Share

DUA PULUH LIMA

Adelio tersenyum sedih. "Aku tidak akan mengatakannya sekarang, silahkan istirahat, ayah."

Ayah Adelio berontak, berusaha lepas dari cengkraman kedua satpam sementara Adit dilumpuhkan kedua body guard hingga duduk bersimpuh. Ketiga wanita menjerit ketakutan.

Adelio menendang perut Adit dengan keras.

"Argh!" jerit Adit.

Ayah Adelio yang melihat itu menjadi marah. "ADELIO!"

Cynthia meraba pisau buah di atas meja, belakang punggungnya.

Adelio tertawa. "Ayah marah saat aku menendang Adit, apa ayah tidak marah saat aku di perlakukan kasar oleh mereka?"

"Jangan mengada-ada, Adelio. Hidup Adit tidak seberuntung kamu, sejak lahir dia harus bertahan hidup sementara kamu terlahir normal dan kaya bahkan ayahku memberikan warisannya kepadamu."

"Apakah itu yang membuat ayah benci padaku? Masalah warisan?" tanya Adelio.

"Adelio, jangan berani menghina ayahku!" teriak Adit.

"Dia memang pantas menjadi ayahmu," sinis Adelio.

"JANGAN SENTUH SUAMIKU!"

Arka dan Reza dengan sigap lari mendekati Adelio,
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status