Share

Eps 18. Ayar

Anila duduk di meja belajarnya, menghadap sebuah buku 'Mereya' dan beberapa buku pelajaran.

Niatnya belajar, tapi pikirannya ruwet. Tiap kali dia membaca sebuah judul dan sedikit penjabaran. Otaknya selalu berkeliling ingin mengartikan penjabaran tersebut secara lebih detail dari yang dituliskan.

"Halah! Taulah!" Anila menutup buku sekolahnya, melemparkannya di meja, sembarang.

Bergantian mengambil pena. Lebih baik dia menulis puisi saja, jika begini.

"Kakak! Kakaaaakk!!" teriakan tidak sabaran Ayar terdengar dari balik pintu.

"Apa, sih.... Masuk Ayar sayang, masuk...." ucap Anila berusaha menetralkan kembali emosinya.

Ayar duduk di ranjang Anila. Mukanya menyiratkan rasa sebal kepada seseorang, pipinya ditahan membesar. Matanya hampir hilang tertutup besarnya pipi chubby-nya itu.

Anila mencubitnya, "Ada apa? Kenapa si Adikku sayaaang...?"

"Ayar sebel kak," dengusnya.

Anila ikut duduk di samping Ayar. Kakinya disatuk

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status