikit dari gaji. " Sahutku keberatan."Aku juga gak bisa ninggalin usaha travel yang baru kurintis, Dek, " ujar mas Arya lagi."Ya sudah, kita LDR an dulu aja ya Mas. Kan banyak pasangan baru yang juga LDRan dan mereka bahagia." Sahutku."Emang kamu gak papa kalau LDRan?" tanya mas Arya."Ya gak papa, sih, asal saling setia aja sudah cukup." Jawabku.Akhirnya kami memutuskan untuk mencoba LDRan dulu selama setahun. Sebulan setelah menikah, mas Arya mengunjungiku dan membawakan sekantung penuh snack dan kue dari betamart dan ayam goreng crispy dari kf*."Ya Allah, Mas, banyak banget ini. Habis berapa semua kue dan snack ini?" tanyaku."Ya gak papa,kemarin ada orang sewa mobil dan juga minta
Flash back OnAku tidak tahu harus menceritakan kelakuan mas Arya pada siapa. Di pengajian yang aku datangi dulu, penceramahnya berkata bahwa suami istri itu bagaikan selimut satu sama lain. Kalau seorang istri membuka aib suami, itu sama saja dengan membuka aib sendiri.'Tapi ini beda, ini tentang tabungan masa depanku. Tabungan masa depan kami. Iya kalau uang yang mas Arya pinjam bermanfaat bagi kemajuan usahanya. Kalau buat beli snack dan kue gimana.' batinku terus berdialog dan aku tetap tidak tahu harus meminta solusi pada siapa.'Kalau uang suami adalah uang istri juga, bukankah uang istri juga uang suami?' ada suara lain dalam hatiku.'Tapi kan memberi nafkah tugas suamin dan kalau mas Arya meminta uang terus padaku sampai aku gak bisa nabung, terus tiba-tiba aku hamil bagaimana?' pikiranku bercabang. Batinku berperang.'Aku harus diskusi dengan seseorang yang aku percaya, seseorang yang amanah dan mampu memberi solusi.'Dan keputusanku adalah menceritakan pada mbak Neti.Maka
Flash back onMalamnya, mas Arya berangkat ke Bali, bersama rombongan yang menyewa mobil dari kantor mas Arya.Aku pun menunggu di rumah, dan berkenalan dan bertamu dengan tetangga sekitar sehingga aku tidak menunggu sendirian di rumah.Sepulang dari Bali, mas Arya membelikan banyak sekali oleh-oleh, daster bali dan selimut bali untukku, makanan ringan dan ayam betutu.Aku bahagia sekali. "Mas, banyak banget bawaannya. Banyak ya penghasilan nyupirnya? " tanyaku. Berharap ada sisa untuk di tabung atau dibuat belanja kebutuhan hidup sehari-hari." Ya udah habis, tinggal 100 ribu buat pegangan bensin. Kan buat beliin oleh-oleh dan snack buat kamu, dek," sahutnya santai."Waduh Mas, boros banget sih, emang 3 hari nyupirin orang dapat berapa? harusnya dikasih aku semua. Nanti biar aku yang atur berapa untuk bensin, berapa untuk belanja bulanan, berapa untuk ditabung." Jawabku sewot."Untuk saat ini, mumpung belum ada anak, kita nabung dulu lah, Mas, kan masih belum butuh daster." Sahutku l
Flash Back OnHari ini, pertama kali berpuasa dengan status berbeda. Dulu single, sekarang sudah jadi istri.Tapi semalam, aku dan mas Arya bertengkar karena aku mencurigainya mengambil ATMku."Mas, lihat, di facebookmu ditandai oleh temanmu kalau tadi pagi kamu main billiard di depan warung. Tega kamu Mas, katanya ga punya uang, tapi seneng-seneng sama temanmu. " Semburku marah sambil memperlihatkan aplikasi facebookku padanya."Ya, kan hakku kalau mau main sama teman-temanku, daripada bosen di rumah terus." Sahut mas Arya."Masalahnya, kamu pakai uang siapa buat senang-senang ini Mas?" tanyaku benar-benar marah."Pakai uangku lah," jawab mas Arya pendek."Katamu gak ada uang, kamu bohong ya? atau jangan-jangan kamu ambil ATM ku buat senang-senang?" tanyaku keki."Jangan asal nuduh kalau gak ada bukti, besok puasa dan kamu fitnah aku." Kata mas Arya."Lantas siapa yang ngambil, di rumah ini cuma ada kamu sama aku, Mas!"seruku."Ya mungkin kamu salah naruh," jawab suamiku."Kalau gitu