Bertahan Karena Terlalu Mencintaimu

Bertahan Karena Terlalu Mencintaimu

last updateLast Updated : 2025-06-04
By:  TikhaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
30Chapters
265views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Berkisah tentang suami yang niatnya bercanda, malah ucapannya menjadi kenyataan. Tapi, karena cintanya begitu besar pada sang istri, dia tidak pernah berpaling dari istri pertamanya dan begitu mencintai istri pertamanya walaupun istri kedua datang menggoda.

View More

Chapter 1

bab 1

Sepasang suami-istri tengah memadu kasih di malam sunah yang dianjurkan Nabi, yaitu malam Jumat. Di tengah permainan, si suami berhenti bergerak dan menatap istrinya lekat.

"De, boleh Mas ngomong serius?" tanya si suami.

"Apa, Mas? Kalau mau ngomong, ngomong aja," sahut si istri yang menekan punggung suaminya agar milik suaminya menusuk hingga terdalam.

"Mas mau poligami, boleh?"

Deg!

Hafizah, wanita cantik yang berumur 23 tahun itu, menatap suaminya lekat. Ia yang tadinya bergairah dengan permainan itu tiba-tiba merasakan kehambaran.

"Jangan bercanda, Mas," ujar Fizah lembut. Pasalnya, rumah tangganya dan sang suami baik-baik saja. Terlebih, mereka baru saja menjalani biduk rumah tangga selama 4 bulan. Masih baru dan hangat-hangatnya.

"Mas serius," kata lelaki di atas Hafizah itu.

Hafizah menarik napas panjang. "Minggir, Mas," pintanya. Sakit? Tentu. Siapa yang tidak sakit hati saat suaminya meminta izin untuk menikah lagi? Meminta izin saat sedang santai saja sakit hati. Apalagi ini, saat mereka sedang memadu kasih di atas ranjang, dan dengan entengnya sang suami meminta izin untuk menikah lagi.

Mendengar perkataan dari istrinya itu, Adi menggeleng. Permainan mereka belum selesai dan akan sangat menyakitkan jika permainan itu berhenti di tengah perjalanan seperti ini. Tidak sadar diri!

"Aku bilang minggir, Mas," ucap Fizah lagi dengan satu kali tarikan napas menahan sabar.

"Selesaikan dulu, oke? Sebentar lagi Mas keluar," bujuk Adi Yahya, suami Hafizah.

Fizah hanya diam, mau menolak berdosa. Karena melayani suami itu suatu kewajiban bagi seorang istri.

Melihat istrinya diam, dengan tak tahu dirinya Adi meneruskan permainan itu. Tidak ada suara dari Hafizah. Wanita itu hanya diam dengan tatapan yang mengarah ke samping.

Beberapa menit berlalu, akhirnya permainan itu selesai. Adi segera beranjak dari tubuh atas istrinya dan langsung memasuki kamar mandi. Kehidupan Adi memang mapan, karena pria itu memiliki perusahaan sendiri, ya walaupun tidak besar sampai jajaran pengusaha ternama nomor satu dunia.

Fizah ikut bangkit dan membenarkan pakaiannya. Ia berjalan menuju meja riasnya dan membuka laci yang di sana. Ia mengobrak-abrik isi laci guna mencari sesuatu. Namun, tidak ada sama sekali benda yang ia cari itu.

"Kamu mencari apa?" tanya Adi yang baru keluar dari kamar mandi itu.

"Pil KB aku kok gak ada, ya?" ujar Fizah heran. Padahal ia meletakkan pil KB-nya di laci tersebut.

"Bukankah pil itu sudah lama habis? Dan kamu tidak pernah membelinya lagi setelah satu bulan terakhir," pungkas Adi mengingatkan.

Mendengar perkataan suaminya, Fizah menepuk jidatnya sendiri. Ia ada niatan untuk hamil, maka dari itu ia berhenti minum pil KB setelah 3 bulan rumah tangga mereka.

"Aku menyesal," gumam Fizah lirih. Ia berjalan gontai menuju kamar mandi guna membersihkan dirinya.

Setengah jam berlalu, Fizah keluar dengan rambut yang sudah dililit dengan handuk kecil. Adi memperhatikan istrinya itu sambil terus tersenyum tengil. Ia melirik jam yang ada di kamar mereka, yang ternyata sudah masuk jam 12 malam.

Fizah mengambil mukenanya dan meletakkan sajadah di lantai kamar mereka itu.

Adi geleng-geleng kepala karena istrinya itu diam saja. Padahal istrinya itu absurd, jadi ia berniat untuk bercanda dengan mengatakan menikah lagi. Awalnya ia mengira kalau sang istri akan menjawab perkataannya dengan absurd seperti biasanya. Tapi, kali ini istrinya hanya diam, bahkan sampai mencari pil KB yang jelas-jelas sudah habis itu.

"Kenapa gak ngajakin Mas buat tahajud, De?" tanya Adi menatap istrinya yang sudah mengenakan mukena itu.

"Kalau mau sholat, ambil wudhu dan laksanakan sholatnya," sahut Fizah ketus.

Adi terkekeh mendengar perkataan istrinya itu. Ia mendekati sang istri dan memeluknya. "Jangan marah, hm," ujarnya seraya mengecup singkat pipi Hafizah.

"Mas ih! Batal 'kan aku jadinya," kesal Fizah memberontak dalam dekapan suaminya itu.

"Aku tadi cuma bercanda. Mana mungkin aku cari istri kedua, sedangkan aku sudah memiliki istri secantik dirimu?" puji Adi begitu manis.

Fizah tersenyum malu, namun dengan cepat ia merubah raut wajahnya agar sang suami tidak menyadari akan hal itu.

"Alah, mulut buaya emang selalu manis."

"Aku buaya? Kamu pawangnya."

Hafizah memasang wajah sombong. "Bukan cuma pawang kamu. Aku pawang dari segala buaya, siapa coba yang tidak tertarik dengan kecantikanku?" sombongnya.

Adi tertawa kecil karena kepedean sang istri. Tapi, ia mengakui itu. Dulu, sebelum ia menikah dengan Hafizah, wanita itu banyak menarik perhatian para lelaki. Terlebih Hafizah seorang guru muda di kampungnya, begitu banyak guru laki-laki yang mengidolakan Hafizah.

Ia berjumpa dengan istrinya itu saat ia berkunjung ke sekolah tempat Hafizah mengajar, guna ingin memberikan dana bantuan pada sekolah tersebut. Ia terpana kala melihat Hafizah tengah berbincang sambil tertawa pada murid-murid di sana.

Ia memberanikan diri mengajak Hafizah berkenalan dan ta'aruf. Hafizah yang terkenal ceria dan absurd itu, mudah sekali diajak berkenalan hingga akhirnya ia berhasil menikahi Hafizah, wanita berpendidikan itu. Setelah menikah, ia meminta istrinya ke kota dan mengajar di sekolah yang ada di kota saja. Dan Hafizah menyetujui itu.

"Iya, iya, istri Mas paling cantik," ujar Adi yang tidak ingin bercanda terlalu lama, karena hari sudah larut.

Mereka berdua tertawa dan kembali ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah mengambil wudhu, mereka sama-sama melaksanakan sholat tahajud berjamaah.

***

Paginya, Hafizah sudah sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan mereka. Walaupun kehidupan mereka berkecukupan dan memiliki satu pembantu, Hafizah tidak melupakan kewajibannya sebagai istri.

Hafizah selalu membuatkan makanan untuk suaminya itu dan membantu menyiapkan pakaian kerja dari suaminya. Mereka hidup tenang berdua di rumah mewah tersebut, tanpa adanya mertua. Inilah alasan kenapa Hafizah tidak ragu menerima pinangan dari suaminya itu. Selain sudah dewasa, suaminya itu juga sudah mapan. Jarak usia mereka 7 tahun, yang artinya umur suaminya itu sudah 30 tahun.

Hafizah tersenyum cerah kala melihat suaminya menuruni anak tangga. "De," panggil Adi.

"Kebiasaan," gumam Hafizah tersenyum tipis. Ia mendekati suaminya itu dan mengambil dasi yang ada di tangan sang suami.

Hafizah memasangkan dasi itu dengan telaten. "Kenapa kamu tinggi sekali, Mas?" keluhnya karena capek berjinjit.

"Kamu saja yang pendek," ledek Adi terkekeh.

"Enak aja kalau ngomong. Tinggi ku ini sudah masuk jajaran paling ideal dari kurcaci," celetuknya membuat Adi tak bisa menahan tawa lagi.

"Emang kurcaci berapa tingginya?"

Hafizah menggeleng tak tahu. "Mana aku tahu, 'kan gak pernah bertemu kurcaci secara live," celotehnya.

"Live-live, emang siaran TV?"

"Lah? 'Kan live itu langsung."

"Iya, iya, terserah kamu aja deh. Sekarang kita sarapan, lalu kita berangkat bareng ke tempat kerja."

Hafizah mengangguk mengiyakan. Ia menggenggam pergelangan suaminya dan menuntunnya menuju meja makan.

"De, besok Mas akan dinas keluar kota."

"Berapa hari, Mas?"

"3 hari."

"Nitip oleh-oleh ya, Mas." Hafizah nyengir kuda menatap suaminya itu.

"Dibawakan madu mau?" tawar Adi bercanda.

"Madu lebah atau madu tawon?" tanya Hafizah absurd.

"Lebah sama tawon apa bedanya, De?" bingung Adi.

"Beda tempat tinggal."

"Hah?" Adi semakin tidak paham.

"Lebah tinggal di sarang lebah. Sedangkan tawon, tinggal di sarang tawon," jawab Hafizah semakin absurd.

Adi geleng-geleng kepala dan tertawa kecil. "Kamu ini."

"Iya, Ade, Mas..." Hafizah mengedipkan sebelah matanya menggoda sang suami.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
30 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status